Tag Archive for: Pengabdian Masyarakat

Balikpapan, 30 Oktober 2025 — Tiga dosen Universitas Mulia turun langsung mendampingi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kelurahan Gunung Sari Ulu untuk memperkuat kemampuan mereka dalam pemasaran digital. Sekitar lima puluh pelaku usaha mengikuti pelatihan yang dikemas interaktif, memadukan praktik langsung dengan pendampingan mahasiswa di lapangan.

Kegiatan ini menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat yang melibatkan dosen lintas disiplin: Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., Wury Damayantie, S.Farm., M.Farm., dan Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom. Ketiganya berperan membantu pelaku usaha memahami strategi pemasaran berbasis teknologi, sekaligus memberi pendampingan dalam mengelola media sosial, marketplace, dan konten promosi produk.

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd. saat menyampaikan materi kepada peserta pelatihan pelaku UMKM di Kelurahan Gunung Sari Ulu, Rabu (29/10

Menurut Dr. Linda Fauziyah Ariyani, sebagian besar pelaku UMKM di Gunung Sari Ulu belum memiliki bekal pengelolaan usaha yang memadai dan masih terbatas dalam penggunaan teknologi.

“Sebagian besar pelaku UMKM belum mengoptimalkan teknologi digital dalam kegiatan usahanya. Mereka perlu dibekali dengan wawasan dan keterampilan terkait pengelolaan usaha di era digital,” jelasnya.

Dari hasil pendampingan, hampir seluruh peserta sebenarnya telah memiliki akun media sosial, namun pemanfaatannya masih sebatas untuk hiburan. Melalui pelatihan ini, peserta belajar menjadikan media sosial sebagai alat pengembangan usaha — mulai dari membangun citra produk, membuat konten video marketing, hingga memahami algoritma promosi di marketplace, Instagram, dan TikTok.

Para peserta menilai pelatihan kali ini berbeda dari kegiatan serupa sebelumnya karena disajikan dengan praktik langsung dan disertai kisah-kisah inspiratif yang membuat suasana belajar lebih hidup.

Pelatihan juga menekankan pendekatan praktis melalui Value Proposition Canvas, sebuah metode yang membantu peserta mengenali kebutuhan konsumen dan menilai keunggulan produk mereka.

“Peserta belajar mengenali masalah konsumen dan menjawabnya melalui inovasi produk, varian, kemasan, layanan, bahkan cara pemasaran. Model ini membuat mereka lebih mudah memahami posisi dan potensi usahanya,” ujar Dr. Linda.

Selama pelatihan, tim dosen menemukan beragam potensi lokal yang dapat dikembangkan lebih jauh melalui strategi digital.

Wury Damayantie, S.Farm., M.Farm. memaparkan strategi branding produk dan pentingnya kemasan menarik bagi pelaku UMKM.

“Ada produk kriya seperti buket bunga dan berbagai jenis makanan yang jika direbranding akan jauh lebih menarik. Lebih dari sepuluh pelaku usaha berhasil membangun mereknya selama pelatihan. Bahkan ada peserta berusia 72 tahun yang masih bersemangat belajar promosi digital,” tambahnya.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa Universitas Mulia berperan aktif membantu peserta membuat akun media sosial dan melatih mereka menggunakan platform digital untuk memasarkan produk.

“Mahasiswa sangat senang dilibatkan dalam kegiatan ini. Mereka belajar langsung bagaimana menerapkan teori komunikasi digital untuk membantu masyarakat,” tutur Dr. Linda.

Pelatihan juga difasilitasi dengan pembuatan QRIS bekerja sama dengan Bank Mandiri. Lebih dari sepuluh pelaku usaha berhasil memiliki sistem pembayaran digital yang memudahkan transaksi.

“Digitalisasi keuangan penting karena memudahkan pengelolaan keuangan dan memberi kenyamanan bagi konsumen. QRIS kini menjadi kebutuhan dasar bagi pelaku usaha kecil,” katanya.

Salah seorang mahasiswi Universitas Mulia mendampingi peserta dalam praktik digital marketing, termasuk pembuatan konten promosi untuk media sosial.

Dr. Linda berharap pelaku UMKM yang telah mengikuti pelatihan dapat terus mengembangkan keterampilan digital mereka secara berkelanjutan.

“Saya berharap para pelaku usaha tetap konsisten berproduksi dan memanfaatkan platform digital untuk memperluas pasar mereka,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya keberlanjutan program serupa sebagai bagian dari tanggung jawab institusi terhadap masyarakat.

“Kegiatan ini merupakan inisiatif mitra. Ke depan, saya berharap Universitas Mulia dapat menginisiasi program serupa dengan dukungan yang lebih luas, sebagai wujud kontribusi kampus terhadap penguatan ekonomi masyarakat sekitar,” pungkasnya.

