Foto bersama Wakil Rektor dan Instruktur BRIN serta peserta pelaku UMKM Balikpapan. Foto: Nadya/Media Kreatif

UM – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia bersama dengan Direktorat Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada K/L Masyarakat dan UMKM, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar pelatihan untuk UMKM Balikpapan, Jumat (11/8). Pelatihan tentang Pengolahan Ikan Laut ini berlangsung sehari diikuti 30 peserta pelaku usaha UMKM.

Pada kesempatan ini, turut mendampingi Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I dan perwakilan dosen FEB Nanda Narendra Muvano, S.E., M.M. Hadir perwakilan BRIN yakni Raden Cecep Erwan Andriansyah, S.T., M.Si yang juga menjadi Instruktur Pelatihan, Ananda Prakoso, S.Kom dan Uci Sri Sundari, S.E., M.M.

“Jadi kita itu kan punya payung besarnya, punya MoU dengan BRIN. Kemudian MoU yang dijalankan lebih dulu saat ini adalah MoA (Memorandum of Agreement) atau Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Direktorat Pemanfaatan Riset dan Inovasi di BRIN dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, fokusnya adalah pengabdian masyarakat,” tutur Yusuf Wibisono.

Menurutnya, Universitas Mulia seperti menjadi kepanjangan tangan BRIN untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, khususnya untuk pembinaan atau pemberdayaan UMKM. Dengan kerja sama tersebut, lanjutnya, Universitas Mulia menjadi jembatan untuk mempertemukan BRIN dengan UMKM.

“Berikutnya, kita akan bergeser ke fakultas lain, misalkan, tadi sudah ada diskusi untuk kerjasama antara pusat riset di BRIN dengan Farmasi dan Teknologi Informasi. Itu porgram kita berikutnya,” tutur Yusuf Wibisono.

Sementara itu, Raden Cecep Erwan Andriansyah atau yang biasa dipanggil Pak Cecep, dalam sambutannya mengatakan bahwa hasil-hasil riset dam inovasi BRIN diupayakan tidak berhenti di laboratorium dan publikasi saja.

Serah terima cenderamata Universitas Mulia oleh Wakil Rektor Yusuf Wibisono, Wakil Dekan FEB Nandha Narendra Muvano, dan perwakilan BRIN Raden Cecep Erwan Andriansyah dan Ananda Prakoso. Foto: Nadya/Media Kreatif

Serah terima cenderamata Universitas Mulia oleh Wakil Rektor Yusuf Wibisono, Wakil Dosen FEB Nandha Narendra Muvano, dan perwakilan BRIN Raden Cecep Erwan Andriansyah dan Ananda Prakoso. Foto: Nadya/Media Kreatif

Raden Cecep Erwan Andriansyah, S.T., M.Si dari BRIN saat memberikan pelatihan Pengolahan Ikan Laut untuk para pelaku usaha UMKM Balikpapan di Universitas Mulia, Jumat (11/8). Foto: Nadya/Media Kreatif

Raden Cecep Erwan Andriansyah, S.T., M.Si dari BRIN saat memberikan pelatihan Pengolahan Ikan Laut untuk para pelaku usaha UMKM Balikpapan di Universitas Mulia, Jumat (11/8). Foto: Nadya/Media Kreatif

“Hasil-hasil tersebut perlu dilanjutkan dengan pemanfaatannya di ranah industri, masyarakat, UMKM, untuk menjawab tantangan Connecting Research and Industry, menjadi jembatan kesenjangan atau Bridging the Gap,” tutur Cecep.

Menurutnya, riset dan dan inovasi harus mampu memberikan solusi melalui identifikasi celah kesenjangan (gap), co-creating, dan sharing bagi permasalahan yang dihadapi industri maupun UMKM.

Pada kesempatan ini, Cepep memberikan pelatihan terkait Pengolahan Ikan Laut untuk 30 peserta pelaku usaha UMKM. Menurutnya, berdasarkan statistik, 75% hasil perikanan di Indonesia berasal dari perikanan laut. Sisanya, 25% dari perikanan air tawar.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 53% hasil perikanan dipasarkan dalam bentuk ikan segar. 9,8% diolah dalam bentuk beku dan kaleng, 27,2% diolah kering atau ikan asin.

“Nah, sisanya diolah dalam bentuk pindang, asap, dendeng, abon, dan lain-lain. 3,6% produk olahan untuk diekspor. Sisanya untuk pasar dalam negeri,” tutur Cepep.

Artinya, selain terkait teknologi pangan dan untuk meningkatkan nilai ekonomis, ada potensi lokal hasil perikanan untuk menjadi Diversifikasi Produk.

Diversifikasi produk hasil perikanan tersebut antara lain olahan ikan bisa menjadi abon ikan, dendeng ikan, bakso ikan, nugget, kerupuk, dan lain-lain selain pindang, ikan asap, dan ikan asin.

(SA/Puskomjar)

Drs. Suprijadi, M.Pd dalam suatu kesempatan bersama dengan mahasiswanya. Foto: Istimewa

UM – Sekian lama kekosongan Wakil Wali Kota Balikpapan menarik perhatian Akademisi Universitas Mulia, Drs. Suprijadi, M.Pd. Pasalnya, hingga 26 bulan berlalu, belum juga ada perubahan dan/atau tanda-tanda bakal ada salah satu warga yang akan mengisi kekosongan Wakil Wali Kota Balikpapan.

