Tag Archive for: Pengabdian Masyarakat

Balikpapan, 8 Desember 2025— Universitas Mulia mendampingi Kelurahan Prapatan dalam penerapan administrasi digital untuk pengelolaan rumah maggot. Program ini dirancang sebagai bagian dari pengabdian masyarakat untuk merapikan alur data produksi, stok, dan penjualan, yang sebelumnya ditulis manual di kertas.

Inisiatif ini berawal dari evaluasi bersama pihak Kecamatan Balikpapan Kota mengenai sulitnya memantau aktivitas produksi secara cepat. Sistem berbasis digital dipandang lebih tepat karena memungkinkan informasi dibuka dari mana saja, tanpa menunggu bundel laporan fisik. Keputusan dapat diambil saat data masuk, bukan setelah menelusuri arsip.

Pendamping kegiatan dari Universitas Mulia, Muhammad Syafii, S.Kom., M.Kom., menjelaskan bahwa pemetaan kebutuhan dilakukan melalui komunikasi teknis dengan kelurahan. Materi yang disusun berangkat dari temuan lapangan: format laporan yang tersebar, waktu rekap yang panjang, dan risiko hilangnya dokumen. “Digitalisasi memberi struktur yang rapi. Data terkumpul, mudah diakses, dan bisa diverifikasi,” kata Syafii.

Muhammad Syafii, S.Kom., M.Kom., dari Universitas Mulia menjelaskan alur pencatatan administrasi digital pada sesi pelatihan di Kelurahan Prapatan.

Dalam sesi pelatihan, peserta diperkenalkan pada alur pencatatan produksi, distribusi, dan rangkuman penjualan harian melalui sistem aplikasi. Akses dibuat sederhana agar perangkat kelurahan dapat menggunakannya tanpa proses adaptasi yang panjang. Prinsipnya, teknologi disesuaikan dengan kebutuhan, bukan sebaliknya.

Bagi Universitas Mulia, kegiatan ini bukan sekadar pelatihan perangkat. Tujuan utamanya adalah membangun tata kelola layanan publik berbasis data. Hal ini sejalan dengan mandat Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana pengabdian dilakukan melalui keahlian akademik yang dimiliki dosen dan mahasiswa.

Konteks pengabdian tampak jelas: kelurahan memerlukan alat kerja yang terukur, sementara kampus memiliki kapasitas untuk merancang dan mendampingi implementasi. Kolaborasi ini menempatkan Universitas Mulia sebagai mitra teknis yang memastikan sistem berjalan dan dimengerti oleh pengguna.

Program di Kelurahan Prapatan melanjutkan pendampingan yang telah dilakukan pada kelurahan lain di wilayah Kecamatan Balikpapan Kota. Tahapannya berulang: memetakan kebutuhan, menyusun materi, menguji pemahaman, lalu memberi tindak lanjut. Dengan cara ini, setiap kelurahan mendapatkan intervensi yang sama, namun kontennya menyesuaikan realitas lapangan.

Pendampingan digital menghasilkan perubahan cara kerja: laporan tidak lagi menumpuk di map, penghitungan stok tidak bergantung pada ingatan, dan pembacaan data menjadi cepat. Langkah ini sederhana, tetapi memengaruhi banyak aspek: distribusi tanggung jawab, akurasi catatan, hingga transparansi.

Di sisi akademik, Universitas Mulia memanfaatkan kegiatan ini sebagai sarana pembelajaran berbasis praktik. Setiap evaluasi dan temuan menjadi bahan refleksi untuk pengembangan model pengabdian berikutnya. Kampus memperoleh pengalaman langsung, kelurahan mendapatkan alat kerja yang lebih efisien. (YMN)

 

Penajam, 14 November 2025 — Upaya memperluas akses pendidikan tinggi bagi warga Kalimantan Timur kembali memperoleh dorongan penting. Tim Marketing, Branding dan Inovasi (MBI) Universitas Mulia melakukan sosialisasi Program Beasiswa Gratispol di Kantor Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kamis (13/11), dengan melibatkan 19 Lurah dan 4 Kepala Desa dari seluruh wilayah Kecamatan Penajam.

Kegiatan ini menghadirkan Drs. Tatang Sertyawan dan Dr. Siti Rahmayuni sebagai pemapar utama. Mereka membahas dua isu sentral: rincian beasiswa Gratispol dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan penjelasan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Gelombang Khusus November–Desember 2025. Dalam paparannya, Tatang menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar penyampaian informasi administratif.

“Program ini bukan sekadar bantuan biaya kuliah, tetapi pintu untuk mengubah arah masa depan SDM di Penajam. Kami ingin perangkat desa mendapatkan pemahaman yang utuh sehingga mereka dapat menyampaikan informasi secara tepat kepada warganya,” ujarnya.

Dalam pertemuan yang dipimpin Sekretaris Camat Penajam, Peri Tangdirerung, S.H., pihak kecamatan menyampaikan apresiasi atas inisiatif Universitas Mulia. Peri menilai sosialisasi Gratispol sangat relevan dengan kebutuhan peningkatan kualitas pendidikan masyarakat Penajam. Ia menekankan agar para-Lurah dan Kepala Desa memanfaatkan sesi tanya jawab untuk memastikan informasi yang disampaikan kepada warganya benar-benar tepat sasaran.

Tim MBI Universitas Mulia berdiskusi bersama perangkat desa dalam sesi dialog sosialisasi Program Gratispol di Kantor Kecamatan Penajam. Forum ini menjadi ruang tanya jawab untuk memastikan informasi beasiswa tersampaikan secara tepat kepada warga.

Peri juga menyoroti bahwa program Gelombang Khusus dari Universitas Mulia menawarkan pembiayaan yang sangat meringankan, hanya sebesar Rp 2,3 juta tanpa uang gedung dan tanpa biaya SKS, sehingga menjadi peluang yang realistis bagi keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Penjelasan rinci di tingkat kelurahan dan desa diharapkan dapat mengurangi keraguan masyarakat terkait proses pendaftaran maupun mekanisme beasiswa.

