Rektor Prof Dr Muhammad Ahsin Rifa'i saat memberikan sambutan Kuliah Umum dengan narasumber Prof Dr Jimly Asshiddiqie di Ballroom Cheng Ho, Rabu (26/6). Foto: Media Kreatif

Kuliah Umum Bersama Ketua Mahkamah Konstitusi RI 2003-2008 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie

UM – Universitas Mulia menggelar Kuliah Umum tentang Peran Perguruan Tinggi Menyambut Ibu Kota Nusantara (IKN), dengan narasumber Ketua Mahkamah Konstitusi RI 2003-2008 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H, yang berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Rabu (26/6).

Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i dalam sambutannya mengatakan, sebagai warga Kalimantan patut bersyukur pemerintah RI telah menetapkan IKN berada di Provinsi Kalimantan Timur.

“Sebagaimana tadi malam diskusi, yang disampaikan oleh Prof Jimly sebenarnya banyak sekali provinsi yang menginginkan agar IKN itu ditempatkan di provinsinya, tetapi pemerintah menetapkan Kaltim sebagai lokasi IKN,” tutur Prof Ahsin.

“Saya tadi malam baru mendengar, terungkap ya, dari Gubernur periode sebelumnya, Pak Isran Noor, itu tidak serta-merta jadi IKN, tetapi melalui perjuangan dan lobi yang intensif sehingga Kalimantan Timur ditetapkan sebagai IKN,” tambahnya.

Dari penuturan Isran Noor, peringkat penentuan lokasi IKN itu adalah di Kalimantan Tengah, kemudian yang kedua Kalimantan Selatan, dan yang ketiga adalah baru di Kalimantan Timur.

“Jadi, sebenarnya Kalimantan Timur adalah urutan ketiga untuk lokasi Ibukota Negara Nusantara, atas lobi yang sangat piawai yang disampaikan oleh Gubernur pada saat itu, dengan menyampaikan berbagai fakta sosial sehingga Kalimantan Timur dipilih oleh pemerintah,” terangnya.

Menurut Prof Ahsin, salah satu yang dikatakan Isran Noor, Kalimantan Timur memiliki keunggulan tidak pernah ada konflik SARA (Suku Agama Ras dan Antar Golongan) jika dibandingkan dengan Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah.

Berlangsung penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Yayasan Airlangga dengan Yayasan Jimly School of Law and Governance, yang ditandatangani oleh Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi dan Ketua Umum Yayasan Jimly School of Law and Governance Muzayyin Machbub. Dari kiri Rektor Universitas Balikpapan Dr. Isradi Zainal, Prof Muhammad Ahsin, Dr Agung Sakti, Prof Jimly Asshiddiqie, Muzayyin Machbub, Wakil Rektor Wisnu Hera, dan Wakil Rektor Yusuf Wibisono. Foto: Media Kreatif

Berlangsung penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Yayasan Airlangga dengan Yayasan Jimly School of Law and Governance. Dari kiri Rektor Universitas Balikpapan Dr. Isradi Zainal, Prof Muhammad Ahsin, Dr Agung Sakti, Prof Jimly Asshiddiqie, Muzayyin Machbub, Wakil Rektor Wisnu Hera, dan Wakil Rektor Yusuf Wibisono. Foto: Media Kreatif


Ketua Mahkamah Konstitusi RI 2003-2008 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H saat memberikan Kuliah Umum di hadapan perwakilan dari perguruan tinggi se-Balikpapan. Foto: Media Kreatif

Ketua Mahkamah Konstitusi RI 2003-2008 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H saat memberikan Kuliah Umum di hadapan perwakilan dari perguruan tinggi se-Balikpapan. Foto: Media Kreatif

“Nah, jadi inilah sebenarnya yang harus kita syukuri bahwa penempatan IKN itu sebenarnya bukan hadiah, meskipun itu adalah hasil dari penelitian yang mendalam terhadap kelayakannya, tetapi ada andil pemerintah provinsi Kalimantan Timur sehingga IKN ini ditentukan di Kalimantan Timur,” tuturnya.

Oleh karenanya, menurutnya, hal ini hendaknya dicatat dalam sejarah terbentuknya IKN, karena pemilihan IKN lantaran bukan berawal di Kalimantan Timur saja.

Untuk itu, Prof Ahsin mengajak para mahasiswa dan sivitas dari 14 perguruan tinggi se-Balikpapan tersebut tidak lagi meragukan keberadaan IKN di Kalimantan Timur lantaran berbeda pilihan politik.

“Karena kemarin tidak memilih orang yang pro dengan IKN, mulai sekarang kita warga Kalimantan Timur, mari kita ubah pemikiran kita itu. Mari kita dukung IKN ini agar nanti menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Kalimantan Timur,” ajaknya.

Ia mengajak bersama-sama memikirkan bagaimana mengisi pembangunan IKN yang lebih mengutamakan kepentingan peran masyarakat Kaltim.

Menurutnya, pembangunan IKN membutuhkan waktu yang lama. Dikutip dari buku saku yang dikeluarkan oleh otoritas IKN, pembangunan IKN itu ini memiliki lima tonggak.

Tonggak yang pertama, tahun 2022 sampai 2024 adalah masa pemindahan tahap awal. Kemudian tahun 2025 sampai 2029 adalah masa membangun IKN sebagai area inti yang tangguh.

“Jadi, saat ini sebenarnya masih proses pembangunan IKN sampai tahun 2024,” tuturnya.

Kemudian tahun 2030 sampai 2034 itu adalah melanjutkan pembangunan IKN yang lebih progresif 2035 sampai 2039 membangun seluruh infrastruktur dan ekosistem tiga kota untuk mempercantik pembangunan Kalimantan.

Terakhir adalah 2040 sampai 2045, mengokohkan reputasi sebagai Kota Dunia untuk semua.

“Nah, jika kita melihat dari tahapan ini atau tonggak ini, maka kita dapat mengambil peran. Pada tahapan ketiga dan kelima, yaitu pada tahun 2035 hingga tahun 2045, kurang lebih 10 tahun atau 11 tahun yang akan datang,” ujarnya.

“Nah, ini milik siapa? Ini adalah milik adik-adik mahasiswa semua, karena pada tahun 2045 itu penduduk Indonesia, kita mendapat bonus demografi hampir 60%-nya adalah usia produktif dan itu adalah milik para mahasiswa yang sekarang ini untuk mengisinya,” lanjutnya.

Diharapkan, menjadi mahasiswa perguruan tinggi di Kalimantan Timur tidak saja berpangku tangan, tetapi diharapkan lebih aktif melakukan kajian-kajian untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah IKN yang akan datang.

“Oleh sebab itu, kita perlu memiliki pemahaman dan kesepakatan bersama agar langkah-langkah apa yang harus kita lakukan, agar kita dapat mengambil peran yang lebih besar dibandingkan dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi dari luar Kalimantan,” tuturnya.