“Warga Balikpapan patut berterima kasih kepada Wali Kota Rahmad Mas’ud dalam memimpin kota ini selama 26 bulan tetap kondusif. Tidak ada permasalahan yang cukup berarti yang berakibat timbulnya demonstrasi,” tutur Suprijadi, seperti yang disampaikan pada media massa lokal.

Pasalnya, menurutnya, Wali kota dinilai telah melaksanakan perannya sebagaimana tugas dan wewenangnya yang diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Tugas, Wewenang, Kewajiban dan Hak Kepala Daerah. “Itu sudah dijalankan dengan baik oleh Wali Kota Rahmad Mas’ud meski belum sempurna,” tuturnya.

Dengan begitu, lanjutnya, Wali Kota akan lebih sempurna apabila kepemimpinannya dibantu oleh seorang Wakil Wali Kota (Wawali). “Namun, apa daya situasi yang mengharapkan kekosongan Wawali harus terjadi. Walaupun pada kenyataannya tanpa Wawali, Rahmad Mas’ud mampu memimpin Balikpapan mendapatkan penghargaan dengan baik,” ujarnya.

Menurut catatannya, Balikpapan telah mendapatkan penghargaan dan apresiasi seperti Penghargaan Adipura Kencana sebagai lambang kota terbersih yang paling paripurna. “Masih banyak prestasi lain yang tidak dapat kami sebutkan semua,” ungkapnya.

Meski tampak beberapa keberhasilan yang diterima Wali Kota, juga ada kekurangan atau permasalahan-permasalahan yang cukup berarti. “Antara lain kebijakan mutasi aparatur sipil negara, pembangunan pelebaran jalan, sekolah terpadu dan kebijakan yang bernuansa kolusi, nepotisme masih dirasakan serta permasalahan lain yang dihadapi Wali Kota,” urai Suprijadi.

Ia menilai, permasalahan tersebut dapat diminimalkan apabila DPRD dapat menempatkan Wawali sebagai mitra kerja Wali Kota dalam memimpin Balikpapan.

“Jadi, kekosongan Wawali merupakan produk dari DPRD sekarang ini. Mengapa hal itu terjadi? Karena DPRD dengan santainya tidak memerankan dirinya dalam melahirkan Wawali,” tukasnya.

Dirinya mengaku tak habis pikir mengapa fungsi kontrol dan pengawasan dari anggota DPRD kurang dapat berfungsi sebagaimana mestinya. “Padahal, secara substansial, kualitas anggota DPRD tidak diragukan,” ujarnya.

Melihat kenyataan bahwa kinerja anggota DPRD seperti demikian, maka dirinya merasa patut mempertanyakannya. “Fungsi pengawasan DPRD mandul, karena terkontaminasi dengan julukan Partai Pengusung Wali Kota, kecuali dua partai lainnya. Seharusnya anggota DPRD mampu bercermin diri, untuk all-out secara maksimal di akhir masa jabatannya,” ujarnya memberi saran.

Lebih lanjut, dirinya menilai sudah waktunya partai pengusung mampu menunjukkan jati dirinya sebagai partai yang memiliki kredibilitas dan profesionalisme dalam mengawasi kebijakan Wali Kota. “Bukan berarti partai pengusung selalu sami’na wa atho’na, patuh dan taat pada Wali Kota atau partainya Wali Kota,” ujarnya.

Dirinya pun mengingatkan peran dan fungsi partai pengusung hanya sebatas mengantarkan Rahmad Mas’ud dan Thohari Azis (almarhum) untuk menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota. “Setelah itu, gugurlah hak dan kewajiban, karena partai pengusung kembali kepada jati diri sebagai wakil rakyat, anggota DPRD,” ujarnya.

Untuk itu, tibalah saatnya partai pengusung harus berani bercerai dengan partai pengusung utama. Partai pengusung harus mampu dan berani mengkritik kebijakan walikota yang kurang populis.

Apabila kondisi partai pengusung tetap adem ayem, mencari titik aman, tanpa menunjukkan dan memperbaiki kredibilitas, jangan disalahkan apabila pada Pemilu Legislatif 2024 rakyat lebih condong menjatuhkan pilihan pada calon anggota legislatif baru.

Oleh karena itu, tidak lama lagi warga masyarakat Kota Balikpapan akan menyongsong pemilihan umum serentak tepatnya 14 Februari 2024. “Kurang 198 hari, tentu bukanlah waktu yang lama,” ujarnya.

Rakyat Indonesia akan menggelar pesta demokrasi pemilihan umum serentak, termasuk di Kota Balikpapan. “Notabene masyarakat Balikpapan akan menentukan nasibnya dalam memilih wakil rakyat yang benar-benar kredibel, amanah, bertanggung impian masa depan, sebagai kota yang layak huni dan bermartabat,” ujarnya.

Masyarakat saat ini dinilainya memiliki kecerdasan yang tinggi dalam menggunakan hak pilihnya dan akan menjatuhkan pilihan kepada calon anggota legislatif yang sangat dibutuhkan.