Di forum tersebut, Tim MBI memaparkan bahwa keterlibatan Universitas Mulia dalam sosialisasi Gratispol tidak berhenti sebagai aktivitas promosi kampus, melainkan bagian dari peran strategis lembaga pendidikan tinggi: mendukung kebijakan publik, memperkuat pemerataan pendidikan, sekaligus mengambil posisi aktif dalam pembangunan SDM Kalimantan Timur.

Pendekatan sosialisasi yang digunakan—termasuk kerja sama dengan Ketua RT dan dialog langsung dengan perangkat kelurahan—dipilih agar informasi beasiswa tidak berhenti pada tataran formal. Strategi ini dirancang untuk memastikan program benar-benar dapat diakses oleh warga yang membutuhkan, terutama mereka yang selama ini menghadapi hambatan informasi atau keraguan terkait mekanisme pendaftaran.

Diskusi yang berlangsung hampir dua jam itu menunjukkan antusiasme tinggi dari para-Lurah dan Kepala Desa. Mereka secara terbuka menyampaikan bahwa kebutuhan peningkatan kualitas SDM di wilayah Penajam semakin mendesak, dan program seperti Gratispol membuka peluang baru bagi lulusan SMA/SMK yang ingin melanjutkan pendidikan.

Selain sesi paparan, Tim MBI juga menyerahkan spanduk informasi Gratispol dan PMB Gelombang Khusus kepada seluruh Lurah dan Kepala Desa untuk dipasang di masing-masing wilayah. Spanduk ini diharapkan menjadi titik awal penyebaran informasi lanjutan hingga tingkat keluarga.

Salah satu peserta dari daerah pesisir menyampaikan bahwa informasi seperti ini sangat dibutuhkan masyarakat. “Selama ini banyak anak muda ingin kuliah, tetapi prosesnya terasa rumit atau mereka tidak tahu harus mulai dari mana. Sosialisasi langsung seperti ini jauh lebih meyakinkan,” ujarnya.

Kegiatan ditutup dengan diskusi kelompok kecil, di mana perangkat desa dan Tim UM duduk satu meja membahas tindak lanjut berupa pendampingan informasi dan pemetaan calon penerima beasiswa di tiap kelurahan dan desa.

Perwakilan Tim MBI Universitas Mulia menyerahkan spanduk informasi Gratispol dan PMB Gelombang Khusus kepada para Lurah dan Kepala Desa se-Kecamatan Penajam sebagai bahan sosialisasi lanjutan di wilayah masing-masing.

Di bagian akhir pertemuan, Ketua Rombongan MBI, Drs. Tatang Setyawan, kembali menegaskan bahwa Program PMB Gelombang Khusus ini hanya berlaku pada periode pendaftaran November hingga Desember 2025, sehingga perangkat desa diharapkan segera melakukan sosialisasi lanjutan agar calon pendaftar tidak melewati batas waktu tersebut.

Universitas Mulia melalui Tim MBI mengambil langkah operasional yang terukur dan berbasis kebutuhan lapangan: masuk langsung ke struktur pemerintahan desa, kelurahan, hingga RT—titik-titik di mana informasi pendidikan kerap terputus. Pendekatan ini memastikan sosialisasi Gratispol tidak berhenti pada level kebijakan, tetapi benar-benar membuka akses kuliah bagi warga Kaltim dari berbagai latar sosial, termasuk mereka yang sebelumnya tidak memiliki keunggulan akses informasi. (YMN)

 

Balikpapan, 31 Oktober 2025 — Universitas Mulia melaksanakan program pendampingan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kelurahan Gunung Sari Ulu sebagai bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Program ini berfokus pada penguatan literasi digital dan strategi pemasaran berbasis teknologi untuk memperluas jangkauan usaha lokal.

Kegiatan bertema “Kreatif, Kolaboratif, dan Kompetitif: Kunci UMKM Naik Kelas” ini dirancang untuk membantu pelaku usaha memahami cara memanfaatkan media digital dalam memperkenalkan produk dan memperluas pasar. Tim dosen yang terlibat terdiri dari Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., Wury Damayantie, S.Farm., M.Farm., dan Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom. Mereka bekerja bersama mahasiswa dalam proses pendampingan, sehingga kegiatan ini juga menjadi ruang penerapan pembelajaran berbasis proyek di luar kelas.

Para narasumber, Lurah Gunung Sari Ulu, Babinkamtibmas, Babinsa, dan perangkat kelurahan berpose bersama peserta pelatihan dengan gaya simbol “UM, Mulia, dan Jaya” sebagai penanda semangat kolaborasi.

Dalam sesi pelatihan, Dr. Linda menjelaskan bahwa sebagian besar usaha kecil gagal bertahan melewati lima tahun pertama bukan karena kurang modal, melainkan karena pelaku usaha belum memahami arah pasar dan perubahan perilaku konsumen. Ia mengajak peserta untuk memulai strategi dari fondasi yang sederhana namun penting: mengenali produk, memahami konsumen, dan menyesuaikan cara komunikasi melalui media digital.

Peserta berlatih membuat video promosi, mengelola akun media sosial, serta menata etalase daring di marketplace dengan pendekatan visual yang lebih terarah. Metode praktik ini memungkinkan pelaku usaha mengamati langsung hasil dari strategi yang diterapkan dan menyesuaikannya dengan karakter produk masing-masing.

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., mengambil swafoto di tengah suasana praktik peserta, saat sesi pembuatan konten promosi digital berlangsung.

Dosen dari bidang farmasi dan informatika turut memberikan materi pendukung berupa digitalisasi pencatatan keuangan dan sistem pembayaran daring. Langkah ini dimaksudkan agar pelaku usaha memiliki catatan transaksi yang rapi dan siap digunakan sebagai dasar perencanaan atau pengajuan modal usaha.

