“Menghadapi disrupsi teknologi dan percepatan digitalisasi, Universitas Mulia menyiapkan prodi-prodi barunya agar tampil kompetitif di tingkat nasional melalui technopreneurship, kurikulum OBE-KKNI yang adaptif, serta literasi digital yang terintegrasi di setiap mata kuliah. Kami ingin lulusan tidak hanya menguasai aspek teknis, tetapi juga terlatih berinovasi, berwirausaha digital, dan berkolaborasi lintas sektor. Karena itu, jejaring dengan industri 4.0, inkubator bisnis, dan komunitas kreatif harus terus diperluas, membuka ruang magang, proyek nyata, hingga peluang startup mahasiswa. Ekosistem kampus digital, dosen yang melek teknologi, dan penguatan nilai lokal berbasis digital akan memastikan prodi-prodi baru Universitas Mulia relevan dan unggul di masa depan.”Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si. (Rektor Universitas Mulia)

 

Humas Universitas Mulia, 17 Juli 2025 — Tahun akademik ini, Universitas Mulia menapaki fase baru dengan membuka empat program studi yang langsung diarahkan menanamkan fondasi mutu dan visi technopreneur. Teknik Sipil, Teknik Industri, Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (TPHP), serta Desain Komunikasi Visual (DKV) resmi dibuka sebagai jawaban kebutuhan kompetensi kontemporer.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si., menyebut pembukaan prodi baru ini bukan sekadar perluasan administratif, melainkan langkah terukur yang menempatkan kualitas akademik sebagai pijakan utama.

“Strategi Universitas Mulia untuk menjaga kualitas akademik pada masa awal pembukaan program studi baru yang belum memiliki jejak alumni adalah memastikan rekrutmen dosen yang kompeten, menyusun kurikulum berbasis KKNI dan OBE yang relevan dengan kebutuhan industri, serta menerapkan sistem penjaminan mutu internal (SPMI) secara konsisten,” ujarnya, Kamis (17/7).

Di lantai kerja akademik kampus, pembekalan bagi para Kaprodi baru mulai dirancang sebagai ruang pembinaan yang terhubung langsung dengan kebutuhan industri. Sementara, diskusi tentang kurikulum dilakukan lintas unit agar tidak hanya berhenti pada tataran formal, tetapi menyentuh aspek implementasi pembelajaran.

“Selain itu, kerja sama dengan mitra eksternal seperti industri dan perguruan tinggi lain dapat memperkuat pelaksanaan Tridharma,” jelasnya.

Menurutnya, jejaring eksternal menjadi bagian penting untuk mengimbangi fase awal prodi yang belum memiliki lulusan sebagai indikator kualitas.

Pada tahap awal, penyiapan dosen, materi ajar, sarana pembelajaran, serta promosi penerimaan mahasiswa menjadi fokus praktis. Namun universitas tidak berhenti di tataran target jangka pendek.

“Target jangka panjang mencakup pencapaian akreditasi Baik Sekali atau Unggul, pelacakan jejak lulusan yang terserap di dunia kerja, penguatan riset dan inovasi berbasis technopreneur, serta perluasan kerja sama dengan industri dan institusi internasional untuk meningkatkan rekognisi dan daya saing prodi,” terang Ahsin Rifai.

Dinamika kurikulum juga menuntut para Kaprodi baru agar tidak hanya memegang mandat administratif, tetapi terlibat aktif merumuskan strategi belajar yang adaptif. “UM perlu melakukan pembinaan terpadu melalui pelatihan intensif tentang kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE), Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dan integrasi Kampus Berdampak,” katanya.

Pendekatan praktis berupa benchmarking ke perguruan tinggi mapan, forum asosiasi prodi, hingga diskusi bersama pengguna lulusan akan dilakukan agar pembaruan kurikulum tidak berhenti pada dokumen cetak.

Dalam lanskap disrupsi teknologi, Universitas Mulia mendorong setiap prodi baru berdiri dengan ekosistem technopreneur. “Universitas Mulia dapat memposisikan program studi barunya secara kompetitif di tingkat nasional dengan mengedepankan pendekatan technopreneurship, kurikulum adaptif berbasis OBE dan KKNI, serta integrasi literasi digital pada seluruh mata kuliah,” paparnya.

Kolaborasi lintas prodi juga menjadi salah satu instrumen yang diharapkan bisa mengokohkan ekosistem belajar. Rektor mencontohkan potensi integrasi di level pembelajaran praktis. “Peran sivitas akademika lintas prodi di Universitas Mulia sangat penting dalam membangun sinergi multidisipliner antara prodi baru dan prodi lama,” tegasnya.

Di ruang diskusi kampus, integrasi pengetahuan bukan lagi slogan. Dosen DKV dapat terlibat mendukung visualisasi rancangan proyek Teknik Sipil. Pengembangan efisiensi sistem produksi pada TPHP dapat dikonsolidasikan bersama Teknik Industri.

Melalui pembukaan empat prodi baru ini, Universitas Mulia merumuskan ulang strategi Tridharma Perguruan Tinggi agar lebih responsif, adaptif, dan kontekstual di tengah akselerasi teknologi. Di balik setiap lembar kurikulum, universitas menanamkan satu pondasi: technopreneur bukan hanya muatan materi, tetapi etos kerja dan pola pikir generasi yang disiapkan untuk menjemput peluang masa depan.