Melalui paparan kuliah umum yang disampaikan Prof Jimly Asshiddiqie, Prof Ahsin berharap mahasiswa mendengarkan dengan seksama pemikiran-pemikiran Prof Jimly.

Senada, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi mengatakan, kehadiran Prof Jimly menjadi berkah untuk Universitas Mulia.

Selain kuliah umum, Dr. Agung berencana ke depan akan mengundang mahasiswa seluruh Balikpapan dalam kegiatan Jambore Mahasiswa se-Balikpapan.

“Untuk kegiatan Jambore Mahasiswa se-Balikpapan itu, kalau ketemuan sesama perguruan tinggi itu share perguruan tinggi kalian seperti apa, juga boleh nanti seni budaya dan olahraga ketemu kita, sebagai sesama mahasiswa mahasiswa Balikpapan di Kaltim, mahasiswa Balikpapan yang saling bertemu,” tuturnya.

Pada kesempatan ini, berlangsung penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Yayasan Airlangga dengan Yayasan Jimly School of Law and Governance, yang ditandatangani oleh Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi dan Ketua Umum Yayasan Jimly School of Law and Governance Muzayyin Machbub. Turut menyaksikan, Rektor Universitas Balikpapan Dr. Isradi Zainal.

(SA/Kontributor)

Foto bersama usai pelantikan pengurus BEM dan UKM periode 2024-2025 bersama Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti dan Rektor Prof. Muhammad Ahsin, dekan serta dosen pembimbing UKM. Foto: Media Kreatif

UM – Pelantikan Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) periode 2024-2025 berjalan sukses. Pelantikan dilakukan oleh Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i bertempat di Ballroom Cheng Ho, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Kamis (27/6).

Dalam sambutannya, Prof. Ahsin kembali mengingatkan visi perguruan tinggi yang berbasis technopreneur diharapkan menghasilkan wirausaha-wirausaha baru di bidang teknologi.

“Saya mengingatkan kembali, Prof. Jimly kemarin menyatakan bahwa tujuan pendidikan kita ini sebenarnya kurang tepat kalau menghasilkan sarjana yang siap kerja, karena kalau sarjana siap kerja, maka kalian itu nanti akan menjadi pekerja saja,” tutur Prof. Ahsin, mengutip pernyataan Prof. Jimly Asshiddiqie, Ketua Mahkamah Konstitusi 2003-2008, saat memberikan kuliah tamu di tempat yang sama, Rabu (26/6).

“Yang kita inginkan ke depan, sarjana-sarjana itu harus menjadi bos, itu istilah Prof Jimly kemarin, yang mampu nanti menghasilkan lapangan-lapangan kerja, yang nanti kalian itu menjadi orang-orang hebat, pengusaha-pengusaha hebat, yang bisa membangun daerahnya, bangsa, dan negara,” lanjutnya.

Hal ini sejalan dengan visi Universitas Mulia yang akan mencapainya pada tahun 2043 sebagai perguruan tinggi berbasis Technopreneurship. “Jadi, visi kita ini akan dicapai 2043 yang nanti akan kita revisi menjadi 2045 pada saat generasi emas,” ungkapnya.

Sejalan dengan itu, universitas diharapkan memfasilitasi bidang kemahasiswaan dan inkubator bisnis dengan membentuk UPT (unit pelaksana teknis) inkubator bisnis.

Dengan demikian diharapkan mahasiswa yang memiliki ide, usaha, atau baru punya rencana berwirausaha, alumni yang punya usaha, dan masyarakat UKM yang ada di sekitar dapat diinkubasi.

“Itu nanti kita inkubasi untuk menjadi UKM ataupun wirausaha-wirausaha yang hebat, yang tangguh, yang kompetitif, yang mampu bersaing di dunia kewirausahaan,” harap Rektor saat mengawali sambutannya.

Foto bersama dosen pembimbing UKM dengan Rektor dan Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga. Foto: Media Kreatif

Foto bersama dosen pembimbing UKM dengan Rektor dan Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga. Foto: Media Kreatif

Presiden Mahasiswa Terpilih Agung Widyanto menerima SK Pengangkatan dari Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i. Foto: Media Kreatif

Presiden Mahasiswa Terpilih Agung Widyanto menerima SK Pengangkatan dari Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i. Foto: Media Kreatif

Salah seorang mahasiswa menerima SK dari Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Inkubator Bisnis Mundzir, S.Kom., M.T disaksikan Rektor Prof. Ahsin dan Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti. Foto: Media Kreatif

Salah seorang mahasiswa menerima SK dari Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Inkubator Bisnis Mundzir, S.Kom., M.T disaksikan Rektor Prof. Ahsin dan Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti. Foto: Media Kreatif

Terkait dengan pelantikan BEM dan UKM, Rektor mengatakan pergantian dan pergeseran pengurus pada sebuah organisasi itu adalah hal yang wajar.

“Perlu saya sampaikan, di dalam pemilihan BEM kemarin, ada pro dan kontra. Ini sudah menunjukkan bahwa mahasiswa kita ini sudah betul-betul punya aspirasi, punya pemikiran-pemikiran, punya perbedaan pendapat. Itulah organisasi,” tutur Prof. Ahsin.

Menurutnya, apabila semuanya nurut semua, selalu tunduk patuh atas pimpinan organisasi, hal itu justru bukan sebuah organisasi yang sehat.

“Justru di organisasi ini, seperti yang disampaikan oleh Bapak Direktur Eksekutif, membuat kalian menjadi orang hebat,” tegasnya.

Prof. Ahsin kemudian teringat pengalamannya ketika mengikuti sebuah forum diskusi (FGD). Forum tersebut mengundang perwakilan perusahaan-perusahaan besar yang menyampaikan aspirasinya dan diterima oleh pemerintah kota Balikpapan.

Disebutkan, perusahaan tersebut kesulitan merekrut para pencari kerja lantaran tidak memiliki kemampuan yang diharapkan dan tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.

“Itu tidak bisa kita dapatkan 100% dari kuliah, tetapi organisasi lah yang membentuk,” tutur Rektor.

Dengan berorganisasi, lanjutnya, mahasiswa mulai belajar berorganisasi, bersosialisasi, bekerja sama, menerima tanggung jawab, amanah, dan menyelesaikan amanah itu sesuai dengan tanggung jawabnya.

“Kemampuan berbicara itu juga sangat penting. Semua itu kita dapatkan dari berbagai aktivitas-aktivitas kemahasiswaan,” tambahnya.

Senada, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi berharap kegiatan mahasiswa dioptimalkan.

“Di belakang itu, terus di sebelah sana itu lapangan basket plus voli. Tapi, sayangnya sekarang belum bisa digunakan, karena kami sedang membangun lagi. Jadi, Yayasan sedang membangun lagi sehingga fasilitasnya berkurang,” ujarnya.

