Tag Archive for: seminar

Mahasiswa memanfaatkan sarana foto booth menjadikan kenang-kenangan. Foto: Vio/Media Kreatif
Technofest IT FIKOM, Seminar Membahas Dampak, Peluang, dan Inovasi AI dalam Berbagai Aspek Kehidupan

UM – Kamis, (19/12), Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia menjadi saksi perhelatan seminar Teknologi AI yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) bekerja sama dengan NVIDIA dan Bitracom.

Seminar ini tidak hanya menyoroti kecanggihan teknologi AI, tetapi juga menjawab berbagai pertanyaan seputar dampaknya pada kehidupan profesional dan pendidikan.

Sesi tanya jawab menjadi sorotan utama. Sejumlah mahasiswa dari berbagai program studi melontarkan pertanyaan kritis kepada dua narasumber, Irwan Chandra dari NVIDIA Indonesia dan konten kreator Ilham Subki Wijaya.

Kekhawatiran tergantikannya manusia oleh AI hingga peluang AI di masa depan menjadi tema diskusi yang menarik.

Sesi tanya jawab kedua narasumber, Irwan Chandra dan Ilham Subki Wijaya, dengan moderator Ir. Richki Hardi, S.T., M.Eng. Foto: Vio/Media Kreatif

Sesi tanya jawab kedua narasumber, Irwan Chandra dan Ilham Subki Wijaya, dengan moderator Ir. Richki Hardi, S.T., M.Eng. Foto: Vio/Media Kreatif

Mahasiswa mencoba perangkat AI besutan vendor ternama NVIDIA di Universitas Mulia, Kamis (19/12). Foto: Vio/Media Kreatif

Mahasiswa mencoba perangkat AI besutan vendor ternama NVIDIA di Universitas Mulia, Kamis (19/12). Foto: Vio/Media Kreatif

Berikut ini ringkasan beberapa pertanyaan menarik dan relevan yang diajukan oleh para mahasiswa dan dosen Universitas Mulia.

AI itu Membantu, Bukan Menggantikan Kreativitas Manusia

Diko, mahasiswa Prodi Informatika, mempertanyakan nasib pekerja kreatif di era AI.

“AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi akan menjadi alat yang memaksimalkan kreativitas. AI membutuhkan input dari manusia. Pekerja seni, misalnya, bisa menggunakan AI untuk mempercepat proses kreatif tanpa kehilangan sentuhan personal,” kata Irwan Chandra.

Penjelasan ini menggarisbawahi bahwa teknologi AI adalah mitra, bukan pesaing.

Efisiensi Energi dan Lingkungan

Farhan, mahasiswa yang bekerja yang sebagai Software Engineer, mengangkat isu efisiensi energi GPU NVIDIA di tengah krisis global warming.

Irwan Chandra menjelaskan bahwa teknologi GPU generasi terbaru sudah didesain untuk konsumsi daya lebih rendah dengan performa lebih tinggi.

“Kami tidak hanya fokus pada inovasi performa tetapi juga efisiensi energi, mengurangi dampak lingkungan,” tegasnya.

Peluang Kolaborasi Lintas Bidang

Mahasiswa non-IT pun turut serta dalam diskusi, mempertanyakan relevansi AI bagi bidang mereka, seperti Farmasi.

Ilham Subki Wijaya memberikan contoh kolaborasi antara farmasi dan informatika dalam riset obat dan manajemen stok obat menggunakan AI.

“Kolaborasi lintas disiplin dapat menghasilkan solusi inovatif, seperti sistem diagnosis berbasis AI untuk kesehatan,” jelasnya.

Pemanfaatan AI untuk Pendidikan dan Penelitian

Moderator seminar, Richki Hardi, menyoroti potensi AI seperti ChatRTX untuk penelitian ilmiah.

Ilham Subki menjelaskan keunggulan ChatRTX yang menggunakan dataset spesifik, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih terverifikasi dibandingkan AI generik lainnya.

“Sebagai contoh, tadi saya tunjukkan bahwa di dataset terdapat 115 jurnal yang tersimpan. Jadi, jawaban yang diberikan ChatRTX akan merujuk hanya pada jurnal-jurnal tersebut. Dengan pendekatan ini, setiap tanggapan yang diberikan oleh ChatRTX selalu berdasarkan referensi valid yang telah kita simpan,” ujarnya.

Kabar ini menjadi angin segar bagi mahasiswa maupun dosen yang menghadapi tantangan besar dalam penyusunan skripsi dan jurnal ilmiah.

Peluang Mahasiswa dalam Membangun Ibu Kota Nusantara (IKN)

Syanisa Mutho’an Nafil, mahasiswa Prodi Informatika, bertanya tentang peran mahasiswa dalam memanfaatkan AI untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Ilham Subki mengatakan, AI memiliki peluang luas, seperti penggunaan computer vision untuk memprediksi kemacetan dan teknologi scan wajah yang meningkatkan efisiensi transportasi.

“AI bisa diterapkan di banyak hal, dari prediksi kemacetan hingga manajemen real estate,” ujarnya.

Irwan Chandra menambahkan, pentingnya penguasaan dasar STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) oleh mahasiswa untuk memahami dan memanfaatkan AI secara optimal.

Ia mendorong mahasiswa memanfaatkan teknologi AI untuk mempercepat pembelajaran dan mengadaptasi solusi dari negara lain.

Pandangan ini memotivasi mahasiswa untuk menjadikan AI sebagai pendorong utama pembangunan IKN yang lebih canggih dan efisien.

AI sebagai Pemberdaya Konten Kreator

Hadrian, seorang konten kreator, bertanya tentang peran AI dalam mengatasi tantangan dunia kreatif.

Irwan Chandra menerangkan bagaimana AI, seperti teknologi noise cancellation, membantu meningkatkan kualitas audio dan efisiensi produksi. “Dengan AI, biaya produksi bisa ditekan tanpa mengorbankan kualitas,” ujarnya.

Seminar ini tidak hanya memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan kritis, tetapi juga menanamkan pemahaman bahwa AI adalah alat yang mampu memberdayakan manusia di berbagai bidang.

Seperti yang dikatakan Irwan Chandra, “AI tidak akan menjadi manusia super, tetapi kita bisa menjadi manusia super dengan memanfaatkan AI.”

(SA/Kontributor)

Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) bekerja sama dengan NVIDIA dan Bitracom Balikpapan menggelar seminar dengan tema NVIDIA Powers the World’s AI and Yours, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Kamis (19/12). Seminar ini merupakan rangkaian Festival Teknologi Informasi atau Technofest IT yang digelar FIKOM. Foto: Vio/Media Kreatif

UM – Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) bekerja sama dengan NVIDIA dan Bitracom Balikpapan menggelar seminar dengan tema NVIDIA Powers the World’s AI and Yours, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Kamis (19/12). Seminar ini merupakan rangkaian Festival Teknologi Informasi atau Technofest IT yang digelar FIKOM.

Pada kesempatan ini, para narasumber, yakni Irwan Chandra dan Ilham Subki Wijaya, memperkenalkan produk-produk AI terbaru yang dapat digunakan untuk efisiensi dan produktivitas inovasi perguruan tinggi.

Chandra, Direktur CV. Bitracom Informatika mengawali sambutan, mengucapkan terima kasih kepada Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, Wakil Rektor, Dekan, Kepala Lembaga beserta seluruh jajaran pimpinan, dosen, dan mahasiswa Universitas Mulia.

“Kalau saya boleh cerita sedikit, nama gedung yang kita pakai ini adalah Cheng Ho. Sejarah Cheng Ho itu secara ringkas tahun 1400, yaitu memimpin tujuh ekspedisi mengarungi lautan sampai ke Asia dan Afrika,” ujar Chandra.

Tujuan Cheng Ho ditugaskan untuk melakukan ekspedisi, lanjutnya, adalah untuk mencari wilayah baru, destinasi baru, dan kesempatan baru.

“Kami berharap kolaborasi antara Universitas Mulia dan Bitracom dapat membuka peluang baru untuk mengembangkan teknologi AI, menjadikannya sebagai ‘Cheng Ho Teknologi’ yang membawa inovasi dan dampak nyata bagi masa depan,” harap Chandra.

Chandra, Direktur CV. Bitracom Informatika mengawali sambutannya. foto: Vio/Media Kreatif

Chandra, Direktur CV. Bitracom Informatika mengawali sambutannya. foto: Vio/Media Kreatif

Irwan Chandra, pembicara pertama, membuka diskusi dengan menggambarkan perjalanan teknologi AI. Foto: Vio/Media Kreatif

Irwan Chandra, pembicara pertama, membuka diskusi dengan menggambarkan perjalanan teknologi AI. Foto: Vio/Media Kreatif

Ilham Subki Wijaya memperkenalkan diri dari Gadgets.id sebagai Content Creator di YouTube. Foto: Vio/Media Kreatif

Ilham Subki Wijaya memperkenalkan diri dari Gadgets.id sebagai Content Creator di YouTube. Foto: Vio/Media Kreatif

Mahasiswa mencoba perangkat AI besutan vendor ternama NVIDIA di Universitas Mulia, Kamis (19/12). Foto: Vio/Media Kreatif

Mahasiswa mencoba perangkat AI besutan vendor ternama NVIDIA di Universitas Mulia, Kamis (19/12). Foto: Vio/Media Kreatif

AI: Dari Masa Lalu ke Masa Depan

Irwan Chandra, pembicara pertama, membuka diskusi dengan menggambarkan perjalanan teknologi AI. “Perkembangan AI mulai terlihat signifikan sejak tahun 2012-2013, tetapi lonjakan besar terjadi pada 2018-2019,” jelasnya.