“Untuk itu, mari menyongsong masa depan Kota Balikpapan yang bermartabat dan berdaulat dengan memelihara moto Kota Balikpapan sebagai Kota Beriman, Bersih, Indah, Aman dan Nyaman, dengan semangat juang Balikpapan Kubangun, Kujaga dan Kubela sebagai kota yang layak huni, patut kiranya untuk kita pertahankan,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

Selamat Atas Diraihnya Gelar Profesor Guru Besar Bidang Informatika, Prof. Dr. Muhammad Rusli, M.T, 12 juni 2023.

,UM – Segenap sivitas akademika Universitas Mulia mengucapkan selamat kepada Rektor Prof. Dr. Muhammad Rusli, M.T atas diraihnya gelar Profesor dalam bidang Informatika. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nomor 29410/M/2023 tanggal 12 Juni 2023.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H mengucapkan selamat untuk yang pertama kalinya sembari mengirimkan SK Kenaikan Jabatan Akademik Dosen atas nama Prof. Muhammad Rusli, dari Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim.

“Alhamdulillah, akhirnya Rektor UM Bapak M Rusli telah mendapatkan gelar Profesor (Guru Besar). Kini UM punya Profesor pertama di kampus. Selamat Prof Rusli. Kami turut bangga dan bahagia,” tutur Dr. Agung, yang diikuti ucapan selamat seluruh koleganya.

“Alhamdulillah wa syukurillah. Universitas Mulia telah mempunyai Profesor pertama yakni Prof. Dr. Drs. Muhammad Rusli, M.T. Selamat Pak Rektor moga berguna dan bermanfaat untuk Universitas Mulia pada umumnya dan keluarga khususnya. Amin x3 Ya Rabbal ‘Alamin,” tutur Dr. Sudarmo, S.H., M.M.

“Alhamdulillah. Selamat untuk Pak Rektor atas raihan Guru Besarnya. Semoga semakin berkah dan amanah dalam menyebarkan keilmuan dan meningkatkan keunggulan Universitas Mulia,” tutur Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I.

Atas ucapan selamat tersebut, Prof. Muhammad Rusli mengucapkan terima kasih dan berharap menjadi keberkahan bagi Universitas Mulia. “Terimakasih atas perhatian, harapan dan doanya. Semoga menjadi keberkahan bagi kita semua. Amiin ya rabbal alamin,” ucap Prof. Rusli.

Ketika berbincang dengan media ini di ruang kerjanya, Prof. Rusli menceritakan perjalanannya meraih gelar Profesor. Menurut Prof. Rusli, meski memiliki latar belakang pendidikan Teknik Informatika (S2) dan Teknologi Pembelajaran (S3), namun karyanya lebih banyak di bidang pengembangan Ilmu Informatika di bidang e-Learning, khususnya yang terkait dengan efektivitas pengembangan e-modul, modul-modul pembelajaran, baik yang interaktif ataupun video, baik yang bisa dipelajari secara mandiri ataupun daring.

Selanjutnya, sebagai Guru Besar, Prof. Rusli terus mendorong para dosen untuk meraih jenjang pendidikan tertinggi dan bergelar Doktor. “Untuk para dosen yang telah menerima tunjangan sertifikasi dosen, mulai semester depan kita akan wajibkan untuk publikasi pada jurnal minimal terindeks Sinta 4 dan juga Scopus,” tutur Prof. Rusli.

Prof. Rusli juga mendorong agar dosen menerbitkan buku, baik buku ajar maupun buku referensi yang diterbitkan oleh penerbit. Apabila kewajiban tersebut tidak ditunaikan, tunjangan sertifikasi dosen yang selama ini didapatkan setiap bulan terancam dihentikan.

“Ini saya tekankan agar para dosen terus meningkatkan kapasitas keilmuannya, tidak berhenti sampai di sini. Terus berusaha meningkatkan kemampuan sebagai orang yang memiliki privilege mendidik mahasiswa,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

Pelatihan pemanfaatan e-Learning Lentera untuk dosen-dosen Program Studi S1 Farmasi Universitas Mulia, Rabu (26/7). Foto: Tangkapan layar

UM – Pengelola e-Learning Lentera Universitas Mulia menggelar pelatihan pemanfaatan e-Learning bagi dosen-dosen Program Studi S1 Farmasi, Rabu (26/7). Pelatihan yang digelar daring ini dibuka resmi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I.

“Pelatihan dilaksanakan full-online. Mulai pukul 08.30 WITA sampai dengan 15.00 WITA. Pemateri Pak Thami Rusdi Agus, Kepala Bagian E-Learning dan Pengembangan Sistem Informasi,” tutur Muhammad Yani, S.Kom., M.T.I, Manajer E-Learning.

Thami Rusdi mengatakan, materi pelatihan meliputi tutorial bagaimana memanfaatkan Lentera untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran dalam jaringan (daring). “Betul, mulai dari login, materi pembelajaran, quiz, ujian, bank soal, hingga backup,” tutur Thami.

Ketika ditanya apakah seluruh dosen saat ini sudah bisa menggunakan Lentera, Thami mengatakan sebagian dosen sudah menerapkan penggunaan Lentera.