Melalui pelatihan ini, Universitas Mulia menegaskan perannya sebagai kampus yang aktif dan berorientasi pada solusi, menghadirkan dosen dan mahasiswa yang tidak berhenti di ruang akademik, tetapi hadir di tengah masyarakat untuk memberi dampak nyata bagi penguatan ekonomi lokal di era digital. (YMN)

 

Balikpapan, 30 Oktober 2025 – Program Studi Farmasi Universitas Mulia mempertegas perannya sebagai bagian dari institusi yang aktif membangun kesadaran kesehatan masyarakat melalui kegiatan Kuliah Umum Pencegahan Kanker, Rabu (29/10) di Ballroom Cheng Hoo.
Kegiatan ini menjadi hasil kolaborasi antara Universitas Mulia dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Balikpapan serta tiga perguruan tinggi mitra — Universitas Balikpapan, Politeknik Nusantara, dan Politeknik Borneo Medistra — yang diikuti oleh 215 peserta. Melalui forum ini, Universitas Mulia tidak hanya memperkaya wawasan akademik mahasiswa, tetapi juga memperkuat jejaring kolaborasi lintas lembaga dalam bidang kesehatan dan pengabdian kepada masyarakat.

dr. Maurits Marpaung, Sp.P(K) saat memaparkan materi dengan fokus pada aspek pulmonologi serta pengaruh faktor lingkungan terhadap risiko kanker.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Program Studi Farmasi Universitas Mulia, Citta Widya Sari, S.Farm., M.Farm., Apt., menjelaskan bahwa pemilihan topik Pencegahan Kanker memiliki relevansi langsung dengan kurikulum pembelajaran di bidang farmasi, khususnya mata kuliah Farmakoterapi. Ia menuturkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari dukungan akademik terhadap kampanye edukasi kesehatan yang selama ini dijalankan oleh YKI Cabang Balikpapan.

“Mahasiswa farmasi perlu memahami aspek promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Kuliah umum ini menjadi salah satu sarana pembelajaran yang kontekstual dan aplikatif,” ujarnya.

Lebih lanjut, Citta menekankan bahwa mahasiswa farmasi memiliki posisi strategis sebagai garda terdepan dalam edukasi kesehatan, terutama melalui kegiatan pembelajaran berbasis masyarakat. Hal tersebut telah terintegrasi dalam mata kuliah Farmasi Kesehatan Masyarakat dan Pharmaceutical Care Internship yang menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa dilatih untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat di tingkat layanan dasar kesehatan serta melakukan sosialisasi terkait pencegahan penyakit. Ia menambahkan, tindak lanjut dari kuliah umum ini akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran semester berikutnya agar pemahaman mahasiswa terhadap pencegahan kanker dapat terus berkembang secara berkelanjutan.

Dosen Program Studi Farmasi Universitas Mulia bersama Kaprodi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc., mengajak peserta melakukan sesi ice breaking melalui senam poco-poco di sela kegiatan kuliah umum, menciptakan suasana interaktif dan menyegarkan di tengah kegiatan akademik.

Kegiatan kuliah umum ini sekaligus memperluas ruang interaksi akademik antara Universitas Mulia dan lembaga mitra dalam isu kesehatan masyarakat. Melalui jejaring kolaborasi lintas perguruan tinggi bersama YKI Cabang Balikpapan, universitas berupaya menumbuhkan kesadaran kritis mahasiswa terhadap pentingnya pencegahan penyakit melalui ilmu pengetahuan yang teruji dan pendekatan yang humanis. Inisiatif semacam ini memperlihatkan bagaimana Universitas Mulia memosisikan pendidikan tinggi bukan sekadar proses belajar di ruang kelas, tetapi juga sebagai wahana aktualisasi nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial sivitas akademika. (YMN)

Balikpapan 30 Oktober 2025 – Sebagai bagian dari upaya membangun kesadaran kesehatan masyarakat, Program Studi Farmasi Universitas Mulia berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Balikpapan menggelar Kuliah Umum Pencegahan Kanker di Ballroom Cheng Hoo, Rabu (29/10).

Kegiatan ini juga melibatkan tiga perguruan tinggi mitra, yakni Universitas Balikpapan, Politeknik Nusantara, dan Politeknik Borneo Medistra, dengan total peserta mencapai 215 orang. Melalui kegiatan bersama ini, Universitas Mulia menegaskan peran aktifnya dalam memperkuat edukasi publik melalui kegiatan akademik yang berdampak langsung bagi masyarakat.

Ketua YKI Cabang Balikpapan, drg. Dyah Muryani, MARS, memberikan sambutan pada seremonial pembukaan Kuliah Umum Pencegahan Kanker di Ballroom Cheng Hoo, Rabu (29/10).

Kuliah umum menghadirkan tiga pemateri dengan latar keahlian berbeda, yaitu dr. Daniel Y.P., Sp.OG., MKed.Klin, dr. Martin Ayuningtyas Wulandari, M.Kes., Sp.GK, dan dr. Maurits Marpaung, Sp.P(K). Ketiganya memaparkan berbagai aspek pencegahan kanker, mulai dari pentingnya deteksi dini hingga peran gaya hidup sehat dalam mengurangi risiko penyakit.

Ketua YKI Cabang Balikpapan, drg. Dyah Muryani, MARS, menjelaskan bahwa kolaborasi dengan perguruan tinggi menjadi strategi penting dalam memperluas jangkauan edukasi pencegahan kanker di kalangan muda.

“YKI Balikpapan ingin mengampanyekan pencegahan kanker secara dini kepada mahasiswa dan civitas akademika, khususnya di lingkungan Prodi Farmasi Universitas Mulia,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa kesadaran masyarakat Balikpapan terhadap pentingnya deteksi dini kanker kini semakin meningkat.

“Masyarakat sudah semakin mengerti tentang pentingnya deteksi dini sebagai langkah pencegahan. Setiap tahun kami bekerja sama dengan puskesmas, klinik TNI dan Polri, serta organisasi wanita seperti PKK untuk melakukan pemeriksaan IVA test dan metode SADARI. Rata-rata hampir seribu sasaran kami jangkau setiap tahun,” jelasnya.

Para narasumber, pimpinan perguruan tinggi mitra, panitia, dan peserta berfoto bersama seusai seremonial pembukaan Kuliah Umum Pencegahan Kanker.