AI, menurutnya, adalah kemampuan komputer untuk meniru kecerdasan manusia, dan teknologi ini berkembang pesat sejak hadirnya Neural Processing Unit (NPU), yang memungkinkan komputer memproses tugas AI secara lebih efisien.

Tak hanya itu, Irwan menyoroti bagaimana AI telah menjadi bagian dari komputasi modern. Teknologi NVIDIA RTX, misalnya, memungkinkan akselerasi komputasi hingga tingkat yang sebelumnya tidak terbayangkan.

Dengan kemampuan menjalankan aplikasi AI secara lokal, perangkat modern kini mampu memberikan respons cepat tanpa tergantung server jarak jauh.

AI dalam Dunia Kreatif

Dalam sesi yang menggugah minat para kreator konten, Irwan menyoroti peran NVIDIA dalam mendukung lebih dari 125 aplikasi berbasis AI, mulai dari pengeditan video hingga broadcasting. Teknologi seperti NVIDIA DLSS, Broadcast, dan Omniverse dirancang untuk mempercepat proses kreatif hingga beberapa kali lipat dibandingkan perangkat standar.

“Bayangkan, laptop dengan RTX 4090 dapat menyelesaikan tugas delapan kali lebih cepat dibandingkan MacBook Pro dalam beberapa skenario,” katanya.

Ia juga memamerkan teknologi Canvas, yang memungkinkan kreator membuat sketsa dan elemen visual dengan mudah, dan NVIDIA Broadcast yang mampu meningkatkan kualitas meeting online dengan fitur noise reduction dan eye contact adjustment.

AI untuk Gaming dan Pengembangan

Industri gaming juga tidak luput dari pembahasan. Dengan lebih dari 150 juta gamer di Indonesia, NVIDIA membawa inovasi seperti RTX Remix, alat gratis untuk memodifikasi game lama, dan NVIDIA ACE for Gamers, yang memberikan kecerdasan pada karakter dalam game.

“Karakter dalam game kini dapat berinteraksi lebih dinamis dengan pemain, memberikan pengalaman gaming yang lebih imersif,” tambah Irwan.

Selain itu, teknologi DLSS telah meningkatkan performa lebih dari 400 game, membuktikan bahwa AI tidak hanya mendukung kreator tetapi juga komunitas gamer secara luas.

Teknologi GPU: Pendukung Revolusi AI

Semua inovasi AI yang dibahas tidak terlepas dari peran GPU RTX. NVIDIA menawarkan pilihan GPU dengan performa beragam, seperti RTX 4060 hingga RTX 4090, yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna dari berbagai kalangan.

GPU ini kini tersedia di laptop dan desktop, memberikan fleksibilitas bagi pengguna untuk menjalankan aplikasi berbasis AI sesuai kebutuhan.

AI: Alat untuk Manusia Super

Irwan menutup presentasinya dengan pesan yang menginspirasi dari CEO NVIDIA Jensen Huang, yang mengatakan, “AI adalah alat untuk membantu manusia menjadi lebih baik, bukan untuk menggantikan manusia.”

Dalam pandangannya, AI seharusnya digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas hidup manusia, layaknya kalkulator yang mempermudah penghitungan.

AI: Alat untuk Animasi dan Gaming

Narasumber kedua, Ilham Subki Wijaya, mengawali dengan mengucapkan terima kasih untuk NVIDIA Indonesia, Bitracom, dan Universitas Mulia.

“Saya baru tahu kalau universitas ini umurnya belum begitu tua dan kampusnya bagus sekali. Dari sekian banyaknya roadshow, jujur, aula di sini adalah yang paling keren yang pernah saya temui,” kata Ilham.

Ilham memperkenalkan diri dari Gadgets.id sebagai Content Creator di YouTube. “Kerjaan saya biasanya nyobain beberapa komponen-komponen komputer, baik PC desktop ataupun laptop. Kebetulan lagi ngulik-ngulik AI dan sering diundang beberapa vendor untuk mendemokan AI,” katanya.

Hardware untuk AI PC (Khususnya 3D Content)

Karena kerjaan saya biasanya nge-review hardware, di sini saya ingin memperkenalkan hardware-hardware yang memang digunakan, terutama untuk AI PC dan spesifik untuk 3D content (animasi dan gaming).

Hardware untuk AI di antaranya adalah NPU, GPU, dan AI Cloud. Ketiganya, menurutnya, adalah prosesor. Jadi, AI dikerjakan oleh CPU, tapi GPU, NPU, dan GPU di cloud adalah akselerator.

“AI akselerator adalah chip yang spesifik untuk perhitungan matematis. Jadi, belajar matriks dan statistik itu penting untuk develop AI,” ujar Ilham.

Ia kemudian menjelaskan perbedaan NPU, GPU, dan Cloud GPU.

NPU biasa terdapat di laptop, tujuannya untuk efisiensi. NPU mengerjakan hal-hal basic seperti background blur. Contoh, jika laptop ada fitur Microsoft Studio Effect, berarti ada NPU di prosesornya.

“Aplikasi Audacity juga bisa jalan di NPU,” ujarnya.

GPU (RTX) memiliki kemampuan lebih luas lagi. Bisa untuk ComfyUI (generative image dengan node workflow), realtime generative image, dan DLSS (Deep Learning Super Sampling).

Sedangkan Cloud yang digunakan untuk AI seperti ChatGPT, Suno, Hagen, Copilot yang tidak berjalan lokal. Ada yang gratis dan berbayar. “Tetapi dengan RTX, karena jalannya lokal, jadi gratis, kecuali software yang memerlukan subscription,” ujarnya.

Pemanfaatan AI dalam Animasi

“Di sini saya mendemokan pembuatan animasi 30 detik dalam satu hari dengan ComfyUI (untuk still image, texturing), Cloud AI dengan Tripo (untuk membuat aset 3D), Blender (untuk pose, bukan untuk bikin animasi), dan live portrait (untuk dialog). Lalu, untuk merangkai videonya dapat memanfaatkan CapCut,” terang Ilham.

Nvidia Chat RTX

Ilham menerangkan penggunaan Nvidia Chat RTX, yang merupakan LLM (Large Language Model) lokal.

“Saya sudah menyiapkan satu folder jurnal berisi 115 jurnal yang dijadikan dataset. Apapun yang ditanya mengenai supply chain dan management risk, jawaban diberikan dan juga referensi jurnalnya,” ujar Ilham.

Model Chat RTX baru bisa berjalan dengan Bahasa Inggris, tapi bisa dilakukan finetuning jika ingin menggunakan Bahasa Indonesia.

Perbandingan Generate Image dengan CPU dan GPU RTX

Ilham kemudian mendemokan dua stable diffusion dengan prompt yang sama “one car in the mountain“.

Satu menggunakan CPU core i7 13700H yang memakan waktu sekitar 5 menit untuk 1 gambar dengan load 100%. Sementara, stable diffusion yang menggunakan RTX 4070 memakan waktu sekitar 26 detik untuk 10 gambar.

“Jadi, GPU RTX lebih cepat dan efisien untuk generative image. CPU tidak dioptimalkan untuk tugas tersebut,” ujarnya.

Sedangkan implementasi AI pada Gaming, NVIDIA dengan DLSS bisa memperkecil resolusi lalu di-upscale. Dengan adanya AI, kualitas gambar bisa tetap dipertahankan, performa pun lebih tinggi.

Ilham mengakhiri presentasi dengan pesan yang bijak. “AI adalah tools tambahan untuk memaksimalkan dan membuat pekerjaan kita lebih efisien. Pintar-pintarlah belajar matematika agar jago develop AI,” ujarnya.

Semua hal tentang AI perlu akselerator yang tepat dan software perlu di-coding untuk memaksimalkan GPU, Tensor Core, dan CUDA.

“Jika kita menggunakan RTX, maka banyak fitur AI yang dapat digunakan secara lokal, tanpa berbayar. Hal ini juga dapat menjaga privasi data perusahaan atau kampus,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Mahasiswa mencoba perangkat AI besutan vendor ternama NVIDIA di Universitas Mulia, Kamis (19/12). Foto: Vio/Media Kreatif

Universitas Mulia Teken Kerjasama dengan Mitra Perusahaan

UM – Dalam sesi Talkshow seminar teknologi Artificial Intelligence (AI), para narasumber menekankan bahwa kecerdasan artifisial bukanlah ancaman, melainkan alat yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan mendorong inovasi. Mahasiswa didorong untuk menguasai AI dan mengintegrasikannya dalam berbagai bidang.

Hal ini terungkap dalam seminar yang digelar Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) bekerja sama dengan NVIDIA dan Bitracom Balikpapan, dengan tema NVIDIA Powers the World’s AI and Yours, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Kamis (19/12).