Meski demikian, Dr. Agung berharap mahasiswa tetap dapat berkegiatan di tempat yang sekiranya terbuka untuk dimanfaatkan.

“Nah, sekarang ada di sini (Ballroom Cheng Ho) itu gunakan. Saya berharap tempat ini digunakan untuk kegiatan seni budaya, bukan saja oleh UM, tapi juga bergabung perguruan tinggi yang lain,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Pelantikan Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Rizki Zulkarnain mengatakan Unit Kegiatan Mahasiswa yang dilantik tahun ini hanya 12 UKM.

“Saya ingat tahun lalu ada sekitar 13 UKM yang dilantik, namun hari ini kami hanya melantik 12 UKM, karena ini yang terkonfirmasi,” ujar Rizki.

12 UKM itu antara lain dikelompokkan ke dalam empat bidang, yakni Seni, Olahraga, Penalaran, dan Kerohanian.

Bidang Seni antara lain UKM Musik, UKM Paduan Suara, dan UKM Seni Tari. Bidang Olahraga, yakni UKM Badminton dan UKM Bola Voli.

Kemudian Bidang Penalaran memiliki lebih banyak UKM, antara lain English Club, Robotik, GDSC (Google Development Student Club), Mushibunken (Bahasa Jepang), dan Broadcasting dan Film.

Sedangkan Bidang Kerohanian terdiri atas UKM Al Izzah dan UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK).

Meski demikian, dirinya terbuka terhadap masukan mahasiswa apabila ada usulan UKM baru yang perlu dibentuk.

“Kami akan selalu memfasilitasi mahasiswa untuk menambah UKM-UKM yang baru nantinya,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Foto bersama Rektor Prof. Ahsin, Wakil Rektor Wisnu Hera P, Kepala LPPM Richki Hardi, Ketua Panitia Warrantia Citta, para dosen serta seluruh peserta KKN angkatan ke-3 tahun 2024. Foto: Media Kreatif

UM – Panitia Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan ke-3 Tahun 2024 menggelar pembekalan bagi 342 mahasiswa Universitas Mulia. Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i memberikan pesan-pesan kepada mahasiswa, yang berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Kamis (27/6).

“Kita patut bersyukur bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah, terutama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada hari ini fokus untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang bukan hanya lulusan yang memiliki kompetensi akademik, tetapi lulusan-lulusan yang siap kerja,” tutur Prof. Ahsin mengawali sambutan.

“Kalau siap kerja, berarti kita ini akan jadi pekerja, jadi pegawai negeri, pegawai swasta, tetapi ke depan itu yang diinginkan adalah lulusan-lulusan yang akan menjadi bos, membuat lapangan pekerjaan,” tambahnya.

Hal ini sejalan dengan visi Universitas Mulia sebagai perguruan tinggi berbasis Technopreneurship pada tahun 2043. Dengan demikian, tambah Rektor, visi perguruan tinggi ini adalah menghasilkan teknopreneur atau wirausahawan bergerak di bidang teknologi.

“Jadi ini, kita sedang membangun pondasi-pondasi yang bertahap ya, mulai dari menyiapkan SDM, menyiapkan sarana prasarana, memperbaiki kurikulum, memperbaiki kerja sama sehingga nanti di tahun 2040 ketika menjelang generasi emas, alumni Universitas Mulia ini tidak hanya bisa mencari kerja, tetapi menghasilkan lapangan kerja,” harap Rektor.

Untuk itu, Rektor mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa maupun dosen yang telah menciptakan karya-karya maupun teknologi yang mampu menjadi bargaining dalam persaingan dengan perguruan tinggi lain.

“Karena kita memang bertekad untuk menjadikan perguruan tinggi ini adalah perguruan tinggi berkualitas di Kalimantan Timur,” tuturnya.

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i (dua dari kiri) bersama Wakil Rektor Wisnu Hera P, Kepala LPPM Richki Hardi dan Ketua Panitia KKN angkatan ke-3 2024 Warrantia Citta. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i (dua dari kiri) bersama Wakil Rektor Wisnu Hera P, Kepala LPPM Richki Hardi dan Ketua Panitia KKN angkatan ke-3 2024 Warrantia Citta. Foto: Media Kreatif

Kepala LPPM Richki Hardi saat memberikan pembekalan KKN angkatan ke-3 tahun 2024. Foto: Media Kreatif

Kepala LPPM Richki Hardi saat memberikan pembekalan KKN angkatan ke-3 tahun 2024. Foto: Media Kreatif

Salah seorang mahasiswa peserta KKN angkatan ke-3 tahun 2024. Foto: Media Kreatif

Salah seorang mahasiswa peserta KKN angkatan ke-3 tahun 2024. Foto: Media Kreatif

3 Pesan Rektor untuk Mahasiswa Peserta KKN

Sementara itu, seluruh peserta KKN tahun ini akan melaksanakan di enam Kecamatan yang ada di Kota Balikpapan. Sebelumnya, pelaksanaan KKN di Kelurahan Sesumpu Kabupaten Penajam Paser Utara. Sesumpu merupakan desa binaan Universitas Mulia.

Kepada seluruh mahasiswa, Rektor mengingatkan agar KKN tidak diartikan sekadar menyelesaikan kewajiban tugas matakuliah saja tanpa makna.

“Jangan memaknai KKN sebagai matakuliah wajib saja, saya mengharapkan memiliki makna filosofi daripada KKN,” tutur Prof. Ahsin.

Pertama, jika selama ini menjalani kuliah hanya mempelajari teks, maka saat KKN inilah waktunya belajar konteks.

“Jadi, teks di bidang informatika, di bidang manajemen, di bidang akuntansi itu kita sudah pelajari ilmunya, teksnya, tetapi konteksnya belum kita dapatkan,” ujarnya.

Untuk itu, Rektor mengingatkan pada saat melaksanakan KKN itulah merupakan kesempatan bagi mahasiswa belajar untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya selama kuliah di lapangan.

“Nah, itulah yang namanya kita mendapatkan konteks dari teks yang sudah kita dapatkan di kuliah,” tuturnya.

Kedua, saat menjalani KKN, mahasiswa diharapkan tidak saja menerapkan satu disiplin ilmu saja yang dikuasainya, tetapi bekerja multidisiplin.

“Saya berharap nanti dalam satu kelompok itu jangan hanya satu program studi, kalau bisa diatur, tapi berbagai program studi,” harapnya.

Dengan berkumpulnya beberapa mahasiswa lintas program studi dalam kelompok KKN, maka diharapkan akan melakukan implementasi pengetahuan dan teknologi yang didapatkan secara lintas keilmuan.