Melalui kegiatan bersama perguruan tinggi, YKI berharap pesan tentang pencegahan kanker dapat menjangkau kalangan muda secara lebih luas.

“Kami ingin pesan pencegahan kanker menjangkau generasi muda. Karena itu, kami aktif bekerja sama dengan perguruan tinggi dan kelompok pemuda untuk kegiatan penyuluhan serta deteksi dini menggunakan metode SADARI,” terangnya.

Dyah juga menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menyebarkan semangat hidup sehat kepada lingkungannya.

“Kami berharap mahasiswa yang mengikuti kuliah umum ini bisa menyebarkan kembali pesan pencegahan kanker kepada keluarga, teman, dan masyarakat, termasuk melalui media sosial mereka,” katanya.

Ia menutup dengan pesan reflektif agar generasi muda mampu menjadi teladan dalam menjalankan pola hidup sehat.

“Generasi muda diharapkan disiplin terhadap diri sendiri dan mengajak lingkungannya untuk hidup sehat — mulai dari pola makan, olahraga teratur, tidak merokok, serta aktif melakukan pencegahan kanker sedini mungkin,” pesan Dyah.

Sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Balikpapan tampak antusias mengikuti Kuliah Umum Pencegahan Kanker yang digelar di Ballroom Cheng Hoo.

Kegiatan ini mencerminkan cara Universitas Mulia memaknai peran pendidikan tinggi bukan hanya sebatas ruang kuliah, tetapi juga sebagai sarana membangun kesadaran dan tanggung jawab sosial di kalangan mahasiswa. Bagi Universitas Mulia, kuliah umum ini bukan sekadar agenda akademik, melainkan bagian dari proses pembentukan karakter mahasiswa agar peka terhadap persoalan kesehatan masyarakat. Melalui kolaborasi dengan YKI Balikpapan, universitas berupaya menanamkan kepedulian ilmiah dan menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di ruang kelas dengan realitas kehidupan, sehingga ilmu yang dipelajari benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat. (YMN)

Balikpapan, 26 Oktober 2025— Dosen Program Studi S1 Manajemen Universitas Mulia, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., menjadi narasumber dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Kalimantan Timur pada Rabu, 22 Oktober 2025. Acara yang diikuti sekitar 200 peserta dari unsur guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kota Balikpapan ini mengangkat tema “Peran Pengajar Anak Usia Dini di Era Digital dalam Membangun Anak Bangsa yang Pancasilais.”

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., Dosen S1 Manajemen Universitas Mulia, saat menyampaikan materi tentang pembelajaran Pancasila untuk anak usia dini pada kegiatan Bakesbangpol Provinsi Kaltim di Samarinda, Rabu (22/10).

Kehadiran Dr. Linda dalam forum tersebut merupakan bagian dari kontribusi Universitas Mulia terhadap penguatan nilai-nilai kebangsaan melalui pendidikan. Sebagai akademisi sekaligus asesor untuk jenjang PAUD, pendidikan dasar, menengah, dan kesetaraan (paket A, B, dan C) di Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Linda berbagi pandangan dan pengalaman praktis tentang bagaimana menghadirkan pembelajaran Pancasila yang relevan di tengah arus digitalisasi.

Menurutnya, pendidikan karakter harus dimulai sejak masa emas pertumbuhan anak. “Urgensi penguatan nilai-nilai Pancasila pada anak usia dini tidak bisa ditunda. Justru pada masa inilah fondasi karakter dibentuk sebelum anak banyak terpengaruh oleh teknologi,” ujarnya.

Dr. Linda juga menyoroti peran guru PAUD sebagai penanam akar bangsa. Ia menjelaskan, “Guru bukan hanya pengajar huruf dan angka, tetapi teladan yang memberikan inspirasi, membentuk sikap, dan menumbuhkan keterampilan terbaik anak melalui proses pendidikan di sekolah.”

Dalam paparannya, Dr. Linda memperkenalkan LINDA Method, sebuah pendekatan pembelajaran yang dikembangkannya untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan berkarakter. Metode ini terdiri atas lima unsur utama: Lead, Involve, Narrative, Dialogic, dan Active. Dari kelima unsur tersebut, menurutnya, Lead with energy merupakan bagian yang paling menantang karena menuntut guru untuk mampu mengelola rasa dan emosi agar dapat memberi stimulus positif kepada anak didik.

Ia juga membagikan pengalaman dari guru-guru PAUD yang telah menerapkan metode ini dan melaporkan peningkatan semangat belajar serta perilaku positif anak di kelas. “Ketika guru memimpin dengan energi positif, anak-anak merespons dengan antusias dan lebih mudah diarahkan untuk berbuat baik,” katanya.

Selain itu, Dr. Linda menekankan pentingnya kolaborasi antara guru dan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila. “Guru dapat melibatkan orang tua melalui aktivitas sederhana di rumah, seperti melatih anak untuk merapikan tempat tidur dan alat makan sendiri. Dari situ nilai tanggung jawab dan kemandirian tumbuh secara alami,” jelasnya.

Kepada para orang tua, ia berpesan agar tidak menyerahkan sepenuhnya pendidikan karakter kepada sekolah. “Pendidikan dengan kasih sayang terbaik ada pada orang tua. Guru hanya memiliki waktu terbatas di sekolah, sementara orang tua membersamai anak setiap hari bahkan hingga mereka dewasa,” ungkapnya.

