Tag Archive for: Penelitian

“Sehebat apa pun proposal Kosabangsa disusun, tanpa pendamping yang hadir penuh, program hanya akan berhenti di rencana — bukan di hasil nyata. Pendamping bukan sekadar pengawas, tetapi ruh yang menjaga program tetap hidup di lapangan, menjembatani gagasan dan realitas. Sebab pada akhirnya, kualitas pendampinglah yang menentukan seberapa jauh program memberi dampak; tanpa integritas dan kepedulian, pendamping hanya akan menjadi formalitas yang kehilangan makna.”
— Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si.

Humas Universitas Mulia, 30 Juni 2025 — Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menekankan pentingnya peran pendamping dalam mendukung kelancaran pelaksanaan Program Kosabangsa. Hal tersebut disampaikan dalam sesi “Panduan Pendamping Kosabangsa 2025” yang diikuti para dosen dan mitra pendamping di lingkungan Universitas Mulia.

Dalam paparannya, Prof. Ahsin menyoroti bahwa pendamping bukan hanya bertugas mengawasi, tetapi juga berperan sebagai penghubung, fasilitator, sekaligus katalisator agar program Kosabangsa dapat berjalan optimal di lapangan.

Beliau menjelaskan, pendamping harus memahami betul isi proposal, tujuan program, serta dinamika mitra di daerah. Dengan demikian, pendamping dapat membantu memastikan implementasi di lapangan tetap sesuai rencana dan sasaran luaran dapat dicapai.

“Jangan sampai pendamping hanya hadir di atas kertas. Mereka harus hadir mendampingi proses, memecahkan masalah, dan menjadi jembatan komunikasi antara tim pelaksana, mitra, dan pemerintah daerah,” ujar Prof. Ahsin.

Lebih lanjut, beliau juga menekankan pentingnya integritas dan profesionalisme para pendamping. Menurutnya, keberhasilan program Kosabangsa sangat bergantung pada kualitas pendampingan di setiap tahap pelaksanaan.

Beliau mendorong para dosen untuk berperan aktif menjadi pendamping yang responsif, adaptif, dan solutif. Dengan demikian, program yang dijalankan tidak hanya bersifat formalitas, tetapi benar-benar berdampak nyata pada mitra dan masyarakat.

Melalui panduan ini, Prof. Ahsin berharap para pendamping Kosabangsa di Universitas Mulia dapat menjadi motor penggerak keberhasilan program sekaligus agen penguatan sinergi antara kampus, mitra, dan pemerintah daerah.

Humas UM (YMN)

“Menulis proposal Kosabangsa bukan sekadar memenuhi administrasi hibah, tapi merancang solusi nyata yang bisa diukur manfaatnya di masyarakat.”
— Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si.

 

Humas Universitas Mulia, 30 Juni 2025 — Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menjadi narasumber dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan Proposal Kosabangsa 2025. Dalam materinya, beliau menekankan pentingnya strategi dan kualitas proposal agar program Kosabangsa benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat.

Dalam webinar yang digelar oleh LPPM Universitas Mulia ini pada 11 Juni 2025 yang lalu, Prof. Ahsin menjelaskan secara rinci prinsip, mekanisme, serta strategi praktis dalam penyusunan proposal Kosabangsa. Beliau menyoroti bahwa program Kosabangsa merupakan jembatan kolaborasi antara perguruan tinggi dan mitra di daerah, dengan fokus pada penyelesaian masalah riil melalui pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Proposal harus mampu memetakan masalah secara jelas, menetapkan mitra yang tepat, serta merancang luaran yang terukur. Kualitas proposal sangat menentukan keberhasilan program di lapangan,” tegas Prof. Ahsin.

Selain itu, beliau juga memaparkan beberapa tahapan penting yang wajib diperhatikan oleh para dosen penyusun proposal. Mulai dari identifikasi kebutuhan mitra, penajaman desain program, penyusunan anggaran yang wajar, hingga penyesuaian dengan kebijakan pendanaan dari Kemendikbudristek.

Tidak hanya itu, Rektor UM juga menekankan perlunya komunikasi aktif antara perguruan tinggi, mitra, dan pemerintah daerah agar program yang diusulkan benar-benar sejalan dengan prioritas pembangunan wilayah.

“Intinya, jangan hanya menulis proposal untuk lolos hibah. Tapi tulislah proposal yang membawa dampak nyata,” pungkasnya.

Melalui Bimtek ini, diharapkan dosen-dosen di lingkungan Universitas Mulia semakin siap menghasilkan proposal Kosabangsa yang inovatif, tepat sasaran, dan berkontribusi bagi kemajuan masyarakat.

Humas UM (YMN)

“Proposal Kosabangsa harus lahir dari pemahaman mendalam tentang masalah riil, bukan sekadar salinan dari program sebelumnya.”
— Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si.

