Tag Archive for: fikom

Agus Wijayanto saat menerangkan materi pelatihan Networking Devices and Initial Configuration, Sabtu (3/5). Foto: Istimewa

UM – Program Studi S1 Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mulia menggelar pelatihan Networking Devices and Initial Configuration untuk siswa SMA/SMK, Sabtu (3/5). Pelatihan bertujuan untuk pemahaman dasar-dasar jaringan komputer, lengkap dengan sertifikat dan badge internasional dari Cisco Netacad.

Ketua Prodi TI, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom., yang juga menjadi narasumber utama dalam pelatihan ini, menyebutkan bahwa sebanyak 49 peserta berasal dari berbagai sekolah di Balikpapan, antara lain SMK Adzkiya, SMK Pertiwi Balikpapan, SMK Kartika V-1, SMK Negeri 6, dan SMK Airlangga.

Pelatihan dilaksanakan secara daring dengan dua metode pembelajaran: sinkronus (tatap muka online langsung) dan asinkronus (belajar mandiri). Fleksibilitas ini memungkinkan peserta untuk menyesuaikan waktu belajar, tanpa mengganggu aktivitas harian.

Materi yang disampaikan mencakup pemahaman perangkat jaringan, konfigurasi dasar, pengenalan teknologi Cloud dan Virtualisasi, hingga pengalamatan IP secara manual dan otomatis.

Peserta juga akan belajar menghitung skema pengalamatan IP, mengkonfigurasi perangkat Cisco, dan melakukan uji konektivitas jaringan menggunakan tools seperti Wireshark.

“Inti materi pelatihan adalah pengenalan perangkat jaringan, desain jaringan handal, simulasi protokol, konfigurasi dasar perangkat Cisco serta eksplorasi platform Netacad yang digunakan di Universitas Mulia,” ujar Agus.

Ia menambahkan, peserta yang mengikuti pelatihan hingga selesai dan menyelesaikan tugas yang diberikan akan memperoleh Certificate of Completion dan Badge dari Cisco Netacad, dokumen kredibel yang bisa menjadi nilai tambah di dunia kerja.

Siswa-siswi SMA/SMK peserta pelatihan daring tentang Networking Devices and Initial Configuration, Sabtu (3/5/2025). Foto: Istimewa

Siswa-siswi SMA/SMK peserta pelatihan daring tentang Networking Devices and Initial Configuration, Sabtu (3/5/2025). Foto: Istimewa

Selain memperkenalkan Netacad Academy, Agus juga mengenalkan berbagai platform pelatihan teknologi lainnya yang dimiliki Fakultas Ilmu Komputer, seperti Mikrotik Academy dan EC-Council Academy.

Peserta juga dikenalkan dengan keberadaan Himpunan Mahasiswa Teknologi Informasi (HIMATI) yang memiliki divisi PSDM sebagai penggerak pelatihan teknologi internal.

Pelatihan ini resmi dimulai pada Minggu, 27 April 2025 yang lalu, dan saat ini masih berlangsung setiap hari Sabtu dan Minggu sebanyak 12 hingga 14 kali pertemuan.

Bagi siswa yang ingin mengikuti program ini, cukup mengisi formulir pendaftaran dan bergabung dalam grup WhatsApp resmi.

Jangan lewatkan kesempatan berharga ini untuk memperkuat portofolio IT-mu sejak dini dan membuka jalan karier di bidang teknologi!

(SA/Kontributor)

Mahasiswa mengerjakan ujian tulis tanpa gadget atau Close Internet/Close Book. Foto: SA/Kontributor

UM – Pekan ini sesuai Kalender Akademik berlangsung Ujian Tengah Semester (UTS). Beberapa kelas tampak berlangsung ujian, baik ujian praktek di laboratorium maupun ujian teori di kelas, seperti tampak di White Campus, Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM), Senin (28/4) pagi.

Tampak mahasiswa datang lebih pagi dengan mengenakan atribut jas almamater merah marun, duduk di kursi sedang mengerjakan soal ujian. Mahasiswa serius mengerjakan secara manual, menulis jawaban di lembar kertas yang diberikan.

Beberapa kelas terlihat mahasiswa yang hanya menggunakan alat tulis saja untuk menulis jawaban, tanpa perangkat teknologi apapun, termasuk laptop maupun telepon seluler. Mereka harus menyimpan telepon seluler di dalam tas yang diletakkan di depan kelas.