“Dosen-dosen yang ikut pelatihan sebagian sudah menerapkan di kelas Semester Antara saat ini,” katanya.

Sementara itu, salah satu dosen Prodi S1 Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, M.Sc, usai mengikuti pelatihan mengatakan dirinya telah memanfaatkan Lentera untuk pembelajaran di Semester Antara saat ini.

“Yup, sudah (menggunakan Lentera),” tutur Citta saat ditanya media ini.

Selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi, dirinya meminta seluruh dosen-dosennya bisa memanfaatkan Lentera untuk mendukung kegiatan pembelajaran, baik daring maupun luring.

“Ini pelatihan e-Learning untuk dosen Farmasi. Karena target mulai Semester Antara ini Kita memaksimalkan penggunaan e-Learning, terutama pelaksanaan Kuis, UTS dan UAS,” ungkapnya.

Dirinya mengakui meski belum semua dosen menggunakan Lentera, namun ke depan secara bertahap mau tak mau seluruh dosen akan menerapkannya apabila tidak ingin tertinggal.

Ketika ditanya apakah ada mahasiswanya yang kesulitan menggunakan Lentera, Citta mengatakan hingga saat berita ini ditulis, dirinya belum menerima keluhan dari mahasiswanya.

“Hingga saat ini belum ada laporan dari mahasiswa. Cuman yang saya pantau terkait penggunaan e-Learning ini memudahkan mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan remedial,” tuturnya.

Menurutnya, remedial menjadi kewajiban bagi para dosen yang diberikan kepada mahasiswanya untuk memperbaiki hasil pembelajaran. “Sehingga akan berpengaruh pada kelulusan mata kuliah mahasiswa dan peningkatan IPS,” pungkas Citta.

(SA/Puskomjar)

Bagus Indrayana (paling kiri) bersama pengelola PSDKU Samarinda dan Lurah Dadi Mulya Syamsu Alam (tengah). Foto: PSKDU Samarinda

UM – Sejumlah mahasiswa dan dosen Program Studi Di luar Kampus Utama (PSDKU) Samarinda menggelar seremoni penandatanganan kerja sama tridarma perguruan tinggi dengan pihak Kelurahan Dadi Mulya, Jumat (28/7). Kegiatan tersebut sekaligus peluncuran Aplikasi SiapSama yang dikembangkan mahasiswa.

Selain itu, kegiatan tersebut juga diisi dengan silaturahmi antara pengelola PSDKU Samarinda dengan pihak kelurahan bersama PKK dan darma wanita serta sosialisasi beasiswa Universitas Mulia bagi warga Kelurahan Dadi Mulya,

“Awalnya memang kami bersilaturahmi dengan Pak Lurah. Kami sampaikan ingin membantu peningkatan kinerja pegawai kelurahan dalam bentuk sumbangan aplikasi dan pelatihan,” tutur Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I, selaku dosen pembimbing

Setelah melakukan pengumpulan data kebutuhan, Tina memperoleh informasi bahwa saat ini kebutuhan yang mendesak adalah mengatasi persoalan disposisi surat.

“Menurut Sekretaris Lurah, persoalan yang paling penting saat ini adalah mengenai disposisi surat. Karena Pak Lurah sering di luar kantor sehingga memerlukan aplikasi disposisi berbasis Cloud untuk memudahkan memberikan disposisi meskipun sedang berada di luar kantor,” tutur Tina.

Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I bersama Lurah Dadi Mulya Syamsu Alam, S.IP, M.Si. Foto: PSDKU Samarinda

Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I bersama Lurah Dadi Mulya Syamsu Alam, S.IP, M.Si. Foto: PSDKU Samarinda

Ibu-ibu PKK dan Darma Wanita Kelurahan Dadi Mulya Samarinda. Foto: PSDKU Samarinda

Ibu-ibu PKK dan Darma Wanita Kelurahan Dadi Mulya Samarinda. Foto: PSDKU Samarinda

Dengan begitu, tambah Tina, kelurahan berharap dengan penerapan aplikasi tersebut, pengarsipan surat juga menjadi lebih mudah dan lebih cepat digunakan kembali dengan baik.

Untuk kebutuhan tersebut, Tina selanjutnya berkomunikasi dengan pengelola PSDKU. Kemudian disepakati untuk membentuk tim yang terdiri dari dirinya bersama dengan seorang mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, yakni Bagus Indrayana.

“Kami kemudian mencoba membuat solusi atas permasalahan tersebut, dengan pembuatan Aplikasi SiapSama. Alhamdulillah sudah uji coba dan mendapat respons sangat baik dari pihak kelurahan,” ungkap Tina, senang.

Atas keberhasilan pengujian tersebut, Lurah Dadi Mulya Syamsu Alam, S.IP., M.Si menggelar seremoni peluncuran Aplikasi SiapSama bersama warga sekitar.

Syamsu Alam menyambut positif atas kontribusi PSDKU Universitas Mulia Samarinda dan berharap tidak berhenti sampai di sini, terutama bagaimana pengembang aplikasi ke depan dapat terus memberikan dukungan keberlanjutan pemanfaatan aplikasi di masa yang akan datang.

“Kontribusi untuk kelurahan insya Allah tidak berhenti di sini. Universitas Mulia bisa membantu memberikan pelatihan-pelatihan teknologi informasi bagi aparat kelurahan maupun warganya,” tutup Tina.