 

Humas Universitas Mulia, 30 Juni 2025 — Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., kembali menegaskan peran strategis perguruan tinggi dalam menjawab tantangan nyata masyarakat melalui Program Kosabangsa. Hal ini disampaikan beliau dalam sesi “Pengantar Proposal Kosabangsa 2025” yang menyoroti urgensi sinergi antara akademisi, mitra, dan pemerintah daerah.

Dalam pemaparannya, Prof. Ahsin menjelaskan bahwa Program Kosabangsa lahir sebagai bentuk pengabdian kampus untuk mengatasi persoalan nyata berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, proposal yang diajukan wajib mengacu pada kebutuhan riil di lapangan dan mendukung prioritas pembangunan di daerah.

Beliau juga menekankan pentingnya memahami arah kebijakan nasional, peta permasalahan lokal, serta potensi mitra yang akan digandeng. Menurutnya, harmonisasi ketiga unsur ini menjadi kunci agar program yang diusulkan benar-benar bermanfaat.

“Jangan membuat proposal yang sekadar copy-paste. Pahami dulu apa masalah utamanya, bagaimana urgensinya, dan solusi apa yang betul-betul feasible,” kata Prof. Ahsin menegaskan.

Selain itu, beliau mengingatkan perlunya inovasi dan keberlanjutan program. Proposal Kosabangsa tidak hanya berhenti pada tahap pelaksanaan, tetapi juga harus memikirkan dampak jangka panjang yang dapat direplikasi di daerah lain.

Dalam materi ini, Rektor UM juga mendorong para dosen untuk terus membangun jejaring, memperluas mitra, serta mengedepankan pendekatan partisipatif. “Dengan begitu, program tidak hanya top-down, tetapi benar-benar lahir dari aspirasi mitra di daerah,” tambahnya.

Melalui sosialisasi ini, Prof. Ahsin berharap seluruh civitas akademika Universitas Mulia semakin peka terhadap persoalan nyata di masyarakat dan mampu menghadirkan solusi inovatif melalui proposal Kosabangsa yang relevan dan berdampak.

Humas UM (YMN)

Dr. Agung Sakti Pribadi (tengah) bersama Syamsidar Sutan Malim Polawan dari UMKT, Dr. rer.nat Jamaluddin, S.Si., M.Eng dari STT Migas, dan Ketua BWF Eko Prasetyo Setiadi. Foto: SA/Kontributor

UM – Krisis air bersih di Balikpapan bukan lagi sekadar persoalan teknis atau lingkungan, melainkan sebuah isu kompleks yang terjerat dalam benang kusut birokrasi, ego sektoral, dan bahkan dugaan praktik “biaya siluman”.

Hal ini terungkap dalam sebuah diskusi mendalam yang menjadi titik awal sebuah inisiatif besar dari Balikpapan Water Forum (BWF), sebuah forum yang beranggotakan para akademisi dan praktisi peduli air, yang berlangsung di Kampus Universitas Mulia, Rabu (11/6).

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, yang juga akademisi di bidang hukum di Universitas Mulia ini memimpin jalannya diskusi. Turut hadir Wali Kota Balikpapan dua periode 2011-2021 H. Rizal Effendi beserta para akademisi dari tiga universitas di Kalimantan Timur dan Ketua BWF Eko Prasetyo Setiadi.

Para akademisi antara lain Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I. dari Universitas Mulia, Endy Mukhlis Syuhada dan Syamsidar Sutan Malim Polawan, S.T., M.T. dari Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) serta Ir. Hamriani Ryka, S.T., M.T dan Dr. rer.nat Jamaluddin, S.Si., M.Eng dari STT Migas Balikpapan. Turut hadir Budi Saputro, Tatang Setyawan, dan Zaenal Abidin.

Gerakan intelektual ini tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi telah merumuskan sebuah peta jalan penelitian komprehensif untuk memetakan potensi air tanah Balikpapan.

Tujuannya adalah untuk memberikan solusi berbasis data yang akurat, melampaui kebuntuan yang selama ini menghambat penyelesaian masalah air di kota minyak ini.

H. Rizal Effendi bersama dua peneliti dari UMKT, Endy Mukhlis Syuhada dan Syamsidar Sutan Malim Polawan. Foto: SA/Kontributor

H. Rizal Effendi bersama dua akademisi dan peneliti dari UMKT, Endy Mukhlis Syuhada dan Syamsidar Sutan Malim Polawan. Foto: SA/Kontributor

Ir. Hamriani Ryka, S.T., M.T dari STT Migas (berkerudung) saat berdiskusi. Foto: SA/Kontributor

Ir. Hamriani Ryka, S.T., M.T peneliti dari STT Migas (berkerudung) saat berdiskusi. Foto: SA/Kontributor

Suara Kritis dari Lapangan

Pengalaman pahit di lapangan menjadi bukti nyata adanya hambatan non-teknis yang selama ini melumpuhkan berbagai upaya solusi. Rizal Effendi secara terbuka menyuarakan adanya praktik pungutan liar yang menjadi momok bagi setiap proyek strategis.