Humas UM (YMN)

“Daycare Ananda Mulia tidak kami bangun hanya untuk sekadar menjadi layanan penitipan anak, tetapi sebagai laboratorium multifungsi di mana mahasiswa PG-PAUD belajar langsung mendampingi pengasuhan anak sambil mengasah jiwa technopreneur. Mereka merasakan praktik nyata, memahami manajemen layanan, dan menanamkan mental wirausaha sejak di bangku kuliah,”—Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., (Dekan FHK Universitas Mulia).

Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan UM (kedua dari kiri).

Humas Universitas Mulia, 17 Juli 2025 — Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Universitas Mulia resmi merealisasikan salah satu program strategisnya melalui pendirian Daycare Ananda Mulia. Kehadiran taman pengasuhan ini bukan hanya menambah layanan berbasis pengasuhan anak bagi sivitas akademika, tetapi juga menjadi area praktik pembelajaran aplikatif bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD).

Dekan FHK, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., menjelaskan bahwa Daycare Ananda Mulia dirancang tidak sekadar sebagai penopang pemasukan lembaga (income generator) atau sekadar layanan sosial, melainkan sebagai laboratorium multifungsi. “Mahasiswa PAUD tidak hanya belajar teori di ruang kelas. Mereka terjun langsung, mendampingi proses pengasuhan anak dengan supervisi ketat dari dosen. Praktik nyata inilah yang membedakan, karena mereka menyerap pengetahuan melalui pengalaman,” ungkap Mada.

Sebagai bagian dari ciri khas Universitas Mulia yang mengedepankan technopreneurship, Daycare juga difungsikan sebagai ruang pembentukan karakter kewirausahaan. Mahasiswa didorong memahami bagaimana unit layanan berjalan, merancang program, memecahkan persoalan riil, sekaligus mengenal aspek manajerial layanan pengasuhan anak. “Pengalaman ini menjadi dasar pembelajaran entrepreneurship. Mereka mengalami proses belajar bisnis layanan secara nyata, bukan hanya simulasi,” tambah Mada.

Berbeda dari daycare pada umumnya, layanan ini dikembangkan berbasis kepakaran para dosen PG-PAUD UM. Kombinasi keilmuan pedagogi anak usia dini dan praktik pengasuhan diarahkan untuk melahirkan inovasi layanan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat perkotaan, sekaligus mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui model pembelajaran berbasis pengalaman kerja riil.

Bagi universitas, keberadaan Daycare Ananda Mulia juga diharapkan memperkaya kontribusi UM sebagai institusi pendidikan yang berdampak langsung ke masyarakat, terutama dalam bidang kepaudan. Selain menjadi sarana pembelajaran, fungsi income generator ini ditujukan untuk mendukung kemandirian ekonomi mahasiswa yang terlibat di dalamnya.

“Harapannya, melalui program ini mahasiswa tidak hanya kompeten sebagai pendidik anak usia dini, tetapi juga memiliki mental wirausaha dan kemandirian ekonomi sejak duduk di bangku kuliah,” pungkas Mada.

Humas UM (YMN)

“Daycare Ananda Mulia bukan hanya berfungsi sebagai ruang penitipan, tetapi menjadi laboratorium riil yang memfasilitasi mahasiswa PG-PAUD menerapkan praktik terbaik dalam pengasuhan dan pendidikan anak usia dini. Melalui fasilitas ini, mahasiswa dilatih mendampingi tumbuh kembang anak secara komprehensif—mulai dari merancang stimulasi, mengembangkan media pembelajaran, hingga menyusun asesmen perkembangan dengan standar kualitas yang terukur” –Bety  Vitriana, M.Pd. (Kaprodi PG-PAUD Universitas Mulia)

Humas Universitas Mulia, 16 Juli 2025 — Universitas Mulia melalui Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) resmi membuka Daycare Ananda Mulia mulai 1 Agustus 2025 mendatang. Kehadiran Taman Pengasuhan Anak ini tidak hanya menjawab kebutuhan pengasuhan bagi sivitas akademika, tetapi juga berfungsi sebagai laboratorium praktik yang mendukung kompetensi mahasiswa sesuai kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Daycare ini kami hadirkan bukan hanya sebagai layanan pengasuhan, tetapi juga sebagai ruang belajar nyata agar mahasiswa PG-PAUD dapat langsung menerapkan teori di lapangan,” ungkap Bety Vitriana, M.Pd., Kaprodi PG-PAUD Universitas Mulia.

Mahasiswa terlibat langsung mulai dari perancangan stimulasi pembelajaran, pembuatan media edukasi, hingga asesmen perkembangan anak di bawah supervisi dosen pendamping dan tenaga profesional bersertifikat.

“Mereka tidak hanya belajar mengasuh, tetapi juga merancang program pembelajaran, membuat media edukasi, sampai menyusun asesmen perkembangan anak usia dini,” tambah Bety.

Pengasuhan di Daycare Ananda Mulia mengacu pada Standar Nasional PAUD sesuai Permendikbud No. 137 Tahun 2014 serta Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Level 6. Audit mutu dilakukan rutin oleh tim Prodi PG-PAUD bersama pengawas atau penilik dari Dinas Pendidikan. Setiap pendamping anak wajib memiliki sertifikat pengasuhan PAUD dan telah menjalani pelatihan khusus. Beberapa tenaga pengasuh merupakan lulusan diklat profesional yang juga didampingi dosen bersertifikasi, di antaranya mantan Kepala Seksi PAUD Dinas Pendidikan Kota Balikpapan.

Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M. (Dekan FHK UM)

Sistem perlindungan data anak dan orang tua diterapkan secara ketat. Akses CCTV dengan sistem terenkripsi hanya dapat dipantau oleh orang tua dan pengawas. Pengelola juga menyediakan ruang khusus untuk anak berganti pakaian di luar jangkauan kamera. Dokumentasi kegiatan anak tidak disebarluaskan ke publik, hanya dilaporkan kepada orang tua sebagai bagian evaluasi harian.

“Kami berkomitmen menjaga keamanan data dan privasi anak-anak, termasuk dengan prosedur ruang ganti dan pelaporan harian khusus untuk orang tua,” tegas Bety.

Dari sisi evaluasi keberhasilan, Daycare Ananda Mulia menerapkan pengukuran ganda. Di aspek akademik, ketercapaian kompetensi mahasiswa tercatat dalam logbook praktikum dan portofolio. Sementara di sisi layanan, survei kepuasan orang tua dilakukan tiap semester dan menjadi bagian dari akreditasi lembaga.

Selain fungsi layanan pengasuhan, Daycare juga menjadi living lab untuk riset Prodi PG-PAUD. Riset ini mencakup studi perkembangan anak, pengembangan model asesmen dan stimulasi inovatif, hingga uji coba teknologi edukasi seperti IoT sensorik dan media pembelajaran inklusi. Prodi juga memperluas kerja sama eksternal dengan Dinas Pendidikan, HIMPAUDI, IGTKI, SPS, BKPAKSI, dan membuka peluang dukungan industri untuk alat permainan edukatif (APE) dan media pembelajaran.

Sri Purwanti, S.Pd., M.Pd. (Wakil Dekan FHK UM)

Dalam pendiriannya, Daycare Ananda Mulia lahir melalui peran strategis Wakil Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK), Sri Purwanti, M.Pd., yang mengurus perizinan lembaga ke Dinas Pendidikan. Sebagai mantan Kepala Seksi PAUD Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, Purwanti memanfaatkan jejaring dan pengalamannya untuk memastikan izin berjalan lancar. Dr. Mada Aditia Wardhana, M.M., Dekan FHK, menyusun kebijakan dan memfasilitasi sinergi teknis-operasional antara Prodi PG-PAUD dan Yayasan Airlangga. Nama Daycare Ananda Mulia sendiri diberikan langsung oleh Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, M.H.

Saat ini, lokasi operasional Daycare berada di Laboratorium PAUD Jalan Pupuk dengan skema transit. Anak-anak diantar ke Kantor FHK, disediakan ruang tidur, kemudian diantar ke Lab PAUD. Setelah tiga bulan, Daycare akan pindah ke gedung permanen di area belakang Ballroom Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia.

Dengan hadirnya Daycare Ananda Mulia, Universitas Mulia memperkuat komitmen sebagai kampus ramah keluarga sekaligus mencetak pendidik PAUD yang terampil, adaptif, dan siap terjun ke masyarakat.

Humas UM (YMN)

Sekretaris Lurah Gunung Sari Ulu Ny. Erni, S.H. saat diwawancarai dengan mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi Semester 6. Foto: Istimewa

Implementasi Program Kampus Berdampak

UM – Mahasiswa Program Studi S1 Teknologi Informasi Universitas Mulia berhasil menciptakan inovasi teknologi tepat guna berupa alat pemberi pakan ikan otomatis berbasis Internet of Things (IoT). Prototipe alat canggih ini telah dipasang dan diuji coba di lingkungan Kantor Kelurahan Gunung Sari Ulu, Balikpapan.

Inovasi yang dikembangkan sebagai bagian dari implementasi mata kuliah ini memungkinkan pemberian pakan ikan lele di kolam kelurahan dapat dikontrol sepenuhnya dari jarak jauh. Cukup dengan menggunakan aplikasi bernama “Remotexy” di ponsel pintar, jadwal dan takaran pakan dapat diatur tanpa harus berada di lokasi.

Inisiatif ini sejalan dengan gerakan #KampusBerdampak yang bertujuan mendorong perguruan tinggi untuk menjadi pusat solusi nyata bagi masyarakat. Program ini menekankan bahwa ilmu pengetahuan harus diimplementasikan menjadi aksi konkret yang menjawab kebutuhan di lapangan.

Proyek pakan ikan otomatis ini menjadi contoh bagaimana mahasiswa menerapkan “intelektualitas yang membumi” untuk memberikan kontribusi langsung kepada komunitas.

Sekretaris Lurah Gunung Sari Ulu, Ny. Erni, S.H., menyambut baik dan mengapresiasi inovasi yang dibawa oleh para mahasiswa. Dalam sesi wawancara, ia menunjukkan antusiasmenya terhadap kemudahan yang ditawarkan teknologi ini.

Sekretaris Lurah Gunung Sari Ulu Ny. Erni, S.H. bersama mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi Semester 6 dan alat pakan ikan otomatis berbasis IoT. Foto: Istimewa

Sekretaris Lurah Gunung Sari Ulu Ny. Erni, S.H. bersama Muhammad Dimas, mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi Semester 6 dan alat pakan ikan otomatis berbasis IoT. Foto: Istimewa

Pakan Ikan Cerdas diletakkan di Kantor Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kec. Balikpapan Tengah, Balikpapan, Kaltim. Foto: Istimewa

Pakan Ikan Cerdas diletakkan di Kantor Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kec. Balikpapan Tengah, Balikpapan, Kaltim. Foto: Istimewa

“Jadi tidak perlu ke kelurahan, kita cukup dari rumah saja bisa mengontrolnya langsung,” ujar Ny. Erni setelah menerima penjelasan dari Muhammad Dimas, mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi semester 6 ini.

