Humas Universitas Mulia, 29 Maret 2025 – Pesantren Kilat Ramadhan 1446 H di Masjid Raudhatul Muta’allimin resmi ditutup dengan penuh kesan dan kebahagiaan. Acara yang berlangsung sejak pukul 13.00 hingga 15.00 WITA ini diisi dengan berbagai penampilan menarik dari para peserta, mulai dari tari anak PAUD, nasyid, hingga drama anak SD dan SMP di bawah bimbingan mahasiswa PGPAUD Universitas Mulia.

Serunya Pembelajaran Interaktif! – Mahasiswa PGPAUD Universitas Mulia mengajak peserta Pesantren Kilat Ramadhan bermain permainan edukatif yang menarik. Sesi ini menjadi penyegar di sela-sela pembelajaran, sekaligus mempererat kedekatan antara pengajar dan peserta.
Suasana haru sekaligus penuh kebanggaan tampak menyelimuti acara penutupan. Ketua PC DMI Balikpapan Kota, Drs. H. Arbawi, secara khusus memberikan Piagam Penghargaan kepada Kaprodi PGPAUD Universitas Mulia, Ibu Bety Vitriana, M.Pd., sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mahasiswanya dalam kegiatan ini. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada salah satu mahasiswa teraktif dan paling populer, Reza Meuthia, atas perannya sebagai guru pendamping yang disayangi para peserta santri.

Berkisah, Menanamkan Adab Sejak Dini – Salah satu mahasiswa dengan penuh ekspresi membawakan kisah penuh hikmah untuk mengenalkan adab kepada anak-anak. Metode ini membuat pesan moral lebih mudah diterima dan diingat oleh peserta.
Inspirasi dari Para Tokoh dan Peserta
Dalam sambutannya, Drs. H. Arbawi, Ketua PC DMI Balikpapan Kota, menyampaikan rasa syukur atas suksesnya kegiatan ini.
“Kegiatan pesantren kilat ini membuktikan bahwa pendidikan karakter berbasis agama masih sangat relevan dan dibutuhkan oleh anak-anak kita. Kami berterima kasih kepada Universitas Mulia, khususnya Prodi PGPAUD, atas kontribusi nyata dalam membimbing para peserta. Harapannya, kolaborasi seperti ini bisa terus berlanjut di masa depan.”

Kejutan Manis untuk Para Peserta! – Setelah mengikuti game edukatif, anak-anak mendapatkan snack, coklat, dan permen dari para mahasiswa. Senyum ceria mereka menunjukkan betapa kegiatan belajar bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Senada dengan itu, Kaprodi PGPAUD Universitas Mulia, Ibu Bety Vitriana, M.Pd., menyampaikan apresiasinya kepada seluruh mahasiswa yang telah berkontribusi.
“Pesantren kilat bukan sekadar ajang belajar agama, tetapi juga wadah bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan mengajar, berinteraksi dengan anak-anak, serta menanamkan nilai-nilai etika profesi dalam dunia pendidikan. Kami bangga melihat mahasiswa kami mampu menjalankan perannya dengan baik.”

Briefing Sebelum Mengajar – Dosen pembimbing, Yamani, S.S., M.Pd., tengah memberikan arahan kepada mahasiswa sebelum kegiatan dimulai. Briefing ini bertujuan memastikan efektivitas pembelajaran dan kesiapan mahasiswa dalam mendampingi peserta pesantren kilat.
Sementara itu, Ketua Panitia Pesantren Kilat, Uma Aghniya, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang terlibat.
“Sebelas hari kebersamaan ini telah menciptakan ikatan yang erat antara peserta, mahasiswa, dan panitia. Saya melihat sendiri bagaimana anak-anak begitu antusias mengikuti setiap kegiatan. Semoga apa yang mereka pelajari di sini menjadi bekal berharga untuk masa depan.”