Dalam kesempatan ini, juga dilakukan penandatanganan kerjasama oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i selaku Rektor Universitas Mulia dengan Candra selaku Direktur CV. Bitracom Informatika.

Dua orang narasumber tampil sebagai pembicara, yakni Irwan Chandra selaku SBPC Manager NVIDIA Indonesia dan Ilham Subki Wijaya, seorang Digital Creator Tech Reviewer Gadgets.id dan moderator Ir. Richki Hardi, S.T., M.Eng serta MC Tiara Rafandini.

Seminar diikuti lebih kurang 300 orang peserta, yang didominasi mahasiswa Universitas Mulia serta dari perguruan tinggi lain hingga siswa-siswi SMK. Sebagian dari peserta yang beruntung mendapatkan doorprize serta hadiah bagi pemenang lomba NVIDIA Canvas Competition.

Seminar mengupas produk teknologi berbasis AI bersama NVIDIA, salah satu vendor ternama dunia yang bergerak dalam industri semikonduktor, teknologi grafis, kecerdasan artifisial, dan komputasi paralel.

Dengan mengenalkan berbagai macam teknologi berbasis AI tersebut, diharapkan mahasiswa maupun dosen mampu memanfaatkannya untuk berbagai keperluan dan produktivitas dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, dalam kesempatan ini diwakilkan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P, M.Eng dalam sambutannya mengatakan, menyambut hangat kedatangan pihak NVIDIA.

Dalam kesempatan ini, juga dilakukan penandatanganan kerjasama yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i selaku Rektor Universitas Mulia dengan Candra selaku Direktur CV. Bitracom Informatika. Foto: Vio/Media Kreatif

Dalam kesempatan ini, juga dilakukan penandatanganan kerjasama yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i selaku Rektor Universitas Mulia dengan Candra selaku Direktur CV. Bitracom Informatika. Foto: Vio/Media Kreatif

Salah seorang narasumber Irwan Chandra saat memaparkan presentasinya. Foto: Vio/Media kreatif

Salah seorang narasumber Irwan Chandra saat memaparkan presentasinya. Foto: Vio/Media kreatif

Foto bersama panitia dan seluruh peserta Semina tentang Teknologi AI bersama NVIDIA. Foto: Vio/Media Kreatif

Foto bersama panitia dan seluruh peserta seminar tentang Teknologi AI bersama NVIDIA. Foto: Vio/Media Kreatif

Seminar ini, menurutnya, sangat positif mengingat perkembangan AI saat ini cukup masif. Hadirnya Meta AI yang masuk ke dalam grup WhatsApp bersama dengan chat GPT dan teknologi AI lainnya semakin mendekatkan kepada masyarakat luas.

Kini, kehadiran AI telah menyentuh hampir setiap aspek kehidupan masyarakat. Banyak orang, tanpa disadari, telah memanfaatkan teknologi AI dalam berbagai tools dan aplikasi.

“Peran AI, khususnya bagi programmer, sangat signifikan. Apa yang dahulu membutuhkan proses manual panjang, kini bisa diselesaikan dengan cepat dan efisien berkat AI,” ujarnya.

Namun, tambahnya, ia mengingatkan bahwa AI hanyalah alat. Keberhasilannya bergantung pada desain, model, dan pemanfaatan yang tepat oleh penggunanya. Oleh karena itu, mahasiswa diingatkan untuk memperdalam ilmu pengetahuan tentangnya.

Ia mengatakan, seminar ini merupakan momentum penting, terutama bagi mahasiswa, dosen, dan sivitas akademika pada umumnya. Tidak terbatas pada program studi Informatika, tetapi juga terbuka lintas program studi untuk berinovasi dan lebih produktif dalam memanfaatkan AI.

“Kami berterima kasih kepada NVIDIA dan Bitracom yang telah berkontribusi dalam acara ini, sekaligus memberikan semangat baru di momen Dies Natalis Universitas Mulia. Semoga kegiatan ini menginspirasi kolaborasi lintas program studi dan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Senada, Dekan FIKOM Djumhadi, S.T., M.Kom, usai seminar yang berlangsung sejak siang sampai menjelang Maghrib ini mengatakan, mahasiswa mendapatkan wawasan tentang teknologi terkini dan inovasi AI dari para narasumber.

“Kita jadi tahu ada yang namanya Chat RTX ya kan, yang bisa kita gunakan untuk menyusun makalah ilmiah, artikel ilmiah seperti jurnal, skripsi, thesis, sampai disertasi yang menggunakan referensi,” ujarnya.

“Kami berharap kegiatan seperti ini, yang kita sebut Technofest IT FIKOM, Festival Teknologi Informasi, menjadi agenda tahunan Fakultas Ilmu Komputer sehingga diharapkan terus mendorong inovasi dan kolaborasi lintas industri,” tambahnya.

Ia berharap kegiatan serupa ke depan dengan memperluas cakupan tema dan melibatkan lebih banyak pelaku industri serta akademisi. Seminar ini diharapkan dapat menciptakan solusi yang lebih berdampak untuk tantangan global.

“Semoga Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia terus menjadi pelopor dalam memajukan teknologi yang inklusif, bermanfaat, dan berkelanjutan bagi masa depan,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Yana Priatna ketika sedang berbicara Entrepreneurship di Universitas Mulia. Foto: Media Kreatif

Disampaikan dalam Youth Entrepreneur Summit 2024

UM – Universitas Mulia menggelar Youth Entrepreneur Summit 2024 dengan tema How to Raise Funds for Business, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Selasa (3/12). Acara yang sangat menarik bagi para Entrepreneur pemula ini dihadiri Yana Priatna, pengusaha muda di bidang properti YanPro Land dari Bandung, Jawa Barat.

Acara yang dibuka Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i ini turut dihadiri Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, para Wakil Rektor, Kepala Lembaga, Dekan serta dosen, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan ratusan mahasiswa Universitas Mulia.

Turut hadir Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim periode 2024-2029 Dr. Abriantinus, Koordinator Rembuk Pemuda Daerah Kaltim Agung Syahrir, Ketua Bidang XII BPD HIPMI Kaltim Sidik Amirullah dan Bendahara Umum BPC HIPMI Balikpapan Dio Ramadhan.

Dalam sambutannya, Rektor Prof. Ahsin mengingatkan visi besar Universitas Mulia, yakni menjadi Global Technopreneur Campus pada tahun 2045. Visi ini selaras dengan misi untuk mencetak lulusan-lulusan yang mampu menjadi wirausaha berbasis teknologi.

“Universitas Mulia punya mimpi besar untuk menjadi perguruan tinggi unggul dalam bidang technopreneur. Oleh karena itu, kegiatan ini sangat relevan dengan roadmap kami untuk mendorong riset dan inovasi pada 2026-2027, hingga mencapai puncaknya pada 2045,” ujar Prof. Ahsin.

Untuk itu, Rektor memberikan apresiasi kepada BEM Universitas Mulia, Rembuk Pemuda Daerah Kalimantan Timur, dan IKN Youth Forum atas terselenggaranya kegiatan ini. “Ini adalah bentuk konkret dari komitmen kita untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045,” tambahnya.

Acara tersebut menghadirkan sejumlah narasumber inspiratif, seperti Yana Priatna, CEO dan Founder YanPro Land, serta Sidik Amirullah dan Dio Ramadhan dari HIPMI. Para narasumber diharapkan dapat memotivasi mahasiswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i menerima cenderamata dari Agung Syahrir, Koordinator Rembuk Pemuda Daerah Kaltim selaku panitia penyelenggara Youth Entrepreneur Summit 2024. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i menerima cenderamata dari Agung Syahrir, Koordinator Rembuk Pemuda Daerah Kaltim selaku panitia penyelenggara Youth Entrepreneur Summit 2024. Foto: Media Kreatif

Yana Priatna menerima cenderamata dari Agung Syahrir, Koordinator Rembuk Pemuda Daerah Kaltim. Foto: Media Kreatif

Yana Priatna menerima cenderamata dari Agung Syahrir, Koordinator Rembuk Pemuda Daerah Kaltim. Foto: Media Kreatif

Tips Menggalang Dana Bisnis

Memasuki sesi pemaparan yang dipandu Presiden BEM Agung Widianto, Yana Priatna mengawali dengan memperkenalkan dirinya sebagai CEO dan founder YanPro Land dan berbagi latar belakang pribadinya, termasuk tantangan yang dihadapinya dalam mencapai posisi sebagai pengusaha.

“Saya memulai dari nol, berjuang dari latar belakang keluarga sederhana. Jika saya bisa, Anda juga pasti bisa. Kuncinya adalah kerja keras, integritas, dan terus belajar,” katanya.

Ia juga menyarankan mahasiswa untuk memilih bidang usaha yang sesuai dengan keahlian dan fokus pada satu sektor hingga menguasainya.

“Jangan berpindah-pindah sebelum menguasai satu bidang. Bisnis harus memiliki rencana dan proyeksi jangka panjang yang matang,” kata Yana.

“Lima tahun pertama bisnis penuh dengan tantangan, tetapi karakter seperti jujur dan amanah akan menarik perhatian investor,” ujarnya.