Salah satu kutipan yang mencuri perhatian peserta adalah pernyataannya: “Anak-anak lahir dengan gadget di tangan, tapi tugas kita menanamkan gotong royong di hati mereka.” Menurut Dr. Linda, kalimat ini menggambarkan bahwa membangun keterampilan bisa dilakukan dengan tangan, tetapi membentuk karakter hanya dapat dilakukan dengan hati.

Suasana sesi diskusi bersama para narasumber dan peserta yang terdiri atas ratusan guru PAUD se-Kota Balikpapan, membahas strategi penguatan karakter Pancasila di era digital.

Dalam wawancara, Dr. Linda juga menuturkan bahwa keyakinannya terhadap pentingnya pendidikan karakter sejak PAUD tumbuh dari pengalamannya melihat anak-anak yang belum banyak terpengaruh dampak negatif teknologi. “Inilah waktu terbaik untuk membekali mereka dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa,” katanya.

Menutup wawancara, Dr. Linda menyampaikan harapannya terhadap generasi masa depan Indonesia. “Saya percaya, anak-anak yang tumbuh dengan pendidikan berbasis Pancasila akan menjadi generasi yang membawa kebermanfaatan bagi bangsa. Mereka akan menerangi kehidupan dengan karya hebat dan menjadi rujukan bagi masyarakat dunia yang adil dan beradab,” tuturnya.

Melalui kiprah para dosennya seperti Dr. Linda Fauziyah Ariyani, Universitas Mulia terus memperkuat reputasi sebagai kampus yang aktif berkontribusi bagi pembangunan pendidikan di Kalimantan Timur. Aktivitas dosen di berbagai forum nasional dan daerah menjadi bagian dari implementasi tridharma perguruan tinggi—khususnya pengabdian masyarakat dan pengembangan keilmuan—yang mempertegas peran Universitas Mulia sebagai pusat inovasi pendidikan yang berkarakter. (YMN)

 

Yehezkiel Dio Sinolungan sedang menjelaskan makna baris-baris code C++. Foto: UKM DSC

UM – Suasana berbeda terasa di ruang ekstrakurikuler IT Club SMA Negeri 7 Balikpapan pada Sabtu (11/10/2025) lalu. Bukan guru, melainkan seorang mahasiswa dari Universitas Mulia yang berdiri di depan, memandu para siswa menyelami dunia pemrograman.

Tampil sebagai pembicara adalah Yehezkiel Dio Sinolungan, mahasiswa Program Studi S1 Informatika dan anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Developer Student Club (DSC) Universitas Mulia di bawah bimbingan dosen Nasruddin, S.Kom., M.Kom.

Dalam sesi yang berlangsung selama kurang lebih dua jam tersebut, Yehezkiel membawakan modul Software Programming dengan fokus pada pengenalan dasar-dasar bahasa pemrograman C++.

Namun, ini bukanlah sesi belajar biasa. Para siswa tidak hanya disuguhkan teori, tetapi juga diajak langsung untuk “mengotori tangan” mereka dengan kode melalui sesi guided live coding.

Foto bersama dengan guru dan siswa SMAN 7 Balikpapan. Foto: UKM DSC

Foto bersama dengan guru dan siswa SMAN 7 Balikpapan. Foto: UKM DSC

Para siswa SMAN 7 Balikpapan menyimak pemaparan mahasiswa. Foto: UKM DSC

Para siswa SMAN 7 Balikpapan menyimak pemaparan mahasiswa. Foto: UKM DSC

Yehezkiel Dio Sinolungan, mahasiswa Program Studi S1 Informatika tahun 2023, dan anggota Developer Student Club (DSC) . Foto: UKM DSC

Yehezkiel Dio Sinolungan, mahasiswa Program Studi S1 Informatika tahun 2023, dan anggota Developer Student Club (DSC) . Foto: UKM DSC

Mahasiswa anggota UKM DSC sedang memandu siswa belajar pemrograman C++. Foto: UKM DSC

Mahasiswa anggota UKM DSC sedang memandu siswa belajar pemrograman C++. Foto: UKM DSC

Dari Teori ke Praktik Langsung

Dengan pendekatan live coding, Yehezkiel memandu para peserta untuk memahami konsep-konsep fundamental dalam pemrograman melalui studi kasus sederhana.

Para siswa dapat melihat secara langsung bagaimana baris-baris kode ditulis, dieksekusi, dan menghasilkan sebuah program. Metode ini terbukti efektif untuk menjembatani pemahaman dari konsep teoritis ke penerapan praktis.

Kegiatan ini merupakan bagian dari kolaborasi antara UKM DSC Universitas Mulia dan IT Club SMA Negeri 7 Balikpapan.

Ini adalah pertemuan pertama dari dua rangkaian yang telah dirancang untuk memberikan pengalaman nyata bagi siswa dalam menulis kode dan mengasah logika berpikir yang menjadi dasar dari pengembangan perangkat lunak.

Antusiasme Tinggi Generasi Muda Teknologi

Inisiatif ini disambut dengan antusiasme yang luar biasa dari para siswa SMA Negeri 7 Balikpapan. Mereka tampak bersemangat dan penuh rasa ingin tahu, tidak hanya dalam mempelajari cara kerja sebuah program, tetapi juga saat mencoba menulis baris kode mereka sendiri.

“Melihat rasa ingin tahu mereka sungguh menyenangkan. Ini menunjukkan bahwa generasi muda kita siap untuk berkreasi di dunia teknologi,” ungkap Yehezkiel setelah sesi berakhir. Ia menambahkan bahwa semangat para siswa menjadi motivasi tersendiri baginya.

Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya berhenti sebagai kegiatan ekstrakurikuler semata. Lebih jauh, program ini bertujuan untuk menumbuhkan minat dan semangat generasi muda di Balikpapan terhadap dunia pengembangan perangkat lunak.

Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi bekal awal bagi para siswa yang berminat untuk terjun ke kompetisi seperti Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang Informatika atau bahkan meniti karir di industri teknologi di masa depan.

Sesi perdana ini menjadi langkah awal yang menjanjikan bagi sinergi dunia kampus dengan sekolah untuk mencetak talenta-talenta digital masa depan.

(SA/Kontributor)

Dr. Mada Aditya Wardhana bersama Dr. Linda Fauziyah Ariyani menunjukkan Surat Perjanjian Kontrak Penelitian DIPA LPPM tahun 2025, Jumat (19/9). Foto: Nandha/LPPM

UM – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mulia (UM) mengumumkan perombakan strategi besar-besaran untuk mendongkrak kinerja penelitian dan publikasi ilmiah para dosennya.

Inisiatif ini didasarkan pada analisis data komprehensif yang menunjukkan posisi Universitas Mulia perlu ditingkatkan secara signifikan untuk bersaing dengan perguruan tinggi lain di Balikpapan.

Dalam sebuah presentasi internal, Kepala LPPM Dr. Mada Aditya Wardhana memaparkan data kinerja dosen se-Balikpapan berdasarkan skor SINTA (Science and Technology Index) di Ruang B210 Universitas Mulia, Jumat (19/9).

Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar dosen Universitas Mulia masih berada di klaster rata-rata dan bawah.

“Kalau kita lihat dari peta kinerja, sebenarnya kinerja dosen se-Balikpapan itu yang di atas rata-rata hanya sebagian kecil. Posisi Universitas Mulia untuk klaster di atas rata-rata ada di sekitar 6%, sementara 41% di tengah, dan 48% di bawah,” ungkap Mada kepada dosen penerima hibah penelitian dan pengabdian masyarakat.

Pada kesempatan ini tercatat 10 proposal penelitian dengan target jurnal terindeks Scopus dan HKI, 26 penelitian dengan target jurnal terindeks Sinta 3/4 dan HKI, dan 19 proposal pengabdian kepada masyarakat dengan target jurnal terindeks Sinta.

Kunci Keunggulan Bukan Hanya Scopus

Menurutnya, berdasarkan analisis lebih lanjut yang membandingkan Universitas Mulia dengan kompetitor terdekatnya, Mada mengungkap sebuah fakta mengejutkan. Keunggulan dalam skor SINTA ternyata bukan terletak pada jumlah publikasi di jurnal terindeks Scopus.

“Dokumen Scopus kita itu lebih banyak dibandingkan Uniba, 109 berbanding 84. Tapi uniknya, kenapa skor mereka lebih tinggi? Yang jauh menyorot adalah dokumen di Google Scholar dan jumlah sitasi,” jelasnya.

Data menunjukkan Uniba memiliki lebih dari 3.600 artikel di Google Scholar dengan 16.000 sitasi, jauh melampaui Universitas Mulia.

Temuan ini menjadi landasan utama perubahan strategi. Ia menekankan fokus tidak lagi semata-mata pada Scopus, tetapi juga pada peningkatan volume publikasi di Google Scholar, Portal Garuda serta yang terpenting adalah meningkatkan jumlah sitasi.

DIPA Menjadi Pintu Gerbang Menuju Hibah Nasional (BIMA)

Untuk mewujudkan target tersebut, LPPM akan menerapkan beberapa langkah strategis, salah satunya adalah mereformasi sistem hibah internal (DIPA) agar selaras dengan format hibah kompetitif nasional (BIMA) dari Kemdikbudristek.

“Insyaallah, DIPA tahun depan kita akan menggunakan format BIMA, persis. Usulan, kemajuan, dan pertanggungjawabannya akan memakai versi BIMA,” tegasnya.

Kebijakan ini bertujuan untuk membiasakan dosen dengan standar nasional dan menjadikan DIPA sebagai track record untuk memenangkan hibah BIMA.

Nantinya, pengajuan DIPA akan dibagi menjadi dua gelombang (batch), yakni semua pengusul diwajibkan untuk men-submit proposalnya juga ke platform BIMA.

Filosofi pendanaan pun diubah. Hibah tidak lagi dipandang sekadar untuk membiayai satu penelitian, melainkan sebagai “beasiswa untuk membangun kepakaran dosen” dalam jalur riset yang berkelanjutan.

Dukungan Penuh dan Peningkatan Akuntabilitas

LPPM berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada para dosen. Dalam waktu dekat, akan diadakan serangkaian workshop, termasuk lokakarya penyusunan proposal BIMA dengan menghadirkan narasumber dan reviewer tingkat nasional, serta workshop optimalisasi akun SINTA.

Di sisi lain, LPPM juga menekankan pentingnya akuntabilitas. Para dosen yang masih memiliki tanggungan laporan atau luaran dari DIPA tahun-tahun sebelumnya diminta untuk segera menuntaskannya.

“Ini menjadi pandangan kita bersama, bagaimana kita mau berubah dan bergerak menjadi lebih baik. Inisiatif ini butuh bantuan, dukungan, dan kerja sama dari kita semua,” tutupnya.

Dengan strategi baru yang berbasis data dan terstruktur ini, Universitas Mulia berambisi untuk tidak hanya mengejar ketertinggalan, tetapi juga menjadi salah satu perguruan tinggi dengan kinerja riset terdepan di Kalimantan Timur.