“Yang selama ini hanya kita tahu manajemen, hanya tahu akuntansi, hanya tahu Informatika, tetapi ketika di sana kita nanti akan mencoba menerapkan iptek ini berbasis ilmu, berbasis kombinasi atau multidisiplin keilmuan,” tutur Rektor.

Ketiga, saat menjalani KKN, mahasiswa diharapkan meningkatkan rasa dan empati melihat kondisi sosial masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Hal ini menjadi sangat penting mengingat kondisi sosial ekonomi mahasiswa yang beragam dan lebih baik. Namun, ketika berada di lapangan, mahasiswa hendaknya belajar melihat permasalahan di lingkungan sekitar.

“Dari masalah-masalah itulah kita harus timbul rasa empati dan itulah yang menjadi program yang harus dilakukan, bagaimana masalah itu menjadi solusi, ya solusi yang berkelanjutan, jangan solusi jangka pendek setelah selesai KKN selesai juga,” tutur Rektor.

Rektor mengingatkan kepada seluruh peserta KKN tidak lagi mengadopsi model-model KKN pada zaman dahulu, seperti membuat tulisan Selamat Datang di batas wilayah atau memperbaiki papan nama kantor desa dan di bawahnya ada tulisan KKN Universitas Mulia.

Tetapi bagaimana kepekaan mahasiswa ketika tiba di sana, kemudian berdiskusi dengan masyarakat dan tokoh masyarakat menggali apa saja persoalan-persoalan yang ada, terutama persoalan dasar.

“Nah, ini mahasiswa sistem informasi bisa masuk di sana, Informatika, apakah layanan-layanan mereka itu sudah bagus apa tidak?” tanya Rektor.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan itulah mahasiswa diharapkan dapat menyerap dengan baik, kemudian menyusun programnya.

“Sehingga apa yang kita lakukan betul-betul program yang dibutuhkan oleh masyarakat di sana, bukan program-program yang kita bikin, tetapi mereka sebenarnya tidak membutuhkan,” tutur Rektor.

“Nah, kemudian saya berpesan, selama KKN, jagalah nama baik Universitas Mulia ya, karena adik-adik semua itu membawa baju Universitas Mulia,” tutupnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pembekalan yang disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P, M.Eng dan Kepala LPPM Richki Hardi, S.T., M.Eng serta Ketua Panitia KKN 2024 Warrantia Citta, S.Farm., M.Sc.

(SA/Kontributor)

Prof. Jimly Asshiddiqie, Dr. Isran Noor, H. Rizal Effendi, Dr. Agung Sakti, Prof. Ahsin, Hj. Mulia dan para undangan foto bersama usai acara. Foto: Media Kreatif

UM – Universitas Mulia menggelar gathering bersama para tokoh bangsa, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Balikpapan, Rabu (26/6) malam. Hadir Ketua Mahkamah Konstitusi RI 2003-2008 Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H, Gubernur Kaltim 2018-2023 Dr. Ir. Isran Noor dan Wali Kota Balikpapan 2011-2021 H. Rizal Effendi, S.E.

Tampak hadir Ketua Yayasan Airlangga Hj. Mulia Hayati Deviantie bersama keluarga besar, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Wilayah XI-B Kalimantan Timur Komisariat Selatan Dr. Lukman, S.T., M.T, Rektor Universitas Balikpapan Dr. Ir. Isradi Zainal, Ketua DPC Peradi Kota Balikpapan Dr. Piatur Pangaribuan, SH., MH serta para tokoh dan undangan lainnya.

Acara yang berlangsung petang ini dikemas sederhana, namun cukup meriah. Pentas seni Barongsai Setya Dharma Balikpapan cukup menghibur hadirin. Dr. Isran Noor terlihat turun dari duduknya memberikan angpao kepada pemain Barongsai.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i dalam sambutannya mengucapkan syukur dan terima kasih kepada seluruh hadirin. Kepada Prof. Jimly, yang juga seorang akademisi dari Universitas Indonesia, Prof. Ahsin menyambut dengan hangat.

“Di tengah kesibukan beliau sebagai tokoh bangsa masih sempat meluangkan waktu untuk hadir dalam acara Mulia Gathering pada hari ini. Semoga Bapak selalu diberikan kesehatan dan keafiatan sehingga dapat terus memberikan pencerahan kepada anak bangsa terkait ketatanegaraan atau hukum tata negara,” tutur Prof. Ahsin.

Dari kiri ke kanan Rektor Universitas Mulia Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i, Dr. Agung Sakti Pribadi, Dr. Isran Noor, Prof. Jimly Asshidiqie, Dr. Isradi Zainal, Dr. Lukman, dan H. Rizal Effendi. Foto: Media Kreatif

Dari kiri ke kanan Rektor Universitas Mulia Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i, Dr. Agung Sakti Pribadi, Dr. Isran Noor, Prof. Jimly Asshidiqie, Dr. Isradi Zainal, Dr. Lukman, dan H. Rizal Effendi. Foto: Media Kreatif

Prof. Jimly Asshiddiqie menerima buku tentang IKN karangan Rektor Uniba Dr. Isradi Zainal. Foto: Media Kreatif

Prof. Jimly Asshiddiqie menerima buku tentang IKN karangan Rektor Uniba Dr. Isradi Zainal. Foto: Media Kreatif

Dari kiri ke kanan Dr. Agung Sakti Pribadi, Prof. Jimly Asshiddiqie, Prof. Muhammad Ahsin, Hj. Mulia Hayati dan H. Rizal Effendi. Foto: Media Kreatif

Dari kiri ke kanan Dr. Agung Sakti Pribadi, Prof. Jimly Asshiddiqie, Prof. Muhammad Ahsin, Hj. Mulia Hayati dan H. Rizal Effendi. Foto: Media Kreatif

Dr. Agung SP dan istri bersama Prof. Dr. Jimly Asshidigie. Foto: dok. pribadi

Dr. Agung SP dan istri bersama Prof. Dr. Jimly Asshidigie. Foto: dok. pribadi

Dr. Agung Sakti Pribadi bersama Gubernur Kaltim 2018-2023 Dr. Isran Noor. Foto: dok. pribadi

Dr. Agung Sakti Pribadi bersama Gubernur Kaltim 2018-2023 Dr. Isran Noor. Foto: dok. pribadi

“Beliau ini adalah tokoh negara yang banyak berkiprah dalam berbagai jabatan penting di negara ini. Jabatan terakhir yang paling viral itu adalah Ketua MKMK, ini yang paling viral terakhir yang 2024. Kenapa viral? Karena ketegasan Prof. Jimly memutuskan terjadinya pelanggaran berat terhadap Ketua MK,” tambahnya.