(SA/Puskomjar)

Drs. Suprijadi, M.Pd. Foto: Istimewa

UM – Sejak pelantikan Wali Kota Kota Balikpapan periode 2021-2024 pada 31 Mei 2021 yang lalu, Rahmad Mas’ud hingga kini belum mendapatkan Wakilnya. Menurut PP No. 12 tahun 2018, apabila terjadi kekosongan untuk sisa jabatan lebih dari 18 bulan, maka DPRD berhak memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

“Tapi ini sudah lebih dari 18 bulan, jika dihitung mulai 29 Juni 2023, maka sudah 25 bulan Rahmad Mas’ud menjabat Wali Kota tanpa Wakil Wali Kota. Tentu hal ini terjadi bukan semata kesalahan dari Wali Kota,” tutur Drs. Suprijadi, M.Pd, dosen aktif Universitas Mulia.

Menurutnya, berdasarkan pasal 24 ayat 1 dan 2 dalam PP No. 12 tahun 2018 menyebutkan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diselenggarakan dalam rapat paripurna yang hasilnya ditetapkan dengan keputuskan DPRD. “Ya, dalam hal ini adalah DPRD Kota Balikpapan,” ujarnya.

DPRD Kota Balikpapan, menrutunya, tidak melaksanakan mekanisme pemilihan Kepala Daerah dan Wakilnya dengan baik. Pasalnya, berdasarkan hasil pemilihan, maka dalam rapat paripurna pimpinan DPRD mengumumkan pengangkatan Wakil Wali Kota.

Selanjutnya, pimpinan DPRD Kota Balikpapan menyampaikan usulan pengesahan pengangkatan Wakil Wali Kota kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat.

“Memperhatikan mekanisme dalam peraturan tersebut, jelas DPRD Kota Balikpapan dinilai kurang kompeten dalam mengemban amanat sebagai wakil rakyat. Sampai Juli 2023 ini berjalan 26 bulan kekosongan Wakil Wali Kota. Ini tidak bisa dianggap ringan,” tutur Suprijadi,.

Melihat rekam jejak para wakil rakyat yang ada di DPRD tersebut, Suprijadi mengingatkan masyarakat agar ke depan dapat menilai kredibilitas dan kualitas DPRD secara jernih.

“Seharusnya, sebagai insan pemegang amanat wakil rakyat merasa malu jika kekosongan Wakil Wali Kota Balikpapan ini sampai berlarut-larut. Sampai saat ini tidak ada kepastian,” tukasnya.

Ia mengingatkan agar wakil rakyat mengevaluasi dirinya sendiri sehingga berhak untuk mencalonkan kembali Pemilihan Umum Legislatif pada 14 Februari 2024 mendatang.

“Untuk itu, saya mengajak warga Kota Balikpapan yang mempunyai hak pilih, gunakan hak pilih Anda dalam Pemilihan Umum Legislatif, untuk memilih kader-kader bangsa yang mengemban amanah sebagai wakil rakyat,” tuturnya.

Ia mendorong perlunya gerakan reformasi dengan memilih calon anggota DPRD yang baru yang benar-benar memiliki semangat melaksanakan amanat reformasi. “Apapun partainya, DPRD Kota Balikpapan diharapkan bermartabat sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)

Mada Aditia Wardhana berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi dalam Rapat Ujian Terbuka Promosi Doktor, Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untag Surabaya, Rabu (5/7). Foto: dok. Untag

UM – Mada Aditia Wardhana berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi setelah melakukan penelitian Disertasi tentang Workplace Learning (WPL) atau pembelajaran di tempat kerja. Disertasinya berhasil dipertahankan dalam Rapat Ujian Terbuka Promosi Doktor, Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untag Surabaya, Rabu (5/7).

“Disertasi saya mengeksplorasi praktik Workplace Learning (WPL) atau pembelajaran di tempat kerja pada perusahaan menggunakan data sekunder terkait dengan pengakuan, daya saing, dan karir karyawan dengan fokus pada peluang Kesetaraan Kualifikasi Nasional Indonesia,” tutur Mada kepada media ini, Minggu (8/7).

Menurut Mada, karyawan yang selama ini melaksanakan pekerjaannya di tempat kerja atau di perusahaan, secara teori merupakan bentuk WPL.

“WPL itu adalah bentuk pembelajaran dan menurut Perpres 8 tahun 2012 tentang KKNI, capaian pembelajaran karyawan melalui pengalaman pekerjaan ini dapat disetarakan dengan jenjang pendidikan melalui sertifikasi kompetensi,” tutur Mada.

Hal ini, lanjutnya, menjadi peluang dan strategi pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) yang layak diterapkan oleh karyawan dan perusahaan. “Orisinalitas penelitian ini, mendetailkan teori WPL oleh Stern dan Sommerlad berupa satu proposisi mayor, dua puluh proposisi minor, dan satu model,” ungkapnya.