Hal ini diperlukan lantaran, menurutnya, investor selalu melihat integritas, semangat, dan kemampuan bertahan dalam menghadapi kegagalan.

Ia menekankan pentingnya karakter sebagai pengusaha, seperti antusiasme, keinginan untuk belajar, dan kemampuan untuk membangun jaringan yang menjadi kunci dalam mencari pendanaan dan membangun bisnis.

“Permodalan bisnis cuma tiga. Satu adalah penjualan, bootstrap. Kalau Anda belum punya duit, belum punya apapun dan sebagainya. Kalau Anda punya jasa, jasa itu bisa jualan dulu baru barangnya inden, atau apa namanya PO, Purchasing Order dulu segala macam, Anda bisa melalui penjualan,” ujarnya.

Bootstrap adalah metode pengembangan bisnis dengan menggunakan pendapatan dari penjualan produk atau layanan untuk mendanai operasional dan pertumbuhan bisnis.

Konsep ini menekankan pada efisiensi, pengelolaan keuangan yang hati-hati, dan reinvestasi keuntungan untuk mendukung pertumbuhan.

Artinya, sebelum mencari pendanaan tambahan dari investor atau lembaga keuangan, penting bagi pebisnis pemula untuk menunjukkan kemampuan menghasilkan pendapatan sendiri.

“Kedua adalah equity, kepemilikan. Jadi, kepemilikan Anda di sebuah perusahaan PT-nya, sahamnya dibagi-bagi atau disiarkan ke orang lain,” terangnya.

“Nah, baru ketiga adalah loan atau pinjaman. Kalau Anda punya aset, sertifikat tanah, rumah, lain sebagainya itu bisa dipakai pinjaman,” tambahnya.

Meski demikian, Yana melihat banyak perusahaan rintisan atau startup tidak memiliki aset sehingga pada akhirnya lebih fokus pada penjualan dan ekuitas.

Yana menekankan pentingnya memahami empat tipe bisnis yang sedang dijalani untuk menentukan strategi yang tepat dalam pengembangan dan pencarian pendanaan.

Pertama, Creator. Tipe bisnis ini adalah yang baru dibangun dan masih dalam tahap pengembangan. Bisnis ini berfokus pada menciptakan produk atau layanan hingga mencapai stabilitas dan menghasilkan omset yang konsisten.

Kedua, Growth. Setelah bisnis mencapai stabilitas, tipe ini berfokus pada pertumbuhan dan ekspansi. Bisnis mulai mencari cara untuk meningkatkan omset dan memperluas jangkauan pasar.

Ketiga, Mature. Tipe bisnis ini sudah mapan dan memiliki sistem yang berjalan dengan baik. Bisnis ini biasanya memiliki pelanggan tetap dan pendapatan yang stabil.

Keempat, Decline. Tipe bisnis ini mengalami penurunan dalam pendapatan atau relevansi di pasar. Bisnis ini perlu melakukan inovasi atau perubahan strategi untuk bertahan.

Yana menyarankan bahwa dengan memahami tipe bisnis yang sedang dijalani, pengusaha dapat menentukan strategi yang tepat untuk mendapatkan pendanaan.

Ia menjelaskan beberapa metode pendanaan yang dapat dipertimbangkan berdasarkan tipe bisnis, diantaranya adalah lewat Pinjaman, Feasibility Study, Konsorsium dan Dana Khusus, dan IPO.

Pinjaman dilakukan dengan menggunakan aset yang dimiliki kepada bank atau lembaga keuangan. Namun, Yana mengingatkan agar pengusaha mempertimbangkan risiko dan kemampuan pengembalian sebelum mengambil langkah ini.

Sedangkan Feasibility Study, yakni dengan menyiapkan studi kelayakan untuk meyakinkan investor tentang potensi bisnis, terutama jika memerlukan dana yang besar. Ini sering kali dilakukan dengan bantuan konsultan.

“Studi kelayakan sangat penting untuk proyek berskala besar. Dengan bantuan konsultan seperti Deloitte, EY, PWC, atau Grant Thornton, Anda dapat membuktikan kelayakan bisnis kepada calon investor,” paparnya.

Pendanaan juga bisa diperoleh lewat Konsorsium dan Dana Khusus. Mencari dana dari konsorsium atau dana khusus yang mungkin tersedia untuk jenis bisnis tertentu.

Pendanaan melalui konsorsium atau dana khusus juga menjadi pilihan strategis, terutama untuk proyek kolaboratif atau skala besar. Pendekatan ini memungkinkan pengusaha menggalang dana dari berbagai pihak dengan berbagi risiko dan manfaat.

IPO (Initial Public Offering), yakni apabila bisnis sudah cukup besar dan mapan, maka pendanaan dapat diperoleh dengan melakukan IPO untuk menjual saham kepada publik sebagai cara untuk mendapatkan dana.

“Menjual saham di bursa efek memberikan akses ke dana besar dan meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata publik,” tutup Yana.

(SA/Kontributor)

Humas UM, 3 Desember 2024 – Universitas Mulia kembali membuktikan komitmennya sebagai kampus yang berorientasi pada technopreneur melalui pelaksanaan Youth Entrepreneur Summit 2024 bertema How to Raise Funds for Business. Acara yang dihelat di Ballroom Cheng Ho Kampus Universitas Mulia ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa, dosen, dan pemuda se-Kalimantan Timur.

Acara dibuka dengan sambutan inspiratif dari Koordinator Rembuk Pemuda Kalimantan Timur, Agung Syahir. Dalam pidatonya, ia memotivasi mahasiswa untuk aktif mengambil peran dalam dinamika pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). “Dengan adanya IKN, peluang usaha sangat terbuka. Tinggal bagaimana kita memanfaatkannya. Kegiatan ini adalah ruang untuk berbagi dan bertukar pandangan. Pilihan ada di tangan kita, apakah mau melanjutkan mimpi atau berhenti di tengah jalan,” ungkapnya penuh semangat.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si.

Selanjutnya, sambutan sekaligus pembukaan acara disampaikan oleh Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si. Dalam pidatonya, beliau memaparkan pentingnya memanfaatkan bonus demografi yang diproyeksikan mencapai puncaknya pada tahun 2045. “Indonesia dipenuhi generasi muda yang memiliki potensi besar untuk menjadi pelaku utama pembangunan. Dengan pendidikan yang baik dan pelatihan keterampilan yang tepat, kita dapat menghasilkan SDM kompetitif di bidang teknologi, startup, dan industri kreatif,” tegasnya.

Menurut Prof. Ahsin, visi Universitas Mulia untuk menjadi Global Technopreneur Campus di tahun 2045 sangat relevan dengan kegiatan ini. “Kami berharap lulusan Universitas Mulia menjadi wirausahawan berbasis teknologi yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan mendukung Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i, M. Si., menerima cenderamata dari Koordinator Rembuk Pemuda Kalimantan Timur, Agung Syahir

Setelah pembukaan acara, Rektor Universitas Mulia menerima cenderamata dari Koordinator Rembuk Pemuda Kalimantan Timur, Agung Syahir, sebagai bentuk apresiasi atas dukungan dan kolaborasi antara Universitas Mulia dan Forum Rembuk Pemuda Kalimantan Timur (IKN Youth Forum).

Sesi Inspiratif dan Diskusi Interaktif
Acara dilanjutkan dengan networking speech dari tiga pembicara inspiratif:

  • Yana Priyatna, CEO Yan Proland, yang berbagi tips membangun karakter pebisnis dan cara menarik perhatian investor melalui integritas, semangat, dan konsistensi.
  • Sidik Amirullah, Ketua BPD HIPMI Kalimantan Timur, yang menekankan pentingnya membangun mindset pengusaha, sikap mental pemenang, dan penguasaan ilmu bisnis untuk kesuksesan jangka panjang.
  • Dio Ramadhan, Bendahara Umum BPC HIPMI Balikpapan, yang mendorong peserta untuk membangun network sejak dini dan memiliki visi besar sejak awal memulai bisnis.

Praktik Nyata Wirausaha

Dalam sesi diskusi, Yana Priyatna mengungkapkan bahwa membangun bisnis yang menarik investor membutuhkan perjuangan. “Investor akan melihat etos kerja, karakter, dan visi besar kita. Jangan hanya bermimpi kecil, miliki tujuan besar seperti saya, yang berasal dari latar belakang sederhana hingga berhasil membangun bisnis triliunan rupiah,” ujarnya, memberikan motivasi kuat kepada peserta.

Yana Priyatna, CEO Yan Proland

Sementara itu, Sidik Amirullah menjelaskan empat fondasi utama dalam membangun bisnis, yaitu mindset, sikap mental, ilmu pengetahuan, dan keterampilan. Ia menekankan pentingnya memiliki sikap mental pemenang untuk menghadapi tantangan dalam bisnis.

Sidik Amirullah, Ketua BPD HIPMI Kalimantan Timur

Dio Ramadhan melengkapi dengan pesan bahwa entrepreneur mindset adalah kunci keberhasilan. “Tidak apa-apa menjadi pemula, tapi pikirkan bagaimana bisnis Anda bisa besar sejak awal,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya membangun jejaring dengan banyak orang tanpa pamrih.

