Tag Archive for: Penelitian

Penjajakan Kerja Sama BRIN dengan Universitas Mulia terkait pembinaan UMKM di Balikpapan dan sekitarnya, Senin (13/6). Foto: PSI

UM – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan koordinasi dalam rangka tindak lanjut kerja sama dengan Universitas Mulia. Koordinasi membahas rencana pelaksanaan pembinaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini berlangsung daring Zoom, Senin (13/6).

Dalam kesempatan ini, hadir Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T, Wakil Rektor Bidang Akademik Yusuf Wibisono, MTI, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Mundzir S.Kom, M.T, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ivan Armawan SE, M.M, Kepala LP3M yang diwakili Nariza Wanti Wulansari S.Si, M.Si, Kepala PSI Subur Anugerah, S.T., M.Eng dan dosen peneliti Nanda Narendra Muvano, S.E., M.M dan Alan Smith Purba, S.E., M.Ak.

Dari BRIN hadir pula Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga Masyarakat dan UMKM Dadan Nugraha, bersama Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada K/L dan UMKM Aswin Firmansyah, Agung Pambudi, beserta jajaran deputi lainnya.

Dadan mengatakan bahwa koordinasi tersebut terkait dengan penjajakan atau tindak lanjut kerja sama pemberdayaan usaha yang ada di Kalimantan Timur. “Jadi, dari UMKM nanti kita lebih tekankan lagi, lebih ditingkatkan lagi produk-produk Usaha Mikro,” tutur Dadan Nugraha.

Ia mengatakan bahwa BRIN memiliki komitmen untuk membantu Usaha Mikro, terutama Usaha Mikro berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). “Jadi bagaimana mengintervensi hasil-hasil riset dan inovasi, baik yang dari BRIN maupun yang dari kampus untuk memberdayakan Usaha Mikro di wilayah usaha mereka,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjutnya, dibutuhkan usaha bagaimana mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di UMKM, terutama di Balikpapan dan sekitarnya, kemudian dicarikan pemecahan solusinya melalui riset dan teknologi.

“Tentu apakah program-programnya kita susun bareng-bareng, apakah bisa dimulai dengan identifikasi usaha mikro yang ada di sana, kemudian kita buat semacam list kebutuhan-kebutuhan teknologi seperti apa, lalu kita matching-kan dengan hasil-hasil riset yang ada di BRIN,” tuturnya.

Setelah itu, lanjut Dadan, program dilanjutkan dengan kapitalisasi pembinaan. “Apa nanti kita siapkan di masing-masing PIC satu orang pembina, atau seperti apa, kemudian ada teknologi yang diaplikasikan di sana, apakah sudah dimulai dari bimbingan teknis, atau kita langsung melihat kepada aplikasinya di lapangan, seperti itu,” kata Dadan.

Meski demikian, Dadan mengatakan bahwa dalam kegiatan pembinaan tersebut bisa saja menghasilkan produk baru. “Ya kita juga bisa masuk untuk ke proses pendataan KI-nya (Kekayaan Intelektual), termasuk legalitas, sertifikat produknya, dan lainnya,” tuturnya.

“Intinya adalah bagaimana kita mendorong usaha-usaha mikro itu supaya lebih banyak berkembang, tentu dibatasi pada aspek dukungan teknologinya, tidak memberikan bantuan permodalan, juga tidak memberikan bantuan alat, mesin, dan peralatan, kecuali peralatan yang sifatnya mendukung proses aplikasi teknologi tadi,” ungkapnya.

Dirinya berharap, BRIN dan Universitas Mulia dapat bersinergi. “Kami di BRIN fokus pada aspek teknologi apa yang akan kita bawa untuk mengembangkan UMKM, usaha mikro khususnya, kemudian kami mohon dukungan dari Universitas Mulia nanti dalam penyediaan data dan informasi mengenai kebutuhan UMKM itu, termasuk nanti jika teknologinya sudah ada di Universitas Mulia untuk kita aplikasikan juga,” tuturnya.

Dadan berharap, dalam waktu yang tidak terlalu lama, hasil diskusi tersebut dapat segera dijalankan dan direalisasikan, baik dalam jangka waktu satu tahun maupun multiyears.

Fasilitasi Usaha Mikro berbasis IPTEk yang dipaparkan Aswin Firmansyah Deputi BRIN, Senin (13/6). Foto: PSI

Fasilitasi Usaha Mikro berbasis IPTEk yang dipaparkan Aswin Firmansyah Deputi BRIN, Senin (13/6). Foto: PSI

Aswin Firmansyah dalam paparan penjelasannya mengatakan, pelaku usaha mikro yang termasuk dalam kriteria UMKM dalam kerja sama ini adalah memiliki modal paling banyak Rp 1 Miliar dan omzet tahunan maksimal Rp 2 Miliar.

Beberapa permasalahan UMKM, menurut Aswin, di antaranya adalah kurangnya modal usaha, kurang inovasi produk, kesulitan dalam distribusi dan pemasaran, belum mengoptimalkan pemasaran online, tidak adanya branding/merk prduk, dan mengandalkan pembukuan secara manual.

“Tujuan dari fasilitasi ini yang pertama mengakselerasi sebetulnya, mengakselerasi pemanfaatan dan diseminasi hasil riset dan inovasi pada Usaha Mikro,” tutur Aswin. Di satu sisi, tambahnya, ia berharap adanya peningkatan produktivitas, nilai tambah mutu/kualitas, serta daya saing berbasis riset dan inovasi.

“Mereka yang mengembangkan Usaha Mikro ini memiliki jejaring yang lebih kuat, baik antar pelaku usaha maupun juga dengan sektor lainnya, terutama dengan BRIN dan Universitas Mulia,” tutur Aswin.