Salah seorang promotor Dr. Ida Aju Brahma Ratih, MM. Foto: dok. Untag

Ko. promotor Dr. Ida Aju Brahma Ratih, MM. Foto: dok. Untag

Mada aditia bersama promotor dan dewn penguji Doktor Ilmu Ekonomi Untag. Foto: dok. Untag

Mada Aditia bersama promotor dan dewan penguji Doktor Ilmu Ekonomi Untag. Foto: dok. Untag

Mada Aditia Wardhana saat sidang promosi Doktor Ilmu Ekonomi Untag, Rabu (5/7). Foto: dok. Untag

Promovenda Mada Aditia Wardhana saat sidang promosi Doktor Ilmu Ekonomi Untag, Rabu (5/7). Foto: dok. Untag

Mada Aditia saat sidang promosi Doktor mendapat dukungan dari keluarga. Foto: dok. Untag

Mada Aditia saat sidang promosi Doktor mendapat dukungan dari keluarga. Foto: dok. Untag

Untuk itu, berdasarkan Disertasinya, Mada memberikan saran, baik kepada pemerintah Indonesia, praktisi pendidikan tinggi maupun industri harus mulai memperhatikan bersama bahwa penyelarasan kurikulum pembelajaran di perguruan tinggi dan pembelajaran di tempat kerja di perusahaan.

Dengan penyelarasan tersebut, menurut Mada, dapat mendorong wacana strategi pembelajaran yang bervariasi dan dinamis serta mempromosikan keselarasan pada skema sertifikasi yang sama.

“Sehingga peluang penyetaraan kualifikasi hasil belajar yang dihasilkan dari pendidikan, pelatihan kerja, atau pengalaman kerja melalui sertifikasi dapat menjadi salah satu alternatif bagi tenaga kerja Indonesia,” ungkap Mada.

Di bawah promotor Prof. Dr. drg. Hj. Ida Aju Brahmasari, Dipl. DHE, MPA dan ko. promotor Dr. Ida Aju Brahma Ratih, MM, Mada berhasil mempertahankan Disertasinya.

Keberhasilan Mada Aditia ikut menambah deretan dosen tetap yang bergelar Doktor di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia. Di antaranya adalah Dr. Hety Devita, S.E., M.M yang berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Mulawarman Samarinda.

Kemudian Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd dan Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M. Keduanya meraih Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Malang serta Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M yang meraih gelar Doktor Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

“Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah dapat menyelesaikan studi S3 dan juga rasa terima kasih kepada seluruh pihak, khususnya Yayasan Airlangga dan Universitas Mulia yang telah memberikan dukungan,” tutur Mada.

Mada juga mendorong para dosen untuk meraih pendidikan tertinggi guna mendorong peningkatan kualitas perguruan tinggi seiring dengan tuntutan perkembangan zaman dan kebutuhan.

“Semoga dengan semangat belajar dan menemukan novelty yang selanjutnya dikembangkan saat kembali mengabdi di program studinya, dosen-dosen FEB memiliki penciri dan keunggulan keilmuan pada masing-masing prodinya, dan mendorong pada tingkat guru besar,” pungkas Mada.

(SA/Puskomjar)

Foto bersama daring saat pembukaan Workshop Fundamental Data Sains kerjasama Universitas Mulia dan Universitas Gunadarma, Senin (3/7). Foto: Tangkapan layar

UM – Universitas Mulia bekerja sama dengan Universitas Gunadarma menggelar Workshop Fundamental Data Sains untuk Dosen, 3 – 22 Juli 2023. Workshop yang digelar daring selama 9 hari atau 38 jam ini memanfaatkan mesin super komputer Nvidia DGX yang ada di Universitas Gunadarma.

Rektor Universitas Mulia Dr. Muhammad Rusli, M.T yang berhalangan hadir dan diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I, mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya workshop ini.

“Ini luar biasa dan sangat kami tunggu-tunggu. Mudah-mudahan ini menjadi rangkaian kerjasama yang saling memberi manfaat antara Universitas Gunadarma dengan Universitas Mulia,” tutur Yusuf Wibisono.

Yusuf Wibisono mengatakan, minat para dosen mengikuti workshop Data Sains ini cukup banyak. Tercatat 31 orang peserta terdaftar yang berasal dari lintas bidang dan program studi di Universitas Mulia, baik dari kampus Balikpapan dan Samarinda.

“Kami lihat, tidak semuanya datang dari background teknologi informasi. Tapi kami percaya bahwa tim instruktur Universitas Gunadarma sudah menyiapkan materi sedemikian rupa sehingga materi ini bisa diikuti oleh bidang ilmu apapun yang memang memiliki minat di bidang data sains,” terang Yusuf.

Foto bersama daring saat pembukaan Workshop Fundamental Data Sains kerjasama Universitas Mulia dan Universitas Gunadarma, Senin (3/7). Foto: Tangkapan layar

Foto bersama daring saat pembukaan Workshop Fundamental Data Sains kerjasama Universitas Mulia dan Universitas Gunadarma, Senin (3/7). Foto: Tangkapan layar

Dr. Detty Purnamasari instruktur Universitas Gunadarma pada Workshop Data Sains untuk Dosen. Foto: Tangkapan layar

Dr. Detty Purnamasari instruktur Universitas Gunadarma pada Workshop Data Sains untuk Dosen. Foto: Tangkapan layar

Jadwal Workshop selama 38 jam.

Jadwal Workshop selama 38 jam.