Mahasiswa Terpopuler di Pesantren Kilat! – Reza Meuthia menerima Piagam Penghargaan dari PC DMI Balikpapan Kota sebagai mahasiswa terpopuler dalam kegiatan ini. Penghargaan ini diberikan atas dedikasi dan kedekatannya dengan para peserta selama program berlangsung.
Dari sisi masyarakat, Ibu Ida Dahlia, Ketua RT 44 Kelurahan Klandasan Ilir, turut memberikan apresiasi.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya kegiatan ini di lingkungan kami. Anak-anak tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tetapi juga pengalaman sosial yang membentuk karakter mereka. Harapan kami, kegiatan seperti ini dapat terus ada setiap tahun.”

enghargaan untuk PGPAUD Universitas Mulia – Rafi Zalfa Muhammad, mewakili Ketua Prodi PGPAUD Universitas Mulia, menerima Piagam Penghargaan atas dedikasi dan partisipasi mahasiswa dalam Pesantren Kilat Ramadhan. Penghargaan ini menjadi bukti kontribusi nyata Prodi PGPAUD dalam mendidik generasi berkarakter.
Tak ketinggalan, Ustadz Sulaiman, Ketua DKM Masjid Raudhatul Muta’allimin, menambahkan bahwa program ini sejalan dengan visi masjid sebagai pusat pendidikan Islam.
“Masjid bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pembinaan umat. Melalui kegiatan ini, kami melihat betapa pentingnya peran mahasiswa dalam mendidik generasi muda agar memiliki akhlak yang baik.”
Sebagai bagian dari program Mata Kuliah Etika Profesi, kegiatan pengabdian ini menjadi laboratorium nyata bagi mahasiswa dalam menerapkan nilai-nilai profesionalisme dalam dunia pendidikan. Bapak Yamani, S.S., M.Pd., selaku dosen pembina mahasiswa dalam pengabdian ini, memberikan pandangannya mengenai peran mahasiswa dalam kegiatan ini.
“Mahasiswa tidak hanya sekadar mengajar, tetapi juga harus menunjukkan sikap profesional sebagai calon pendidik. Salah satu bentuk etika profesi yang harus ditanamkan sejak dini adalah tanggung jawab, empati, dan komunikasi yang baik dengan anak-anak. Kegiatan ini menjadi ruang praktik yang sangat efektif bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori yang telah dipelajari di kelas ke dalam situasi nyata. Saya melihat mereka berhasil menerapkan pendekatan pembelajaran yang kreatif dan membangun hubungan yang baik dengan para peserta.”
Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa keterampilan mendidik bukan hanya soal menyampaikan materi, tetapi juga membangun kepercayaan dan memberikan teladan yang baik.
“Keberhasilan mahasiswa dalam membimbing anak-anak di pesantren kilat ini adalah bukti bahwa pendidikan karakter harus diterapkan sejak dini, tidak hanya kepada peserta didik, tetapi juga kepada para pendidik itu sendiri.”
Kesan Mendalam dari Para Peserta
Para peserta pesantren kilat pun tak kuasa menahan rasa haru menjelang perpisahan. Salah satu peserta anak-anak, dengan mata berbinar, berkata,
“Saya senang sekali ikut pesantren kilat ini. Kakak-kakak dari Universitas Mulia baik dan seru. Saya jadi lebih tahu cara salat yang benar dan juga bisa belajar sambil bermain.”
Sementara itu, Reza Meuthia, mahasiswa penerima penghargaan sebagai guru pendamping paling populer, menyampaikan kesannya,
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dapat mengikuti kegiatan pengabdian ini. Selama 11 hari, saya belajar banyak tentang pentingnya berbagi ilmu dan mendampingi anak-anak dengan penuh kasih sayang. Saya pun kagum melihat semangat mereka dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Rasanya sedih harus berpisah, tetapi saya berharap kita bisa bertemu lagi di kesempatan lain.”
Acara ditutup dengan doa dan harapan agar ilmu yang telah diperoleh selama pesantren kilat dapat terus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berakhirnya kegiatan ini, diharapkan pesantren kilat dapat menjadi program tahunan yang terus berkembang dan membawa manfaat bagi masyarakat.
Humas UM (YMN)
“Ilmu yang bermanfaat adalah yang diamalkan dan diajarkan kepada orang lain.”