Orasi Ilmiah Tenaga Ahli IT OIKN Ajak Mahasiswa dan Dosen Bangun Kota Hijau IKN
UM – Tenaga Ahli IT dan Kota Cerdas Kedeputian Bidang Transformasi Hijau dan Digital Prof. Yudho Giri Sucahyo, S.Kom., M.Kom., Ph.D., CISA., CISM mewakili Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Ir. Bambang Susantono, MCP., MSCE., Ph.D memberikan orasi ilmiah seputar IKN pada Wisuda Sarjana dan Diploma Universitas Mulia Tahun 2023, Sabtu (18/11).
Pada kesempatan tersebut, Prof. Yudho Giri Sucahyo mengajak mahasiswa dan dosen untuk terlibat dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). “Salah satu masa depan yang perlu kita perhatikan adalah terkait dengan perkotaan,” tutur Prof. Yudho di awal orasinya.
Menurutnya, tidak bisa dipungkiri bahwa laju urbanisasi di tingkat regional sudah di atas 64%. “Mungkin nanti 2050, selain juga pertumbuhan populasi perkotaan yang terus tumbuh dan terus meningkat dan oleh karenanya kita perlu merencanakan kota dengan baik,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa kota yang baik memiliki Sustainable Transport, memiliki karakteristik Sustainable Energy dan memiliki berbagai inovasi terkait dengan finansial sekaligus juga resiliensi.
“Lalu kemudian penggunaan Renewable Energy seperti panel surya serta yang berikutnya Local Currency Bond Markets (LCBMs) yang saat ini sedang berlangsung juga di Asia Pasifik serta terkait dengan rencana infrastruktur hijau kota spons,” ungkapnya.
Ia menyebut, pembangunan kota juga memberikan tantangan urbanisme, yaitu meningkatnya pemukiman informal di banyak kota dan tantangan terkait dengan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan pekerja informal yang juga sangat rentan seperti pada masa pandemi.
“Pada Indonesia 2045 itu adalah masa emas sekalian adik-adikku wisudawan dan wisudawati, saya sendiri Insyaallah mungkin jika diberi umur panjang berumur 70 tahun lebih pada saat 2045, dan itu adalah masa-masa kalian untuk menikmati keemasan negara kita tercinta Indonesia,” tutur Prof. Yudho.
Pada saat itu, orang-orang akan melihat perkembangan manusia dan kemajuan teknologi yang meningkat begitu cepat.
“Dan ini adalah Milestone pertama kalian. Jangan pernah takut dengan profesi pertama apa yang nanti kalian dapatkan sesudah lulus dari sini, tetapi Anda perlu takut dengan profesi terakhir apa sebelum Anda meninggalkan dunia ini, karena pada saat itulah menunjukkan bagaimana Anda bersikap Agile,” tuturnya.
Ia menerangkan, Agile yang dimaksud adalah bagaimana seseorang mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi, dengan kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
“Jadi, jangan pernah lelah mencintai negeri ini, karena masa depannya luar biasa nanti di Indonesia 2045,” tuturnya.
Terhadap tantangan pembangunan IKN, Prof. Yudho menerangkan bahwa IKN akan menerapkan kota hijau.
“Jadi, elemen yang pertama adalah kita menjadikan kota tersebut hijau, seperti tadi disampaikan area perkotaan hanya 25%. Dan Kita menjadikan kota tersebut berketahanan, berkelanjutan, inklusif, dan sekaligus sebagai Kota Cerdas,” tuturnya.
“Kami sudah menyusun panduan untuk Smart Building dan kami sudah menyusun panduan terkait dengan kota cerdas, karena kebetulan di sini ada Prodi terkait dengan Informatika atau terkait ilmu komputer yang kebetulan juga menjadi bidang saya, kota cerdas nanti akan terbagi dalam enam area atau Kami menyebutnya enam domain,” ungkapnya.
Domain yang pertama adalah terkait dengan Smart Governance yang di dalamnya ketersediaan berbagai layanan terkait dengan Digital Identification, Smart Administration, Smart Permit Digital Identities dan sebagainya.
Domain kedua terkait dengan di sumbu kebangsaan. “Nanti akan ada Autonomous Vehicle, kendaraan yang jalan sendiri tanpa pengemudi mutar-muter sepanjang sumbu kebangsaan,” tuturnya.
Kendaraan-kendaraan lainnya akan berbasis teknologi hijau menggunakan listrik atau Renewable Energy lainnya
Domain ketiga adalah Smart Living, termasuk di antaranya adalah terkait dengan Telemedicine, termasuk di antaranya adalah Early Warning System.