Ia berharap alat ini tidak hanya bermanfaat untuk efisiensi di kantor kelurahan, tetapi juga dapat menjadi percontohan yang memicu ketertarikan warga sekitar untuk mengadopsi teknologi serupa.

“Semoga dengan itu, ada dari warga-warga yang tertarik dengan kegiatan (pemberian pakan) melalui aplikasi. Ini sangat bermanfaat bagi kami di kelurahan dan dapat menambah pengetahuan bagi warga yang datang ke sini,” tambahnya.

Meski prototipe ini sudah berfungsi dengan baik, para mahasiswa dan dosen pembimbing mengakui bahwa alat ini masih dalam tahap pengembangan.

Menanggapi masukan dari Ny. Erni mengenai perlindungan alat dari cuaca seperti hujan deras dan angin, proyek ini direncanakan akan disempurnakan.

Menurut Muhammad Safi’i, dosen pengampu mata kuliah IoT di Universitas Mulia, pengembangan selanjutnya akan jauh lebih kompleks dan solutif.

“Alat ini masih akan dikembangkan lagi dengan mengkombinasikan sensor kekeruhan air dan kontrol pompa agar bisa otomatis saat melakukan pengurasan,” jelas Safi’i.

Ia menambahkan, “Jika air keruh, pompa akan mengeluarkan air. Kemudian, valve selonoid dari tandon pengisian akan terbuka otomatis sampai level air yang ditentukan tercapai.”

Inisiatif ini membuktikan sinergi yang kuat antara dunia akademis dan pemerintahan lokal dalam menciptakan solusi praktis untuk kebutuhan masyarakat, sekaligus menjadi sarana pembelajaran nyata bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmunya.

(SA/Kontributor)

“Melibatkan Ketua RT menjadi cara kami menjawab keraguan publik, karena RT berada di garis terdepan dan paling memahami kondisi ekonomi warganya. Subsidi Rp5 juta per semester jelas meringankan beban orang tua mahasiswa, namun penting agar masyarakat betul-betul memahami cara memanfaatkan Gratis Pol secara tepat. Lewat jalur rekomendasi RT, warga kurang mampu dapat menempuh kuliah tanpa terbebani uang gedung, sehingga manfaat program ini benar-benar maksimal sebagai Gratis Pol Plus.”Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. (Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga)

Dr. Agung Sakti Pribadi menyampaikan sambutan pada kegiatan sosialisasi Beasiswa Gratis Pol di Ball Room Cheng Hoo, Universitas Mulia.

Humas Universitas Mulia, 15 Juli 2025— Program Beasiswa Gratis Pol dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur membawa manfaat nyata bagi warga yang ingin kuliah, terutama keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., saat menjelaskan alasan strategis di balik keterlibatan Universitas Mulia dalam sosialisasi program tersebut ke seluruh Ketua RT se-Kota Balikpapan.

Menurutnya, subsidi biaya kuliah sebesar Rp5 juta per semester selama delapan semester untuk jenjang sarjana sangat meringankan beban orang tua mahasiswa baru. Namun, di masyarakat masih muncul anggapan keliru bahwa program Gratis Pol bersifat politis atau seluruh biaya kuliah ditanggung penuh tanpa syarat. Karena itu, Universitas Mulia bersama Yayasan Airlangga memutuskan menjembatani informasi secara langsung melalui Ketua RT.

Suasana peserta sosialisasi yang dihadiri Ketua RT dari seluruh kecamatan se-Kota Balikpapan.

“Dengan mengundang Ketua RT, kami ingin menepis keraguan di masyarakat. RT adalah ujung tombak di lingkungan, mereka paling memahami kondisi ekonomi warganya,” kata Dr. Agung.

Yayasan Airlangga juga memperkenalkan skema Rekomendasi RT. Warga yang ingin kuliah melalui jalur ini bisa mendapatkan keringanan biaya seperti penghapusan uang gedung. “RT diberikan kewenangan merekomendasikan warganya agar tepat sasaran,” tambahnya.

Para narasumber berdiskusi dalam sesi talkshow di Ballroom Cheng Ho0 Universitas Mulia.

Ia menjelaskan, tantangan di lapangan masih seputar pemahaman istilah “Gratis Pol”. Tidak sedikit yang mengira semua biaya akan digratiskan. Padahal, subsidi hanya untuk UKT atau SPP. Jika ada selisih dari total biaya, mahasiswa tetap menanggung kekurangannya. Misalnya, UKT Program Studi Manajemen Universitas Mulia sebesar Rp7 juta, maka subsidi Rp5 juta akan mengurangi beban, sisanya dibayar mahasiswa.

Dr. Agung Sakti Pribadi memaparkan teknis Program Gratis Pol Plus di hadapan para Ketua RT.