Paket fasilitasi yang disediakan BRIN antara lain aplikasi teknologi hasil riset, fasilitasi pengujian produk, pendampingan sertifikasi, dan promosi.

Sementara itu, Rektor Dr. Muhammad Rusli menyambut baik kerja sama BRIN dengan tangan terbuka dan sangat mendukung kerja sama tersebut dilaksanakan dengan baik.

“Jadi intinya kami tetap support, dari kampus juga mohon bimbingan, karena terus terang masih baru berdiri sejak 2019, kita mohon dukungan dari BRIN agar kegiatan-kegiatan kita, inovasi kita bisa lebih terarah,” pungkas Dr. Rusli.

(SA/PSI)

Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T bersama Dr. Mego Pinandito, M.Eng dari BRIN bersama pejabat yang mendampingi di Kantor BRIN Jakarta, Kamis (12/5). Foto: Istimewa

UM – Universitas Mulia menjalin kerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). Nota Kesepahaman ditandatangani oleh Rektor Dr. Muhammad Rusli, M.T bersama Dr. Mego Pinandito, M.Eng selaku Plt. Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bertempat di Kantor BRIN Jakarta, Kamis (12/5).

“Kita akan memberikan dukungan kepada BRIN untuk mengimplementasikan hasil-hasil risetnya di Kalimantan Timur,” tutur Dr. Rusli saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (23/5).

Beberapa riset unggulan di antaranya dalam bidang Natural Language Processing, e-governance dan Cyber Security.

“Bidang lain yang akan segera ditindaklanjuti dalam PKS (Perjanjian Kerja Sama) adalah Pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah),” tutur Yusuf Wibisono, S.E, MTI, Wakil Rektor Bidang Akademik yang turut mendampingi.

Dengan adanya kerja sama ini, menurut Yusuf Wibisono, Universitas Mulia berpeluang menjadi semacam Hub UMKM Balikpapan atau Provinsi Kalimantan Timur bagi BRIN.

“Selain itu Universitas Mulia akan terlibat dalam penelitian bersama terkait IT Governance untuk UMKM,” pungkas Yusuf Wibisono.

(SA/PSI)

Monitoring dan Evaluasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Internal Universitas Mulia DIPA 2021 dengan asesor Zaini, S.Pd., M.Pd. Wakil Ketua Bidang Akademik STITEK Bontang, Jumat (10/12). Foto: PSI

UM – Lembaga Pengembangan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) Universitas Mulia menggelar Monitoring dan Evaluasi (Monev) berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggara (DIPA) tahun 2021, Rabu (8/12) dan Jumat (10/12). Monev diselenggarakan daring Zoom dengan narasumber Zaini, S.Pd., M.Pd. dari STITEK Bontang.

Monev Pengabdian Masyarakat diikuti 13 judul baik pengusul tunggal maupun kelompok. Sedangkan Penelitian diikuti 15 judul, baik penulis tunggal maupun kelompok. Monev berlangsung selama dua jam, mulai pukul 13.15 Wita sampai dengan pukul  16.15 Wita.

Usai menjalankan Monev, Zaini menilai dan memberikan masukan terkait apa yang telah dipaparkan masing-masing dosen. Ia mengatakan bahwa ketika melaksanakan pengabdian masyarakat maupun penelitian, dosen hendaknya juga melibatkan mahasiswa.

Pasalnya, keterlibatan mahasiswa memiliki dampak yang cukup baik bagi peningkatan akreditasi program studi maupun lembaga atau institusi.

“Untuk membantu akreditasi program studi maupun institusi adalah melibatkan mahasiswa dalam penelitian,” tutur Zaini, Wakil Ketua Bidang Akademik STITEK Bontang ini. Menurutnya, salah satu hal yang menyebabkan mahasiswa butuh waktu lama untuk menyelesaikan studi adalah kesulitan menyelesaikan tugas akhirnya.

“Siapa tahu nanti mahasiswa dilibatkan dalam penelitian dosen akan meningkatkan mahasiswa lulus tepat waktu maupun bisa mengurangi potensi drop-out,” ungkapnya. Hal ini membawa pengaruh bagi prodi saat melakukan akreditasi.

Monitoring dan Evaluasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Internal Universitas Mulia DIPA 2021 dengan asesor Zaini, S.Pd., M.Pd. Wakil Ketua Bidang Akademik STITEK Bontang, Jumat (10/12). Foto: PSI

Monitoring dan Evaluasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Internal Universitas Mulia DIPA 2021 dengan asesor Zaini, S.Pd., M.Pd. Wakil Ketua Bidang Akademik STITEK Bontang, Jumat (10/12). Foto: PSI

Selain itu, Zaini memberikan masukan bahwa dosen perlu juga memikirkan luaran yang berdampak besar, yakni terbit pada jurnal terakreditasi atau jurnal Internasional yang ter-indeks. Menurutnya, hal ini memiliki kontribusi yang cukup signifikan bagi perguruan tinggi maupun pada jabatan fungsional dosen tersebut.

Zaini memberikan perhatian pada jabatan fungsional agar mendorong agar dosen bersemangat untuk meningkatkan jabatan fungsional lektor kepala hingga guru besar. “Bapak Ibu, silakan untuk bersemangat mengajukan fungsionalnya,” tuturnya.

Ia mengatakan, berdasarkan pengalamannya ada salah satu dosen yang sudah 11 tahun masih memiliki jabatan fungsional Asisten Ahli 100. “Alhamdulillah, kami dorong sehingga bisa naik jabatan fungsional Lektor 300,” tuturnya.