“Walau bagaimanapun kita sama-sama tahu di Kalimantan ada beberapa hotspot. Jadi, tentunya kami akan pasang sensor di beberapa bagian dari hutan untuk kemudian kita juga bisa mendapatkan Early Warning System terkait dengan beberapa potensi bencana,” ujar akademisi Universitas Indonesia ini.
Domain keempat terkait dengan Natural Resources and Energy, termasuk terkait dengan manajemen energi akan ada Smart Water Management. “Bendungan Sepaku sudah selesai dibangun dan nanti Insya Allah kita bisa meminum air langsung dari kran seperti layaknya di luar negeri,” tuturnya.
Domain kelima adalah Smart industry and Human Resources. “Pendidikan, sama-sama kita tahu di ruangan ini adalah merupakan hal yang penting, Smart Education, Smart Job Training and Matching, Smart Tourism dan sebagainya termasuk Digital Platform untuk UMKM di IKN Nusantara,” tuturnya.
Domain keenam adalah terkait dengan Build Environment and Infrastructure.
“Dan kalau Ibu Bapak Prof lihat nanti, di Nusantara tidak akan ada kabel berterbangan di udara, seluruh kabel akan tertanam di bawah menggunakan yang namanya Multi Utility Tunnel Fiber Optic ada di sana, jalur air bersih ada di sana, jalur gas ada di sana,” ungkapnya.
Apa saja yang sudah dilakukan oleh IKN Nusantara dalam hal ini oleh Otorita IKN?
“Dalam beberapa tahun ini terkait dengan program reskilling dan upskilling literasi digital bagi penduduk lokal dan juga penduduk sekitar,” ujarnya.
Pertama, pihaknya sudah melakukan pelatihan keahlian digital UMKM di Desa Bukit Raya Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pihaknya juga sudah berkontribusi memberikan literasi teknologi informasi bagi para siswa para perempuan-perempuan di sekitar wilayah nusantara.
“Juga kami berikan kelas yang namanya Coding Mom. Jadi, bayangin ibu-ibu kita ajarin coding, di situ termasuk juga codingnya apa sederhana saja bagaimana bikin website lalu kemudian bagaimana bisa melakukan Digital Marketing,” ujarnya.
“Kan kadang-kadang kalau mau melakukan atau terjun di e-commerce, bagaimana memfoto yang baik pun juga perlu diajari,” ujarnya.
Lalu berikutnya melakukan literasi teknologi informasi bagi para siswa termasuk sampai kepada para siswa sekolah dasar.
Lalu kemudian lagi-lagi kepada para perempuan kita juga memberikan pelatihan yang namanya Solar Mom, jadi ada Coding Mom, ada juga Solar Mom.
Jadi bagaimana kita mendidik mereka untuk bisa menggunakan yang namanya teknologi hijau dalam hal ini adalah tenaga surya untuk kemudian itu bisa memberikan manfaat.
Meskipun tidak banyak, tapi (program Solar Mom) memberikan sedikit pasokan listrik di lingkungan tempat tinggalnya selain juga terkait dengan pelatihan podcast dan sebagainya
Ia menyadari bahwa pembangunan IKN melibatkan dan membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak.
“Tentu saja Ini bukan sesuatu yang satu selesai, lalu kemudian sudah, tetapi ini adalah hal yang berkesinambungan dan tentunya membutuhkan bantuan dari segala pihak, baik yang ada di lingkungan IKN Nusantara, PPU, Balikpapan dan juga se-provinsi Kaltim,” tuturnya.
Untuk itu, ia juga mengajak para dosen Universitas Mulia untuk terlibat dalam pembangunan IKN.
“Kalau misalkan Ibu Bapak Prof dolan ke IKN Nusantara, ini khususnya nanti buat para dosen dalam program yang namanya Prorisa, Program Riset IKN Nusantara, kerjasama antara Otorita IKN dengan BRIN dan juga dengan LPDP yang nanti di dalamnya akan ada empat topik. Silakan nanti memilih topiknya,” tuturnya.
Empat topik tersebut antara lain topik tentang energi pangan dan transportasi, yang kedua topik tentang sosial humaniora, ketiga topik konservasi lingkungan, dan keempat terkait dengan Teknologi dan Informatika.
“Silakan nanti ketika Prorisa ini sudah dibuka, submit proposal seperti juga biasanya layanan dosen,” kata Prof. Yudho.
Menurutnya, juga akan ada topik-topik terkait dengan pengembangan infrastruktur IT, Digitalisasi Smart City, pengembangan sistem pemerintahan dan platform Open Data, AI, Information Security, dan industri Hightech lainnya.
Meski demikian, selain bidang Science dan Engineering, juga memperhatikan bidang kesehatan dan sosial humaniora. “Dan sama-sama Kita bisa lihat semuanya tidak terlepas dari urusan yang namanya digitalisasi,” pungkasnya.
(SA/Puskomjar)