Untuk jalur Rekomendasi RT, Yayasan Airlangga menyediakan kuota seratus mahasiswa. Kuota ini diprioritaskan bagi keluarga kurang mampu dengan surat rekomendasi RT setempat. Menurut Dr. Agung, melalui pertemuan tatap muka di tingkat RT, Universitas Mulia membangun sinergi dengan Pemerintah Provinsi Kaltim sekaligus Pemkot Balikpapan agar program ini dipahami dengan benar.

Sosialisasi juga dilakukan melalui sekolah-sekolah dengan menjalin komunikasi bersama guru Bimbingan Konseling dan kepala sekolah. Namun, Ketua RT tetap menjadi jalur yang dinilai paling efektif untuk menjangkau warga yang membutuhkan.

Sejak awal, Universitas Mulia menjadi salah satu perguruan tinggi pertama yang aktif menginformasikan Gratis Pol ke publik, termasuk memasang spanduk dan banner di beberapa titik kota. Dr. Agung menyebut, informasi yang benar sangat penting agar warga memanfaatkan bantuan ini sesuai peruntukannya.

Para narasumber berdiskusi dalam sesi talkshow di Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia.

Dari sisi kesiapan, Dr. Agung memastikan Universitas Mulia memiliki sumber daya dan fasilitas memadai. Kampus menyediakan dua belas program studi, di antaranya Program Studi Komputer di Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) yang sejak dulu menjadi daya tarik utama. Lulusan FIKOM Universitas Mulia telah bekerja di berbagai daerah, tidak hanya di Kalimantan, tetapi juga di Pulau Jawa. Beberapa program studi seperti Farmasi juga dilengkapi laboratorium khusus.

Agar mahasiswa penerima subsidi bisa menyelesaikan studi sesuai waktu, kurikulum Universitas Mulia dirancang mendukung penyelesaian empat tahun. Jika terdapat mata kuliah yang belum tuntas, mahasiswa dapat mengikuti semester pendek tanpa mengganggu durasi studi.

Dr. Agung juga mencatat, sambutan para Ketua RT di Balikpapan di luar perkiraan. Antusiasme mereka tinggi karena Universitas Mulia memberikan skema jalur rekomendasi yang memperluas manfaat Gratis Pol.

“Ketua RT sangat antusias karena kampus UM memberikan berbagai kemudahan dan keringanan biaya. Dengan jalur Rekomendasi RT, program Gratis Pol bisa menjadi Gratis Pol Plus,” tegasnya.

Humas UM (YMN)

Afriza Maulana dan kawan-kawannya pada Prodi S1 Informatika menciptakan Sistem Aquaponik Pintar, Kontrol Pakan Lele dan Kualitas Air Lewat Ponsel. Foto: Istimewa

Berfungsi untuk Kontrol Pakan Lele dan Kualitas Air Lewat Ponsel

UM – Sekelompok mahasiswa Prodi S1 Informatika Universitas Mulia berhasil mengembangkan sebuah inovasi berbasis Internet of Things (IoT) untuk sistem budidaya ikan lele secara aquaponik.

Alat yang dirancang sebagai proyek mata kuliah ini, memungkinkan pengguna untuk memberi pakan ikan dan mengontrol filter air secara otomatis. Cukup lewat aplikasi di ponsel pintar.

Proyek bertajuk “Implementasi Pemberi Pakan Ikan dan Kontrol Air Filter Otomatis Aquaponik” ini mendapatkan apresiasi dari dosen pengampu mata kuliah, Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom., Selasa (15/7/2025).

Menurut Safi’i, alat ini tidak hanya menjadi bukti pemahaman teori, tetapi juga memberikan solusi praktis bagi masyarakat.

“Alat ini dipasang di salah satu pengurus Posyantek (Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna) Kaltim yang juga menjabat sebagai ketua RT. 31 Klandasan Ilir, Kecamatan Balikpapan Kota,” ujar Safi’i.

Dalam video paparan proyek, Afriza Maulana Sari selaku perwakilan kelompok menjelaskan secara rinci mekanisme kerja sistem tersebut.

Aquaponik Pintar, Kontrol Pakan Lele dan Kualitas Air Lewat Ponsel karya tugas akhir mahasiswa S1 Informatika Semester 4. Foto: Istimewa

Aquaponik Pintar, Kontrol Pakan Lele dan Kualitas Air Lewat Ponsel karya tugas akhir mahasiswa S1 Informatika Semester 4. Foto: Istimewa

Alat ini terdiri dari empat galon untuk budidaya lele, satu galon penampungan, serta sistem aquaponik dua tingkat untuk menanam sayuran.

Jantung dari sistem otomasi ini adalah sebuah control box yang berisi mikrokontroler ESP32, relay, dan komponen elektronik lainnya. Pengguna dapat mengontrol dua fungsi utama melalui aplikasi RemoteXY di ponsel.

Pertama, fungsi pemberian pakan yang digerakkan oleh empat motor servo. “Ketika slider pada aplikasi kita naikkan, maka servo akan bekerja dan mengeluarkan makanan menuju ke galon lele,” jelas Afriza dalam paparannya.

Kedua, fungsi penyaringan dan sirkulasi air. Dengan menekan tombol switch pada aplikasi, pompa air akan aktif.

Pompa ini bertugas menyedot air kotor dari kolam lele, menyaringnya, lalu mengalirkannya ke media tanam aquaponik. Air yang sudah lebih bersih dan kaya nutrisi dari tanaman kemudian kembali ke kolam lele.