Terkait dengan paparan Monev masing-masing dosen, Zaini melihat dari beberapa penelitian yang memiliki potensi menjadi ‘Brand’ keunggulan bagi Universitas Mulia. “Nah itu juga bisa mendorong calon mahasiswa untuk bergabung dengan Universitas Mulia,” ungkapnya.

Meski demikian, dirinya melihat penelitian dosen Universitas Mulia juga memiliki potensi menjadi penelitian multiyear. “Artinya, Bapak Ibu tidak perlu berpikir untuk mengembangkan penelitian yang lain, tapi fokus saja pada bagian-bagian itu dan dikembangkan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala LP3M Richki Hardi, S.T., M.Eng. menyambut hangat masukan Zaini yang dinilainya cukup banyak. “Beberapa masukan sebenarnya ada yang sudah Kami terima, tapi ada yang belum Kami tahu juga. Alhamdulillah, terima kasih Pak Zaini, mudah-mudahan ke depan Kita bisa lebih baik lagi,” tutup Richki Hardi.

(SA/PSI)

Richki Hardi, S.T., M.Eng. bersama Letkol Imat Rakhmat Hidayat, S.T., M.Eng. di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur. Foto: Istimewa

UM – Universitas Mulia menjalin kerja sama riset dengan Pusat Pengendalian Operasi Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Cilangkap Jakarta Timur, Jumat (26/11). Riset yang akan dibangun berfokus pada Pertahanan dan Keamanan khususnya Siber, pengembangan Teknologi Pemetaan dan Satelit serta pengembangan Teknologi Informasi di TNI.

Kepala LP3M Universitas Mulia Richki Hardi, S.T., M.Eng. mengatakan bahwa sistem pengembangan Kecerdasan Artifisial atau Artificial Intelligence (AI) saat ini telah menjadi teknologi yang paling sering diadopsi di berbagai sektor kehidupan, mulai dari bidang sosial, ekonomi, sampai dengan militer.

“Pola Human Intelligence semata sudah tidak bisa lagi menjawab tantangan zaman saat ini. Butuh sistem intelligence yang dapat membantu human tersebut. Hal inilah yang menjadi dasar riset antara Universitas Mulia dan Pusat Pengendalian Operasi Mabes TNI,” tutur Richki.

Meski demikian, menurutnya, penggunaan AI semakin marak lantaran memiliki fungsi yang sangat membantu tugas manusia serta meningkatkan produktivitas.

“AI tidak sepenuhnya menggantikan peran konvensional, namun menjadi sebuah pelengkap yang dapat diintegrasikan antara mesin dengan manusia untuk menciptakan produktivitas yang semakin optimal,” terang Richki.

Bahkan, menurutnya, AI mampu mengerjakan beberapa tugas yang tidak dapat dilakukan oleh manusia.

Sistem AI dan bot intelligence saat ini dinilai mampu mempermudah proses pemantauan dan pendeteksian dengan respons yang cepat melalui berbagai device dalam manangani permasalahan kompleks dan sistematis. “Sehingga dapat memberikan informasi detail secara realtime terhadap lokasi atau area tertentu atau bahkan area sasaran,” tuturnya.

Richki Hardi, S.T., M.Eng. bersama Letkol Imat Rakhmat Hidayat, S.T., M.Eng. di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Jumat (26/11). Foto: Istimewa

Richki Hardi, S.T., M.Eng. bersama Letkol Imat Rakhmat Hidayat, S.T., M.Eng. di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Jumat (26/11). Foto: Istimewa

Richki Hardi, S.T., M.Eng. sata berfoto di pintu masuk Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Jumat (26/11). Foto: Istimewa

Richki Hardi, S.T., M.Eng. saat berfoto di pintu masuk Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Jumat (26/11). Foto: Istimewa

“Militer memiliki tugas pokok untuk mempertahankan keutuhan wilayah NKRI dan menegakkan kedaulatan bangsa. Untuk itulah, Kami dari Universitas Mulia dalam rangka Tri Darma Perguruan Tinggi melaksanakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan target hasil yang diharapkan,” ungkap Richki.

Ia menerangkan, riset yang hendak dicapai adalah bagaimana menghasilkan strategi pemantauan dan pendeteksian otomatis secara “Deep” yang dapat diproses detail pada mesin AI sehingga menghasilkan pemantauan dan deteksi yang mendetail dan realtime.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengendalian Operasi Bagian Teknologi dan Informasi Mabes TNI Letnan Kolonel Elektronika Imat Rakhmat Hidayat, S.T., M.Eng. mengatakan dengan adanya kerja sama riset ini kami berharap dapat memberikan solusi terbaik terhadap permasalahan yang ada di bagian teknologi dan Informasi Pusdalops TNI.

“Karena AI dan mesin bot intelligence relevan dengan masalah yang sedang kami hadapi,” ungkapnya. Dirinya bersama Richki Hardi berharap kerja sama riset ini dapat menghasilkan kontribusi yang nyata bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia.

(SA/PSI)

Dari kiri Prof. Dr. Ch. Whidya Utami, M.M., CLC., CPM.(A), DR. Agung Sakti Pribadi, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sinjai Lukman Dahlan S.IP , M.Si dan Kepala Badan Litbang Sinjai Arifuddin. Foto: Mundzir

UM – Universitas Mulia bekerja sama dengan Universitas Ciputra Surabaya dalam bidang penelitian dan pengabdian pada masyarakat menyusun prospektus ekonomi pembangunan daerah Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. Kerja sama ini ditandai dengan melakukan kunjungan ke Kabupaten Sinjai bertemu dengan pejabat setempat, Kamis (18/11).