Lebih lanjut, Yusuf Wibisono mengatakan bahwa di era saat ini, Data Sains tidak lagi menjadi monopoli orang IT. “Di situ ada keilmuan Statistika, yang juga harus kuat Matematika dan lain-lain,” tuturnya.

Untuk itu, ia meminta para peserta untuk lebih serius dan berkomitmen mengikuti dan menyelesaikan Workshop hingga pertemuan akhir nanti. “Harus kita sadari bahwa teman-teman dari Gunadarma sudah meluangkan waktu yang luar biasa untuk memberikan kesempatan kita mengikuti workshop ini untuk mencoba super komputer yang super cerdas,” pesannya.

Senada dengan Yusuf Wibisono, Prof. Didin Mukodim, Wakil Rektor IV Universitas Gunadarma mengatakan bahwa salah satu wujud implementasi kerjasama kedua perguruan tinggi adalah terselenggaranya pelatihan data sains dengan super komputer ini.

“Mudah-mudahan kerjasama ini bermanfaat. Mudah-mudahan para dosen tidak berhenti belajar, karena tugas dosen itu tidak ada yang namanya berhenti belajar,” tutur Prof. Didin.

Prof. Didin juga mengucapkan terima kasih kepada panitia yang telah mempersiapkan segala sesuatunya hingga akhir pelaksanaan workshop dan diikuti seluruh peserta sampai selesai dan memperoleh hasil yang maksimal dan merasakan manfaat super komputer.

Lebih lanjut, Prof. Didin berharap usai pelaksanaan workshop dapat ditingkatkan dengan program-program lainnya. “Mungkin bisa di bidang intelijen, karena sekarang ini juga cukup banyak produk-produk yang dihasilkan pada saat pandemi ataupun saat-saat yang sekarang setelah kita memiliki super komputer ini,” tuturnya.

Dalam kesempatan ini, tampak hadir Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Wisnu Hera Pamungkas beserta dosen lainnya. Tampak juga dari Universitas Gunadarma Dr. I Made Wiryana bersama dosen dan instruktur lainnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi workshop selama dua jam oleh instruktur Dr Detty Purnamasari. Materi hari pertama meliputi perkenalan penggunaan sarana belajar e-learning, mesin super komputer NVidia DGX A100, instalasi perangkat lunak Anaconda dan Jupyter serta dasar pemrograman Python.

(SA/Puskomjar)

Peserta, instruktur dan panitia di hari kedua Pelatihan Digital Marketing (15/6). Foto: Media Kreatif

UM – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar Pelatihan Pengemasan Produk, Digital Marketing, dan Literasi Digital untuk pelaku UMKM di Balikpapan. Pelatihan berlangsung selama tiga hari, bertempat di Aula Cheng Ho, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, 14-16 Juni 2023.

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M mengatakan bahwa pelatihan digelar dalam rangka kerja sama dengan BRIN untuk pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di Balikpapan.

“Sasaran yang diharapkan oleh FEB adalah memperkenalkan Universitas Mulia sebagai hub atau penghubung BRIN di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara,” tutur Ivan Armawan.

Selain itu, tambah Ivan, ia ingin memperkenalkan Tim UMKM FEB Universitas Mulia untuk membantu UMKM dalam meningkatkan potensi pelatihan yang dibimbing oleh tim BRIN yang sudah sangat profesional dan pengalaman di bidangnya.

“Kami berharap, ke depan Fakultas Ekonomi dan Bisnis akan terjun ke masyarakat untuk memberikan bimbingan kepada UMKM dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kinerja UMKM,” harap Ivan.

Lebih lanjut, Ivan mengatakan, seluruh peserta berasal dari berbagai bisnis UMKM yang ada di Balikpapan dengan jumlah peserta 75 orang. “Kurang lebih 75 orang,” ungkapnya.

Salah seorang narasumber Literasi Digital dari BRIN presentasi materi. Foto: Media Kreatif

Salah seorang narasumber Aditya dengan materi Digital Marketing dari BRIN presentasi materi. Foto: Media Kreatif

Peserta, instruktur dan panitia di hari pertama Pelatihan Pengemasan Produk (14/6). Foto: Media Kreatif

Peserta, instruktur dan panitia di hari pertama Pelatihan Pengemasan Produk (14/6). Foto: Media Kreatif

Salah satu produk UMKM Balikpapan. Foto: Media Kreatif

Salah satu produk UMKM Balikpapan. Foto: Media Kreatif

Selama tiga hari berturut-turut, peserta mendapatkan pelatihan dengan narasumber sepenuhnya dari BRIN. Hari pertama (14/6), diisi dengan Pelatihan Pengemasan Produk oleh Mahargono.

Kemasan merupakan bagian terpenting dari produk UMKM lantaran mengangkat sebuah nilai untuk menarik minat pembeli. Tanpa kemasan yang menarik, sebuah produk tidak memberikan nilai tambah yang baik.

Kemasan, menurut BRIN, terbagi menjadi tiga bagian, yakni kemasan primer, kemasan sekunder, dan kemasan tersier. Kemasan primer adalah lapisan yang mengalami kontak langsung dengan produk seperti plastik dan kaleng.