Tetapi juga ada yang dibebaskan menggunakan telepon seluler yang terhubung jaringan Internet. Mereka boleh menggunakan perangkat teknologi untuk menjawab soal.

“Ya, betul. Untuk ujian yang mencegah penggunaan teknologi seperti laptop maupun telepon seluler, biasanya bentuknya rekognisi atau hafalan. Tapi sebenarnya bukan hafalan, lebih ke penguasaan konsep,” tutur seorang dosen.

Dengan menguasai konsep, lanjutnya, maka mahasiswa akan mampu menceritakan atau menarasikan dalam menjawab soal.

“Jawaban konsep biasanya lebih deskriptif, lebih jelas menggunakan gaya bahasa sendiri, tidak selalu tekstual persis seperti teks yang ada di buku,” tuturnya.

Menurutnya, hal ini sesuai dengan kaidah assessment dalam teori pendidikan, terutama untuk menilai penguasaan konsep dasar dan kemampuan menguraikan ide dengan bahasa sendiri.

Berdasarkan Taksonomi Bloom, dalam pengajaran ada ranah remembering, understanding, dan applying. Ujian manual ini fokus ke understanding, yakni mahasiswa menarasikan konsep, bukan sekadar menghafal teks.

Sedangkan ujian yang menggunakan perangkat teknologi Internet dan boleh buka buku, biasanya dalam bentuk analisis.

“Jawaban yang butuh analisis dan perancangan itu biasanya tidak bisa hanya sekadar hafalan, atau menulis berdasarkan contekan. Dipastikan setiap mahasiswa akan memiliki pemikiran yang berbeda,” ujarnya.

Berdasarkan teori konstruktivisme, pembelajaran dan evaluasi sebaiknya berbasis pada kemampuan mahasiswa membangun pengetahuan baru, bukan sekadar mengulang informasi.

Oleh karena itu, ujian berbasis analisis memerlukan higher-order thinking skills (HOTS), dan penggunaan sumber daya teknologi bukan cheat, jika soal menguji analisis, sintesis, dan evaluasi.

Meski menggunakan AI, mahasiswa harus memahami panduan etis, misalnya, menyebutkan sumber AI, memahami isi yang diberikan, dan tetap mengolah dengan pikirannya sendiri.

“Kalau mahasiswa sudah belajar sebelumnya, atau minimal mengerjakan materi sebelumnya, dia akan cepat menyelesaikan soal dengan cepat. Jadi, bisa dilihat nanti jawabannya seperti apa,” tambah dosen ini.

Usai ujian, dosen langsung melihat ragam jawaban UTS mahasiswa. “Sekilas, ada yang detail, ada yang simple sekali, tidak detail. Nah, yang ini jelas kurang,” jelasnya.

Mahasiswa mengerjakan ujian tulis dibantu dengan gadget masing-masing atau Open Internet/Book. Foto: Sa/Kontributor

Mahasiswa mengerjakan ujian tulis dibantu dengan gadget masing-masing atau Open Internet/Book. Foto: Sa/Kontributor

Laboratorium Komputer FIKOM siap digunakan untuk ujian maupun pelatihan. Foto: Tim Labkomp.

Laboratorium Komputer FIKOM siap digunakan untuk ujian maupun pelatihan. Foto: Tim Labkomp.

Pelaksanaan Ujian di Laboratorium Komputer

Sementara itu, di Laboratorium Komputer FIKOM juga berlangsung UTS berbasis komputer. Tampak dosen duduk di mejanya mengawasi ujian, sedangkan mahasiswa mengerjakan ujian.

Pekan sebelumnya, laboratorium komputer dipersiapkan oleh tim laboratorium FIKOM. Hal ini lantaran akan digunakan untuk pelaksanaan UTS Prodi S1 Farmasi, maupun pelatihan MS Office dan Google Drive siswa-siswi SMK Airlangga Balikpapan.

Dekan FIKOM Djumhadi, S.T., M.Kom mengatakan, pihaknya siap mendukung seluruh kegiatan dosen atau tenaga pendidik yang ingin menggunakan laboratorium komputer.