Dio Ramadhan, Bendahara Umum BPC HIPMI Balikpapan

Apresiasi pada Penyelenggara

Kegiatan ini menjadi langkah konkret Universitas Mulia dalam mendukung mahasiswa dan generasi muda untuk menjadi wirausahawan yang mandiri, kompetitif, dan siap bersaing di era global. Dengan semangat dan motivasi yang diberikan para pembicara, peserta diharapkan dapat mengembangkan ide bisnis mereka dan menarik peluang investasi untuk masa depan yang lebih cerah.

Humas UM (YMN)

Isa Rosita menerima piagam penghargaan sebagai narasumber dalam Seminar MGMP Matematika SMK di Universitas Balikpapan, Kamis (28/11). Foto: Istimewa

Disampaikan pada Seminar MGMP Matematika SMK di Universitas Balikpapan

UM – Dosen S1 Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia Isa Rosita, S.Kom., M.Cs memaparkan materi tentang Teknologi dalam Pembelajaran Matematika, pada Seminar MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Matematika SMK di Universitas Balikpapan, Kamis (28/11).

Seminar dibuka oleh Plh Kepala Cabang Wilayah 1 Dinas Pendidikan Kaltim Dr. Winarno, M.Pd dan diikuti para guru matematika dari berbagai SMK di Balikpapan. Hadir pula Dekan FKIP Universitas Balikpapan Dr. H. Sugianto, MM turut memberikan sambutan.

Seminar ini membahas potensi teknologi untuk mengubah cara siswa belajar matematika, menjadikan proses pembelajaran lebih efektif, menarik, dan relevan.

Dalam paparannya, Isa Rosita memulai dengan menyoroti pentingnya matematika sebagai ilmu dasar yang mendukung berbagai bidang seperti sains, teknologi, dan pengambilan keputusan sehari-hari.

Namun, banyak siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit karena sifatnya yang abstrak dan kurangnya metode pembelajaran yang inovatif.

“Matematika memiliki peran sentral dalam kehidupan, tetapi sering kali dianggap menakutkan oleh siswa karena cara penyampaiannya yang kurang menarik,” ujar Isa.

Dalam pemaparannya, Isa menjelaskan bahwa perkembangan teknologi telah menghadirkan peluang baru dalam pembelajaran matematika.

Aplikasi interaktif seperti GeoGebra, Wolfram Alpha, dan MATLAB membantu siswa memvisualisasikan konsep matematika yang kompleks. Teknologi ini juga memungkinkan pembelajaran yang lebih personal dan interaktif.

“GeoGebra, misalnya, sangat efektif dalam membantu siswa memahami geometri dan aljabar secara interaktif,” terang Isa Rosita.

Isa menyoroti pentingnya visualisasi dalam memahami konsep abstrak seperti kalkulus dan geometri ruang. Dengan bantuan teknologi, siswa dapat memanipulasi objek geometris dan memahami hubungan antar elemen secara dinamis.

“Animasi dan simulasi memberikan pengalaman belajar yang berbeda. Siswa dapat melihat bagaimana variabel berubah secara real-time,” tambahnya.

Selain alat interaktif, platform seperti Khan Academy dan YouTube memungkinkan siswa belajar kapan saja dan di mana saja. Materi dalam bentuk video atau animasi membantu siswa memahami topik matematika dengan lebih mudah.

“Video pembelajaran memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk belajar sesuai kecepatan mereka,” kata Isa.

Foto bersama Dekan FKIP Dr Sugianto, Dr. Winarno, M.Pd, panitia, narasumber dan seluruh peserta para guru MGMP Matematika SMK. Foto: Istimewa

Foto bersama Dekan FKIP Dr Sugianto, Dr. Winarno, M.Pd, panitia, narasumber dan seluruh peserta para guru MGMP Matematika SMK. Foto: Istimewa

Dekan FKIP Universitas Balikpapan Dr. H. Sugianto, MM saat memberikan sambutan. Foto: Istimewa

Dekan FKIP Universitas Balikpapan Dr. H. Sugianto, MM saat memberikan sambutan. Foto: Istimewa

Isa Rosita memaparkan materinya dalam Seminar MGMP Matematika SMK di Universitas Balikpapan, Kamis (28/11). Foto: Istimewa

Isa Rosita memaparkan materinya dalam Seminar MGMP Matematika SMK di Universitas Balikpapan, Kamis (28/11). Foto: Istimewa

AI dan Pembelajaran Adaptif

Teknologi berbasis kecerdasan artifisial (AI) juga menjadi sorotan. Dengan AI, siswa dapat belajar secara adaptif sesuai kemampuan mereka. Sistem pembelajaran berbasis AI mampu menilai kekuatan dan kelemahan siswa serta menyediakan latihan yang relevan.

“AI memungkinkan pembelajaran yang benar-benar personal,” tegas Isa.

Selain itu, Isa juga membahas potensi penggunaan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) dalam pembelajaran matematika. Teknologi ini memungkinkan siswa berinteraksi dengan objek matematika dalam ruang tiga dimensi, menjadikan pengalaman belajar lebih imersif.

“Dengan VR, siswa dapat ‘masuk’ ke dunia matematika dan melihat langsung bagaimana konsep-konsep abstrak bekerja,” jelasnya.

Manfaat Teknologi dalam Pembelajaran Matematika

Dalam presentasinya, Isa memaparkan tiga manfaat utama teknologi dalam pembelajaran matematika. Di antaranya adalah, pertama, pemanfaatan teknologi meningkatkan pemahaman lewat visualisasi konsep abstrak seperti integral dan teori bilangan.

Kedua, pemanfaatan teknologi yang Interaktif dan Personal akan menyesuaikan materi pembelajaran Matematika sesuai kebutuhan siswa.

Dan yang ketiga, pemanfaatan teknologi akan menjangkau akses yang lebih luas. Pembelajaran digital memungkinkan akses pendidikan hingga daerah terpencil.

Meskipun membawa banyak manfaat, penggunaan teknologi juga menghadapi tantangan. Isa menyoroti kesenjangan digital, ketergantungan pada perangkat, dan kualitas konten sebagai isu yang perlu ditangani.

“Tidak semua siswa memiliki akses ke perangkat dan internet, terutama di daerah terpencil,” katanya.

“Selain itu, kualitas konten pembelajaran harus tetap dijaga agar sesuai dengan standar pendidikan,” tambahnya.

Dalam penutupnya, Isa menyampaikan bahwa teknologi adalah kunci untuk mengubah cara siswa belajar matematika. Dengan pendekatan yang tepat, teknologi dapat mengatasi tantangan pembelajaran tradisional dan membuka peluang baru di masa depan.

“Teknologi seperti AI, AR, dan VR memiliki potensi besar untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa di seluruh dunia. Namun, kita perlu bekerja sama untuk memastikan teknologi ini inklusif dan efektif,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Humas UM  – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Balikpapan Melalui HMPS Bahasa dan Sastra Indonesia menggelar Seminar Bulan Bahasa dengan mengangkat tema “Meningkatkan Interaksi dan Keterlibatan dalam Pembelajaran Melalui Media Informasi untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa” pada Rabu 30 Oktober 2024. Seminar yang dibuka secara langsung oleh Dr. H. Sugianto, M.M selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ini menghadirkan tiga narasumber terkemuka dari berbagai bidang keahlian. Kiftian Hady Prasetya, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia turut hadir memberikan sambutan dalam acara tersebut. Hadir pada kegiatan ini diantaranya, Dekan FKIP Dr. H. Sugianto. Wakil Dekan Prita Indriawati S.Pd. M.Pd. Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Kiftian Hady Prasetya S.Pd. M.Pd. Ketua Program Studi Matematika Chusnul S.Pd. M.Pd. Ketua Program Studi Ekonomi Deden S.Pd. M.Pd dan seluruh dosen yang ada di FKIP Universitas Balikpapan.

Acara ini juga dihadiri oleh seluruh mahasiswa FKIP dari berbagai program studi, termasuk Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Matematika, dan Pendidikan Ekonomi. Selain itu, seluruh dosen FKIP Universitas Balikpapan juga turut hadir sebagai tamu undangan. “Seminar di bulan bahasa ini merupakan wadah strategis untuk meningkatkan kompetensi berpikir kritis mahasiswa dalam menghadapi tantangan pembelajaran di era digital,” ujar Kiftian dalam sambutannya. Adapun narasumber yang hadir dalam seminar tersebut adalah Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd., Dosen program studi PG PAUD Fakultas Humaniora dan kesehatan Universitas Mulia, Praktisi pendidikan, serta Kepala Sekolah dan Guru berprestasi baik tingkat Daerah,Propinsi, dan Nasional dan Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd.,Dosen program studi Sistem Informasi fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia serta Pemerhati pendidikan dan Praktisi Dosen Bahasa dari Universitas Mulia, serta David Purba, S.H., Jurnalis CNN Indonesia dari grup Trans Media.

Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd.

Lisda Hani Gustina dalam paparannya membahas strategi meningkatkan interaksi dan keterlibatan dalam pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran berbasis media informasi, Sementara Riski Zulkarnain dalam paparannya menekankan pentingnya integrasi media informasi terbarukan dalam pembelajaran bahasa untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa. “Di era digital ini, penggunaan media informasi yang terbarukan tepat dapat menciptakan pembelajaran berpikir kritis mahasiswa,” ujar Riski.