Akibatnya, wajah Prof. Jimly selama beberapa pekan tampil di layar televisi dan media sosial. Menanggapi hal itu, Prof. Jimly pun hanya tertawa. “Ya saya tampil terus di layar TV,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. Agung Sakti Pribadi mengaku senang dengan kehadiran Prof. Jimly. “Saya senang Prof Jimly mau datang. Selama ini saya melihat beliau hanya lewat TV dan medsos saja. Mudah-mudahan Jimly School mau bekerja sama dengan kita,” katanya.

Jimly School of Law and Government (JSLG) adalah sekolah kepemimpinan politik dan hukum yang didirikan Prof Jimly. Saat ini sudah memiliki kantor cabang di Surabaya. Para calon politisi dan ahli hukum banyak yang belajar di lembaga ini.

Senada, H. Rizal Effendi juga merasa senang bisa bertemu dengan Prof. Jimly. “Saya senang bisa bertemu Prof. Dr. H. Jimly Asshiddiqie. Ahli hukum tata negara yang sekarang ini duduk sebagai anggota DPD-RI saat berkunjung ke Kota Beriman. Beliau datang ke Balikpapan atas undangan Universitas Mulia,” ujar Rizal.

Dalam kesempatan ini, Rizal Effendi bertindak sebagai moderator dalam diskusi bersama Prof. Jimly dan Dr. Isran Noor. Diskusi membahas Pulau Kalimantan dalam pembangunan dan catatan sejarah. Acara berakhir pukul 22.30 Wita diikuti foto bersama.

(SA/Kontributor)

Lokakarya Direktori dan Riset Artistik Cagar Budaya Rumah Dahor Balikpapan yang diungkap komunitas ruangrupa asal Jakarta di Ruang Domain Universitas Mulia, Rabu (26/6). Foto: SA/Kontributor

UM – Komunitas seniman ruangrupa asal Jakarta datang ke Kota Balikpapan menggelar proyek seni yang diberi nama program Lumbung Bersambung, yakni sebuah metode dalam usaha memajukan ekosistem seni-budaya alternatif.

Program ini juga termasuk dalam rangkaian ulang tahun ruangrupa ke-25 pada tahun 2025, termasuk juga akan mempresentasikan karya-karya terdahulu yang belum dipamerkan di Indonesia.

Dalam kesempatan ini, media ini bertemu dengan komunitas ruangrupa yang menggelar aktivitasnya di Ruang Domain Universitas Mulia selama dua hari, 26 – 27 Juni 2024.

Greistina Kusumaningrum, salah seorang dari empat anggota ruangrupa asal Jakarta dan satu dari Makassar ini, mengatakan kegiatan ruangrupa bermula dari seni rupa.

“Tapi, lama-kelamaan akhirnya kami juga tidak hanya terfokus ke seni sebagai objek, tapi lebih ke manusianya serta aktivitas di program-program seni,” tutur wanita yang disapa Greis ini.

Greis mengatakan, pemilihan Kota Balikpapan sebagai tempat kegiatan merupakan salah satu usahanya memperluas network atau jejaring yang lebih luas di seluruh Indonesia.

Ia mengatakan, kegiatannya mendapatkan dukungan dana Indonesia dari kolaborasi Kemendikbud dengan Kementerian Keuangan dalam program LPDP.

“Jadi, sebenarnya kenapa akhirnya memilih Balikpapan untuk diadakan program Lumbung Bersambung itu, kami ingin punya koneksi dengan teman-teman yang di Kalimantan, karena sebelumnya di tahun 2020-2021 itu kami punya koneksi namanya Lumbung Indonesia,” ujarnya.

Lumbung Indonesia, lanjut Greis, merupakan jejaring yang ada di 12 kota di beberapa daerah di Indonesia. “Dan yang belum ada itu di Kalimantan,” ungkap Greis.

Oleh karena itu, pada program Lumbung Bersambung ini, Greis dan kawan-kawan menggelar di Pontianak Kalimantan Barat dan Balikpapan Kalimantan Timur.

“Kami memang memilih tempat-tempat yang ujung-ujung, tapi dengan salah satu navigasi yang sama, yaitu bagaimana kesenian berkembang di kota yang dekat dengan ke pesisir,” terang Greis.

Mengenalkan cagar budaya Rumah Dahor kepada peserta oleh komunitas ruangrupa di Ruang Domain Universitas Mulia, Rabu (26/6). Foto: SA/Kontributor

Mengenalkan cagar budaya Rumah Dahor kepada peserta oleh komunitas ruangrupa di Ruang Domain Universitas Mulia, Rabu (26/6). Foto: SA/Kontributor

Setelah melakukan riset dan melakukan kontak dengan para pemuda Balikpapan yang tergabung dengan Bpn Tempo Doeloe, Greis merasakan surprise dengan respons mereka.

“Jadi, akhirnya terus ngobrol-ngobrol dengan mereka, mereka juga sharing struggle bagaimana membuat program, akhirnya jadi bertukarlah bagaimana kondisi di Balikpapan dan bagaimana kami biasanya di ruangrupa membuat program seni,” ujarnya.

Dari diskusi tersebut, Greis melakukan riset sehingga didapat informasi penting seputar kegiatan yang akan dilaksanakan di Balikpapan.

“Banyak teman-teman yang senang berkonsentrasi dengan arsip, arsip sejarah, budaya yang ada di sini. Jadi, lahirlah program yang kemarin sudah dilaksanakan kelas praktik spasial. Terus, kalau yang hari ini itu lokakarya directory dan riset artistik, dan nanti ada bermain dengan arsip,” terangnya.

Lebih lanjut, Greis mengatakan, Balikpapan sebenarnya sangat kaya dengan arsip-arsip sejarah yang bisa diartikulasikan lebih aksesibel untuk anak muda, khususnya untuk orang-orang pada umumnya.

Misalnya, Greis mengaku cukup kaget ketika mengetahui ternyata banyak pemuda Balikpapan belum pernah datang ke Rumah Cagar Budaya Dahor. Padahal, menurutnya Rumah Dahor menyimpan banyak cerita dan sejarah kota.

“Itu akhirnya kami cari tahu kenapa ya? Kenapa ini bukan hal yang menarik? Sementara kita yang dari jauh melihat itu, jadi hal yang menarik,” ujarnya dengan rasa heran.

“Nah itu, makanya kenapa ada direktori dan riset artistik ini. Bagaimana kita bisa memancing atau membuat output yang bikin orang tertarik untuk mengetahui sebenarnya baik,” tambahnya.

Dalam kegiatan ini, komunitas ruangrupa berusaha mengumpulkan output berupa arsip audio, audio visual, maupun text terkait sejarah Kota Balikpapan.

Baginya, Balikpapan bukan sekadar menarik dengan sumber daya minyaknya saja, tetapi banyak hal yang bisa dipelajari dari sejarahnya.

Ketika ditanya apa yang menarik dari sejarah Rumah Dahor, misalnya, Greis menjawab dengan diplomatis.