“Silakan mengajukan permohonan penggunaan laboratorium komputer, baik prodi yang ada di lingkungan FIKOM sendiri, maupun lintas prodi dan fakultas, bahkan antar perguruan tinggi atau komunitas IT Kota Balikpapan,” ujarnya.

Menurutnya, FIKOM terbuka untuk kegiatan akademik maupun non-akademik, selama dimanfaatkan dengan baik, tidak merusak, dan prosedural.

“Insya Allah, Tim Lab FIKOM siap menyukseskan kegiatan belajar mengajar di lingkungan Fakultas Ilmu Komputer dengan baik,” pungkas Subur Anugerah, Kepala Lab. Komputer FIKOM.

(SA/Kontributor)

Mahasiswa KKN di Kel. Lamaru, Kec. Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Senin (17/2). Foto: Istimewa

Di Kel. Lamaru, Kec. Balikpapan Timur

UM – Mahasiswa Universitas Mulia Balikpapan yang tergabung dalam Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengembangkan alat penyiraman otomatis berbasis Internet of Things (IoT) di Kelurahan Lamaru.

Inovasi ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mengoptimalkan penggunaan air dalam pertanian serta meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga.

Namun, Ketua Tim Muhammad As’ad Durrofiqi mengatakan, timnya menghadapi tantangan teknis maupun non-teknis di lapangan. Tim dituntut kreatif dan bekerjasama dalam mencari solusi.

Menurutnya, di lokasi KKN, ia mengidentifikasi beberapa tantangan yang sekaligus dicari solusinya. Tantangan tersebut antara lain jaringan internet yang tidak stabil. Padahal, alat IoT ini nantinya sangat bergantung pada jaringan Internet yang baik.

Kedua, lanjutnya, kurangnya pemahaman masyarakat yang menurutnya masih kurang dalam hal teknologi. Ia bersama timnya membuat panduan sekaligus sosialisasi pelatihan secara langsung.

Ketiga, kendala teknis saat perakitan dan pemasangan (instalasi). Kendala itu berupa kekurangan komponen IoT, seperti sensor cuaca yang tersedia di lokasi. Ia dan timnya pun mencari bahan lokal sebagai salah satu alternatif.

Ia bersama timnya mencoba mengembangkan alat penyiram otomatis tersebut dengan beberapa langkah. Di antaranya adalah, pertama, melakukan survei dan analisis kebutuhan.

Mahasiswa KKN di Kel. Lamaru, Kec. Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Senin (17/2). Foto: Istimewa

Mahasiswa KKN di Kel. Lamaru, Kec. Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Senin (17/2). Foto: Istimewa

Mahasiswa KKN sedang mencari solusi IoT untuk Pertanian di Kel. Lamaru, Kec. Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Senin (17/2). Foto: Istimewa

Mahasiswa KKN sedang mencari solusi IoT untuk Pertanian di Kel. Lamaru, Kec. Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Senin (17/2). Foto: Istimewa

Setelah itu, ia dan timnya melakukan perancangan alat berbasis kelembaban tanah yang dapat mengatur penyiraman air secara otomatis.

Setelah melakukan implementasi, ia dan timnya melakukan pemasangan dan uji coba. Setelah alat dinyatakan bekerja dengan baik, maka ia bersama timnya melakukan sosialisasi dan pelatihan.

Durrofiqi mengatakan, proyek ini menjadi tantangan besar bagi timnya lantaran harus mengintegrasikan teknologi IoT dengan kondisi lapangan yang belum sepenuhnya mendukung.

“Kami harus berpikir kreatif dalam menghadapi keterbatasan infrastruktur dan sumber daya. Namun, justru dari keterbatasan inilah kami mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga,” ujarnya.

Ia juga merasa bangga melihat antusiasme masyarakat setelah memahami manfaat sistem ini.

“Melihat warga mulai memahami dan menggunakan teknologi ini dengan baik adalah pencapaian terbesar bagi kami,” tambahnya.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, ia berharap program ini membawa dampak nyata bagi masyarakat Kelurahan Lamaru.

Dengan adanya sistem penyiraman otomatis berbasis IoT, para petani kini dapat menghemat waktu, tenaga, dan penggunaan air, sekaligus meningkatkan hasil pertanian secara lebih efisien.