Meskipun alat ini masih dalam bentuk proyek tugas akhir mata kuliah, Safi’i optimistis bahwa mahasiswanya berhasil dalam meraih Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) yang ditargetkan.

“Keberhasilan proyek ini menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu IoT untuk memecahkan masalah nyata di lingkungan sekitar,” tutupnya.

(SA/Kontributor)

Rektor Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i secara resmi meluncurkan penerbit Mulia Press, Jumat (18/10). Foto: Media Kreatif

UM – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Ditjen Diktisaintek) secara resmi mengumumkan daftar 40 perguruan tinggi penerima Program Bantuan Pengembangan Model Pembelajaran Mata Kuliah Wajib pada Kurikulum Pendidikan Tinggi (MKWK) Berbasis Proyek untuk tahun 2025.

Pengumuman ini tertuang dalam surat edaran bernomor 2172/B2/DT.00.00/2025 yang ditandatangani oleh Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Berry Juliandi, pada tanggal 10 Juli 2025.

Program hibah ini dirancang untuk mendorong inovasi dalam pembelajaran MKWK melalui pendekatan berbasis proyek. Berdasarkan evaluasi dan penilaian proposal yang ketat, Ditjen Diktisaintek menetapkan puluhan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia yang dinilai layak untuk menerima pendanaan.

Secara terpisah, Rektor Universitas Mulia (UM), Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menyampaikan ucapan selamat kepada tim akademiknya atas keberhasilan meraih hibah bergengsi ini.

“Selamat kepada Tim Akademik Universitas Mulia yang telah berhasil mendapatkan hibah Program Bantuan Pengembangan Model Pembelajaran Mata Kuliah Wajib pada Kurikulum Pendidikan Tinggi (MKWK) Berbasis Proyek tahun 2025,” ujar Prof. Ahsin dalam keterangannya.

Ia menambahkan, capaian ini patut disyukuri mengingat tingkat persaingan program yang sangat tinggi. “Kita patut bersyukur mendapatkan hibah yang memiliki keketatan cukup tinggi. Semoga dapat menjadi inspirasi dan motivasi kita untuk Universitas Mulia tercinta,” lanjutnya.

Dalam surat pengumuman resmi, pihak kementerian mengucapkan selamat kepada perguruan tinggi yang terpilih dan berharap program dapat berjalan dengan baik serta bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran MKWK di masing-masing institusi.

“Perwakilan tim pengusul dari perguruan tinggi yang didanai akan diundang untuk mengikuti bimbingan teknis (bimtek),” tulis Berry Juliandi dalam surat tersebut. Jadwal pelaksanaan bimtek akan diinformasikan lebih lanjut.

Adapun daftar 40 perguruan tinggi penerima hibah yang terlampir dalam surat pengumuman tersebut, hanya Universitas Mulia yang mewakili Provinsi Kalimantan Timur untuk tahun ini.

Selamat! Semoga sukses selalu.

(SA/Kontributor)

Humas Universitas Mulia, 15 Juli 2025 — Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Universitas Mulia, Gray Hansen Limantoro, menyerahkan karya ilmiahnya berjudul The Existence of Time ke Perpustakaan Universitas Mulia. Penyerahan ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam pengembangan literasi akademik di lingkungan kampus.

Gray menjelaskan, tema The Existence of Time lahir dari pertanyaan mendasar: “Apa itu waktu?” Menurutnya, satu perubahan peristiwa kecil dapat menghasilkan perubahan besar dan jangka panjang. “Setiap peristiwa saling berkaitan satu dengan lainnya, baik masa lalu, masa kini, maupun masa depan,” jelasnya melalui analogi sederhana tentang perubahan aktivitas kerja ketika kondisi cuaca tiba-tiba berubah.

Gray menilai kajian tentang waktu penting dibawa ke ranah Sistem Informasi karena teknologi masa kini telah memasuki era di mana prediksi masa depan berbasis data menjadi keniscayaan.

“Sistem informasi memiliki tools untuk memprediksi masa depan, misalnya data mining yang digunakan untuk memproyeksikan penjualan satu tahun ke depan. Ini membuktikan bahwa masa depan dapat diprediksi jika peristiwa acak tidak mengubah alur kejadian secara drastis,” ungkapnya.

Ia menekankan bahwa konsep The Existence of Time juga mengangkat gagasan hukum kausalitas waktu yang ia rumuskan selama proses penelitiannya.

“Hukum ini menyatakan bahwa setiap masa pada waktu saling terhubung: masa depan adalah hasil konsekuensi oleh masa lalu dan masa kini,” jelas Gray.

Proses penulisan karya tersebut memakan waktu satu tahun lima bulan. Gray bercerita bahwa penelitian ini dilakukan di sela kesibukan skripsi dan aktivitas organisasi. “Saya tidak lagi menghitung waktu penelitian dalam bentuk hari, tetapi jam-menit-detik,” ujarnya. Tantangan terbesarnya adalah membongkar berbagai teori yang kontradiktif. “Semakin dalam saya menggali, semakin terasa bahwa waktu terlalu susah dipahami,” katanya.

Selama penelitian, ia memanfaatkan fasilitas kampus. “Universitas Mulia sangat mendukung, seperti lab multimedia yang saya gunakan untuk mengembangkan teori dan mengkaji literatur. Dosen-dosen juga ramah dan mau berbagi pandangan,” tambah Gray.