“Ini bukan cerita baru. Proyek belum dimulai, tapi sudah ada yang meminta kutipan. Praktik seperti ini menjadi salah satu penghambat utama mengapa solusi-solusi besar tidak pernah berjalan mulus,” tutur Rizal Effendi.

Persoalan semakin pelik ketika para akademisi dihadapkan pada sulitnya mengakses data yang seharusnya menjadi milik publik.

Hamriani, seorang akademisi dengan pengalaman riset air tanah sejak 2013, membeberkan bagaimana data krusial justru “dirahasiakan” oleh instansi-instansi tertentu.

“Data itu ada, Pak. Saya tahu, saya pernah melihatnya secara fisik. Tapi ketika kita sebagai akademisi memintanya untuk penelitian, data itu menjadi rahasia. Ada dugaan kuat ini terkait dengan anggaran di baliknya, sehingga mereka enggan data itu terekspos,” katanya.

Menurutnya, data yang seharusnya bisa menjadi dasar untuk analisis ilmiah dan pengambilan kebijakan yang tepat, justru terperangkap dalam ego sektoral dan ketakutan akan audit.

“Niat kita murni untuk mencari solusi, tapi ada pihak yang melihatnya dari sudut pandang yang berbeda,” tambah Hamriani.

Inisiatif Akademisi Membangun Peta Jalan dari Nol

Menghadapi kebuntuan ini, BWF yang terdiri dari para ahli dari berbagai perguruan tinggi dan disiplin ilmu memutuskan untuk tidak tinggal diam. Mereka menginisiasi sebuah penelitian besar yang akan memetakan potensi air tanah Balikpapan secara komprehensif.

“Kita harus mulai bergerak. Inisiatif kolaboratif dari tiga perguruan tinggi ini diharapkan bisa menghasilkan data yang valid dan menjadi dasar pengambilan kebijakan. Ini bukan hal baru, tapi yang membuat penelitian ini baru adalah pendekatannya yang komprehensif,” tutur Dr. Agung.

Fokus utama penelitian ini adalah melakukan pemetaan air tanah secara detail di wilayah Balikpapan Utara dan Timur, dua area yang masih memiliki potensi pengembangan.

Penelitian ini tidak akan dimulai dari nol, melainkan akan mengintegrasikan data-data sekunder yang sudah ada dengan data primer yang akan diambil langsung di lapangan.

Pendekatan Ilmiah dan Harapan ke Depan

Eko Prasetyo Setiadi mengatakan, secara teknis penelitian menekankan pentingnya pendekatan berbasis data yang akurat. Salah satu tantangan utama adalah perubahan topografi Balikpapan yang sangat cepat akibat pembangunan masif.

“Data topografi yang kita miliki mungkin sudah tidak relevan karena pembangunan yang masif. Oleh karena itu, kita perlu meng-update data ini dengan teknologi modern,” ujar Eko.

Lebih lanjut, Yusuf Wibisono menyoroti pentingnya mendata sumur-sumur warga yang ada sebagai langkah awal yang krusial.

“Sebelum melakukan pengukuran, kita harus punya data dulu, berapa banyak data sumur yang ada. Ini adalah langkah dasar yang tidak bisa dilewatkan,” tuturnya.

Dengan mengkombinasikan berbagai metode, mulai dari pengumpulan data sekunder, pemetaan topografi, analisis geologi, hingga pengukuran geolistrik, tim ini berharap dapat menciptakan peta potensi air tanah yang komprehensif.

Inisiatif dari para akademisi ini bukan hanya sekadar proyek penelitian, tetapi sebuah gerakan moral untuk mengatasi masalah publik yang telah berlarut-larut.

Dengan data yang kuat dan transparan, mereka berharap dapat memberikan rekomendasi kebijakan yang tidak bisa lagi diabaikan, demi masa depan air yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Balikpapan.

(SA/Kontributor)

Humas Universitas Mulia, 13 Maret 2025 – Universitas Mulia terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas akademik dan inovasi mahasiswa melalui Workshop Pembekalan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025. Dalam wawancara eksklusif, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i, menegaskan pentingnya partisipasi mahasiswa dalam PKM sebagai salah satu upaya untuk meraih pendanaan penelitian dan pengabdian masyarakat dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti).

Membuka Peluang Hibah Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Menurut Prof. Ahsin Rifa’i, salah satu tujuan utama dari workshop ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa Dikti menyediakan banyak peluang hibah dalam berbagai skema PKM. Namun, agar bisa mendapatkan pendanaan, mahasiswa harus menyusun proposal yang tidak hanya memenuhi aspek administratif, tetapi juga memiliki substansi yang kuat dan urgensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta pemberdayaan masyarakat.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i, saat menyampaikan wawasan dan harapan terhadap partisipasi mahasiswa dalam PKM 2025.