(SA/Kontributor)

Para pemenang lomba dalam event Technofest 2025 yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia, Selasa (4/2). Foto: Media Kreatif

Lomba Ranking 1, UI/UX Design, Software Engineering, Computer Networking, dan Speed Typing

UM – Usai sudah lomba adu ketangkasan di bidang Teknologi Informasi, dalam Technofest 2025 yang digelar oleh Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia, Selasa (4/2). Hasilnya, berikut ini nama-nama para pemenang yang berhasil mendapatkan penghargaan.

Koordinator Panitia Tri Sudinugraha, S.Kom., M.Kom mengatakan, lomba dibuka oleh Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si, yang didahului sambutan Dekan FIKOM Djumhadi, S.T., M.Kom dan Ketua Pelaksana mulai pukul 08.30 WITA di Ballroom Cheng Ho.

“Setelah itu, bagi peserta Lomba Jaringan dan Pemrograman diarahkan menuju Laboratorium Pemrograman dan Laboratorium Jaringan Universitas Mulia. Lomba ini dilaksanakan secara serentak dan hasil akhir dari kedua lomba akan dinilai oleh dewan juri,” ujarnya.

Sedangkan di Ballroom Cheng Ho, digelar lomba mengetik cepat (Speed Typing) yang diikuti oleh perwakilan dari beberapa sekolah. Para peserta bersaing kecepatan mengetik dengan teks yang telah disediakan.

“Lomba Mengetik Cepat ini menggunakan sistem gugur, setiap dua peserta diadu hingga tersisa pemenang yang kemudian akan diadu kembali hingga diperoleh juara 1 dan 2,” terangnya.

Setelah lomba mengetik cepat, acara dilanjutkan dengan lomba Ranking 1 yang mengusung konsep seperti kuis Ranking 1. “Seluruh peserta diuji kemampuannya dalam menjawab pertanyaan dengan sistem gugur hingga terpilih satu orang sebagai juara,” terangnya.

Setelah itu, masih di tempat yang sama digelar lomba UI/UX Design. Peserta diwajibkan untuk mengumpulkan proposal ide karya terlebih dahulu saat pendaftaran.

“Di sini, karya-karya Desain UI/UX tersebut dipresentasikan di hadapan dewan juri. Sesi presentasi diakhiri dengan sesi tanya jawab dari dewan juri untuk menilai orisinalitas, kreativitas serta kesesuaian desain dengan tema yang telah ditentukan,” terangnya.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i bersama Wakil Rektor dan jajaran Fakultas Ilmu Komputer. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i bersama Wakil Rektor dan jajaran Fakultas Ilmu Komputer. Foto: Media Kreatif

Pemenang kedua lomba Ranking 1 Qolbi Zakin dari Prodi S1 Informatika tersenyum lebar. Foto: Media Kreatif

Pemenang kedua lomba Ranking 1 Qolbi Zakin dari Prodi S1 Informatika tersenyum lebar. Foto: Media Kreatif

Lomba Mengetik Cepat (Speed Typing) sedang bersiap-siap. Foto: Media Kreatif

Lomba Mengetik Cepat (Speed Typing) sedang bersiap-siap. Foto: Media Kreatif

Seorang peserta lomba pemrograman (Software Engineering) tingkat SMK. Foto: Media Kreatif

Seorang peserta lomba pemrograman (Software Engineering) tingkat SMK. Foto: Media Kreatif

Seorang peserta lomba jaringan komputer (Computer Networking) tingkat SMK. Foto: Media Kreatif

Seorang peserta lomba jaringan komputer (Computer Networking) tingkat SMK. Foto: Media Kreatif

Presentasi peserta lomba UI/UX Design dari ITK. Foto: Panitia Mahasiswa

Presentasi peserta lomba UI/UX Design dari ITK. Foto: Panitia Mahasiswa

Berikut nama-nama para pemenang masing-masing lomba dan asal sekolahnya.