Penyerahan karya ilmiah ke perpustakaan dilakukan sebagai bentuk apresiasi Gray kepada kampus. “Saya berharap Universitas Mulia ke depan mampu terus menerima ide sekecil apa pun, karena segala sesuatu yang besar dimulai dari satu langkah kecil, seperti pertanyaan: apa itu waktu?” ungkapnya. Ia juga menargetkan publikasi lanjutan melalui jurnal ilmiah yang lebih luas.

Ke depan, Gray tengah fokus pada skripsinya yang mengangkat tema penggunaan metode GDLC tools dalam pengembangan media arsitektural sebagai arena permainan yang dilengkapi dengan tipografi Jepang sebagai media edukasi. Ia berpesan kepada mahasiswa lain agar tidak ragu menulis dan meneliti. “Pertanyaan kecil Anda bisa menjadi ide luar biasa yang dapat melengkapi dunia akademis. Bertanya, mencari, dan menulis adalah budaya dasar untuk melatih kemampuan berpikir kritis,” pesannya.

Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni, Riski Zulkarnain, mengapresiasi capaian Gray. Menurutnya, Gray menunjukkan kualitas berpikir kritis mendalam yang membedakan dirinya dengan mahasiswa pada umumnya. “Gray ini adalah mahasiswa pekerja keras dan pemikir ulung. Sebagai mantan Ketua HIMA SI, ia berhasil menjembatani gap antara teori akademis dan aplikasi praktis,” ujarnya.

Lebih lanjut, Riski menjelaskan bahwa kampus berkomitmen agar karya ilmiah mahasiswa tidak berhenti hanya di rak perpustakaan. “Kampus mengambil langkah progresif untuk memastikan karya mahasiswa menjadi kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat,” tegasnya.

Ia juga memaparkan rencana penguatan gerakan literasi melalui pembentukan komunitas literasi di setiap fakultas. “Dapat dibentuk UKM seperti LKIM Pena, yang berfungsi sebagai wadah pengembangan literasi, penelitian, dan publikasi. Didukung dengan kompetisi rutin serta sistem mentorship untuk menciptakan tradisi akademik yang kuat,” jelas Riski.

Gray sendiri berharap pengembangan koleksi literasi Universitas Mulia semakin variatif. “Saya berharap tidak hanya menampilkan koleksi dari prodi di Universitas Mulia, tetapi juga variasi buku ilmiah dari luar rumpun keilmuwan agar mahasiswa bisa berkreasi lebih luas,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)

Dekan Fakultas Ilmu Komputer Djumhadi, S.T., M.Kom bersama pimpinan prodi dan staf, bagian akademik, dan laboratorium di Kedai Akbar, Jumat (11/7/2025). Foto: Istimewa

UM – Usai pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) Genap Tahun Akademik 2024/2025, Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Djumhadi, S.T., M.Kom, mengundang seluruh jajaran Program Studi, BAAK, dan Laboratorium untuk berkumpul dalam suasana hangat dan santai guna merayakan berakhirnya pelaksanaan UAS.

Acara bertajuk Silaturahmi Membangun Sense of Belonging ini digelar secara sederhana, bertempat di Rumah Makan Kedai Akbar, pada Jumat (11/7/2025). Kehadiran pimpinan fakultas dan prodi, tenaga kependidikan, dan staf laboratorium menciptakan suasana akrab dan cair, jauh dari ketegangan rutinitas kerja akademik yang padat.

Dekan Djumhadi mengatakan, kegiatan ini bukan hanya bentuk apresiasi atas kerja keras seluruh elemen fakultas selama satu semester, tetapi juga sebagai upaya nyata untuk membangun dan memperkuat “sense of belonging” di lingkungan kerja.

Dekan Fakultas Ilmu Komputer Djumhadi, S.T., M.Kom bersama pimpinan prodi dan staf, bagian akademik, dan laboratorium di Kedai Akbar, Jumat (11/7/2025). Foto: Istimewa

Dekan Fakultas Ilmu Komputer Djumhadi, S.T., M.Kom bersama pimpinan prodi dan staf, bagian akademik, dan laboratorium di Kedai Akbar, Jumat (11/7/2025). Foto: Istimewa

Sense of Belonging atau rasa memiliki, adalah perasaan bahwa seseorang diterima, dihargai, dan menjadi bagian dari suatu kelompok atau organisasi. Dalam konteks ini, keluarga besar Fakultas Ilmu Komputer,” jelas Djumhadi.

Ia menekankan bahwa di akhir semester, para pimpinan prodi maupun staf akademik telah berperan besar dalam menjaga kelancaran aktivitas akademik kampus. Mereka bukan hanya pelaksana teknis, tetapi mitra strategis dalam mendukung tujuan pendidikan tinggi.

Djumhadi menambahkan, kegiatan silaturahmi ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa keterikatan dan kebersamaan di antara seluruh civitas akademika, dan menyegarkan semangat kerja lewat pendekatan nonformal dan kebersamaan.

Selain itu, juga bertujuan untuk meningkatkan komunikasi agar lebih terbuka, santai, dan produktif serta memberi penghargaan non materi atas kerja keras yang telah dilakukan.

“Ketika seseorang merasa menjadi bagian dari institusi tempat ia bekerja, ia akan lebih bersemangat, lebih bertanggung jawab, dan lebih produktif. Inilah pentingnya sense of belonging,” ungkap Djumhadi.