Kerja sama ini merupakan tindak lanjut sebelumnya pada 29 April 2021 yang lalu dengan mengajak Dekan Fakultas Manajemen dan Bisnis Universitas Ciputra, Prof. Dr. Dra. Christina Whidya Utami, S.E., M.M., CLC., CPM (Asia) untuk terlibat dalam mengembangkan potensi Kabupaten Sinjai.

“Kerjasama kolaboratif penelitian ini tentang potensi investasi Kabupaten Sinjai di Sulawesi Selatan. Kami ingin menggandeng peneliti yang memiliki pengalaman yang luas di bidang Ekonomi Pembangunan, dan Prof. Utami menyambut baik penelitian ini untuk bekerja sama,” ungkap Dr. Agung Sakti Pribadi.

Pada kesempatan ini, kedua belah pihak, baik Universitas Mulia maupun Universitas Ciputra membentuk tim untuk bersama-sama menyusun prospektus ekonomi pembangunan daerah dengan melakukan kajian, riset, maupun pengumpulan data terkait yang diperlukan untuk keperluan prospektus tersebut.

Dari kiri Prof. Dr. Ch. Whidya Utami, M.M., CLC., CPM.(A), DR. Agung Sakti Pribadi,  Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sinjai Lukman Dahlan S.IP , M.Si dan Kepala Badan Litbang Sinjai Arifuddin. Foto: Mundzir

Dari kiri Prof. Dr. Ch. Whidya Utami, M.M., CLC., CPM.(A), DR. Agung Sakti Pribadi, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sinjai Lukman Dahlan S.IP , M.Si dan Kepala Badan Litbang Sinjai Arifuddin. Foto: Mundzir

Pertemuan Tim Penyusun Prospektus dengan Kepala Dinas Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Foto: Mundzir

Pertemuan Tim Penyusun Prospektus dengan Kepala Dinas Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Foto: Mundzir

Pertemuan Tim Penyusun Prospektus dengan Kepala Dinas Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Foto: Mundzir

Pertemuan Tim Penyusun Prospektus dengan Kepala Dinas Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Foto: Mundzir

“Sinjai ini memiliki potensi yang luar biasa, membuat Kita berpikir apa yang bisa Kita lakukan. Luasnya saja mengalahkan Kota Makassar,” tutur DR. Agung Sakti Pribadi. Dengan potensi tersebut, sebagai putra daerah ia berkeinginan untuk lebih memajukan Kabupaten Sinjai makin berkembang.

Kerja sama kemudian dilakukan dengan Pemerintah Kabupaten Sinjai untuk memaksimalkan potensi yang ada di Kabupaten Sinjai agar dapat dikembangkan berdasarkan keunggulan yang ada di berbagai sektor ekonomi. Ini dilakukan agar membantu Sinjai menarik para investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Sinjai.

“Terakhir saya melihat makin lama makin berkembang, potensi wisata makin berkembang, tapi masih tersembunyi sehingga Kami mengajak Prof. Utami untuk meneliti potensi apa saja yang dimiliki Sinjai agar semakin berkembang,” ungkap DR. Agung.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sinjai Lukman Dahlan S.IP, M.Si mengatakan bahwa penelitian yang akan dilakukan tersebut memiliki latar belakang kedekatan hubungan antara Balikpapan dengan Kabupaten Sinjai. Menurutnya, sebagian penduduk Kota Balikpapan yang berasal dari Sulawesi merupakan warga Sinjai.

“Fokus penelitian yang akan dilakukan di Sinjai kali ini ada hal yang perlu diungkapkan. Dan Kami pemerintah daerah percaya bahwa hasil penelitian ini akan bermanfaat,” ungkap Lukman Dahlan. Pada kesempatan ini tampak Kepala Badan Litbang Arifuddin beserta dengan sembilan orang Kepala Dinas Kabupaten Sinjai.

Di antaranya tampak pula Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, Kepala Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan, Kepala Dinas Perikanan, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian serta para camat se-Kabupaten Sinjai.

Sementara itu, Prof. Utami mengatakan bahwa dirinya baru pertama kali berada di Kabupaten Sinjai. “Kemarin saya tanya, berapa jauh dari Makassar? Katanya 100 kilo lebih sedikit. Tidak tahunya sedikitnya 100 kilometer lagi,” tuturnya sembari tertawa.

Meski demikian, Prof. Utami mengungkapkan dirinya senang sekali mengingat pernah memiliki pengalaman melakukan riset di Manado, Gorontalo, Poso, Makassar, Pare Pare serta beberapa daerah lainnya di Sulawesi.

“Sekarang terakhir di Sinjai ini, kalau orang Jawa bilang ‘matur nuwun‘ ya Pak, terima kasih diberi kesempatan untuk terlibat di dalam pengembangan (daerah),” tutur Prof. Utami.

Pada kesempatan ini, rombongan Tim Universitas Mulia di Kabupaten Sinjai dipimpin Rektor DR. Agung Sakti Pribadi dan istri. Tampak turut mendampingi antara lain Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Mundzir S.Kom., M.T., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ivan Armawan, S.E., M.M., dosen yang asli Sulawesi Rizqi Zulkarnain, S.Pd., M.Pd. serta lainnya.

“Diharapkan hasil kajian ini membantu Pemerintah Kabupaten Sinjai mampu memetakan potensi investasi yang tepat di kecamatan masing-masing,” pungkas Dekan FEB Ivan Armawan menambahkan.

(SA/PSI)

 

Dekan FMB Universitas Ciputra Surabaya Prof. Dr. Dra. Christina Whidya Utami, S.E., M.M. saat memberikan paparan penelitiannya pada dosen Universitas Mulia secara daring, Rabu (10/3). Foto: tangkapan layar

UM – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia menjalin kerjasama di bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat dengan Fakultas Manajemen dan Bisnis (FMB) Universitas Ciputra Surabaya. Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. dengan Dekan FMB Prof. Dr. Dra. Christina Whidya Utami, S.E., M.M., CLC., CPM (Asia), Senin (29/3) yang lalu.