(SA/Kontributor)

Suasana Pelatihan. Foto: Laporan PELATIHAN DESAIN USER INTERFACE (UI) MENGGUNAKAN FIGMA di SMP NEGERI 7 BALIKPAPAN oleh Naufal dkk.

UM – Di era digital yang serba cepat, keterampilan teknologi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah kebutuhan. Menyadari hal ini, mahasiswa Program Studi (Prodi) Sistem Informasi Universitas Mulia mengambil langkah nyata dengan terjun langsung ke masyarakat melalui program pengabdian yang inovatif dan berdampak.

Salah satu implementasi nyata dari program ini adalah “Pelatihan Desain User Interface (UI) Menggunakan Figma” yang sukses digelar bagi para siswa di SMP Negeri 7 Balikpapan, akhir Juni 2025 yang lalu.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Naufal Afif Hisyam, Afrah Maritza, dan Dinda Tiara Handayu ini membuktikan bahwa ilmu yang didapat di bangku kuliah dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, bahkan sejak dini.

Para mahasiswa semester 6 ini tidak hanya memaparkan teori, tetapi juga membimbing siswa SMP untuk langsung praktik merancang antarmuka aplikasi digital.

Dengan menggunakan Figma, sebuah tools desain kolaboratif yang menjadi standar industri, para siswa diajak untuk berkreasi, berpikir kritis, dan memahami bagaimana sebuah aplikasi dirancang agar menarik dan mudah digunakan.

Kurikulum yang Menjembatani Teori dan Praktik Nyata

Ketua Prodi S1 Sistem Informasi, Nasruddin, S.Kom., M.Kom., menjelaskan bahwa kegiatan seperti ini bukanlah inisiatif insidental. Ini adalah bagian terstruktur dari kurikulum, khususnya mata kuliah Proposal Penelitian dan Aplikasi Bisnis TI yang diampu oleh Yustian Servanda, S.Kom., M.Kom.

“Mahasiswa kami diwajibkan membuat proposal kegiatan yang relevan dengan aplikasi bisnis teknologi informasi. Proposal tersebut kemudian mereka ajukan ke sekolah atau instansi untuk diimplementasikan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat,” ungkap Nasruddin.

Ia menambahkan, pendekatan ini dirancang untuk melatih mahasiswa dalam manajemen proyek, komunikasi, dan penerapan ilmu secara praktis.

“Tahun ini saja, ada sekitar 20 proposal kegiatan dari mahasiswa kami yang siap dijalankan. Ini adalah bukti komitmen kami untuk tidak hanya mencetak lulusan yang cerdas secara akademis, tetapi juga peka terhadap kebutuhan masyarakat dan siap berkontribusi,” ujarnya.

Membangun Fondasi Digital untuk Generasi Muda

Kegiatan pelatihan di SMPN 7 Balikpapan ini mendapat sambutan antusias dari para siswa. Mereka tidak hanya belajar tentang konsep dasar UI, tetapi juga merasakan langsung serunya membuat desain prototipe aplikasi.

Pelatihan ini tampak berhasil menumbuhkan minat dan kreativitas siswa di bidang desain digital, membekali para siswa dengan literasi digital yang sangat relevan untuk masa depan.

Naufal Afif Hisyam, selaku ketua pelaksana, menyatakan dalam laporannya bahwa kegiatan ini efektif untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa.

“Kami melihat kreativitas mereka muncul saat praktik. Ini membuktikan bahwa dengan bimbingan yang tepat, siswa SMP pun mampu menyerap konsep desain digital dan mengaplikasikannya,” tulis Naufal.

Mengapa Memilih Sistem Informasi di Universitas Mulia?

Laporan pengabdian ini adalah cerminan dari ekosistem pembelajaran di Prodi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mulia. Di sini, mahasiswa tidak hanya duduk di kelas, tetapi didorong untuk:

  • Belajar Berbasis Proyek (Project-Based Learning): Mahasiswa menerapkan teori langsung ke dalam proyek nyata yang memiliki dampak.
  • Mengasah Soft Skills: Kemampuan presentasi, kerja tim, dan kepemimpinan diasah melalui kegiatan pengabdian dan implementasi proyek.
  • Membangun Portofolio: Setiap kegiatan yang berhasil diimplementasikan menjadi portofolio berharga yang siap ditunjukkan kepada industri saat lulus.
  • Menjadi Problem Solver: Mahasiswa dilatih untuk mengidentifikasi masalah di masyarakat dan menawarkan solusi berbasis teknologi.

Bagi Anda, calon mahasiswa yang ingin merasakan pengalaman kuliah yang dinamis, relevan dengan industri, dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat, Prodi Sistem Informasi Universitas Mulia adalah pilihan yang tepat.

(SA/Kontributor)

Foto-foto dokumentasi.

Suasana Pelatihan.

Suasana Pelatihan.

Suasana Pelatihan.

Suasana Pelatihan.

Foto Bersama Siswa/i Kelas 8B.

Foto Bersama Siswa/i Kelas 8B.

Foto Bersama Siswa/i Kelas 8J.

Foto Bersama Siswa/i Kelas 8J.

Foto Bersama Siswa/i Kelas 7E.

Foto Bersama Siswa/i Kelas 7E.

Foto Ilustrasi. Sumber: chatGPT

UM – Lembaga Pengembangan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) terus mendorong Universitas Mulia sebagai Global Technopreneur Campus, dengan mengumumkan 55 proposal penelitian dan pengabdian masyarakat yang berhasil lolos seleksi pendanaan internal DIPA tahun 2025.