“Maksudnya, ini kan sejarah kota dimana kita tinggal, pengetahuan itu menjadi seakan tidak penting. Dan bagi orang-orang yang berdiam di sini, lahir dan tumbuh di sini, penting untuk mengetahui di mana tempat dia ada,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Foto bersama dengan Dekan FEB Universitas Mulawarman dan jajaran. Foto: Istimewa

Berkunjung Juga di FEB Universitas Widyagama Samarinda

UM – Jajaran pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia berkunjung ke FEB Universitas Mulawarman di Samarinda, Rabu (5/6) yang lalu. Rombongan dipimpin oleh Dekan Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M bertemu dengan Dekan FEB Unmul Dr. Zainal Abidin, S.E, M.M.

Pada kesempatan tersebut, kedua belah pihak melakukan kerjasama di bidang tridharma perguruan tinggi. “Kegiatan kerjasama FEB Universitas Mulia dan FEB Unmul digagas dengan tujuan untuk pengembangan sumberdaya dalam hal tridharma dan juga pemenuhan IKU universitas,” tutur Dr. Ivan Armawan.

IKU atau Indikator Kinerja Utama perguruan tinggi adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis operasional pada perguruan tinggi.

Setidaknya ada delapan IKU sebagai indikator perubahan yang akan paling berdampak terhadap kualitas lulusan, kualitas dosen, dan kualitas kurikulum.

Delapan IKU tersebut antara lain lulusan mendapat pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus, praktisi mengajar di dalam kampus, dan hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat.

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan menerima cenderamat Dekan FEB Unmul Dr. Zainal Abidin. Foto: Istimewa

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan menerima cenderamata Dekan FEB Unmul Dr. Zainal Abidin. Foto: Istimewa

Foto bersama Wakil Rektor universitas Widyagama Samarinda dan jajaran. Foto: Istimewa

Foto bersama Wakil Rektor universitas Widyagama Samarinda dan jajaran. Foto: Istimewa

Diterima Wakil Rektor Universitas Widyagama Samarinda dan jajaran. Foto: Istimewa

Diterima Wakil Rektor Universitas Widyagama Samarinda dan jajaran. Foto: Istimewa

Selain itu, termasuk program studi bekerjasama dengan mitra kelas dunia, kelas yang kolaboratif dan partisipatif serta program studi berstandar internasional.

“Keberadaan Unmul patut diperhitungkan dalam tridharma perguruan tinggi, bukan hanya karena akreditasi, tapi juga banyak lulusannya yang sudah sukses bekerja di berbagai bidang,” tutur Dr. Ivan.

Hal itulah, lanjut Dr. Ivan, yang mendorong jajarannya untuk menjalin kerjasama dengan FEB Unmul.

Untuk itu, keduanya sepakat melakukan kerjasama, khususnya publikasi artikel bersama dan pertukaran dosen mengajar yang akan ditindaklanjuti dengan MoU (Nota Kesepahaman), PKS (Perjanjian Kerjasama), dan IA (Implementation Agreement).

Dalam kesempatan ini, rombongan disambut hangat oleh jajaran pimpinan FEB Unmul, antara lain Dekan Dr. Zainal Abidin, SE., MM, Wakil Dekan Bidang Akademik Dr. Tetra Hidayati, SE., M.Si, Wakil Dekan Bidang Umum Keuangan dan SDM Dwi Risma Deviyanti, SE.,M.Si., Ak., CA.

Kemudian Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Rian Hilmawan Ph.D, Ketua Program Studi S1 Manajemen Dr. Heni Rahayu, ST., MM dan Ketua Program Studi S1 Akuntansi Dr. Fibriyani Nur Khairin, SE., MSA.

Kunjungan di FEB Universitas Widyagama Samarinda

Selain itu, rombongan FEB Universitas Mulia juga berkunjung ke FEB Universitas Widyagama Samarinda.

Rombongan disambut hangat oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Perencanaan, Sistim Informasi, Kerjasama, Alumni dan Humas Dr. Suyanto, SE, M. Si, Wakil Dekan FEB Erni Setiawati, SE, ME, Kepala LPPM Afdal, S.Pd, M.Pd, dan Kepala Lembaga Kerja Sama Hardiansyah, SH, MH

Turut mendampingi Ketua Program Studi S1 Manajemen Dian Irma Aprianti, S.IP, MM, Ketua Program Studi S1 Akuntansi Siti Rohmah, SE, M.Ak, Sekretaris Prodi Akuntansi Agus Riyanto, SE, M.Ak dan Kepala TU FEB Eko Ravi Pratama, SE, MM.

“Kunjungan ini juga untuk melakukan kerjasama tridharma, fokusnya pada narasumber kewirausahaan, karena beberapa kali FEB Widyagama berhasil memenangkan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), selain itu juga kegiatan publikasi artikel bersama,” pungkas Dr. Ivan.

(SA/Kontributor)

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis foto bersama usai Sharing Session. Foto: Istimewa

UM – Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Mada Aditia Wardhana berhasil menerima pendanaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2024 yang diselenggarakan Ditjen Dikti. Atas keberhasilannya ini, Dr. Mada didapuk untuk sharing memberikan tips mendapatkan pendanaan kepada sesama dosen FEB lainnya, Kamis (13/6).

Sebelumnya, setidaknya lima orang dosen Universitas Mulia berhasil mendapatkan pendanaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2024 Ditjen Dikti. Mereka adalah Dr. Mada Aditia dari Prodi S1 Manajemen FEB dan Deddy Kurniawan dari Prodi S1 Sistem Informasi PSDKU Samarinda.

Kemudian Kana Kurnia dari Prodi S1 Hukum Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK), Nishia Waya Meray dari Prodi S1 Farmasi FHK dan Tina Tri Wulansari dari Prodi S1 Sistem Informasi PSDKU Samarinda.

“Pak Mada diminta untuk Sharing Session Penulisan Artikel Ilmiah dengan teman-teman dosen lainnya, terutama Prodi S1 Manajemen dan S1 Akuntansi, hari Kamis (13/6) kemarin pukul 9.00 Wita sampai dengan 16.00 Wita,” tutur Kaprodi S1 Manajemen Pudjiati, S.E., M.M.

Menurutnya, Sharing Session ini membahas bagaimana menulis artikel ilmiah dengan tepat.

“Diharapkan, dosen-dosen mendapatkan tips bagaimana membuat artikel yang bermutu dan akhirnya akan bisa mendapatkan hibah yang sering diadakan oleh Ristekdikti,” ujarnya.