“Kerjasama kolaboratif penelitian ini tentang potensi investasi Kabupaten Sinjai di Sulawesi Selatan. Kami ingin menggandeng peneliti yang memiliki pengalaman yang luas di bidang Ekonomi Pembangunan, dan Prof. Utami menyambut baik penelitian ini untuk bekerja sama,” ungkap Dr. Agung Sakti Pribadi kala itu.

Ruang lingkup kolaborasi ini terkait potensi investasi di Kabupaten Sinjai, yang hasilnya diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada Dinas Penanaman Modal dan para investor untuk melakukan investasi dan pengembangan daerah.

“Dalam penelitian ini kita akan melibatkan dosen kedua belah pihak untuk menggali potensi investasi yang ada,” tambahnya.

Sementara itu, Prof. Utami mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan ini besar sekali. “Effort-nya itu luar biasa karena kita itu sampai membuat nobel sampai memetakan. Jadi peta geografisnya itu menunjukkan potensi investasi ini itu layak diletakkan di daerah mana, sampai seperti itu,” tutur Prof. Utami saat diskusi daring dengan tim peneliti Universitas Mulia, Rabu (10/3) yang lalu.

Menurutnya, ia telah melakukan penelitian serupa di Surabaya yang memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih tinggi. “Nilai Project-nya yang kemarin itu hampir 300 juta untuk 6 survey. Ini kalau pemerintah Surabaya tidak bisa disamakan dengan Kabupaten Sinjai, tapi ini untuk gambaran saja,” tuturnya.

Prof. Utami memaparkan bahwa dalam penelitian yang dilakukan di Kabupaten Ngawi, misalnya, tujuan yang hendak ia capai adalah melakukan observasi dan eksplorasi daya tarik investasi di tiap kecamatan. Selain itu, ia melakukan pemetaan potensi daya tarik investasi di 19 kecamatan dalam usulan usaha bisnis yang layak ditawarkan pada investor.

“Tadi yang disampaikan Pak Rektor, potensi bisnis itu bisa macam-macam bidangnya, sektor perdagangan, sektor pertanian, perkebunan, pertambangan sesuai dengan PDRB masing-masing daerah,” tuturnya.

Kemudian melakukan penyusunan prospektus usaha yang mencakup studi kelayakan dari sisi pasar dan keuangan untuk tiga usulan bisnis. “Jadi, kami itu sampai menghitung, misalnya, ada investor yang akan investasi hotel bintang tiga, misalnya, di Surabaya Timur, bahwa kebutuhannya akan kembali dalam periode berapa tahun, kemudian net-present-value-nya semua dihitung sampai lokasinya dipotret,” paparnya.

Dengan demikian, menurutnya, pada akhirnya daerah tersebut dinilai berdasarkan penelitian tersebut sebagai daerah yang layak untuk investasi di bidang perhotelan bintang tiga.

“Hasil akhirnya itu nanti berupa Prospektus. Jadi kalau ada investor yang datang pada pemerintah daerah, pemerintah daerah tinggal memberi Prospektus-nya,” tutur Prof. Utami.

Ia mengatakan, Prospektus ini berisi Analisis Kelayakan Usaha, Studi Kelayakan Usaha dengan menghitung Return/Cost Ratio (R/C Ratio), Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate Return (IRR). “Nah ini semua dipakai untuk Rencana Prospektus Analisis Kelayakan Usaha, kita bisa melakukan identifikasi potensi investasi dan sektor dan sub sektor unggulan yang perlu dipromosikan oleh daerah tersebut,” terangnya.

Kerjasama penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 5 bulan atau berakhir pada 31 Juli 2021 mendatang.

(SA/PSI)

Peserta Sosialisasi Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakan Pendanaan Tahun 2021 LP3M Universitas Mulia, Senin (22/3).

UM – Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) membuka kesempatan bagi seluruh dosen di lingkungan Universitas Mulia untuk mengajukan proposal pendanaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Proposal harus sudah diterima LP3M dalam pekan ini. Hal ini disampaikan dalam sosialisasi yang digelar daring, Senin (22/3) pekan lalu.

Kepala LP3M Richki Hardi, S.T., M.Eng. mengatakan bahwa tahun ini Program Kerja LP3M berbeda dibanding tahun sebelumnya. “Tahun 2021 ini pengajuan proposal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas) dengan DIPA LP3M hanya dibuka satu gelombang saja, yakni pada 29 Maret 2021 sampai dengan 2 Mei 2021,” tutur Richki Hardi.

Melalui kegiatan ini, lanjutnya, Universitas Mulia mendorong seluruh dosen untuk aktif melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Anggaran yang disediakan berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2021 sebesar 98.5 juta, yang bersumber dari Universitas Mulia. Dana ini disediakan berdasarkan kuota yang tersedia untuk 22 proposal Penelitian dan 25 proposal Pengabdian pada Masyarakat.

Proposal yang diterima akan mendapatkan bantuan pendanaan sesuai dengan klaster penelitian berdasarkan jabatan fungsional, yakni Tenaga Pengajar atau belum memiliki jabatan fungsional, Asisten Ahli, dan Lektor.

“Untuk lektor, luaran yang diharapkan minimal prosiding internasional terindeks Scopus, syukur lebih dari itu. Untuk Asisten Ahli minimal Jurnal atau Prosiding Nasional terindeks Sinta 6 sampai dengan Sinta 2, lebih baik lagi Prosiding Internasional terindeks Scopus. Sedangkan Tenaga Pengajar luaran yang diharapkan minimal Jurnal atau Prosiding Nasional,” tutur Richki.