Lomba Ranking 1

  1. Syakira Haningtyas, asal Universitas Mulia, Prodi S1 Informatika tahun 2022
  2. Qolby Zakin Sephiana, asal Universitas Mulia, Prodi S1 Informatika tahun 2023

Lomba UI/UX Design

  1. Alessandro Benaya Pinem, asal Institut Teknologi Kalimantan, Prodi S1 Informatika tahun 2021
  2. Muhamad Nico Arifin, asal Institut Teknologi Kalimantan, Prodi S1 Informatika tahun 2023

Lomba Mengetik Cepat (Speed Typing)

  1. Muhammad Fahmi Hanif, asal SMKTI Airlangga Samarinda – PPLG
  2. Muhammad Rafiluth Putraku Danatmaja, asal Universitas Mulia, Prodi S1 Sistem Informasi tahun 2023

Lomba Jaringan (Computer Networking)

  1. Anugerah Fakhriza Reswara, asal SMKTI Airlangga Samarinda Jurusan TJKT
  2. Adji Kurniawan Abdillah, asal SMK Kartika V-l Balikpapan Jurusan TKJ

Lomba Pemrograman (Software Engineering)

  1. Alfian Ramadani, asal SMK Negeri 2 Balikpapan Jurusan RPL
  2. Razi Maulana, asal SMKN 6 Balikpapan Jurusan RPL

Komentar Sebagian Pemenang

Ternyata, sebagian para pemenang telah mempersiapkan diri beberapa pekan sebelum pelaksanaan lomba digelar. Ini terungkap ketika peraih juara pertama lomba UI/UX Design Alessandro Benaya Pinem dari ITK mengaku telah mempersiapkan diri sebelumnya.

“Yang pasti aku cek dulu studi kasus yang relevan sekarang, karena studi kasus itu penting untuk kita nanti presentasi. Habis itu, kita rancang lagi ide dari solusi masalah yang ada di lapangan, terus kita buat solusinya dan itu langsung kita buatkan desain aplikasinya,” ujarnya.

Alessandro menambahkan, dirinya mengerjakan proposal Desain UI/UX tersebut dengan mempelajari langsung di lapangan selama satu pekan. Sedangkan untuk mengerjakan desain membutuhkan waktu dua hari.

“Eh, kalau kami sih awal-awal rapat dulu ya, brainstorming storming dulu, menyatukan ide dulu. Habis itu, kita bikin page list-nya, terus habis itu desain-desainnya begitu,” tambah Reno, satu kelompok dengan Nico Arifin dari ITK.

Nico dan kawan-kawan hanya membutuhkan waktu empat hari menyusun proposal. Mereka mengaku dibantu para seniornya dalam menyusun proposal.

Sementara itu, Adji Kurniawan Abdillah, pemenang kedua lomba Jaringan Komputer mengatakan dirinya tidak mengira akan menjadi salah satu pemenang.

“Saya tidak menyangka bisa menang dapat juara dua di kontes jaringan dan juga saya senang mengikuti acara ini sampai selesai,” kata Adji.

Adji yang datang bersama dua orang temannya, Nur Aisyah Kiranti dan Aura Syifa itu sejak awal cukup menyadari bahwa tidak mungkin semua peserta akan memenangkan lomba.

“Ya, nggak mungkin semua orang menang, tapi yang kalah juga hebat kok. Kalau kesan saya sih acaranya sudah bagus banget, asik. Acaranya asik banget, banyak kegiatan yang menghibur juga walaupun nggak menang tetap ada hadiah doorprize dari kakak-kakak,” kata Aisyah Kiranti.

Ketika ditanya apa rencana setelah lulus SMK, mereka menjawab dengan berbeda-beda. Adji menyebut dirinya sejak awal sekolah ingin bekerja sesuai bidangnya, Aisyah ingin melanjutkan ke perguruan tinggi ITK dan Universitas Mulia, sedangkan Aura ingin kuliah sambil bekerja.

Oke deh. Hebat-hebat. Selamat ya! Semoga sukses semua!

(SA/Kontributor)

Foto bersama Rektor bersama Wakil Rektor dan jajaran pejabat Universitas Mulia dan seluruh peserta dan panitia Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Rangkaian Technofest 2025, Ada Lomba UI/UX Design, Jaringan Komputer, dan Ranking 1

UM – Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia menggelar Festival Technologi Technofest yang diisi dengan berbagai lomba untuk siswa SMA dan SMK se-Kota Balikpapan, Selasa (4/2). Lomba antara lain UI/UX Design, Jaringan Komputer, Ranking 1, Mengetik Cepat, dan Software Engineering atau pemrograman yang diikuti oleh 50 orang peserta.