Dr. Mada Aditia saat Sharing Tips Lolos Pendanaan Penelitian. Foto: Istimewa

Dr. Mada Aditia saat Sharing Tips Lolos Pendanaan Penelitian. Foto: Istimewa

Peserta Sharing Session sedang menyimak. Foto: Istimewa

Peserta Sharing Session sedang menyimak. Foto: Istimewa

Proposal penelitian Dr. Mada yang berjudul Penguatan Daya Saing Sumber Daya Manusia Industri Indonesia Melalui Workplace Learning berbasis KKNI, berhasil mendapatkan pendanaan untuk ruang lingkup Penelitian Dosen Pemula (PDP) Afirmasi.

Dalam Sharing Session ini, Dr. Mada menjelaskan proses atau alur sebuah penelitian. Dalam konsep meneliti harus sudah memiliki Roadmap penelitian sehingga akan memudahkan peneliti untuk penelitian berikutnya.

Diharapkan, terang Pudjiati, dengan adanya Sharing Session ini semakin banyak penelitian dosen FEB.

“Sehingga semakin banyak peluang untuk mengikuti hibah-hibah yang diadakan oleh Ristekdikti, dan yang lebih penting daripada itu, yaitu akan memenuhi standar kriteria penelitian bagi akreditasi Prodi Manajemen dan Prodi Akuntansi,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Sebagian mahasiswa S1 Manajemen yang berhasil membuat produk kerajinan tangan menggunakan kayu. Foto: Istimewa

UM – Program Studi S1 Manajemen FEB mengikutsertakan sembilan orang mahasiswanya mengikuti Pelatihan Kecakapan Hidup. Pelatihan diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kaltim, bertempat di Aula Kantor Kelurahan Manggar Baru, Balikpapan, 11-15 Juni 2024.

Pelatihan dibuka Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik diwakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kaltim, H. M. Agus Hari Kesuma dan dihadiri mewakili Wali Kota Balikpapan, Staf Ahli Wali Kota Balikpapan Bidang Sosial, Kesejahteraan dan Pengembangan SDM Adamin Siregar, didampingi Kepala Disporapar C.I. Ratih Kusuma W, di Aula Kantor Disporapar Kota Balikpapan, Selasa (11/6).

Ketua Prodi S1 Manajemen Pudjiati, S.E., M.M mengatakan bahwa pelatihan yang bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan dalam menciptakan peluang kerja bagi dirinya dan memiliki jiwa Entrepreneurship ini sesuai dengan visi Prodi S1 Manajemen

“Yakni, menjadi program studi unggulan dalam ilmu manajemen dan bisnis berbasis Technopreneurship yang berjiwa kewirausahaan serta berperan aktif dalam pengembangan, dan pembangunan bangsa hingga tingkat global,” ungkap Pudjiati.

Peserta pelatihan kecakapan hidup berhasil membuat produk kerajinan tangan. Foto:

Peserta pelatihan kecakapan hidup berhasil membuat produk kerajinan tangan. Foto:

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin pemotong kayu. Foto: Istimewa

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin pemotong kayu. Foto: Istimewa

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin penghalus kayu. Foto: Istimewa

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin penghalus kayu. Foto: Istimewa

Selesai mengikuti pelatihan, mahasiswa diharapkan bisa menularkan apa yang sudah didapatkannya kepada mahasiswa lain dan memiliki jiwa Entrepreneurship.

“Dengan begitu, kami berharap akan terbangun inkubator bisnis di tingkat prodi dengan memanfaatkan keterampilan yang dimiliki oleh mahasiswa, sehingga mereka mampu menciptakan produk lewat karyanya sendiri,” ujarnya.

Pelatihan kecakapan hidup tersebut meliputi tata rias kecantikan, event organizer, kerajinan tangan (Handycraft), Barista (peracik kopi), Pastry, dan Content Creator.

Sembilan orang perwakilan mahasiswa yang mengikuti pelatihan seluruhnya berasal dari Prodi S1 Manajemen semester dua, antara lain Nabila Tsabitha Saptaningtyas, Nursiti Aisyah, Chinta Syafirna Ramadhani Budi, Rinda Syaharani, Najla Na’ilah Manggabarani, Nadya Putri Aulia, Najwa Divanny Dwi Shasyia, Andi Hilda Yani, dan Bintang Chairunnisa Azizah.

Tampak mahasiswa yang keseluruhannya wanita ini menggunakan alat-alat bermesin yang biasa digunakan pria untuk memotong kayu. Mereka berlatih bagaimana membuat produk kerajinan tangan dari kayu dan berhasil memamerkan karyanya.

(SA/Kontributor)

Foto bersama peserta FGD tentang Pencegahan Penanggulangan Pekerja Anak di Provinsi Kalimantan Timur, bertempat di Hall and Covention Platinum Hotel Balikpapan, Selasa (11/6). Foto: Istimewa

UM – Keberadaan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dikhawatirkan akan meningkatkan jumlah pekerja anak dan masalah kesejahteraan sosial.

Hal inilah menjadi perhatian, terutama oleh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia sehingga memberikan rekomendasi pada Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pencegahan Penanggulangan Pekerja Anak di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2025 mendatang.

Rekomendasi disampaikan dalam Forum Group Discussion (FGD) dengan tema Pencegahan dan Penanggulangan Pekerja Anak di Kalimantan Timur, yang digelar Bapemperda DPRD Provinsi Kalimantan Timur di Platinum Hotel and Convention Hall, Balikpapan, Selasa (11/6).

FGD dipimpin oleh Wakil Ketua Bapemperda Muhammad Samsun didampingi Wakil Ketua Salehuddin serta Anggota Bapemperda lainnya.

Turut hadir dari DKP3A Prov. Kaltim, Dinas Sosial Prov. Kaltim, Dinas Sosial Prov. Kaltim, Dinas Tenaga Kerja Prov. Kaltim, Satuan Polisi Pamong Praja Prov. Kaltim, Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Balikpapan, Badan Pusat Statistik Prov. Kaltim, Komisi Perlindungan Anak Daerah Prov. Kaltim, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Prov. Kaltim.

Dari kalangan perguruan tinggi, hadir utusan dari LP2M Universitas Mulia Balikpapan, yakni Dr. Mada Aditia dan Pudjiati, S.E., MM, kemudian utusan LP2M Universitas Balikpapan dan utusan LP2M Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT).

Dr. Mada Aditia Wardhana saat mengikuti FGD. Foto: Istimewa

Dr. Mada Aditia Wardhana saat mengikuti FGD. Foto: Istimewa

Tampak dua dari kanan dosen Prodi S1 Manajemen FEB Pudjiati, S.E., M.M menyimak diskusi. Foto: Istimewa

Tampak dua dari kanan dosen Prodi S1 Manajemen FEB Pudjiati, S.E., M.M menyimak diskusi. Foto: Istimewa

Dosen FEB Dr. Mada Aditia Wardhana dalam paparannya mengatakan, munculnya pekerja anak didasarkan pada aksioma kemewahan, yakni untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat itu sendiri.