Peserta Sosialisasi Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Pendanaan Tahun 2021 LP3M Universitas Mulia, Senin (22/3).

Peserta Sosialisasi Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Pendanaan Tahun 2021 LP3M Universitas Mulia, Senin (22/3).

Untuk mendorong dosen meningkatkan publikasi, Richki menawarkan bantuan dana yang lebih besar jika luaran publikasi melebihi standar dibanding jika dengan luaran standar.

Misalnya, seorang dosen yang berada di klaster Asisten Ahli menghasilkan luaran standar Jurnal atau Prosiding Nasional, maka akan mendapatkan tambahan bantuan pendanaan apabila luaran yang dihasilkan melebihi standar, misalnya, Prosiding Internasional terindeks Scopus. Begitu pula untuk klaster lainnya.

Berikutnya seluruh dosen yang akan memasukkan Proposal Penelitian maupun Abdimas tahun 2021 ini agar memperhatikan tanggal penting dan sistematika proposal penelitian dan proposal abdimas sesuai standar LP3M UM. (SA/PSI)

Tanggal penting Penelitian dan Abdimas Tahun 2021. Sumber: LP3M

Tanggal penting Penelitian dan Abdimas Tahun 2021. Sumber: LP3M

Jadwal Seminar Universitas Mulia Tahun 2021. Sumber: LP3M

Jadwal Seminar Universitas Mulia Tahun 2021. Sumber: LP3M

Seminar Proposal Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Tahap ke-II DIPA LP3M Universitas Mulia yang digelar daring Zoom, Senin (16/11). Foto: Tangkapan layar

UM – Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP3M) Universitas Mulia menggelar Seminar Proposal Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat untuk dosen dengan dana hibah DIPA LP3M periode II tahun 2020 yang digelar secara daring Zoom, Senin (16/11) siang.

Seminar yang digelar internal ini diikuti khusus dosen Universitas Mulia dan proposalnya telah dinyatakan diterima oleh LP3M. Menurut Kepala LP3M Richki Hardi, S.T., M.Eng. mengatakan bahwa pemberian hibah oleh Universitas Mulia bertujuan untuk memotivasi para dosen mempersiapkan diri mengikuti hibah pendanaan yang lebih besar lagi, seperti hibah Penelitian Dasar dan atau Penelitian Fundamental dari Ditjen Dikti.

“Harapan kami, dosen-dosen dapat meningkatkan publikasi penelitiannya baik di jurnal tingkat nasional maupun internasional,” ungkap Richki Hardi.

Menurutnya, sebuah penelitian bukan hanya sekadar dilakukan, dibuat laporannya kemudian disimpan. “Tetapi juga harus dipublikasikan dalam bentuk jurnal-jurnal atau prosiding sehingga masyarakat dapat mengetahui dan memanfaatkan hasil-hasil penelitian yang kita lakukan,” tambahnya.

Pada pelaksanaan seminar proposal tahap II ini diikuti 21 orang peserta, baik dari Kampus Utama di Balikpapan maupun PSDKU Samarinda. Rinciannya, delapan orang mempresentasikan proposal penelitian dan 13 orang mengusulkan proposal pengabdian masyarakat. Bertindak sebagai reviewer Gunawan, S.T., M.T. dan Nariza Wanti Wulan Sari, M.Si. dari Samarinda sebagai moderator.

Usai seminar proposal, peserta akan melakukan penandatanganan kontrak dan pencairan dana hibah sebesar 80% dari total pendanaan. Setelah itu, LP3M akan melakukan pengawasan atau monitoring dan evaluasi untuk memantau kemajuan penelitian masing-masing pengusul.

Seminar Proposal Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Tahap ke-II DIPA LP3M Universitas Mulia yang digelar daring Zoom, Senin (16/11). Foto: Tangkapan layar

Seminar Proposal Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Tahap ke-II DIPA LP3M Universitas Mulia yang digelar daring Zoom, Senin (16/11). Foto: Tangkapan layar

Menurut informasi, seminar hasil, baik penelitian maupun pengabdian pada masyarakat akan dilaksanakan bulan Desember 2020 dan penyusunan laporan penelitian. Setelah laporan diserahkan dengan lembar pengesahan telah ditandatangani, selanjutnya akan diberikan sisa pendanaan 20%.

Sementara itu, dalam seminar ini masing-masing dosen mengajukan usulan penelitian dan saling bertukar pikiran, ide, maupun gagasan. Lazimnya sebuah seminar proposal skripsi mahasiswa, masing-masing peserta juga mengajukan beberapa pertanyaan, kritikan, atau masukan. Seperti yang dilakukan Subur Anugerah, salah satu dosen dari Program Studi Informatika Fakultas Ilmu Komputer ini mengajukan judul dengan topik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Action Research.

Ia memaparkan, penelitiannya didasari atas pengalamannya mengasuh mata kuliah pemrograman komputer pada Semester Ganjil 2019/2020 yang lalu. “Pengamatan dilakukan sebelum adanya wabah Covid-19 di beberapa kelas pemrograman yang saya asuh. Nah, setelah saya periksa hasil pekerjaan mereka, saya menemukan banyak mahasiswa melakukan plagiasi kode program, jawaban kode program mereka memiliki kemiripan dengan jawaban mahasiswa yang lain, bahkan sama persis,” ungkapnya.

Ia merasa kesulitan untuk membuktikan kepada mahasiswa yang tidak mengaku melakukan plagiasi. “Seringkali mereka komplain dan datang ke saya sambil menanyakan mengapa mendapat nilai rendah. Jika satu atau dua orang yang datang tentu tidak masalah, saya masih bisa melayani mereka dengan bukti yang ada, tapi akan menjadi masalah apabila banyak yang komplain,” tuturnya.