Pengumuman yang tertuang dalam Surat No. 127/Int-UM/LPPM/VII/2025, tanggal 17 Juli 2025 ini bukan sekadar daftar penerima, melainkan peta jalan inovasi yang akan dijalankan oleh para dosen.

Melalui pendanaan ini, Universitas Mulia secara nyata memberdayakan para akademisinya untuk mewujudkan gagasannya menjadi karya inovasi yang berdampak.

Dari total 36 judul penelitian dan 19 program pengabdian, terlihat jelas fokus universitas pada topik-topik mutakhir yang relevan dengan tantangan global dan kebutuhan lokal.

Dari Keamanan Siber hingga Bahasa Isyarat Berbasis AI

Analisis mendalam terhadap judul-judul yang didanai menunjukkan betapa Universitas Mulia mendorong riset yang memiliki kebaruan dan potensi kontribusi internasional. Beberapa judul bahkan secara eksplisit ditargetkan untuk menembus jurnal internasional bereputasi tinggi yang terindeks Scopus.

Di antara riset unggulan tersebut, terdapat penelitian di bidang teknologi yang sangat menjanjikan, seperti:

  • A Proactive ARP Spoofing Detection Model using Machine Learning” yang berfokus pada keamanan siber.
  • Empowering Educators in the AI Era” yang mengkaji pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam skala besar untuk pelatihan guru.
  • Penelitian dengan potensi kebaruan, yaitu “Indonesian Sign Language (BISINDO) Recognition based on Deep Learning“, yang menggunakan teknologi AI untuk mengembangkan pengenalan bahasa isyarat Indonesia.

Riset-riset ini tidak hanya mengedukasi publik tentang kemajuan teknologi, tetapi juga memberikan pencerahan bahwa solusi dari kampus di Balikpapan mampu berkontribusi dan berdampak kepada masyarakat..

Mendorong Kultur Riset

Pendanaan ini dirancang untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan melalui luaran wajib yang ditetapkan, mulai dari diseminasi dan publikasi di jurnal terindeks SINTA hingga Scopus serta pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Langkah ini diharapkan akan meningkatkan reputasi akademik universitas dan para penelitinya..

Lebih dari itu, hibah ini diharapkan menjadi motivasi kuat bagi seluruh sivitas akademika. Mahasiswa diajak untuk terlibat sebagai anggota. Ini adalah pesan bahwa institusi berkomitmen penuh mendukung penelitian dan pengabdian yang berkualitas.

Pada program pengabdian kepada masyarakat, seperti “Pelatihan Peningkatan Daya Saing UMKM Melalui Media Sosial“, “Pemberdayaan Orang Tua dalam Mendukung Anak Berkebutuhan Khusus“, dan “Transformasi Pembelajaran Berbasis AI bagi Guru Sekolah” menunjukkan komitmen universitas untuk tidak hanya berada di menara gading, tetapi juga turun langsung memberdayakan dan memperkaya kehidupan masyarakat sekitar.

Sementara itu, Sekretaris LPPM, Henny Okta Piyani, S.E., M.Ak, dalam surat tersebut menyampaikan bahwa tahapan selanjutnya bagi para penerima hibah adalah penandatanganan kontrak dan pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal.

“Kami usahakan secepatnya untuk tahapan tanda tangan kontrak,” ujarnya.

Henny mengingatkan agar para penerima hibah melaksanakan kegiatan sesuai jadwal pelaksanaan LPPM tahun 2025. Ia berharap, para penerima hibah tertib menyampaikan laporan kemajuan dan laporan akhir tepat waktu.

Dengan dukungan penuh ini, Universitas Mulia tidak hanya mencetak lulusan, tetapi juga menjadi inkubator ide dan solusi yang relevan, berdampak, dan mampu menjawab tantangan zaman.

(SA/Kontributor)

Sekretaris LPPM Universitas Mulia, Henny Okta Piyani, S.E., M.Ak. ketika sosialisasi hibah secara daring, Rabu (2/7). Foto: SA/Kontributor

UM – Dalam rangka mengembangkan budaya riset dan pengabdian kepada masyarakat, LPPM menggelar sosialisasi teknis pengajuan proposal hibah DIPA LPPM tahun anggaran 2025.

Acara yang digelar secara daring ini dihadiri oleh jajaran pimpinan fakultas, kepala PSDKU, Kabag Publikasi dan HKI serta dosen dari berbagai fakultas di lingkungan Universitas Mulia, Rabu (2/7).

Sekretaris LPPM Universitas Mulia, Henny Okta Piyani, S.E., M.Ak. mengatakan, program hibah ini merupakan upaya untuk mendorong dan mengembangkan budaya riset yang kuat di kalangan dosen.

“Harapannya dengan adanya program ini, para dosen dapat menghasilkan penelitian dan pengabdian yang bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu pengetahuan,” ujarnya.

Luaran Publikasi

Tahun ini, hibah internal LPPM Universitas Mulia akan difokuskan pada luaran publikasi, dengan memberikan kesempatan yang sama bagi semua dosen, tanpa memandang jabatan fungsional.