Dekan FIKOM Djumhadi, S.T., M.Kom dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini diharapkan akan menjadi wadah bagi anak-anak para generasi muda untuk berinovasi, belajar, dan berkontribusi dalam memajukan teknologi di masa depan.

“Semoga kegiatan ini menjadi pengalaman yang cukup berharga serta meningkatkan semangat untuk terus belajar dan berkarya,” tuturnya, seraya tersenyum.

Menurutnya, lomba yang digelar dalam sehari ini menekankan para peserta tidak perlu risau, baik menang maupun kalah. Di dalam setiap kompetisi, tambahnya, yang terpenting adalah proses belajar dan semangat untuk berkembang.

“Kalah menang itu sudah biasa. Jadi, bagi siapa yang menang, saya ucapkan selamat. Yang kalah, jangan putus asa, belajar lebih giat lagi,” ujarnya.

Djumhadi berharap, Festival Teknologi atau Technofest FIKOM akan terus dilanjutkan penyelenggaraannya di tahun depan dan tahun yang akan datang.

Senada, Rektor Universitas Mulia Balikpapan Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si menyambut hangat para peserta lomba yang terlihat antusias.

“Selamat datang di Kampus Universitas Mulia. Kampus kita adalah kampus berbasis teknologi dengan visi akan menghasilkan wirausahawan baru berbasis technopreneur. Jadi, itu adalah visi kita,” tutur Rektor, menyapa peserta.

Rektor menyebut beberapa nama sekolah yang mengirimkan pesertanya untuk mengikuti lomba yang didominasi dari Kota Balikpapan. Di antaranya adalah SMK Negeri 6, SMK Negeri 3, SMK Negeri 1, SMA Integral Luqman Al Hakim, SMK Kartika, SMAIT Al-Aulia, SMK Negeri 5, dan yang terjauh SMKTI Airlangga Samarinda.

“SMK TI Airlangga Samarinda. Oke, selamat datang, ya. Sangat jauh perjalanan, jam berapa dari Samarinda ini baru nyampai ke sini? Oke, jam 06.00, ya. Terima kasih, ya, telah hadir walaupun jauh dari Samarinda,” sapa Rektor.

Selain itu, turut hadir peserta mahasiswa dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dan Universitas Mulia, yang didominasi dari program studi yang ada di bawah naungan Fakultas Ilmu Komputer.

“Saya selaku pimpinan Universitas Mulia mengucapkan terima kasih dan penghargaan serta apresiasi kepada Dekan Fakultas Komputer yang telah melaksanakan kegiatan ini, yaitu dengan nama FIKOM Techno Fest 2025,” tutur Rektor.

Rektor setuju kegiatan ini digelar secara berkelanjutan, karena dinilai memberikan manfaat bagi generasi muda di Kota Balikpapan, agar termotivasi dan memiliki wadah yang rutin untuk mengasah kemampuan dan keterampilan di bidang teknologi informasi.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i, M.Si saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Djumhadi, S.T., M.Kom saat memberikan sambutan Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Djumhadi, S.T., M.Kom saat memberikan sambutan Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Tampak sebagian peserta dari SMA/SMK di Kota Balikpapan dan Samarinda. Foto: Vio/Media Kreatif

Tampak sebagian peserta dari SMA/SMK di Kota Balikpapan dan Samarinda. Foto: Vio/Media Kreatif

“Jadi, ini suatu kegiatan yang saya kira sangat memberikan manfaat kepada pencerdasan, kepada mengasah kemampuan dari para siswa, siswa yang ada di Kota Balikpapan untuk mencoba berkompetisi, menjadi siswa-siswa yang berprestasi di bidang teknologi dan informasi,” tutur Rektor.

Pasalnya, menurut Rektor, di era disrupsi 4.0 mengharuskan manusia untuk melakukan perubahan secara masif dalam sistem dan tatanan kehidupan, terutama bisnis akibat inovasi teknologi.

Bagi generasi saat ini, lanjutnya, perubahan tersebut tidak begitu terasa dirasakan, jika dibanding generasi para pendahulu yang lebih dulu mengenal tidak adanya teknologi informasi dan komunikasi.

“Tetapi, kami-kami yang sudah tua ini merasakan era itu. Ketika dulu kita kuliah, kalau ingin kita melakukan kumpul-kumpul begini, nggak ada handphone pada saat itu, yang ada saat itu wartel, warung telkom namanya,” tutur Rektor.