Riski Zulkarnain, S.Pd., M.Pd.,( kanan),David Purba, S.H.(kiri)

David Purba membagikan pengalamannya sebagai jurnalis dan memberikan perspektif tentang pentingnya literasi media dalam pendidikan. Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Bulan Bahasa. Bulan Bahasa adalah peringatan tahunan yang diselenggarakan di bulan Oktober untuk memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, khususnya butir ketiga yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”, yang mana diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi para mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis melalui pemanfaatan media informasi yang efektif.

Acara ini mendapat sambutan antusias dari para peserta. Diskusi interaktif yang berlangsung menunjukkan tingginya minat mahasiswa terhadap topik yang dibahas. Diharapkan kolaborasi transfer ilmu antar  Universitas Mulia dan Universitas Balikpapan dapat menjadi wadah silahturahmi sekaligus media dalam pengembangan keilmuan mahasiswa dibidang pendidikan.

Humas UM (WN)

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen Universitas Mulia sedang menyimak pemaparan materi Entrepreneurship. Foto: Media Kreatif

Pentingnya Memiliki Mentor Agar Tidak Banyak Jatuh Bangun

UM – Himpunan Mahasiswa Manajemen menggelar Seminar Kewirausahaan dengan tema Tips dan Trik Sukses Membangun Usaha Sendiri, berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Sabtu (14/9). Dalam kesempatan itu, Heru Nugroho Susanto, seorang Entrepreneur lulusan IPB Bogor berbagi pengalaman dengan mahasiswa.

Heru yang kelahiran Bogor, 40 tahun yang lalu ini berpengalaman menjadi Entrepreneur. Ia pernah mendirikan 145 bisnis skala Small Medium Enterprise (SME) atau UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).

“Saya akan ceritakan tentang tips dan trik hal-hal terkait bisnis yang pernah saya lakukan. Bukan teori, bukan ngambil cerita orang, tapi yang saya lakukan sendiri,” tutur Heru mengawali paparannya.

Dengan pengalamannya itu, Heru berharap bisa dijadikan landasan oleh para mahasiswa tentang bagaimana cara memulai bisnis, baik dengan atau tanpa modal maupun tanpa tempat usaha. Untuk memulai bisnis, menurutnya, yang penting adalah niat.

“Kalau mau bangun bisnis tanpa niat itu yang susah,” ujarnya.

Heru Nugroho Susanto, seorang Entrepreneur lulusan IPB Bogor berbagi pengalaman dengan mahasiswa Universitas Mulia, Sabtu (14/9). Foto: Media Kreatif

Heru Nugroho Susanto, seorang Entrepreneur lulusan IPB Bogor berbagi pengalaman dengan mahasiswa Universitas Mulia, Sabtu (14/9). Foto: Media Kreatif

Sebagian isi slide paparan Heru Nugroho Susanto bagaimana kiat mengawali bisnis bagi mahasiswa. Foto: Media Kreatif

Sebagian isi slide paparan Heru Nugroho Susanto bagaimana kiat mengawali bisnis bagi mahasiswa. Foto: Media Kreatif

Kiat Mendirikan Usaha

Heru kemudian menerangkan bagaimana memulai bisnis bagi para mahasiswa. Salah satunya, mahasiswa bisa menjadikannya seorang mentor untuk belajar. Menurut Heru, ada setidaknya tujuh langkah yang dapat diikuti para mahasiswa.

Pertama, memiliki alasan yang kuat untuk memulai bisnis. Menurutnya, apabila mahasiswa mampu menemukan alasan yang tepat, maka ia akan bergerak untuk mendapatkannya.

“Contoh, kalau besok disuruh mendapatkan uang 100 juta, kira-kira bisa gak? Gak bisa. Tapi, kalau kita pulang ke rumah sekarang, terus orang tua kita sakit, terus butuh uang 100 juta, kalau gak besok meninggal, dicari gak?” ujarnya.

Heru mengatakan, setiap orang memiliki alasan yang berbeda-beda. Tetapi, dengan alasan apapun nantinya, hal itu menjadi pendorong dirinya untuk memulai bisnis.

“Alasan saya (berbisnis), karena istri saya banyak permintaannya. Anak saya juga begitu. Dan saya tuh paling gak bisa kalau istri sama anak saya minta saya gak bisa kasih,” ujarnya.

Kedua, make a goal before a plan. Apabila sudah mendapatkan alasan untuk memulai berbisnis, maka tentukan tujuannya sebelum membuat rencana bisnis.

“Kalau udah ketemu alasannya, baru kemudian Make a goal before a plan. Jadi, jangan kebanyakan rencana. Kalau kebanyakan rencana, nanti nggak jalan-jalan bisnisnya,” katanya.

Menurutnya, bisnis yang baik adalah bisnis yang segera dimulai, bukan yang hanya dipikirkan saja.

Berdasarkan pengalamannya, Heru melihat banyak orang yang hanya membuat rencana bisnis agar tidak menderita kerugian atau kebangkrutan. Padahal, belum tentu juga rugi.

“Bangkrut itu udah jadi part of business. Berkali-kali saya bangkrut. Dulu saya pertama kali bisnis itu adalah jual beli pupuk kandang,” ujarnya. Ia menceritakan, kala itu ia pernah berbisnis ban mobil, jual beli peti kemas, bisnis peternakan, hingga bisnis ikan lele.

Saat menjalankan bisnis ikan lele itulah, baru berjalan tiga bulan mengalami kerugian, bahkan bangkrut. Modal yang dikeluarkan 120 juta, tetapi balik modal hanya 30 juta saja.

“Jadi, saya tiap mau panen, dipanen dulu sama yang jaga. Dan akhir-akhir itu saya baru tahu bahwa daerah situ banyak mafianya,” ceritanya.

Ketiga, the power of kepepet. Terkadang, ketika dalam posisi terdesak, maka muncul kekuatan untuk berusaha. Hal ini, menurutnya, lebih baik dibanding jika menggunakan kekuatan atas dasar iming-iming atau the power of iming-iming.

“Orang kalau dikasih iming-iming, di Indonesia tuh, kadang-kadang mau, mau enggak enggak gitu, tapi kalau sudah kepepet, dikerjain ya. jadi, kita harus cari tau apa yang mepet nih,” ujarnya.

Keempat, stretch your brain. Meskipun ke depan mahasiswa telah menjadi pengusaha, Heru mengatakan jangan berhenti belajar.

“Saya sampai detik ini masih belajar. Saya menghabiskan satu miliar lebih untuk ikutan seminar dan sertifikasi. Sampai keluar negeri. Karena buat saya, melatih otak itu penting. Sama kayak orang nge-gym,” ujarnya.

Ia mendorong mahasiswa untuk terus berlatih mengasah ketajaman berpikir kritis dan kreatif, baik dengan membaca buku, menonton YouTube, ikut seminar atau bergabung dengan komunitas yang positif.

“Apalagi zaman sekarang itu kan banyak sekali lingkungan yang toxic ya, kalau sudah tahu lingkungan yang toxic, tinggalin. Percaya deh, karena gak selamanya teman terbaik Anda itu bisa bantu Anda,” ungkapnya.

Kelima, without but and later. Tanpa ‘tapi’, tanpa ‘nanti’. Hal ini untuk melatih kedisiplinan sebagaimana yang ada di militer.

“Tanpa ‘tapi’, tanpa ‘nanti’, yang ada hanya siap laksanakan. Jadi, kalau saya bilang temuin hari ini 10 orang, siap laksanakan. Kayak tentara sih,” ujarnya.

Keenam, push the button. Terkadang, dalam kehidupan, masih ada kekhawatiran atau ketakutan untuk memulai bisnis atau melakukan sesuatu. Hal ini wajar dialami oleh setiap manusia.

Meski demikian, manusia seolah memiliki tombol yang siap dipencet atau ditekan untuk memperingatkan dirinya agar segera sadar dan kembali memulai pekerjaan dengan baik.

“Dulu istri saya setiap pagi dengerin radio, lagunya galau. Postingnya (di medsos) jadi galau. Tapi, sekarang sudah gak pernah lagi (karena sudah tekan tombol). Sekarang yang didengerin murottal,” katanya.

Ketujuh, take action. Lakukan tindakan untuk memulai menjalankan bisnis.

“Dulu saya waktu bisnis gak punya mentor, bangkrutnya berkali-kali. Tapi sekali punya mentor itu enak banget, karena ada yang mengarahkan. Tanpa ‘tapi’, tanpa ‘nanti’, push the button sama take action,” tuturnya.

Untuk memulai bisnis, Heru menyarankan mahasiswa bisa melakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah menjual sesuatu, menjalankan jejaring bisnis, mendirikan UMKM, atau bisnis lainnya sepanjang ada solusi dan pasar.

Menjalankan jejaring bisnis, misalnya, Heru memberikan contoh warung kopi atau warkop. Apabila keuntungan bersih hanya 2 juta saja, tentu belum mencukupi untuk kebutuhan hidup. Hal ini berbeda jika memiliki 100 warkop di beberapa tempat.