Melalui kegiatan ini, Universitas Mulia menautkan hasil pembelajaran dan penelitian kampus dengan kebutuhan riil masyarakat. Pendekatan lintas bidang yang diterapkan memungkinkan proses akademik berjalan berdampingan dengan pemberdayaan sosial. Model seperti ini digunakan Universitas Mulia untuk menguji efektivitas pembelajaran berbasis praktik sekaligus menilai dampaknya terhadap masyarakat.

Mahasiswa yang terlibat berperan mendampingi peserta dalam tahap-tahap penerapan teknologi digital, seperti pengaturan konten promosi, analisis unggahan, dan evaluasi jangkauan media. Dengan cara ini, proses belajar mahasiswa menjadi relevan dengan kondisi nyata di lapangan, sementara pelaku UMKM memperoleh dukungan teknis yang sesuai dengan kebutuhan usaha mereka.

Dalam penyampaian materinya, Dr. Linda menyisipkan refleksi singkat yang memantik semangat peserta untuk terus bergerak maju.

“Bukan di mana kita berdiri, tapi ke arah mana kita menuju,” ujarnya.

Dr. Linda, yang merupakan peraih sejumlah beasiswa unggulan nasional — termasuk BUDI-DN LPDP dan Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) — menutup sesinya dengan pesan reflektif:

“Bisnis akan selalu mengajarimu dua hal: kegagalannya memberi pelajaran hidup, keberhasilannya memberi kebahagiaan hidup.”

Lurah Gunung Sari Ulu menyampaikan sambutan pada pembukaan pelatihan pendampingan digital bagi pelaku UMKM, menekankan pentingnya adaptasi teknologi dalam pengembangan usaha lokal.

Ia juga menegaskan makna berproses dalam berwirausaha:

“Bisnis tidak hanya tentang laba, tetapi juga tentang kemampuan untuk belajar dan beradaptasi.”

Kegiatan ini memperlihatkan bagaimana Universitas Mulia menempatkan kerja akademik sebagai sarana penguatan kapasitas masyarakat. Melalui pendampingan yang berbasis pengetahuan dan praktik lapangan, kampus ini terus membangun hubungan yang produktif antara ilmu pengetahuan dan kebutuhan sosial di wilayahnya. (YMN)

Balikpapan, 30 Oktober 2025 — Tiga dosen Universitas Mulia turun langsung mendampingi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kelurahan Gunung Sari Ulu untuk memperkuat kemampuan mereka dalam pemasaran digital. Sekitar lima puluh pelaku usaha mengikuti pelatihan yang dikemas interaktif, memadukan praktik langsung dengan pendampingan mahasiswa di lapangan.

Kegiatan ini menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat yang melibatkan dosen lintas disiplin: Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., Wury Damayantie, S.Farm., M.Farm., dan Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom. Ketiganya berperan membantu pelaku usaha memahami strategi pemasaran berbasis teknologi, sekaligus memberi pendampingan dalam mengelola media sosial, marketplace, dan konten promosi produk.

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd. saat menyampaikan materi kepada peserta pelatihan pelaku UMKM di Kelurahan Gunung Sari Ulu, Rabu (29/10

Menurut Dr. Linda Fauziyah Ariyani, sebagian besar pelaku UMKM di Gunung Sari Ulu belum memiliki bekal pengelolaan usaha yang memadai dan masih terbatas dalam penggunaan teknologi.

“Sebagian besar pelaku UMKM belum mengoptimalkan teknologi digital dalam kegiatan usahanya. Mereka perlu dibekali dengan wawasan dan keterampilan terkait pengelolaan usaha di era digital,” jelasnya.

Dari hasil pendampingan, hampir seluruh peserta sebenarnya telah memiliki akun media sosial, namun pemanfaatannya masih sebatas untuk hiburan. Melalui pelatihan ini, peserta belajar menjadikan media sosial sebagai alat pengembangan usaha — mulai dari membangun citra produk, membuat konten video marketing, hingga memahami algoritma promosi di marketplace, Instagram, dan TikTok.

Para peserta menilai pelatihan kali ini berbeda dari kegiatan serupa sebelumnya karena disajikan dengan praktik langsung dan disertai kisah-kisah inspiratif yang membuat suasana belajar lebih hidup.

Pelatihan juga menekankan pendekatan praktis melalui Value Proposition Canvas, sebuah metode yang membantu peserta mengenali kebutuhan konsumen dan menilai keunggulan produk mereka.

“Peserta belajar mengenali masalah konsumen dan menjawabnya melalui inovasi produk, varian, kemasan, layanan, bahkan cara pemasaran. Model ini membuat mereka lebih mudah memahami posisi dan potensi usahanya,” ujar Dr. Linda.

Selama pelatihan, tim dosen menemukan beragam potensi lokal yang dapat dikembangkan lebih jauh melalui strategi digital.

Wury Damayantie, S.Farm., M.Farm. memaparkan strategi branding produk dan pentingnya kemasan menarik bagi pelaku UMKM.

“Ada produk kriya seperti buket bunga dan berbagai jenis makanan yang jika direbranding akan jauh lebih menarik. Lebih dari sepuluh pelaku usaha berhasil membangun mereknya selama pelatihan. Bahkan ada peserta berusia 72 tahun yang masih bersemangat belajar promosi digital,” tambahnya.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa Universitas Mulia berperan aktif membantu peserta membuat akun media sosial dan melatih mereka menggunakan platform digital untuk memasarkan produk.

“Mahasiswa sangat senang dilibatkan dalam kegiatan ini. Mereka belajar langsung bagaimana menerapkan teori komunikasi digital untuk membantu masyarakat,” tutur Dr. Linda.