Hal ini mendorong masyarakat mengirimkan anak-anak ke pasar tenaga kerja ketika pendapatan rumah tangga orang dewasa rendah dan tidak mencukupi kebutuhan dasar. Namun, ketika pendapatan kembali meningkat, anak-anak ini ditarik kembali.

“Kemiskinan merupakan penyebab utama munculnya pekerja anak, terutama yang terjadi di rumah tangga miskin di negara-negara berkembang dan kurang berkembang dengan tingkat upah yang rendah,” tutur Mada.

Oleh karena itu, berdasarkan pengamatannya sepanjang tahun 1990 sampai dengan 2024, Mada memperhatikan beberapa aspek yang menjadi dasar untuk rekomendasi Raperda tersebut.

Setidaknya, menurut Mada, ada delapan area yang menjadi perhatian dalam Raperda, antara lain dinamika pekerja anak, norma sosial, transfer tunai, distribusi pendapatan, dampak kesehatan, rancangan kebijakan, konteks historis dan kerangka hukum.

Pada aspek dinamika pekerja anak, misalnya, Mada menyoroti anak laki-laki seringkali mengambil peran lebih banyak tanggung jawab. Bukan hanya itu, dinamika usia juga berperan penting sesuai dengan norma budaya masyarakat yang berbeda.

Mada juga menyoroti bantuan tunai atau transfer tunai. “Bantuan tunai, baik bersyarat maupun tidak bersyarat, tidak menurunkan jumlah pekerja anak, namun secara umum mengurangi partisipasi dan jam kerja,” ujarnya.

Namun, katanya, bantuan tunai ini membantu rumah tangga memitigasi kendala ekonomi, menjadikannya instrumen kebijakan yang aman untuk meningkatkan kesejahteraan anak.

“Penting untuk memikirkan kembali kebijakan pekerja anak, mengembangkan intervensi normatif, menerapkan bantuan tunai untuk mengurangi partisipasi pekerja anak dan jam kerja, dan mengintegrasikan intervensi tambahan dengan strategi pengentasan kemiskinan,” tuturnya.

Dari diskusi ini, Mada memberikan empat rekomendasi, diantaranya tentang perlindungan anak, penghapusan pekerjaan buruk, program aksi pemerintah daerah, dan peran dan tanggung jawab pemerintah untuk meninjau kembali upaya melawan pekerja anak.

“Pemerintah daerah melakukan studi longitudinal lebih lanjut, dan menggunakan metode umum untuk menilai dampak kesehatan dan ekonomi serta menginformasikan pembuatan kebijakan yang melibatkan semua pihak terkait,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Poster informasi ICSINTESA dan SEMINASTIKA 2024 di Universitas Mulia, 12-13 Juli 2024.

UM – Universitas Mulia menggelar Call for Paper ICSINTESA dan SEMINASTIKA tahun 2024, yang akan bertempat di kampus Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Kel. Damai Bahagia, Kec. Balikpapan Selatan, Balikpapan, Kalimantan Timur, 12-13 Juli 2024 mendatang.

ICSINTESA atau International Conference of Science and Information Technology in Smart Administration adalah konferensi Internasional yang diikuti para peneliti, akademisi, dan profesional dari mancanegara.

Sedangkan SEMINASTIKA atau Seminar Nasional Teknologi Informasi Komunikasi dan Administrasi merupakan konferensi nasional yang diikuti dosen, guru, peneliti, hingga mahasiswa dari seluruh Indonesia.

Seminar ini mendatangkan empat orang keynote speaker, antara lain Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, Prof. Vicente Aquino Pitogo dari Caraga State University Philipina, Prof. Shi-Jin Horng Ph.D dari National Taiwan University of Science and Technology, dan Prof. Dr. Suyanto, S.T., M.Sc dari Universitas Telkom Bandung.

Keynote dari Philipina dan Dr. Agung akan hadir secara onsite di Universitas Mulia Balikpapan, dua keynote lagi akan hadir online,” ujar Ketua Panitia Ir. Richki Hardi, S.T., M.Eng.

Di tahun 2024 ini, ICSINTESA memasuki tahun ke-4, sedangkan SEMINASTIKA tahun ke-5.

Menurutnya, sampai hari Kamis (13/6), total jumlah paper yang telah submit ICSINTESA sebanyak 408 paper. Dengan rincian 120 paper telah dinyatakan diterima (Accepted), dan sisanya 49 paper masih dalam status under review.

Sedangkan total jumlah paper SEMINASTIKA yang telah submit sebanyak 22 paper, dengan rincian 13 paper dinyatakan diterima, dan sisanya 8 paper under review dan masih akan bertambah lagi.

Richki menyebut, peserta ICSINTESA berasal dari lebih 30 negara, antara lain Indonesia, India, Irak, Philipina, Sri Lanka, Palestina, Malaysia, USA, Vietnam, United Arab Emirates, Nigeria, Maroko, Thailand, China, New Zealand, Afghanistan, Australia, Irlandia, Mesir, Belanda, Bangladesh, Kanada, Spanyol, Somalia, Rusia, Turki, Pakistan, Ethiopia, Peru, Yaman.

“Konferensi diadakan secara hybrid, onsite dan online. Diantara kedua pilihan tersebut banyak peserta dan pemakalah yang memilih online,” ujarnya.

Lebih lanjut, menurutnya, akan ada award atau penghargaan yang akan dibagi menjadi dua, yakni Best Presenter Award dan Best Paper Award yang akan diumumkan pada waktu penutupan acara tanggal 12 Juli 2024 sore.

“Semua paper yang accepted wajib dipresentasikan oleh pemakalah saat seminar. Untuk paper ICSINTESA akan di-submit dan di-publish di IEEE Xplore, Canada (Normally Scopus Indexed),” ungkap Richki.

Sedangkan paper SEMINASTIKA akan diterbitkan di Prosiding Seminastika Universitas Mulia. “Bagi paper terpilih (selected paper) akan diterbitkan di jurnal SINTA,” tambahnya.

Seminar akan dilaksanakan di Ballroom Cheng Ho, Kampus Utama Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Kel. Damai Bahagia, Kec. Balikpapan Selatan, Balikpapan Kalimantan Timur selama dua hari, 12-13 Juli 2024.

Tersedia paket City Tour yang dapat dipilih dengan tujuan wisata susur pantai Balikpapan dengan Kapal Pinisi dan wisata IKN.

Lebih lanjut, informasi pendaftaran dapat menghubungi Rizki Zulkarnaen (+6281779527250) untuk ICSINTESA dan Citta (+628524198001) untuk SEMINASTIKA atau ke website https://icsintesa.universitasmulia.ac.id dan/atau https://seminastika.universitasmulia.ac.id.

(SA/Kontributor)

Unduh Poster ICSINTESA

Unduh Poster ICSINTESA

Unduh Poster SEMINASTIKA

Unduh Poster SEMINASTIKA