“Mahasiswa harus menyadari bahwa peluang untuk mendapatkan hibah penelitian dan pengabdian ini cukup besar, asalkan proposal yang diajukan memenuhi kriteria yang ditetapkan. Oleh karena itu, keterampilan menyusun proposal yang baik sangat penting,” ujar Prof. Ahsin.

Untuk mendukung hal tersebut, Universitas Mulia tidak hanya membekali mahasiswa, tetapi juga melibatkan dosen pembimbing dalam workshop ini. Hal ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan memperbarui pemahaman mereka terhadap panduan penyusunan proposal PKM 2025 agar bimbingan yang diberikan kepada mahasiswa semakin optimal.

Dukungan Penuh Universitas Mulia dalam PKM

Sebagai bentuk dukungan konkret, Universitas Mulia menghadirkan narasumber kompeten dari Universitas Hasanuddin yang telah berpengalaman membimbing mahasiswa hingga sukses meraih pendanaan PKM dan melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas).

Sesi tanya jawab yang interaktif, di mana mahasiswa dan dosen aktif berdiskusi dengan narasumber terkait strategi sukses dalam PKM.

Selain itu, universitas juga menyediakan dosen pembimbing untuk setiap proposal PKM mahasiswa, sehingga mereka bisa mendapatkan arahan dan masukan yang lebih terarah sebelum proposal diunggah ke Dikti.

“Kami juga memberikan dukungan moral dan finansial bagi mahasiswa yang serius mengikuti PKM. Wakil Rektor dan Kepala Bagian Kemahasiswaan siap mendampingi mahasiswa dalam setiap tahap penyusunan proposal,” tambahnya.

Strategi Lolos Pendanaan dan Target 2025

Universitas Mulia tidak hanya berhenti pada workshop pembekalan. Sebagai strategi untuk meningkatkan peluang lolos pendanaan, universitas akan mengadakan boot camp intensif yang melibatkan mahasiswa dan dosen pembimbing.

Foto bersama pemateri, dosen, dan mahasiswa di akhir acara sebagai simbol kolaborasi dalam mempersiapkan PKM 2025.

“Workshop ini adalah langkah awal, selanjutnya akan ada boot camp agar mahasiswa lebih siap dalam menyusun proposal yang kompetitif. Dengan cara ini, kami berharap setidaknya tiga proposal PKM mahasiswa Universitas Mulia bisa lolos pendanaan tahun ini. Bahkan, jika memungkinkan, kami ingin ada yang sampai ke Pimnas 2025,” harap Prof. Ahsin.

PKM, Inovasi, dan Reputasi Akademik Universitas Mulia

Lebih dari sekadar ajang kompetisi, PKM memiliki peran penting dalam meningkatkan reputasi akademik dan inovasi di Universitas Mulia. Prof. Ahsin menegaskan bahwa semakin banyak mahasiswa yang mendapatkan pendanaan PKM, maka prestasi akademik dan non-akademik kampus juga akan semakin meningkat.

“Dengan pendanaan PKM, mahasiswa bisa lebih aktif dalam publikasi ilmiah, menulis di media massa, hingga menghasilkan paten atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Selain itu, pengalaman dalam penelitian dan pengabdian akan menjadi bekal berharga bagi mereka setelah lulus dan memasuki dunia kerja,” tuturnya.

Suasana workshop yang berlangsung dengan penuh antusiasme, di mana peserta menyimak materi dengan serius untuk mempersiapkan proposal PKM yang berkualitas.

Workshop PKM 2025 ini menjadi langkah awal dalam membangun generasi mahasiswa Universitas Mulia yang inovatif, kompetitif, dan siap berkontribusi dalam dunia riset serta pengabdian masyarakat. Dengan dukungan penuh dari universitas, mahasiswa diharapkan dapat mencetak prestasi lebih tinggi dan mengharumkan nama Universitas Mulia di tingkat nasional.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 13 Maret 2025 – Universitas Mulia kembali menunjukkan komitmennya dalam membina mahasiswa untuk berprestasi melalui Workshop dan Pembekalan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Tahun 2025, yang diselenggarakan pada Hari Kamis, 13 Maret 2025. Acara ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi riset, kreativitas, dan inovasi dalam rangka menghadapi kompetisi PKM di tingkat nasional.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Sumardi, S.Kom., M.Kom., memberikan sambutan sekaligus motivasi kepada mahasiswa dalam Workshop PKM 2025 Universitas Mulia

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Sumardi, S.Kom., M.Kom., memberikan sambutan sekaligus motivasi kepada mahasiswa dalam Workshop PKM 2025 Universitas Mulia.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Sumardi, S.Kom., M.Kom., mengungkapkan rasa bangga atas antusiasme mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini. Beliau menegaskan bahwa PKM bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan juga sarana untuk mengasah keterampilan riset, membangun kerja sama tim, serta menciptakan solusi inovatif bagi permasalahan di masyarakat.