Pelatihan juga difasilitasi dengan pembuatan QRIS bekerja sama dengan Bank Mandiri. Lebih dari sepuluh pelaku usaha berhasil memiliki sistem pembayaran digital yang memudahkan transaksi.

“Digitalisasi keuangan penting karena memudahkan pengelolaan keuangan dan memberi kenyamanan bagi konsumen. QRIS kini menjadi kebutuhan dasar bagi pelaku usaha kecil,” katanya.

Salah seorang mahasiswi Universitas Mulia mendampingi peserta dalam praktik digital marketing, termasuk pembuatan konten promosi untuk media sosial.

Dr. Linda berharap pelaku UMKM yang telah mengikuti pelatihan dapat terus mengembangkan keterampilan digital mereka secara berkelanjutan.

“Saya berharap para pelaku usaha tetap konsisten berproduksi dan memanfaatkan platform digital untuk memperluas pasar mereka,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya keberlanjutan program serupa sebagai bagian dari tanggung jawab institusi terhadap masyarakat.

“Kegiatan ini merupakan inisiatif mitra. Ke depan, saya berharap Universitas Mulia dapat menginisiasi program serupa dengan dukungan yang lebih luas, sebagai wujud kontribusi kampus terhadap penguatan ekonomi masyarakat sekitar,” pungkasnya.

Melalui pelatihan ini, Universitas Mulia menegaskan perannya sebagai kampus yang aktif dan berorientasi pada solusi, menghadirkan dosen dan mahasiswa yang tidak berhenti di ruang akademik, tetapi hadir di tengah masyarakat untuk memberi dampak nyata bagi penguatan ekonomi lokal di era digital. (YMN)

 

Balikpapan, 30 Oktober 2025 – Program Studi Farmasi Universitas Mulia mempertegas perannya sebagai bagian dari institusi yang aktif membangun kesadaran kesehatan masyarakat melalui kegiatan Kuliah Umum Pencegahan Kanker, Rabu (29/10) di Ballroom Cheng Hoo.
Kegiatan ini menjadi hasil kolaborasi antara Universitas Mulia dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Balikpapan serta tiga perguruan tinggi mitra — Universitas Balikpapan, Politeknik Nusantara, dan Politeknik Borneo Medistra — yang diikuti oleh 215 peserta. Melalui forum ini, Universitas Mulia tidak hanya memperkaya wawasan akademik mahasiswa, tetapi juga memperkuat jejaring kolaborasi lintas lembaga dalam bidang kesehatan dan pengabdian kepada masyarakat.

dr. Maurits Marpaung, Sp.P(K) saat memaparkan materi dengan fokus pada aspek pulmonologi serta pengaruh faktor lingkungan terhadap risiko kanker.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Program Studi Farmasi Universitas Mulia, Citta Widya Sari, S.Farm., M.Farm., Apt., menjelaskan bahwa pemilihan topik Pencegahan Kanker memiliki relevansi langsung dengan kurikulum pembelajaran di bidang farmasi, khususnya mata kuliah Farmakoterapi. Ia menuturkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari dukungan akademik terhadap kampanye edukasi kesehatan yang selama ini dijalankan oleh YKI Cabang Balikpapan.

“Mahasiswa farmasi perlu memahami aspek promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Kuliah umum ini menjadi salah satu sarana pembelajaran yang kontekstual dan aplikatif,” ujarnya.

Lebih lanjut, Citta menekankan bahwa mahasiswa farmasi memiliki posisi strategis sebagai garda terdepan dalam edukasi kesehatan, terutama melalui kegiatan pembelajaran berbasis masyarakat. Hal tersebut telah terintegrasi dalam mata kuliah Farmasi Kesehatan Masyarakat dan Pharmaceutical Care Internship yang menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa dilatih untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat di tingkat layanan dasar kesehatan serta melakukan sosialisasi terkait pencegahan penyakit. Ia menambahkan, tindak lanjut dari kuliah umum ini akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran semester berikutnya agar pemahaman mahasiswa terhadap pencegahan kanker dapat terus berkembang secara berkelanjutan.

Dosen Program Studi Farmasi Universitas Mulia bersama Kaprodi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc., mengajak peserta melakukan sesi ice breaking melalui senam poco-poco di sela kegiatan kuliah umum, menciptakan suasana interaktif dan menyegarkan di tengah kegiatan akademik.

Kegiatan kuliah umum ini sekaligus memperluas ruang interaksi akademik antara Universitas Mulia dan lembaga mitra dalam isu kesehatan masyarakat. Melalui jejaring kolaborasi lintas perguruan tinggi bersama YKI Cabang Balikpapan, universitas berupaya menumbuhkan kesadaran kritis mahasiswa terhadap pentingnya pencegahan penyakit melalui ilmu pengetahuan yang teruji dan pendekatan yang humanis. Inisiatif semacam ini memperlihatkan bagaimana Universitas Mulia memosisikan pendidikan tinggi bukan sekadar proses belajar di ruang kelas, tetapi juga sebagai wahana aktualisasi nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial sivitas akademika. (YMN)

Balikpapan 30 Oktober 2025 – Sebagai bagian dari upaya membangun kesadaran kesehatan masyarakat, Program Studi Farmasi Universitas Mulia berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Balikpapan menggelar Kuliah Umum Pencegahan Kanker di Ballroom Cheng Hoo, Rabu (29/10).

Kegiatan ini juga melibatkan tiga perguruan tinggi mitra, yakni Universitas Balikpapan, Politeknik Nusantara, dan Politeknik Borneo Medistra, dengan total peserta mencapai 215 orang. Melalui kegiatan bersama ini, Universitas Mulia menegaskan peran aktifnya dalam memperkuat edukasi publik melalui kegiatan akademik yang berdampak langsung bagi masyarakat.

Ketua YKI Cabang Balikpapan, drg. Dyah Muryani, MARS, memberikan sambutan pada seremonial pembukaan Kuliah Umum Pencegahan Kanker di Ballroom Cheng Hoo, Rabu (29/10).