Namun, tambahnya, era saat itu kini telah menjadi kenangan, berganti dengan kemajuan teknologi informasi, media sosial, yang bagi generasi saat ini, kapanpun bisa berkomunikasi setiap saat.

“Saya itu sampai S1, karena saya selesai S1 tahun 89, saya masih menggunakan mesin tik. Jadi, skripsi kita itu kalau misalkan konsultasi satu halaman itu ada salah, misalkan dua kata dicoret sama dosen pembimbing, harus satu halaman kita ganti dan itu harus diketik,” kisahnya.

“Jadi, mengetik itu harus pintar lagi, harus rata kanan. Bagaimana caranya bisa rata kanan? Itu harus pintar-pintar, naluri spasi. Jadi misalnya mengetik satu kata, ada spasi, kira-kira kanan itu bisa rata. Coba repotnya pada saat itu,” tambahnya.

Saat ini, perubahan perilaku juga banyak dirasakan para generasi sebelumnya. Salah satu contohnya, kehadiran stop-kontak atau colokan listrik.

“Kalau dulu kita pergi ke suatu tempat, yang kita cari itu adalah apa, ya? Cari minum, cari makan. Kalau sekarang sampai ke satu tempat, yang dicari itu colokan. Benar, nggak?” ujarnya.

Perubahan perilaku masyarakat yang cenderung ringkas dan cepat dalam memenuhi kebutuhan teknologi, diikuti oleh berbagai industri lainnya, mulai dari rumah sakit, perhotelan, pendidikan, dan lainnya.

“Dan adik-adik mahasiswa dan para pelajar semua, hidup di era ini dan 30 tahun kemudian itu adalah masa di mana para mahasiswa yang sekarang yang menjadi pemilik dan berkontribusi dari pembangunan di Indonesia, apalagi menjelang yang namanya Indonesia Emas tahun 2045,” tuturnya.

Untuk itulah, Rektor menekankan pentingnya upaya mengasah kemampuan, mengasah inovasi yang harus dilakukan sedini mungkin.

“Kegiatan ini perlu kita berikan apresiasi,” tutur Rektor.

Rektor berharap Fakultas Ilmu Komputer secara reguler dan berkelanjutan menggelar Festival Teknologi sehingga akan lahir siswa-siswa di Kota Balikpapan yang berprestasi yang memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi.

Rektor juga mengenalkan tiga program studi di bawah Fakultas Ilmu Komputer, antara lain S1 Informatika, S1 Teknologi Informasi, dan S1 Sistem Informasi. Ketiga program studi ini sangat cocok untuk mengembangkan talenta di bidang teknologi informasi.

Selain itu, Rektor juga berharap lima program studi baru mulai dibuka untuk tahun 2026 mendatang dan sudah keluar SK-nya. Di antaranya adalah S1 Desain Komunikasi Visual, S1 Teknik Sipil, S1 Teknik Industri, S1 Teknologi Pangan.

Rektor menutup sambutan dengan mengutip pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, “Change will not come if we wait for some other person or some other time. We are the ones we’ve been waiting for, we are the change that we seek.

“Perubahan itu tidak akan datang jika kita menunggu orang, jika kita menunggu orang lain atau waktu lain. Kita adalah orang-orang yang kita tunggu-tunggu, kita adalah perubahan yang akan kita cari,” pungkasnya, sekaligus secara resmi membuka lomba.

(SA/Kontributor)

Humas Universitas Mulia, 16 Januari 2025—Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia sukses menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Agama Islam dengan tema “Panduan Praktis Mengurus Jenazah”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 10 Januari 2025 lalu, di Ballroom Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia, Balikpapan.

Kuliah Umum MKDU Agama Islam

Kuliah umum ini menghadirkan Ustadz Haji Salmani, S.E., sebagai dosen tamu yang memberikan pemaparan mendalam tentang tata cara pengurusan jenazah sesuai syariat Islam. Acara ini diprakarsai oleh Dosen Pengampu MKDU Agama Islam, Lisda Agustina, S.Ag., M.Pd., yang bertujuan memperkaya pemahaman mahasiswa terhadap salah satu konsep penting dalam ajaran Islam.