Kemasan sekunder adalah lapisan yang melindungi kemasan primer seperti kardus. Sedangkan kemasan tersier adalah lapisan yang diperlukan untuk memudahkan distribusi produk ke daerah pemasaran.

Hari kedua (15/6), pelatihan diisi oleh Aditya dengan materi Digital Marketing yang merupakan bentuk pemasaran menggunakan banyak elemen seperti e-commerce, pemasaran Internet, pemasaran seluler dan segala hal yang terkait teknologi digital.

Aktivitas pemasaran digital yang dilakukan pelaku UMKM bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Saat ini, banyak pelaku pemasaran digital cukup terampil memanfaatkan media seperti website, media sosial, aplikasi mobile, online video, email dan blog dan perangkat digital lainnya.

Dan hari ketiga, (16/6), pelatihan diisi oleh Raymon dengan materi Literasi Digital. Banyaknya data dan informasi yang beredar di Internet saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku UMKM dari berbagai macam bisnis untuk memanfaatkannya menjadi pengetahuan yang berharga bagi perkembangan bisnisnya.

Menurut BRIN, setidaknya terdapat empat pilar literasi digital, yaitu keamanan, kecakapan, budaya dan etika. Di era informasi yang begitu cepat, data dan informasi datang membanjir dan mengalir sangat cepat sehingga apabila terlewat begitu saja akan kehilangan substansinya.

(SA/Puskomjar)

Petugas Kesehatan UPTD Puskesmas Kelurahan Damai Kec. Balikpapan Selatan memberikan pengarahan kepada peserta, Selasa (20/6). Foto: Istimewa

UM – Dalam rangka pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular (PM) dan Tidak Menular (PTM), Dinas Kesehatan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Kel. Damai Kec. Balikpapan Selatan menggelar kegiatan Deteksi Dini Penyakit Menular dan Tidak Menular di Universitas Mulia, Selasa (20/6).

Kepala Kepegawaian Drs. H. Akhmad Priyanto mengundang seluruh dosen, karyawan, dan mahasiswa untuk ikut memeriksakan diri di Aula Cheng Ho. “Gratis. Silakan Bapak Ibu, yang sudah ada waktu luang bisa ikut antrean,” ajaknya.

Beberapa dosen dan karyawan tampak ikut mengantre untuk memeriksakan diri, seperti yang dilakukan oleh dosen Prodi S1 Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, M.Sc. “Segera merapat ke Gedung Cheng Ho bagi yang menginginkan pemeriksaan. Gratis,” ajak Citta kepada rekan-rekannya.

Salah satu karyawan, Siti Sorah, usai melakukan pemeriksaan mengatakan dirinya bersyukur hasil pemeriksaan menunjukkan semuanya dalam keadaan normal. “Alhamdulillah, semua normal,” katanya.

Beberapa orang tampak mengurungkan niatnya lantaran kuatir memeriksakan diri, meski diiming-imingi gratis. ”Aduh, baru saja makan eh, pasti gulanya naik,” kata salah seorang karyawan yang enggan disebut namanya. Ia mengaku setiap bulan melakukan kontrol pada dokter dan pemeriksaan rutin laboratorium medis.

Dosen, karyawan, dan mahasiswa Universitas Mulia saat sedang antre pemeriksaan PTM, Selasa (20/6). Foto: Istimewa

Dosen, karyawan, dan mahasiswa Universitas Mulia saat sedang antre pemeriksaan PTM, Selasa (20/6). Foto: Istimewa

Dosen, karyawan, dan mahasiswa Universitas Mulia saat sedang antre pemeriksaan PTM, Selasa (20/6). Foto: Istimewa

Dosen, karyawan, dan mahasiswa Universitas Mulia saat sedang antre pemeriksaan PTM, Selasa (20/6). Foto: Istimewa

Sementara itu, selain pemeriksaan PM dan PTM, Dinkes Kota Balikpapan UPTD Puskesmas Damai menyebut kegiatan ini juga dalam rangka Gerakan Pengendalian Penyakit Prioritas seperti Kardiovaskuler, Diabetes Mellitus, dan Tuberkulosis serta Kebugaran Jasmani.

Kegiatan pemeriksaan yang berlangsung mulai pukul 9.00 Wita dan berakhir pukul 12.00 Wita ini, menurut informasi, berhasil memeriksakan lebih dari 100 orang.

Kementerian Kesehatan RI menyebut, peningkatan kasus PTM di Indonesia akan menambah beban masyarakat dan pemerintah.

Peningkatan beban akibat PTM sejalan dengan meningkatnya faktor risiko yang meliputi meningkatnya tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh atau obesitas, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok serta alkohol.

Penanganan PTM tidak sebentar, tapi membutuhkan waktu yang panjang, memerlukan biaya yang besar serta membutuhkan teknologi tinggi. Perubahan pola penyakit dipengaruhi perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi demografi, teknologi, ekonomi dan sosial budaya.

Kasus PTM memang tidak ditularkan secara langsung dari manusia ke manusia, tetapi cukup mematikan dan mengakibatkan individu menjadi tidak atau kurang produktif.

Meski demikian, PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko melalui deteksi dini seperti melalui pemeriksaan yang dilakukan UPTD Puskesmas Damai.

(SA/Puskomjar)