Kuliah umum menghadirkan tiga pemateri dengan latar keahlian berbeda, yaitu dr. Daniel Y.P., Sp.OG., MKed.Klin, dr. Martin Ayuningtyas Wulandari, M.Kes., Sp.GK, dan dr. Maurits Marpaung, Sp.P(K). Ketiganya memaparkan berbagai aspek pencegahan kanker, mulai dari pentingnya deteksi dini hingga peran gaya hidup sehat dalam mengurangi risiko penyakit.

Ketua YKI Cabang Balikpapan, drg. Dyah Muryani, MARS, menjelaskan bahwa kolaborasi dengan perguruan tinggi menjadi strategi penting dalam memperluas jangkauan edukasi pencegahan kanker di kalangan muda.

“YKI Balikpapan ingin mengampanyekan pencegahan kanker secara dini kepada mahasiswa dan civitas akademika, khususnya di lingkungan Prodi Farmasi Universitas Mulia,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat Balikpapan terhadap pentingnya deteksi dini kanker kini semakin meningkat.

“Masyarakat sudah semakin mengerti tentang pentingnya deteksi dini sebagai langkah pencegahan. Setiap tahun kami bekerja sama dengan puskesmas, klinik TNI dan Polri, serta organisasi wanita seperti PKK untuk melakukan pemeriksaan IVA test dan metode SADARI. Rata-rata hampir seribu sasaran kami jangkau setiap tahun,” jelasnya.

Para narasumber, pimpinan perguruan tinggi mitra, panitia, dan peserta berfoto bersama seusai seremonial pembukaan Kuliah Umum Pencegahan Kanker.

Melalui kegiatan bersama perguruan tinggi, YKI berharap pesan tentang pencegahan kanker dapat menjangkau kalangan muda secara lebih luas.

“Kami ingin pesan pencegahan kanker menjangkau generasi muda. Karena itu, kami aktif bekerja sama dengan perguruan tinggi dan kelompok pemuda untuk kegiatan penyuluhan serta deteksi dini menggunakan metode SADARI,” terangnya.

Dyah juga menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menyebarkan semangat hidup sehat kepada lingkungannya.

“Kami berharap mahasiswa yang mengikuti kuliah umum ini bisa menyebarkan kembali pesan pencegahan kanker kepada keluarga, teman, dan masyarakat, termasuk melalui media sosial mereka,” katanya.

Ia menutup dengan pesan reflektif agar generasi muda mampu menjadi teladan dalam menjalankan pola hidup sehat.

“Generasi muda diharapkan disiplin terhadap diri sendiri dan mengajak lingkungannya untuk hidup sehat — mulai dari pola makan, olahraga teratur, tidak merokok, serta aktif melakukan pencegahan kanker sedini mungkin,” pesan Dyah.

Sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Balikpapan tampak antusias mengikuti Kuliah Umum Pencegahan Kanker yang digelar di Ballroom Cheng Hoo.

Kegiatan ini mencerminkan cara Universitas Mulia memaknai peran pendidikan tinggi bukan hanya sebatas ruang kuliah, tetapi juga sebagai sarana membangun kesadaran dan tanggung jawab sosial di kalangan mahasiswa. Bagi Universitas Mulia, kuliah umum ini bukan sekadar agenda akademik, melainkan bagian dari proses pembentukan karakter mahasiswa agar peka terhadap persoalan kesehatan masyarakat. Melalui kolaborasi dengan YKI Balikpapan, universitas berupaya menanamkan kepedulian ilmiah dan menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di ruang kelas dengan realitas kehidupan, sehingga ilmu yang dipelajari benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat. (YMN)

Balikpapan, 26 Oktober 2025— Dosen Program Studi S1 Manajemen Universitas Mulia, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., menjadi narasumber dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Kalimantan Timur pada Rabu, 22 Oktober 2025. Acara yang diikuti sekitar 200 peserta dari unsur guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kota Balikpapan ini mengangkat tema “Peran Pengajar Anak Usia Dini di Era Digital dalam Membangun Anak Bangsa yang Pancasilais.”

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., Dosen S1 Manajemen Universitas Mulia, saat menyampaikan materi tentang pembelajaran Pancasila untuk anak usia dini pada kegiatan Bakesbangpol Provinsi Kaltim di Samarinda, Rabu (22/10).

Kehadiran Dr. Linda dalam forum tersebut merupakan bagian dari kontribusi Universitas Mulia terhadap penguatan nilai-nilai kebangsaan melalui pendidikan. Sebagai akademisi sekaligus asesor untuk jenjang PAUD, pendidikan dasar, menengah, dan kesetaraan (paket A, B, dan C) di Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Linda berbagi pandangan dan pengalaman praktis tentang bagaimana menghadirkan pembelajaran Pancasila yang relevan di tengah arus digitalisasi.

Menurutnya, pendidikan karakter harus dimulai sejak masa emas pertumbuhan anak. “Urgensi penguatan nilai-nilai Pancasila pada anak usia dini tidak bisa ditunda. Justru pada masa inilah fondasi karakter dibentuk sebelum anak banyak terpengaruh oleh teknologi,” ujarnya.

Dr. Linda juga menyoroti peran guru PAUD sebagai penanam akar bangsa. Ia menjelaskan, “Guru bukan hanya pengajar huruf dan angka, tetapi teladan yang memberikan inspirasi, membentuk sikap, dan menumbuhkan keterampilan terbaik anak melalui proses pendidikan di sekolah.”

Dalam paparannya, Dr. Linda memperkenalkan LINDA Method, sebuah pendekatan pembelajaran yang dikembangkannya untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan berkarakter. Metode ini terdiri atas lima unsur utama: Lead, Involve, Narrative, Dialogic, dan Active. Dari kelima unsur tersebut, menurutnya, Lead with energy merupakan bagian yang paling menantang karena menuntut guru untuk mampu mengelola rasa dan emosi agar dapat memberi stimulus positif kepada anak didik.