“Jadi, bukan seberapa besar profitnya, tapi seberapa banyak kita punya cabang. Dari dulu selalu seperti itu,” ujarnya.

Daya Ungkit (Leverage)

Untuk memulai bisnis, menurut Heru, tentu saja harus bicara tentang daya ungkit atau leverage.

Leverage bertujuan untuk menggunakan sumber daya secara efektif untuk menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat dan keuntungan yang lebih besar, sambil tetap mempertimbangkan risiko yang ada.

“Kalau kita mau ganti ban, gak pakai dongkrak, berat gak? Berat. Jadi, leverage itu adalah dongkrak biar kita mudah mau ngapa-ngapain,” ujarnya.

Untuk itu, menurutnya ada beberapa cara menggunakan daya ungkit agar bisnis memiliki keuntungan yang berlipat ganda.

Pertama, prinsip Pareto 20:80. Menurutnya, dalam bisnis itu justru effort pengusaha hanya 20%, tetapi mendapatkan hasil 80%. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan pekerja, yang effort-nya 80%, sedangkan hasilnya hanya 20%. Maka disinilah berlaku hukum Pareto.

Kedua, Fishing or Netting. Memancing atau menjaring. Menurutnya, jika menggunakan prinsip memancing, maka mendapatkan hasilnya satu persatu. Berbeda dengan menjaring, maka akan mendapatkan sekaligus banyak.

“Maka berbisnis adalah sesuatu yang marketnya itu luas. Berbisnislah dengan jaringan, bukan berbisnis yang satu-satu,” ujarnya.

Ketiga, buying business, yakni dengan membeli bisnis yang sudah mengalami kebangkrutan. Menurutnya, ini memerlukan penjelasan tersendiri.

Keempat, don’t sell the product but the system. Tidak menjual produk, tetapi menjual sistem.

Dalam entrepreneurship, menjual sistem mengacu pada konsep menjual solusi yang lebih besar atau ekosistem yang mendukung produk daripada hanya fokus pada produk tunggal itu sendiri.

Ini berarti seorang pengusaha tidak hanya menawarkan produk fisik, tetapi juga menjual nilai tambah yang lebih luas melalui sistem, layanan, atau model bisnis.

“Kenapa Starbucks bisa bertahan, bisa ada di mana-mana? Karena dia jual sistem kan. Dia jual sistem, yang dia jual itu adalah royalty-nya gitu. MCD, KFC, itu kan bisa besar sampai kemana-mana,” ujarnya.

“Jadi, bisnis itu banyak macamnya. Tapi, kita bisa mulai dari hal yang kecil-kecil. Bisnis tanpa sistem itu gak akan pernah bawa kita sampai mana-mana. Kebayang gak sih kalau KFC atau Starbucks gak ada sistemnya?” tutupnya.

(SA/Kontributor)

Foto bersama narasumber bersama panitia dan peserta Program Studi S1 Manajemen dalam Seminar Kewirausahaan yang digelar HIMA Manajemen, Sabtu (14/9). Foto: Media Kreatif

Pelantikan Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Manajemen (IKM)

UM – Himpunan Mahasiswa Manajemen menggelar Seminar Kewirausahaan dengan tema Tips dan Trik Sukses Membangun Usaha Sendiri, berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Sabtu (14/9). Kegiatan ini juga sekaligus pelantikan Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Manajemen (IKM) yang diketuai Hendri Samsudin.

Seminar Kewirausahaan digelar oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi S1 Manajemen. Ketua Panitia Pelaksana Andi Hilda Yani mengatakan, seminar diikuti 226 mahasiswa dari Prodi Manajemen.

Ketua Prodi S1 Manajemen Dr. Hj. Pudjiati, S.E., M.M mengatakan, ia melihat dunia usaha saat ini terjadi persaingan dan tuntutan industri. Hal itu, menurutnya, membutuhkan SDM dengan kreativitas yang tinggi agar usaha bisnis terus survive di masa depan.

“Jadi, bukan hanya sekedar secara teoritis yang didapatkan di dalam bangku kuliah, tapi bagaimana di luar sana kita mampu bersaing dengan berbagai macam orang yang punya kemampuan dan kompetensi yang tinggi,” ujar Pudjiati.

“Pada saat sekarang ini pun, masih banyak sarjana-sarjana yang bukan hanya lulusan S1, bahkan S2 pun banyak juga yang mencari pekerjaan. Jadi, bagaimana kita mencoba untuk menciptakan peluang usaha sendiri,” tambahnya.

Terlebih, saat ini telah berdiri Ibu Kota Nusantara (IKN), ia mengingatkan mahasiswa untuk membekali diri dengan kemampuan kewirausahaan.

Mau tak mau, menurutnya, ke depan akan banyak pendatang baru tiba di Kalimantan Timur sehingga muncul persaingan yang semakin ketat.

“Saya tanya pada Ketua Panitia, ternyata hasilnya itu hampir 90% itu mahasiswa kita masih belum punya usaha,” ungkapnya.

Hal ini tentu saja membuat dirinya heran. Padahal, saat ini ada banyak generasi muda yang telah berwirausaha.

Dengan Seminar Kewirausahaan ini, ia ingin mendorong mahasiswa memiliki jiwa kewirausahaan, kemudian terinspirasi untuk membangun usaha sendiri.

Dr. Pudjiati, S.E., M.M dan Ketua IKM Hendri Samsudin bersama pengurus lainnya. Foto: Media Kreatif

Dr. Hj. Pudjiati, S.E., M.M dan Ketua IKM Hendri Samsudin bersama pengurus lainnya. Foto: Media Kreatif

Heru Nugroho Susanto menerima cenderamata dari Dr. Hj. Pudjiati, S.E., M.M. Foto: Media Kreatif

Heru Nugroho Susanto menerima cenderamata dari Dr. Hj. Pudjiati, S.E., M.M. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen sedang mengikuti Seminari Kewirausahaan. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen sedang mengikuti Seminari Kewirausahaan. Foto: Media Kreatif

Pudjiati mengatakan, pasca seminar ini, ia berencana menggelar pelatihan kewirausahaan.

“Bagi yang sudah punya usaha itu nanti akan kita kumpulkan untuk masuk ke dalam inkubator bisnis. Di dalam inkubator bisnis itu nanti kita lihat apa yang menjadi keunggulan yang dimiliki usaha oleh teman-teman ini,” tuturnya.

Sedangkan yang belum memiliki usaha, ia berharap akan muncul usaha bisnis baru dari mahasiswa pasca seminar kewirausahaan ini.

Ending-nya dari kegiatan ini adalah, kita akan mengadakan Expo Kewirausahaan bagi mahasiswa,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Pudjiati melantik dan menyerahkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis tentang pengangkatan Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Manajemen (IKM), kepada Hendri Samsudin sebagai Ketua IKM periode 2024-2025 bersama pengurus lainnya.

Hendri dalam pesannya mengatakan, ia sadar pengalamannya di kampus tidak hanya ilmu pengetahuan saja yang diperolehnya, tetapi juga pengalaman yang membentuk karakternya di masa depan.

“Saya sebagai alumni memiliki tanggung jawab dan kesempatan untuk membalas budi kepada almamater dan kampus tercinta kita, yaitu Universitas Mulia,” tutur Hendri.

“Saya sangat berharap dengan dibentuknya Ikatan Keluarga Alumni Manajemen bisa membawa kita saling berkolaborasi antara kami sebagai alumni, kemudian BEM dan seluruh HIMA yang ada di Universitas Mulia, untuk membangun dan membanggakan kampus kita baik di dalam kota, provinsi maupun di tingkat nasional,” tambahnya.

Hendri pun membacakan visi dan misi IKM. Hendri mengatakan, IKM ingin memastikan bahwa setiap anggotanya merasa terhubung dan diberdayakan serta memiliki akses sumber daya dan peluang yang dapat memperkaya perjalanan karirnya.

Sementara itu, sesi Seminar Kewirausahaan ini diisi oleh Heru Nugroho Susanto, pria kelahiran Bogor, 40 tahun yang lalu. Heru adalah seorang Entrepreneur yang memiliki latar pendidikan S1 IPB dan S2 Business School IPB Bogor.

Selain pernah bekerja di perusahaan besar, Heru berpengalaman mendirikan 145 bisnis skala Small Medium Enterprise (SME) atau UMKM. Bagi Heru, untuk memulai bisnis, bahkan dengan tanpa modal dan tanpa tempat usaha, yang terpenting dimiliki adalah niat.

“Kalau mau bangun bisnis tanpa niat itu yang susah,” ujarnya.

Bagi Heru, untuk memulai bisnis harus diawali dari mimpi (Dreams). Sebagaimana ikatan alumni yang memiliki visi dan misi, maka untuk mewujudkannya dibutuhkan niat dan tindakan untuk mencapainya.

Heru mengingatkan, bukan saja organisasi ataupun perusahaan saja yang memiliki visi dan misi, tetapi diri sendiri juga harus memilikinya.

“Saya pribadi itu punya visi punya 9 lembaga sosial di negara berbeda. Nah, untuk mencapai hal itu, gak bisa saya kerja biasa, gak bisa saya bangun relasinya biasa,” ujarnya.