“Workshop ini dirancang untuk membekali mahasiswa dengan strategi dan teknik riset yang dapat mendukung kesuksesan proposal PKM mereka. Saya berharap para peserta dapat memahami esensi riset yang berkualitas, meningkatkan kemampuan menulis proposal secara sistematis, serta membangun jejaring dengan sesama mahasiswa dan dosen pendamping,” ujarnya.

Beliau juga mengapresiasi peran para dosen pendamping yang senantiasa membimbing mahasiswa dalam menyusun proposal PKM. Dengan kerja keras, dedikasi, dan konsistensi, diharapkan mahasiswa Universitas Mulia mampu bersaing dan meraih pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Suasana Workshop Riset PKM 2025 Universitas Mulia yang diikuti dengan antusias oleh mahasiswa dan dosen pendamping

Suasana Workshop Riset PKM 2025 Universitas Mulia yang diikuti dengan antusias oleh mahasiswa dan dosen pendamping

Dalam sambutannya, Sumardi juga memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk terus berusaha dan tidak takut gagal. Dengan penuh semangat, ia menutup pidatonya dengan yel-yel khas beliau, “Ubur-Ubur Ikan Lele, Semangat Puasanya Le!”, yang disambut meriah oleh para peserta.

Paparan Inspiratif dari Narasumber Berpengalaman
Workshop ini menghadirkan dua narasumber ahli dari Universitas Hasanuddin, yaitu Dr. Marlina Achmad, S.Pi., M.Si. dan Dr. Andi Aliah Hidayani, S.Si., M.Si., yang memberikan wawasan mendalam mengenai strategi sukses dalam PKM.

Dr. Marlina Achmad, S.Pi., M.Si., dari Universitas Hasanuddin, menyampaikan materi tentang strategi memilih topik riset inovatif dalam PKM.

Dalam pemaparannya, Dr. Marlina Achmad menekankan pentingnya memilih topik riset yang tidak hanya inovatif, tetapi juga aplikatif dan memiliki dampak nyata bagi masyarakat. Beliau mengajak mahasiswa untuk berpikir kreatif dalam menyusun proposal, serta memahami aspek kebaruan dan keberlanjutan dari penelitian yang diajukan.

Sementara itu, Dr. Andi Aliah Hidayani lebih banyak membahas tentang teknik penyusunan proposal yang menarik dan sistematis. Ia memberikan kiat-kiat khusus agar proposal PKM memiliki peluang lebih besar untuk lolos seleksi pendanaan. Salah satu poin yang ditekankannya adalah pentingnya keselarasan antara perumusan masalah, metodologi, serta luaran yang diharapkan.

Dr. Andi Aliah Hidayani, S.Si., M.Si., dari Universitas Hasanuddin, memberikan pemaparan mengenai teknik penyusunan proposal PKM yang sistematis dan berkualitas.

“Menulis proposal PKM bukan sekadar memenuhi syarat administratif, tetapi harus mampu menunjukkan gagasan yang solutif dan inovatif. Selain itu, jangan lupakan aspek keterbacaan dan sistematika yang baik, karena itu menjadi faktor penting dalam penilaian,” jelas Dr. Andi.

Antusiasme Mahasiswa dan Harapan ke Depan
Sepanjang sesi workshop, mahasiswa tampak sangat antusias mengikuti pemaparan dan aktif dalam sesi diskusi. Berbagai pertanyaan kritis diajukan, mulai dari pemilihan ide penelitian hingga strategi menghadapi tahap seleksi nasional.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan teknis, tetapi juga membangun semangat kompetitif di kalangan mahasiswa Universitas Mulia. Dengan bimbingan dari para narasumber dan dosen pendamping, diharapkan lebih banyak proposal PKM dari Universitas Mulia yang mampu menembus pendanaan nasional tahun ini.

Workshop ini menjadi langkah awal bagi mahasiswa Universitas Mulia untuk menciptakan karya-karya inovatif yang tidak hanya membanggakan almamater, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.

Humas UM (YMN)

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis foto bersama usai Sharing Session. Foto: Istimewa

UM – Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Mada Aditia Wardhana berhasil menerima pendanaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2024 yang diselenggarakan Ditjen Dikti. Atas keberhasilannya ini, Dr. Mada didapuk untuk sharing memberikan tips mendapatkan pendanaan kepada sesama dosen FEB lainnya, Kamis (13/6).

Sebelumnya, setidaknya lima orang dosen Universitas Mulia berhasil mendapatkan pendanaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2024 Ditjen Dikti. Mereka adalah Dr. Mada Aditia dari Prodi S1 Manajemen FEB dan Deddy Kurniawan dari Prodi S1 Sistem Informasi PSDKU Samarinda.

Kemudian Kana Kurnia dari Prodi S1 Hukum Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK), Nishia Waya Meray dari Prodi S1 Farmasi FHK dan Tina Tri Wulansari dari Prodi S1 Sistem Informasi PSDKU Samarinda.