Sementara itu, Kaprodi Informatika, Isa Rosita, S.Kom., M.Cs, menambahkan bahwa momen ini juga digunakan untuk menggunakan dana hadiah lomba halal bihalal yang lalu, yang sempat tertunda penggunaannya.

“Waktu itu kita dapat juara dan menerima hadiah,” ungkapnya sambil tersenyum.

Kegiatan sederhana seperti ini diharapkan dapat rutin diadakan, sebagai salah satu cara memperkuat relasi antar bagian di lingkungan Fakultas Ilmu Komputer. Rasa saling memiliki dan saling menghargai diyakini akan memperkuat kolaborasi dalam menghadapi berbagai tantangan institusi di masa depan.

“Kami percaya bahwa membangun rasa memiliki tidak bisa sekali jadi. Harus dirawat melalui kebersamaan dan komunikasi yang hangat, seperti yang kita rasakan hari ini,” pungkas Djumhadi.

(SA/Kontributor)

Humas Universitas Mulia, 10 Juli 2025— Universitas Mulia melalui Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) mendorong perluasan akses dan pemerataan teknologi kecerdasan buatan (AI) di wilayah Indonesia Timur, khususnya Kalimantan. Langkah ini terwujud melalui kolaborasi strategis dengan NVIDIA Indonesia, pemain global teknologi AI, serta Bitracom Informatika sebagai mitra lokal.

Dekan FIKOM, Bapak Djumadi, S.Kom., M.Kom., memaknai kemitraan tersebut sebagai strategi berani untuk menjembatani kesenjangan digital antara pusat dan daerah. Menurutnya, kehadiran NVIDIA dan Bitracom menjadi pintu masuk penting agar teknologi AI tidak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa, tetapi juga menjangkau institusi pendidikan yang memiliki semangat untuk maju bersama.

Urgensi kolaborasi ini lahir dari kesadaran bahwa transformasi digital, khususnya AI, tidak dapat lagi ditunda. Bagi FIKOM UM, menggandeng mitra sekelas NVIDIA bukan sekadar kebanggaan, melainkan kebutuhan agar universitas dapat berperan sebagai pusat distribusi kompetensi digital yang kredibel di tingkat global.

“Kami ingin mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga kontributor di dalamnya,” jelasnya.

Dalam kegiatan sosialisasi teknologi AI yang telah dilaksanakan, Djumadi menekankan pentingnya perubahan paradigma di kalangan sivitas akademika. Menurutnya, AI bukan hanya alat bantu, tetapi juga sistem kecerdasan yang menuntut pola pikir adaptif dan keberanian untuk bereksperimen. Hal ini sejalan dengan dorongan agar dosen dan mahasiswa tidak berhenti pada literasi teknologi semata, melainkan juga mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Optimisme juga terlihat pada kesiapan mahasiswa dan dosen Universitas Mulia dalam mengadopsi teknologi AI. Djumadi menilai antusiasme mahasiswa FIKOM terhadap teknologi baru cukup tinggi. Sementara itu, para dosen terus meningkatkan kapasitas melalui pelatihan, sertifikasi, dan riset kolaboratif. Dukungan ekosistem dan infrastruktur menjadi hal yang akan terus diperkuat melalui kolaborasi ini.

Ke depan, berbagai rencana tindak lanjut telah disiapkan. FIKOM UM akan menginisiasi seminar AI, membangun AI Sandbox Lab berbasis proyek di website fakultas, serta menjajaki program magang virtual bersama NVIDIA. Selain itu, akses ke sumber daya GPU dan peluang inkubasi startup berbasis AI untuk menjawab persoalan lokal seperti pertanian, perikanan, dan kebencanaan juga tengah dipersiapkan.

Meskipun demikian, Djumadi mengakui masih ada tantangan yang dihadapi perguruan tinggi daerah, mulai dari keterbatasan akses teknologi mutakhir, literasi digital yang belum merata, hingga kebutuhan kemitraan strategis yang berkelanjutan. Ia menilai sinergi dengan industri global seperti NVIDIA adalah salah satu cara efektif untuk melompati hambatan tersebut.

Untuk memastikan manfaat kolaborasi dapat dirasakan lintas program studi, FIKOM UM berkomitmen mengintegrasikan materi AI ke dalam kurikulum di berbagai prodi, mulai dari Informatika, Sistem Informasi, Teknologi Informasi, hingga Desain Komunikasi Visual. Model pembelajaran berbasis proyek lintas disiplin akan dioptimalkan agar mahasiswa memiliki pengalaman nyata dalam memanfaatkan AI untuk memecahkan masalah riil.

Di akhir pernyataannya, Djumadi berpesan kepada generasi muda untuk tidak ragu terjun ke dunia AI. Menurutnya, AI bukan ranah eksklusif, melainkan ruang terbuka bagi siapa saja yang memiliki rasa ingin tahu dan keberanian bereksperimen.

“Keberanian bereksperimen dan kecepatan belajar jauh lebih penting daripada sekadar nilai akademik,” ujarnya.

Saat ini Universitas Mulia juga tengah menjajaki peluang kerja sama lebih luas, termasuk pengembangan laboratorium berbasis GPU, integrasi sertifikasi industri AI, serta dukungan komputasi awan bagi riset mahasiswa. Djumadi berharap Universitas Mulia dapat berperan sebagai sentra pertumbuhan talenta AI di Indonesia Timur, sekaligus penggerak inovasi digital yang inklusif dan aplikatif.

Humas UM (YMN)