Masalah tersebut, menurutnya, menunjukkan proses pembelajaran kurang berhasil. “Nah, bagaimana agar pembelajaran terkait pemrograman ini bisa diikuti oleh masing-masing mahasiswa, karena setiap mahasiswa memiliki kemampuan menyerap materi kuliah dengan tingkat yang berbeda-beda. Ada yang sekali menyimak kuliah tetapi cepat menyerap dan mengerti, ada juga yang lambat sekali,” terangnya.

Dari penelitian tindakan kelas tersebut, ia memaparkan aplikasi atau sistem yang ia buat untuk membantu mengatasi pembelajaran di kelas tampaknya cukup berhasil. “Ya, masih perlu diteliti lagi dampak pemanfaatan sistem yang dibuat ini, terutama pada proses pembelajaran khusus terkait belajar pemrograman. Apalagi sekarang ini wabah Covid-19 memaksa proses pembelajaran banyak dilakukan daring dan semangat Merdeka Belajar sedang menjadi tren, ini butuh penelitian lagi soal dampaknya,” pungkasnya. (SA/PSI)

Ir. Riyayatsyah, M.P.

UM- Usai tahapan seleksi dan pengumuman nama penerima hibah DIPA LP3M periode II tahun 2020 dilakukan, para dosen yang proposalnya dinyatakan lolos, mengikuti Seminar Proposal Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Senin (16/11).

Ada sebanyak 21 orang dosen Universitas Mulia baik dari Kampus Utama di Balikpapan maupun PSDKU Samarinda mengikuti seminar proposal yang dilakukan secara daring tersebut.

Salah satu yang mengikuti seminar tersebut adalah Kepala Kantor PSDKU Kampus Samarinda Ir. Riyayatsyah, M.P. Dengan mengangkat judul penelitian Perspektif Siswa Sekolah Menengah Kejuruan untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi,  Riyayatsyah, memfokuskan studi kasus pada siswa di SMK TI Airlangga Samarinda.

Ia menjelaskan, sebagai salah satu dosen yang dituntut untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dirinya pun diwajibkan untuk melakukan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.

“Selain saya memiliki jabatan struktural, saya juga menjabat sebagai dosen. Dimana dosen itu harus menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dan itu terkait juga dengan jabatan fungsional dosen. Jadi setiap dosen yang ingin memiliki jabatan fungsional, misal dari Asisten Ahli kemudian Lektor hingga ke Profesor maka harus menjalankan Tri Dharma sesuai dengan poin yang ditentukan,” jelas Riyayatsyah.

Ia mengatakan, selain untuk pengusulan jabatan fungsional, pada hakikatnya penelitian ini sesungguhnya memiliki misi yang penting yakni agar para dosen mengetahui sejauh apa dan bagaimana kondisi pendidikan saat ini.

Adapun yang melatar belakangi dirinya melakukan penelitian tersebut, katanya, adalah karena ia melihat kini banyak anak SMK yang lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

“Siswa SMK sejak awal di didik untuk langsung berkarya atau bekerja, karena pendidikan yang mereka jalankan adalah pendidikan vokasi. Jadi diharapkan setelah lulus mereka bisa langsung berkarya, bekerja dan berwiraswasta,” katanya.

Namun, katanya, hanya saja yang saya lihat di SMK TI justru terbalik. “Dimana dari tiga tahun terakhir yang saya amati, yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi antara 71- 73 persen. Dan inilah yang harus diperhatikan, apa yang membuat tingginya minat siswa SMK untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Sementara mereka sudah dibekali dengan keterampilan yang dapat menarik perhatian dunia industri,” ujarnya.

“Dan ini yang ingin saya pahami, sejauh apa dan bagaimana ini bisa terjadi. Apa yang menjadi ini terbalik. Didikan pemerintah agar mereka bisa berkarya dan berwiraswasta dan sebagainya, tetapi kenyataannya mereka cenderung lebih memilih lanjut ke perguruan tinggi,” terangnya.

Ia menyebut, seharusnya kalaupun para siswa ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, mengapa tidak sejak awal memilih untuk masuk ke SMA. “Karena disitu lebih luas, mereka bisa memilih kemana fokus yang akan mereka ambil,” sebutnya.

Dirinya menuturkan, saat ini ia sudah menyiapkan kuesioner dan penyebarannya akan dilakukan secara online. “Akhir November ini saya targetnya selesai,” katanya.

Riyayatsyah menambahkan, setelah penelitian ini selesai, ia akan melanjutkan dengan menerbitkan penelitian ini di Jurnal Nasional yang ber-International Standard Serial Number (ISSN).

“Hasil penelitian ini akan saya dapatkan tergantung dari parameter peubah yang saya amati, dimana ada tujuh, yakni potensi diri, motivasi, ekspektasi, peluang, lingkungan sosial, situasi kondisi dan institusional,” tambahnya.

Dan dari parameter peubah, tujuh variabel ini akan saya uji lagi validitasnya. Setelah ditemukan kesimpulannya, ternyata misalnya anak SMK sekarang tidak memahami bahwa SMK itu sudah dididik untuk berkarya, namun mereka memilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Berarti pemahaman mereka terkait SMK itu kurang jelas. “Dan bila kurang jelas, maka berarti kita harus menyampaikan sosialisasi yang lebih mendalam lagi, baik kepada siswa dan orang tua. Bahwa harapannya bila untuk SMK itu bukan melanjutkan, tetapi berkarya,” lanjutnya.