Ia juga membagikan pengalaman dari guru-guru PAUD yang telah menerapkan metode ini dan melaporkan peningkatan semangat belajar serta perilaku positif anak di kelas. “Ketika guru memimpin dengan energi positif, anak-anak merespons dengan antusias dan lebih mudah diarahkan untuk berbuat baik,” katanya.

Selain itu, Dr. Linda menekankan pentingnya kolaborasi antara guru dan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila. “Guru dapat melibatkan orang tua melalui aktivitas sederhana di rumah, seperti melatih anak untuk merapikan tempat tidur dan alat makan sendiri. Dari situ nilai tanggung jawab dan kemandirian tumbuh secara alami,” jelasnya.

Kepada para orang tua, ia berpesan agar tidak menyerahkan sepenuhnya pendidikan karakter kepada sekolah. “Pendidikan dengan kasih sayang terbaik ada pada orang tua. Guru hanya memiliki waktu terbatas di sekolah, sementara orang tua membersamai anak setiap hari bahkan hingga mereka dewasa,” ungkapnya.

Salah satu kutipan yang mencuri perhatian peserta adalah pernyataannya: “Anak-anak lahir dengan gadget di tangan, tapi tugas kita menanamkan gotong royong di hati mereka.” Menurut Dr. Linda, kalimat ini menggambarkan bahwa membangun keterampilan bisa dilakukan dengan tangan, tetapi membentuk karakter hanya dapat dilakukan dengan hati.

Suasana sesi diskusi bersama para narasumber dan peserta yang terdiri atas ratusan guru PAUD se-Kota Balikpapan, membahas strategi penguatan karakter Pancasila di era digital.

Dalam wawancara, Dr. Linda juga menuturkan bahwa keyakinannya terhadap pentingnya pendidikan karakter sejak PAUD tumbuh dari pengalamannya melihat anak-anak yang belum banyak terpengaruh dampak negatif teknologi. “Inilah waktu terbaik untuk membekali mereka dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa,” katanya.

Menutup wawancara, Dr. Linda menyampaikan harapannya terhadap generasi masa depan Indonesia. “Saya percaya, anak-anak yang tumbuh dengan pendidikan berbasis Pancasila akan menjadi generasi yang membawa kebermanfaatan bagi bangsa. Mereka akan menerangi kehidupan dengan karya hebat dan menjadi rujukan bagi masyarakat dunia yang adil dan beradab,” tuturnya.

Melalui kiprah para dosennya seperti Dr. Linda Fauziyah Ariyani, Universitas Mulia terus memperkuat reputasi sebagai kampus yang aktif berkontribusi bagi pembangunan pendidikan di Kalimantan Timur. Aktivitas dosen di berbagai forum nasional dan daerah menjadi bagian dari implementasi tridharma perguruan tinggi—khususnya pengabdian masyarakat dan pengembangan keilmuan—yang mempertegas peran Universitas Mulia sebagai pusat inovasi pendidikan yang berkarakter. (YMN)

 

Yehezkiel Dio Sinolungan sedang menjelaskan makna baris-baris code C++. Foto: UKM DSC

UM – Suasana berbeda terasa di ruang ekstrakurikuler IT Club SMA Negeri 7 Balikpapan pada Sabtu (11/10/2025) lalu. Bukan guru, melainkan seorang mahasiswa dari Universitas Mulia yang berdiri di depan, memandu para siswa menyelami dunia pemrograman.

Tampil sebagai pembicara adalah Yehezkiel Dio Sinolungan, mahasiswa Program Studi S1 Informatika dan anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Developer Student Club (DSC) Universitas Mulia di bawah bimbingan dosen Nasruddin, S.Kom., M.Kom.

Dalam sesi yang berlangsung selama kurang lebih dua jam tersebut, Yehezkiel membawakan modul Software Programming dengan fokus pada pengenalan dasar-dasar bahasa pemrograman C++.

Namun, ini bukanlah sesi belajar biasa. Para siswa tidak hanya disuguhkan teori, tetapi juga diajak langsung untuk “mengotori tangan” mereka dengan kode melalui sesi guided live coding.

Foto bersama dengan guru dan siswa SMAN 7 Balikpapan. Foto: UKM DSC

Foto bersama dengan guru dan siswa SMAN 7 Balikpapan. Foto: UKM DSC

Para siswa SMAN 7 Balikpapan menyimak pemaparan mahasiswa. Foto: UKM DSC

Para siswa SMAN 7 Balikpapan menyimak pemaparan mahasiswa. Foto: UKM DSC

Yehezkiel Dio Sinolungan, mahasiswa Program Studi S1 Informatika tahun 2023, dan anggota Developer Student Club (DSC) . Foto: UKM DSC

Yehezkiel Dio Sinolungan, mahasiswa Program Studi S1 Informatika tahun 2023, dan anggota Developer Student Club (DSC) . Foto: UKM DSC

Mahasiswa anggota UKM DSC sedang memandu siswa belajar pemrograman C++. Foto: UKM DSC

Mahasiswa anggota UKM DSC sedang memandu siswa belajar pemrograman C++. Foto: UKM DSC

Dari Teori ke Praktik Langsung

Dengan pendekatan live coding, Yehezkiel memandu para peserta untuk memahami konsep-konsep fundamental dalam pemrograman melalui studi kasus sederhana.

Para siswa dapat melihat secara langsung bagaimana baris-baris kode ditulis, dieksekusi, dan menghasilkan sebuah program. Metode ini terbukti efektif untuk menjembatani pemahaman dari konsep teoritis ke penerapan praktis.

Kegiatan ini merupakan bagian dari kolaborasi antara UKM DSC Universitas Mulia dan IT Club SMA Negeri 7 Balikpapan.