Berikut adalah rincian skema hibah yang ditawarkan:

  1. Hibah Internasional Scopus: Dengan total 10 kuota, hibah ini menawarkan dana penelitian. Luaran wajib dari hibah ini adalah publikasi di jurnal terindeks Scopus serta hak kekayaan intelektual (HKI) dalam bentuk laporan. Skema ini dapat diajukan oleh satu ketua dan dua anggota dosen, dengan melibatkan satu mahasiswa.
  2. Hibah Sinta 3 dan 4: Dengan kuota sebanyak 40 proposal, hibah ini menyediakan dana per proposal. Luaran wajib yang diharapkan adalah publikasi di jurnal Sinta 3 atau 4, serta HKI. Seperti hibah Scopus, hibah ini juga membutuhkan satu ketua dan dua anggota dosen, dengan melibatkan satu mahasiswa.
  3. Hibah Sinta 5 dan 6: Hibah ini menawarkan dana per proposal, dengan total 30 kuota. Luaran wajibnya adalah publikasi di jurnal Sinta 5 atau 6 serta HKI. Syarat pengajuan sama dengan skema lainnya.
  4. Pengabdian Masyarakat: Hibah pengabdian masyarakat menawarkan dana per proposal, dengan 40 kuota yang tersedia. Luaran wajib dari hibah ini adalah publikasi di jurnal Sinta 5 atau 6 serta HKI.

Jadwal dan Proses Pengajuan

Proses pengajuan proposal akan melalui beberapa tahapan, dimulai dari persiapan proposal yang berlangsung dari tanggal 2 hingga 8 Juli 2024. Setelah itu, proposal akan dievaluasi di tingkat prodi dan fakultas, sebelum akhirnya diseleksi oleh LPPM. Pengumuman penerima hibah dijadwalkan pada tanggal 15 Juli 2024.

Henny menekankan, dosen yang memiliki tanggungan penelitian atau pengabdian dari tahun sebelumnya tidak dapat mengajukan proposal pada tahun ini. Hal ini bertujuan untuk memastikan semua dosen memiliki kesempatan yang sama dan fokus dalam menyelesaikan proyek penelitian mereka.

Dengan total 80 kuota untuk penelitian dan 40 kuota untuk pengabdian, program hibah DIPA LPPM 2025 ini menjadi peluang emas bagi para dosen Universitas Mulia untuk mengembangkan karir akademis dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.

LPPM Universitas Mulia mengajak seluruh dosen untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya dan mengajukan proposal terbaiknya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai template proposal dan formulir pengajuan, dosen dapat mengakses tautan yang telah disediakan oleh LPPM.

Harapannya, semua kuota yang tersedia dapat terpenuhi, sehingga budaya riset dan pengabdian di Universitas Mulia dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif yang lebih luas.

(SA/Kontributor)

Humas Universitas Mulia, 2 Juli 2025— Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mulia menegaskan keseriusannya dalam meningkatkan kualitas dan relevansi hibah penelitian serta pengabdian kepada masyarakat untuk Tahun Anggaran 2025. Komitmen tersebut ditegaskan melalui berbagai langkah strategis yang diungkapkan dalam sosialisasi teknis hibah DIPA LPPM.

Dalam upaya memastikan proposal hibah benar-benar relevan dengan roadmap riset Universitas Mulia, LPPM telah menyiapkan indikator penilaian yang lebih ketat. Proses evaluasi dilakukan melalui mekanisme desk evaluation dan peer review agar setiap proposal tidak sekadar menjadi formalitas, tetapi mampu mendukung arah riset universitas secara strategis.

Selain aspek seleksi, LPPM juga memfokuskan perhatian pada kualitas luaran. Tidak hanya mendorong peningkatan kuantitas proposal, lembaga ini berupaya memastikan setiap penelitian dan pengabdian menghasilkan publikasi bereputasi dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Beberapa langkah konkret yang dijalankan meliputi sosialisasi dan workshop penyusunan proposal bermutu, pendampingan proposal secara intensif, sinkronisasi dengan roadmap riset, skema insentif berbasis luaran, serta monitoring dan evaluasi berkelanjutan.

Untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas, proses seleksi hibah di Universitas Mulia dilaksanakan dengan prosedur tertulis, penilaian terbuka yang terdokumentasi, double peer review, penyimpanan bukti penilaian, rapat pleno penetapan proposal terbaik, hingga pengumuman secara terbuka. Mekanisme ini diharapkan dapat mencegah bias maupun dominasi kelompok tertentu dalam pembagian dana penelitian dan pengabdian.

LPPM juga menaruh perhatian serius pada keberlanjutan dampak pengabdian kepada masyarakat. Proposal disusun berbasis indikator outcome, didukung pendampingan berkelanjutan serta monitoring lapangan, sehingga kegiatan pengabdian tidak berhenti pada laporan administratif, tetapi menghasilkan perubahan sosial yang terukur.

Dalam konteks hilirisasi, LPPM membuka jalur penghubung agar hasil penelitian dapat ditindaklanjuti ke skema hibah eksternal, paten, hingga kemitraan industri. Pendekatan ini dilaksanakan melalui pendampingan proposal eksternal, proses pendaftaran hak paten, perluasan jejaring industri, dan program inkubasi inovasi.

Adapun dari sisi kontribusi terhadap institusi, capaian hibah penelitian dan pengabdian di Universitas Mulia ditargetkan dapat memberikan dampak langsung pada reputasi akademik sekaligus mendongkrak skor akreditasi di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini diwujudkan melalui kontribusi pada indikator publikasi ilmiah, perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), pengabdian masyarakat yang berdampak, keterlibatan mahasiswa, serta penguatan kerja sama eksternal.

Dengan langkah-langkah ini, LPPM Universitas Mulia menegaskan peran sentralnya dalam mengawal kualitas riset dan pengabdian, sekaligus mengoptimalkan dampaknya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat.

Humas UM (YMN)