“Sementara bila mereka ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, sebaiknya sejak awal atau lulus SMP sudah harus dipikirkan apakah mereka akan melanjutkan ke tingkat SMK atau SMA,” tambahnya.

Jadi ia pun berharap, orang tua sejak awal sudah harus memiliki rencana bersama anaknya, apakah kedepan memiliki target melanjutkan ke perguruan tinggi atau langsung terjun ke dunia industri dan berkarya.

“Kami mengkhawatirkan sebenarnya pengarahan orang tua di rumah ternyata kurang. Karena di rumahlah tempat yang penting. Diharapkan dari penelitian ini, akan timbul kesadaran dan peningkatan pola pikir orang tua dan siswa terkait pendidikan SMA dan SMK. Dan sosialisasi informasi terkait ini sudah harus dilakukan sejak awal di SMP,” pungkasnya. (mra)

UM- LP3M Universitas Mulia kembali akan menyalurkan hibah DIPA penelitian dan pengabdian kepada masyarakat periode II tahun 2020.

Kepala LP3M Universitas Mulia melalui sekretaris LP3M Hartati menerangkan, selain berperan sebagai tenaga pengajar, para dosen juga dituntut untuk terus mengembangkan ilmunya melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. “Dimana dalam skema ini telah diatur bahwa setiap dosen harus meneliti paling tidak dalam satu semester ada satu penelitian, sehingga setahun ada dua penelitia,” kata Hartati.

Untuk itu, katanya, guna mendukung proses penelitian dan pengabdian tersebut, Universitas Mulia melalui LP3M memberikan pendanaan kepada para tenaga pengajar yang proposalnya telah dinyatakan lolos seleksi.

Dalam hibah tersebut, LP3M Universitas Mulia menyiapkan 22 kuota untuk penelitian dan 25 untuk kuota pengabdian kepada masyarakat.

“Khusus untuk kuota penelitian terbagi dalam tiga klaster, yakni 2 untuk Lektor, 5 untuk Asisten Ahli dan 15 untuk Tenaga Pengajar atau dosen,” ujarnya. “Sementara untuk pengabdian kepada masyarakat kita siapkan 25 kuota, artinya 25 dosen yang akan dibiayai oleh Universitas Mulia,” tambahnya.

Dirinya menjelaskan, dilakukannya pembagian klaster penelitian dikarenakan standarisasi keluaran setiap masing-masing klaster berbeda-beda. “Jadi misalnya, untuk Lektor bertanggung jawabannya atau standarisasi keluaran penelitiannya dalam bentuk prosiding internasional atau scopus. Sementara untuk Asisten Ahli harus melakukan publikasi di jurnal atau prosiding nasional bereputasi. Dan Tenaga Pengajar atau dosen harus melakukan publikasi di jurnal atau prosiding nasional tidak bereputasi,” jelasnya.

Ia menyebut, untuk mendapatkan hibah DIPA LP3M Universitas Mulia tersebut, ada beberapa proses yang harus dilalui. Pertama, melakukan pengajuan, setelah itu akan dilakukan review oleh reviewer dari eksternal dan internal Universitas Mulia. “Untuk pihak eksternal adalah mereka yang merupakan tenaga ahli yang sesuai dengan kompetensi dari penelitian,” tuturnya.

Setelah dilakukannya review, proses selanjutnya adalah pengumuman penerima hibah. Yang kemudian dilanjutkan dengan seminar proposal oleh mereka yang lolos. “Setelah semua itu baru proses pencairan dana,” sebutnya.

Adapun proses pencairan dana tersebut, tambah Hartati juga akan melalui beberapa tahapan. “Jadi tidak langsung dilakukan 100 persen. Karena dari setiap tahapan mereka diminta untuk melakukan pelaporan kembali,” terangnya.

Ia mencontohkan, mislnya pencairan tahap satu, dilakukan setelah mereka melakukan seminar. Sementara tahap dua akan dilakukan setelah memperoleh keluaran atau hasil penelitian mereka telah terpublikasi di jurnal atau prosiding. Dan tahap ketiga atau akhir adalah laporan penuh dalam bentuk dokumen atau buku terkait penelitian maupun pengabdian yang telah dilakukan seluruhnya.

“Semua proses yang dilalui itu, mulai dari pengusulan, tahapan diterima, kemudian diseminarkan adalah pola-pola standar yang diterapkan oleh Dikti. Jadi bila kita mendapatkan hibah dari Dikti tahapan inilah yang sama persis akan dilakukan oleh para penerima. Sehingga nantinya mereka tinggal mengikuti setiap tahapan tersebut. Yang artinya ini sekaligus sebagai media latihan mereka bila mengikuti hibah dari pemerintah,” ujarnya.

Hartati menuturkan, pemberian hibah oleh Universitas Mulia bertujuan untuk memotivasi para dosen agar mempersiapkan dirinya untuk ikut serta dalam hibah – hibah yang dibiayai oleh pemerintah misalnya dari Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti).

“Harapan kami dosen – dosen dapat meningkatkan publikasi penelitiannya baik di jurnal tingkat nasional maupun internasional. Karena penelitian itu bukan hanya sekedar dilakukan, dibuat laporannya dan disimpan, tetapi juga harus dipublikasikan dalam bentuk jurnal-junal atau prosiding, sehingga masyarakat dapat mengetahui dan memanfaatkan hasil – hasil penelitian yang kami lakukan,” tambahnya.

Diketahui ini menjadi hibah pertama yang dilakukan Universitas Mulia setelah berganti nama. Diharapkan dalam hibah tahap selanjutnya dapat meningkat, baik dari jumlah kapasitas kuota maupun dari sisi jumlah finansial. (mra)