“Pak Mada diminta untuk Sharing Session Penulisan Artikel Ilmiah dengan teman-teman dosen lainnya, terutama Prodi S1 Manajemen dan S1 Akuntansi, hari Kamis (13/6) kemarin pukul 9.00 Wita sampai dengan 16.00 Wita,” tutur Kaprodi S1 Manajemen Pudjiati, S.E., M.M.

Menurutnya, Sharing Session ini membahas bagaimana menulis artikel ilmiah dengan tepat.

“Diharapkan, dosen-dosen mendapatkan tips bagaimana membuat artikel yang bermutu dan akhirnya akan bisa mendapatkan hibah yang sering diadakan oleh Ristekdikti,” ujarnya.

Dr. Mada Aditia saat Sharing Tips Lolos Pendanaan Penelitian. Foto: Istimewa

Dr. Mada Aditia saat Sharing Tips Lolos Pendanaan Penelitian. Foto: Istimewa

Peserta Sharing Session sedang menyimak. Foto: Istimewa

Peserta Sharing Session sedang menyimak. Foto: Istimewa

Proposal penelitian Dr. Mada yang berjudul Penguatan Daya Saing Sumber Daya Manusia Industri Indonesia Melalui Workplace Learning berbasis KKNI, berhasil mendapatkan pendanaan untuk ruang lingkup Penelitian Dosen Pemula (PDP) Afirmasi.

Dalam Sharing Session ini, Dr. Mada menjelaskan proses atau alur sebuah penelitian. Dalam konsep meneliti harus sudah memiliki Roadmap penelitian sehingga akan memudahkan peneliti untuk penelitian berikutnya.

Diharapkan, terang Pudjiati, dengan adanya Sharing Session ini semakin banyak penelitian dosen FEB.

“Sehingga semakin banyak peluang untuk mengikuti hibah-hibah yang diadakan oleh Ristekdikti, dan yang lebih penting daripada itu, yaitu akan memenuhi standar kriteria penelitian bagi akreditasi Prodi Manajemen dan Prodi Akuntansi,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Provinsi Kalimantan Timur menggelar Seminar tentang Aliran Keagamaan Menyimpang, bertempat di Hotel Puri Senyiur, Jalan Ruhui Rahayu I, Samarinda, Rabu, (13/9). Foto: Istimewa

UM – Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Provinsi Kalimantan Timur menggelar Seminar tentang Aliran Keagamaan Menyimpang, bertempat di Hotel Puri Senyiur, Jalan Ruhui Rahayu I, Samarinda, Rabu, (13/9). Seminar bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Kaltim serta beberapa perguruan tinggi.

Susunan acara diawali dengan sambutan Ketua Panitia oleh Prof. Drs. H. Syahrumsyah Asri. Kemudian dilanjutkan Ketua Umum MUI Kaltim KH. Muhammad Rasyid dan Kepala BRIDA Kaltim Dr.M. Ir. H. Fitriansyah, ST, MM.

Dalam sambutannya, Fitriansyah berharap peneliti tidak hanya memaparkan hasil penelitiannya tentang aliran keagamaan menyimpang. Namun, juga disertai dengan tindaklanjut serta pola pembinaan yang sesuai bersama pihak yang berwenang dan juga model penanganan yang tepat.

Sementara itu, para peneliti yang terlibat berasal dari beberapa perguruan tinggi, antara lain dari Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda atau UINSI, yakni Prof. Dr. H. Zurqoni, M.Ag., Dr. Syahar Siti Inayah, M.Si., Dra. Ida Farida,M.Si, Bruri Yahya, S.H., M.Kn.

Kemudian dari Universitas Mulawarman antara lain Dr. Iman Surya, M.Si., Ridwan Idris, M.Si., Irma Suryani, S.H.., M.H serta dari Universitas Mulia Kampus Samarinda, yakni Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I dan Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom.

Narasumber Seminar yang diselenggarakan MUI Provinsi Kaltim di Samairnda, Rabu (13/9). Foto: Istimewa

Narasumber Seminar yang diselenggarakan MUI Provinsi Kaltim di Samairnda, Rabu (13/9). Foto: Istimewa

Tina Tri Wulansari saat memaparkan hasil penelitiannya. Foto: Istimewa

Tina Tri Wulansari saat memaparkan hasil penelitiannya. Foto: Istimewa

Kepada media ini, Tina Tri Wulansari mengatakan bahwa dirinya memaparkan tahapan penelitian, mulai dari tahapan pengambilan data dari media sosial sampai pada tahap analisis dan intepretasi.

Menurutnya, pengambilan data lewat media sosial saat ini sangat penting mengingat masyarakat pada umumnya menggunakannnya untuk menyebarkan informasi dan pemikiran secara luas dan cepat.