Ini adalah pertemuan pertama dari dua rangkaian yang telah dirancang untuk memberikan pengalaman nyata bagi siswa dalam menulis kode dan mengasah logika berpikir yang menjadi dasar dari pengembangan perangkat lunak.

Antusiasme Tinggi Generasi Muda Teknologi

Inisiatif ini disambut dengan antusiasme yang luar biasa dari para siswa SMA Negeri 7 Balikpapan. Mereka tampak bersemangat dan penuh rasa ingin tahu, tidak hanya dalam mempelajari cara kerja sebuah program, tetapi juga saat mencoba menulis baris kode mereka sendiri.

“Melihat rasa ingin tahu mereka sungguh menyenangkan. Ini menunjukkan bahwa generasi muda kita siap untuk berkreasi di dunia teknologi,” ungkap Yehezkiel setelah sesi berakhir. Ia menambahkan bahwa semangat para siswa menjadi motivasi tersendiri baginya.

Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya berhenti sebagai kegiatan ekstrakurikuler semata. Lebih jauh, program ini bertujuan untuk menumbuhkan minat dan semangat generasi muda di Balikpapan terhadap dunia pengembangan perangkat lunak.

Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi bekal awal bagi para siswa yang berminat untuk terjun ke kompetisi seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang Informatika atau bahkan meniti karir di industri teknologi di masa depan.

Sesi perdana ini menjadi langkah awal yang menjanjikan bagi sinergi dunia kampus dengan sekolah untuk mencetak talenta-talenta digital masa depan.

(SA/Kontributor)

Dr. Mada Aditya Wardhana bersama Dr. Linda Fauziyah Ariyani menunjukkan Surat Perjanjian Kontrak Penelitian DIPA LPPM tahun 2025, Jumat (19/9). Foto: Nandha/LPPM

UM – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mulia (UM) mengumumkan perombakan strategi besar-besaran untuk mendongkrak kinerja penelitian dan publikasi ilmiah para dosennya.

Inisiatif ini didasarkan pada analisis data komprehensif yang menunjukkan posisi Universitas Mulia perlu ditingkatkan secara signifikan untuk bersaing dengan perguruan tinggi lain di Balikpapan.

Dalam sebuah presentasi internal, Kepala LPPM Dr. Mada Aditya Wardhana memaparkan data kinerja dosen se-Balikpapan berdasarkan skor SINTA (Science and Technology Index) di Ruang B210 Universitas Mulia, Jumat (19/9).

Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar dosen Universitas Mulia masih berada di klaster rata-rata dan bawah.

“Kalau kita lihat dari peta kinerja, sebenarnya kinerja dosen se-Balikpapan itu yang di atas rata-rata hanya sebagian kecil. Posisi Universitas Mulia untuk klaster di atas rata-rata ada di sekitar 6%, sementara 41% di tengah, dan 48% di bawah,” ungkap Mada kepada dosen penerima hibah penelitian dan pengabdian masyarakat.

Pada kesempatan ini tercatat 10 proposal penelitian dengan target jurnal terindeks Scopus dan HKI, 26 penelitian dengan target jurnal terindeks Sinta 3/4 dan HKI, dan 19 proposal pengabdian kepada masyarakat dengan target jurnal terindeks Sinta.

Kunci Keunggulan Bukan Hanya Scopus

Menurutnya, berdasarkan analisis lebih lanjut yang membandingkan Universitas Mulia dengan kompetitor terdekatnya, Mada mengungkap sebuah fakta mengejutkan. Keunggulan dalam skor SINTA ternyata bukan terletak pada jumlah publikasi di jurnal terindeks Scopus.

“Dokumen Scopus kita itu lebih banyak dibandingkan Uniba, 109 berbanding 84. Tapi uniknya, kenapa skor mereka lebih tinggi? Yang jauh menyorot adalah dokumen di Google Scholar dan jumlah sitasi,” jelasnya.

Data menunjukkan Uniba memiliki lebih dari 3.600 artikel di Google Scholar dengan 16.000 sitasi, jauh melampaui Universitas Mulia.

Temuan ini menjadi landasan utama perubahan strategi. Ia menekankan fokus tidak lagi semata-mata pada Scopus, tetapi juga pada peningkatan volume publikasi di Google Scholar, Portal Garuda serta yang terpenting adalah meningkatkan jumlah sitasi.

DIPA Menjadi Pintu Gerbang Menuju Hibah Nasional (BIMA)

Untuk mewujudkan target tersebut, LPPM akan menerapkan beberapa langkah strategis, salah satunya adalah mereformasi sistem hibah internal (DIPA) agar selaras dengan format hibah kompetitif nasional (BIMA) dari Kemdikbudristek.

“Insyaallah, DIPA tahun depan kita akan menggunakan format BIMA, persis. Usulan, kemajuan, dan pertanggungjawabannya akan memakai versi BIMA,” tegasnya.

Kebijakan ini bertujuan untuk membiasakan dosen dengan standar nasional dan menjadikan DIPA sebagai track record untuk memenangkan hibah BIMA.

Nantinya, pengajuan DIPA akan dibagi menjadi dua gelombang (batch), yakni semua pengusul diwajibkan untuk men-submit proposalnya juga ke platform BIMA.

Filosofi pendanaan pun diubah. Hibah tidak lagi dipandang sekadar untuk membiayai satu penelitian, melainkan sebagai “beasiswa untuk membangun kepakaran dosen” dalam jalur riset yang berkelanjutan.

Dukungan Penuh dan Peningkatan Akuntabilitas

LPPM berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada para dosen. Dalam waktu dekat, akan diadakan serangkaian workshop, termasuk lokakarya penyusunan proposal BIMA dengan menghadirkan narasumber dan reviewer tingkat nasional, serta workshop optimalisasi akun SINTA.