Untuk itu, hal pertama untuk memulai bisnis adalah harus memiliki mimpi untuk diwujudkan. Kedua, adanya inflasi, yakni adanya kenaikan harga barang-barang yang mendorong dirinya untuk mendapatkan pemasukan.

“Yang ketiga, kenapa sih harus bisnis? Biar bisa jadi berkah buat orang lain. Ya, kalau kita kerja jadi berkah buat siapa? Buat bos kalian. Iya dong, kadang-kadang kita capek, pulang ke rumah, yang ada nanti orang tua ngomong apa, kita ngomel,” ujarnya.

“Jadi kalau mau jadi berkah buat banyak orang, mulailah dengan berbisnis,” imbuhnya.

Dan yang keempat, Endgame. Menurut Heru, yang dimaksud Endgame adalah manfaat yang diperoleh setelah tujuannya tercapai.

“Kayak tadi contoh ya, tujuannya mau masuk ke pemerintahan. Manfaatnya apa sih? Dapat pensiun. Berapa sih pensiunnya? Nggak besar kok. Ya, basic,” terangnya.

Bagi Heru, Endgame adalah financial freedom, time freedom, location freedom. “Punya uang banyak, punya waktu banyak, tapi gak sehat, gak bisa kemana-mana, percuma juga. Jadi harus ada tiga itu. Itu hanya bisa dicapai oleh bisnis,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Wilayah XI-B Kalimantan Timur Komisariat Selatan dan Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi) Kaltim menggelar Debat Kandidat Wakil Rakyat Kalimantan Timur, berlangsung di Universitas Mulia, Jumat (19/1). Foto: SA/Puskomjar

Tema Pilpres 2024 dan Suara Kaltim

UM – Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Wilayah XI-B Kalimantan Timur Komisariat Selatan dan Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi) Kaltim menggelar Debat Kandidat Wakil Rakyat Kalimantan Timur. Debat dengan tema Pilpres 2024 dan Suara Kaltim ini berlangsung di Hall Cheng Ho Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani, Jumat (19/1).

Dalam sambutannya, Ketua APTISI XI-B Komisariat Selatan Dr. Agung Sakti Pribadi menerangkan bahwa lingkup kerja Komisariat Selatan meliputi Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser atau Tanah Grogot.

“Kami sering mengadakan kegiatan dan hari ini adalah kegiatan yang sesuai dengan tema kita akan mengadakan Pileg (pemilihan anggota legislatif) dan Pilpres (pemilihan presiden),” tutur Dr, Agung.

Menurutnya, kegiatan ini merupakan realisasi dari keinginan pemerintah untuk mensosialisasikan kandidat agar lebih dikenal oleh rakyat. “Akan terbuka bagaimana visi misi beliau, dan Alhamdulillah, hari ini tiga kandidat kita undang itu mewakili, insya Allah, akan menjadi kandidat di DPR RI dan dan DPD RI,” ujarnya.

Tiga kandidat tersebut antara lain Rizal Effendi, calon anggota legislatif DPR RI dari Partai Nasdem daerah pemilihan (dapil) Kaltim, kemudian Hetifah Sjaifudian, calon anggota legislatif DPR RI dari Partai Golkar dapil Kaltim, dan Naspi Arsyad, calon anggota legislatif DPD RI dapil Kaltim.

Sebelumnya, disebutkan bahwa panitia telah mengundang Rendi Ismail caleg DPD RI dapil Kaltim, dan Andhika Hasan caleg DPR RI dari PDI Perjuangan dapil Kaltim. Namun, diperoleh informasi, baik Rendi Ismail maupun Andhika Hasan berhalangan hadir.

Dalam debat ini, tiga orang panelis memberikan pertanyaan kepada masing-masing kandidat, antara lain Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si, Rektor Universitas Mulia yang hadir secara daring sembari menguji sidang doktoral di Universitas Mulawarman Banjarmasin.

Panelis berikutnya Ketua STIE Balikpapan Prof. Dr. Suhartono, S.E., M.M, kemudian Prof. Dr. Muhamad Muhdar, S.H., M.Hum dari Fakultas Hukum Universitas Mulawarman. Panitia juga mengundang sekira 300 peserta perwakilan partai politik kandidat masing-masing, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) perguruan tinggi se-Balikpapan serta dosen dan undangan lainnya.

Tiga kandidat tersebut antara lain Rizal Effendi, calon anggota legislatif DPR RI dari Partai Nasdem daerah pemilihan (dapil) Kaltim, kemudian Hetifah Sjaifudian, calon anggota legislatif DPR RI dari Partai Golkar dapil Kaltim, dan Naspi Arsyad, calon anggota legislatif DPD RI dapil Kaltim. Tampak panelis, Prof. Dr. Suhartono dan Prof. Dr. Muhamad Muhdar serta Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: SA/Puskomjar

Tiga kandidat tersebut antara lain Rizal Effendi, calon anggota legislatif DPR RI dari Partai Nasdem daerah pemilihan (dapil) Kaltim, kemudian Hetifah Sjaifudian, calon anggota legislatif DPR RI dari Partai Golkar dapil Kaltim, dan Naspi Arsyad, calon anggota legislatif DPD RI dapil Kaltim. Tampak panelis, Prof. Dr. Suhartono dan Prof. Dr. Muhamad Muhdar serta Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: SA/Puskomjar

Panelis Rpf. Dr. Suhartono saat diperkenalkan kepada publik sebelum acara dimulai. Foto: SA/Puskomjar

Panelis Prof. Dr. Suhartono saat diperkenalkan kepada publik. Tampak Prof. Dr. Muhamad Muhdar di sebelahnya, sebelum acara dimulai. Foto: SA/Puskomjar

Tanpak Ketua Panitia Dientia Dieniear, S.H.,M.H., M.Med.Kom duduk bersama dosen dan mahasiswa. Foto: SA/Puskomjar

Tampak Ketua Panitia Dientia Dieniear, S.H.,M.H., M.Med.Kom duduk bersama dosen, mahasiswa, dan undangan. Foto: SA/Puskomjar

Sementara itu, Ketua Panitia Dientia Dieniear, S.H.,M.H., M.Med.Kom mengatakan bahwa ia berharap para kandidat tidak saja memperkenalkan visi dan misi saja, tetapi juga memberikan pembelajaran bagi peserta tentang pentingnya mewujudkan Pemilu Damai.

“Terima kasih sudah hadir di sini dalam acara debat, di mana acara debat ini tidak sekadar untuk visi dan misi saja, tapi juga memberikan pelajaran kepada kita bahwasannya Pemilu Damai itu memang nyata adanya, dan bisa kita kontribusikan dan implementasikan dalam hari ini,” kata Dieniear.

Berdasarkan data KPU dan Bappenas, Pemilu 2024 diperkirakan akan diikuti kurang lebih 190,5 juta pemilih. Dari jumlah tersebut, pemilih Gen Z (usia 17-23 tahun) mencapai 15,82 persen, Gen Y (24-39 tahun) 35,59 persen, Gen X (40-55 tahun) 30,10 persen, Baby Boomer (57-74 tahun) 15,91 persen, dan pre-boomer (di atas 75 tahun) 2,57 persen.

Dari data tersebut diperoleh jumlah Gen Y dan dan Gen Z pada Pemilu 2024 sebesar 51,41 persen atau lebih separuh dari total pemilih. Gen Y maupun Gen Z didominasi usia para mahasiswa peserta debat kandidat wakil rakyat saat ini.

Salah seorang anggota Forsiladi, Dr. Sudarmo, ditemui usai acara, mengatakan bahwa debat wakil rakyat ini sangat bagus untuk Transfer Knowledge kaitannya antara praktisi dengan institusi pendidikan tentang partisipasi politik.

“Paling tidak memberikan pencerahan kepada publik, terutama kepada dosen dan mahasiswa supaya berani untuk menyampaikan ide-idenya ke depan,” tutur Dr. Sudarmo.

Menurutnya, hal ini menjadi pendidikan politik kepada mahasiswa dan dosen sehingga mampu ke depan belajar untuk mempersiapkan segala sesuatunya lebih baik.

Ketika ditanya terkait para kandidat yang berbicara, Dr. Sudarmo menilai masing-masing memiliki kekuatan sendiri.

“Sebenarnya tiga-tiganya berpengalaman, cuma yang satu duduk di pemerintahan, yang satu duduk di DPR, yang satu duduk di pendidikan tinggi, sebagai dosen, ya kan dia kepala sekolah tinggi, ilmu tarbiah, kan? Itu kan juga sama saja dengan seperti kita-kita ini juga,” ujarnya.

Dengan demikian, ia berharap mahasiswa maupun dosen dapat mengambil pelajaran tentang pengalaman yang luas dari masing-masing kandidat yang akan mewakili rakyat yang lebih luas dalam menyalurkan aspirasinya.

“Jadi, dia punya experience yang bagus, kan? Bagaimana mengelola orang, bagaimana menyampaikan pendapat orang kepada orang lain, kan? Mudah-mudahan bisa dikembangkan lagi bagaimana mengaplikasikan di masyarakat dan bisa menyerap aspirasi dari masyarakat,” pungkasnya.

(SA/Puskomjar)