“Media sosial menjadi sarana penting untuk menyebarkan informasi dan pemikiran secara luas dan cepat. Di Kaltim teridentifikasi ada aliran menyimpang yang menggunakan media sosial Twitter sebagai publikasi dan penyeberan informasi,” ungkap Tina.

Dirinya bersama timnya kemudian melakukan pengumpulan data dari Twitter. “Penelitian ini dibatasi pada media sosial Twitter. Data yang diambil dari 1 Januari – 10 Juni 2023 menggunakan Key Word sesuai aliran yang diduga menyimpang,” tuturnya.

“Dugaan penyimpangan menggunakan indikator dari MUI yaitu 10 plus 1. Berdasarkan indikator tersebut, di Kaltim setidaknya terdapat sekitar 15 aliran yang diduga menyimpang,” tambah Tina.

Data yang dikumpulkan yang bersumber dari media sosial tersebut dipaparkan mengenai tren/isu, posters populer, time, lokasi posters, kecenderungan arah Tweet, kemudian dilakukan analisis sentimen.

“Untuk Posters Kaltim sendiri 99% arah Tweet adalah bermotif politik, yaitu mengaitkan tokoh seperti calon presiden dengan kelompok aliran tertentu,” pungkas Tina.

(SA/Puskomjar)

Kepala LPPM Universitas Mulia Richki Hardi, S.T., M.Eng saat memaparkan program LPPM di Ruang SmartClassroom Lantai 3, Rabu (5/4/2023). Foto: Nariza

UM – Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Mulia membuka usulan penelitian dan pengabdian masyarakat tahun 2023. Program ini disosialisasikan oleh Kepala LPPM Richki Hardi, S.T., M.Eng di Ruang SmartClassroom Lantai 3 White Campus, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Damai Bahagia Balikpapan, Rabu (5/4).

“Proposal sifatnya kompetitif ya Bapak Ibu, untuk penelitian kategori nasional disediakan kuota 25 proposal dengan dana masing-masing sebesar Rp 3.5 juta. Luaran wajib berupa laporan penelitian, publikasi nasional terindeks SINTA, dan penerbitan HKI (Hak Kekayaan Intelektual),” tutur Richki.

Menurut Richki, yang dimaksud kategori nasional adalah penelitian yang masuk dalam publikasi nasional. Meski tidak terbatas apabila di kemudian hari melakukan publikasi internasional.

Sedangkan untuk kategori internasional disediakan kuota lima proposal dengan besaran dana hibah masing-masing sebesar Rp 5.5 juta. “Luaran wajib sama, yang membedakan publikasi internasional terindeks Scopus,” tutur Richki.

Beberapa syarat agar dosen bisa mendapatkan hibah internal tersebut di antaranya adalah telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN), memiliki akun SINTA, dan tidak memiliki tanggungan laporan penelitian sebelumnya.

Selain hibah penelitian internal, Richki juga mendorong dosen untuk mengajukan proposal hibah pengabdian pada masyarakat. “Ini lebih banyak kuota 30 proposal dengan pendanaan masing-masing Rp 1.5 juta,” ungkap Richki.

Richki juga mendorong dosen untuk menerbitkan buku ajar sebagai hasil dari pelatihan yang telah diikuti pada tahun 2022 yang lalu. “Kuotanya tahun ini hanya 6 proposal, dengan nilai hibah masing-masing sebesar Rp 3 juta. Penerbit Universitas Mulia Press,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris LPPM Nariza Wanti Wulan Sari, S.Si., M.Si mengatakan pembukaan pengajuan proposal penelitian maupun pengabdian masyarakat mulai 10 April 2023. Pengumuman hasil seleksi proposal 9 Mei 2023. Penandatanganan kontrak hibah 31 Mei 2023. Sedangkan monitoring evaluasi dilakukan September 2023 mendatang.

“Kemungkinan seperti biasa pengajuan proposal ada perpanjangan waktu yang akan diumumkan kemudian,” tutur Nariza Wanti.

Di luar program hibah tersebut, dosen juga diharapkan dapat mendaftarkan inovasi atau produk kekayaan intelektual atas berbagai karya yang telah dibuatnya untuk mendapatkan HKI.

“Untuk prosedur pengajuan HKI di luar hibah penelitian, dosen dapat mendaftarkannya kepada program studinya masing-masing. Nanti program studi yang akan mendaftarkannya kepada LPPM. Lebih lengkap akan diinformasikan di website LPPM,” pungkas Nariza Wanti.

(SA/Puskomjar)

Sosoalisasi LPPM 2023
Ketua Program Studi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, M.Sc didampingi Apt. Murtiyana Sari, S.Farm., M.Clin.Pharm, salah satu dosen Farmasi yang aktif berbicara di forum Apotek Q24 serta seorang Laboran Farmasi Sapri, S.Si. Foto: Media Kreatif

UM – Program Studi Farmasi Fakultas Humaniora dan Kesehatan menggelar sosialisasi Roadmap Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Jumat (20/1/2023). Sosialisasi diikuti 42 orang mahasiswa, berlangsung di Ruang Eksekutif White Campus Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Balikpapan.