Di sisi lain, LPPM juga menekankan pentingnya akuntabilitas. Para dosen yang masih memiliki tanggungan laporan atau luaran dari DIPA tahun-tahun sebelumnya diminta untuk segera menuntaskannya.

“Ini menjadi pandangan kita bersama, bagaimana kita mau berubah dan bergerak menjadi lebih baik. Inisiatif ini butuh bantuan, dukungan, dan kerja sama dari kita semua,” tutupnya.

Dengan strategi baru yang berbasis data dan terstruktur ini, Universitas Mulia berambisi untuk tidak hanya mengejar ketertinggalan, tetapi juga menjadi salah satu perguruan tinggi dengan kinerja riset terdepan di Kalimantan Timur.

(SA/Kontributor)

Suasana Pelatihan. Foto: Laporan PELATIHAN DESAIN USER INTERFACE (UI) MENGGUNAKAN FIGMA di SMP NEGERI 7 BALIKPAPAN oleh Naufal dkk.

UM – Di era digital yang serba cepat, keterampilan teknologi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah kebutuhan. Menyadari hal ini, mahasiswa Program Studi (Prodi) Sistem Informasi Universitas Mulia mengambil langkah nyata dengan terjun langsung ke masyarakat melalui program pengabdian yang inovatif dan berdampak.

Salah satu implementasi nyata dari program ini adalah “Pelatihan Desain User Interface (UI) Menggunakan Figma” yang sukses digelar bagi para siswa di SMP Negeri 7 Balikpapan, akhir Juni 2025 yang lalu.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Naufal Afif Hisyam, Afrah Maritza, dan Dinda Tiara Handayu ini membuktikan bahwa ilmu yang didapat di bangku kuliah dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, bahkan sejak dini.

Para mahasiswa semester 6 ini tidak hanya memaparkan teori, tetapi juga membimbing siswa SMP untuk langsung praktik merancang antarmuka aplikasi digital.

Dengan menggunakan Figma, sebuah tools desain kolaboratif yang menjadi standar industri, para siswa diajak untuk berkreasi, berpikir kritis, dan memahami bagaimana sebuah aplikasi dirancang agar menarik dan mudah digunakan.

Kurikulum yang Menjembatani Teori dan Praktik Nyata

Ketua Prodi S1 Sistem Informasi, Nasruddin, S.Kom., M.Kom., menjelaskan bahwa kegiatan seperti ini bukanlah inisiatif insidental. Ini adalah bagian terstruktur dari kurikulum, khususnya mata kuliah Proposal Penelitian dan Aplikasi Bisnis TI yang diampu oleh Yustian Servanda, S.Kom., M.Kom.

“Mahasiswa kami diwajibkan membuat proposal kegiatan yang relevan dengan aplikasi bisnis teknologi informasi. Proposal tersebut kemudian mereka ajukan ke sekolah atau instansi untuk diimplementasikan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat,” ungkap Nasruddin.

Ia menambahkan, pendekatan ini dirancang untuk melatih mahasiswa dalam manajemen proyek, komunikasi, dan penerapan ilmu secara praktis.

“Tahun ini saja, ada sekitar 20 proposal kegiatan dari mahasiswa kami yang siap dijalankan. Ini adalah bukti komitmen kami untuk tidak hanya mencetak lulusan yang cerdas secara akademis, tetapi juga peka terhadap kebutuhan masyarakat dan siap berkontribusi,” ujarnya.

Membangun Fondasi Digital untuk Generasi Muda

Kegiatan pelatihan di SMPN 7 Balikpapan ini mendapat sambutan antusias dari para siswa. Mereka tidak hanya belajar tentang konsep dasar UI, tetapi juga merasakan langsung serunya membuat desain prototipe aplikasi.

Pelatihan ini tampak berhasil menumbuhkan minat dan kreativitas siswa di bidang desain digital, membekali para siswa dengan literasi digital yang sangat relevan untuk masa depan.

Naufal Afif Hisyam, selaku ketua pelaksana, menyatakan dalam laporannya bahwa kegiatan ini efektif untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa.

“Kami melihat kreativitas mereka muncul saat praktik. Ini membuktikan bahwa dengan bimbingan yang tepat, siswa SMP pun mampu menyerap konsep desain digital dan mengaplikasikannya,” tulis Naufal.

Mengapa Memilih Sistem Informasi di Universitas Mulia?

Laporan pengabdian ini adalah cerminan dari ekosistem pembelajaran di Prodi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mulia. Di sini, mahasiswa tidak hanya duduk di kelas, tetapi didorong untuk:

  • Belajar Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Mahasiswa menerapkan teori langsung ke dalam proyek nyata yang memiliki dampak.
  • Mengasah Soft Skills: Kemampuan presentasi, kerja tim, dan kepemimpinan diasah melalui kegiatan pengabdian dan implementasi proyek.
  • Membangun Portofolio: Setiap kegiatan yang berhasil diimplementasikan menjadi portofolio berharga yang siap ditunjukkan kepada industri saat lulus.
  • Menjadi Problem Solver: Mahasiswa dilatih untuk mengidentifikasi masalah di masyarakat dan menawarkan solusi berbasis teknologi.

Bagi Anda, calon mahasiswa yang ingin merasakan pengalaman kuliah yang dinamis, relevan dengan industri, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat, Prodi Sistem Informasi Universitas Mulia adalah pilihan yang tepat.

(SA/Kontributor)

Foto-foto dokumentasi.

Suasana Pelatihan.

Suasana Pelatihan.

Suasana Pelatihan.

Suasana Pelatihan.

Foto Bersama Siswa/i Kelas 8B.

Foto Bersama Siswa/i Kelas 8B.

Foto Bersama Siswa/i Kelas 8J.

Foto Bersama Siswa/i Kelas 8J.

Foto Bersama Siswa/i Kelas 7E.

Foto Bersama Siswa/i Kelas 7E.