Ketua Program Studi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, M.Sc. mengatakan bahwa sosialisasi ditujukan kepada mahasiswa tahun masuk 2019 dan 2020. “Agar topik Skripsi dan rencana PKM (Program Kreativitas Mahasiswa Dikti mendatang) lebih terarah,” tutur Citta.

Menurutnya, dalam waktu dekat mahasiswanya pada tahun ini memasuki semester akhir dan harus menyusun tugas akhir. “Mereka harus fokus pada penyelesaian studi. Untuk itu, harus memiliki landasan penelitian dan penulisan tugas akhir agar terarah dan selaras dengan peminatan dan bidang keahlian yang diinginkan,” tuturnya.

Begitu juga dengan dosen yang akan memberikan bimbingan kepada mahasiswanya maupun akan melakukan tridarma, Citta berharap dosen bisa saling bersinergi satu sama lain, baik dengan sesama dosen maupun dengan mahasiswa untuk menghasilkan tujuan akhir yang bermanfaat bagi masyarakat. “Lebih terarah,” tuturnya.

Pada sosialisasi Roadmap ini, Citta didampingi Apt. Murtiyana Sari, S.Farm., M.Clin.Pharm, salah satu dosen Farmasi yang aktif berbicara di forum Apotek Q24 serta seorang Laboran Farmasi Sapri, S.Si.

Ketua Program Studi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, M.Sc didampingi Apt. Murtiyana Sari, S.Farm., M.Clin.Pharm, Foto: Media Kreatif

Ketua Program Studi Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, M.Sc didampingi Apt. Murtiyana Sari, S.Farm., M.Clin.Pharm, Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi Farmasi menyimak sosialisasi Roadmap Penelitian. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi Farmasi menyimak sosialisasi Roadmap Penelitian. Foto: Media Kreatif

Roadmap Penelitian Prodi Farmasi Universitas Mulia. Foto: tangkapan layar

Roadmap Penelitian Prodi Farmasi Universitas Mulia. Foto: tangkapan layar

Materi yang disampaikan dalam sosialisasi ini disusun oleh Tim Riset dan PKM FHK (perwakilan program studi farmasi) yang dibentuk oleh Dekan FHK, antara lain Rencana Pengembangan Prodi Farmasi, Roadmap Penelitian, dan Roadmap Pengabdian pada Masyarakat.

Citta mengamati beberapa permasalahan yang muncul khususnya di Kalimantan Timur. Di bidang kesehatan, menurutnya, distribusi tenaga kesehatan tampak belum merata dan kurangnya sarana prasarana serta layanan kesehatan bagi masyarakat miskin.

Di bidang kebudayaan, ia mengatakan belum meratanya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pelestarian dan pengamalan budaya lokal. Permasalahan juga muncul pada Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), masih minim kompetensi kewirausahaan, rendahnya minat berwirausaha serta belum tumbuhnya inkubasi bisnis.

“Nah, bagaimana Prodi Farmasi dapat berkontribusi dalam pemerataan layanan kesehatan bagi masyarakat? Bagaimana dapat berkontribusi dalam pelestarian dan pengamalan budaya lokal, dalam hal ini keanekaragaman hayati di Kaltim? Bagaimana berkontribusi agar terbentuk UMKM baru?” tuturnya.

Dengan mengetahui permasalahan dan bagaimana solusinya, Citta berharap dalam waktu yang tidak lama Prodi Farmasi memiliki Riset Unggulan pengembangan obat-obatan terstandar berbasis keanekaragaman hayati Kaltim.

Paparan Roadmap Penelitian yang dimulai tahun 2023 hingga 2027 mendatang dibagi tiga bidang keahlian, yakni Penelitian Bidang Keahlian Bahan Alam, Bidang Keahlian Analisis Farmasi, dan Bidang Keahlian Klinis.

Di tahun ini, misalnya, fokus penelitian bidang bahan alam meliputi, pertama eksplorasi tumbuhan khas Kaltim yang memiliki aktivitas farmakologi ethnomedicine dan kajian literatur. Tujuannya adalah inventarisasi tanaman berkhasiat obat khas Kaltim.

Kedua, fokus penelitian tentang eksplorasi senyawa dari ekstrak tumbuhan yang memiliki aktivitas biologi dan farmakologi melalui uji bioaktivitas dan uji farmakologi. Tujuannya, agar didapatkan tumbuhan yang memiliki potensi berkhasiat sebagai obat.

Dan yang ketiga, fokus penelitian tentang standarisasi simplisis dan ekstrak dari tumbuhan berkhasiat obat. Ada dua tujuan yang diharapkan, yakni agar dihasilkan bahan baku obat bahan alam yang terstandar. Dan menemukan formula jamu dan obat herbal terstandar.

(SA/Puskomjar)