Dalam sambutannya, Lisda Agustina menyampaikan pentingnya pemahaman mendalam terhadap konsep fardhu kifayah yang meliputi pengurusan jenazah.

“Pengurusan jenazah merupakan salah satu konsep penting dalam ajaran Islam yang menekankan tanggung jawab kolektif umat untuk memenuhi kebutuhan esensial masyarakat. Konsep ini tidak hanya relevan dalam konteks ibadah, tetapi juga berdampak pada berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial. Pemahaman yang mendalam tentang fardhu kifayah akan membantu kita menjadi individu yang lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat dan lebih bertanggung jawab dalam menjalankan peran kita masing-masing.”

Dosen Pengampu MKDU Agama Islam, Lisda Agustina, S.Ag., M.Pd.

Lisda juga menambahkan apresiasinya kepada Ustadz Haji Salmani yang saat ini menjabat sebagai pembina fardhu kifayah di Masjid Istiqomah, Balikpapan.

“Kehadiran Ustadz Haji Salmani, S.E., beserta tim merupakan kesempatan yang sangat berharga. Saya berharap teman-teman mahasiswa dapat memperoleh wawasan baru yang bermanfaat tidak hanya untuk dunia akademik tetapi juga kehidupan bermasyarakat. Jangan ragu untuk berdiskusi dan bertanya. Insya Allah, selain pemaparan materi, kita juga akan melakukan praktik langsung tata cara mengurus jenazah,” ujar Lisda.

Praktik Mengafani Mayyit oleh Mahasiswa

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Bagian HRD Universitas Mulia, Drs. Achmad Priyanto, dalam sambutannya. Beliau menekankan pentingnya ilmu pengurusan jenazah sebagai bagian dari kewajiban seorang Muslim.

“Mengurus jenazah adalah kewajiban fardhu kifayah bagi umat Islam. Kita semua pada dasarnya adalah calon jenazah, sehingga memahami tata cara pengurusan jenazah dengan baik dan benar menjadi sebuah keharusan. Kematian seseorang harus diurus dengan sebaik-baiknya, sebagaimana seseorang dilahirkan ke dunia.”

Praktek Mengafani Mayyit oleh Mahasiswi

Drs. Achmad Priyanto juga mengapresiasi kerja sama yang terjalin dengan pihak-pihak terkait, khususnya rombongan pembina dari Muhammadiyah, serta berterima kasih kepada dosen-dosen Universitas Mulia atas terselenggaranya acara ini.

“Kami sangat berterima kasih atas kerja sama yang terjalin dan berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut. Semoga mutu pembelajaran di Universitas Mulia semakin meningkat dan materi yang kita pelajari hari ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.”

Acara ini mendapatkan antusiasme tinggi dari mahasiswa yang aktif bertanya dalam sesi diskusi. Kuliah umum kemudian dilanjutkan dengan sesi praktik tata cara pengurusan jenazah, mulai dari memandikan, mengafani, menshalatkan, hingga menguburkan jenazah.

Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa FIKOM Universitas Mulia tidak hanya mendapatkan ilmu akademik, tetapi juga memiliki kesadaran spiritual yang lebih baik serta mampu memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Humas UM (YMN)

Mahasiswa memanfaatkan sarana foto booth menjadikan kenang-kenangan. Foto: Vio/Media Kreatif
Technofest IT FIKOM, Seminar Membahas Dampak, Peluang, dan Inovasi AI dalam Berbagai Aspek Kehidupan

UM – Kamis, (19/12), Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia menjadi saksi perhelatan seminar Teknologi AI yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) bekerja sama dengan NVIDIA dan Bitracom.

Seminar ini tidak hanya menyoroti kecanggihan teknologi AI, tetapi juga menjawab berbagai pertanyaan seputar dampaknya pada kehidupan profesional dan pendidikan.

Sesi tanya jawab menjadi sorotan utama. Sejumlah mahasiswa dari berbagai program studi melontarkan pertanyaan kritis kepada dua narasumber, Irwan Chandra dari NVIDIA Indonesia dan konten kreator Ilham Subki Wijaya.

Kekhawatiran tergantikannya manusia oleh AI hingga peluang AI di masa depan menjadi tema diskusi yang menarik.

Sesi tanya jawab kedua narasumber, Irwan Chandra dan Ilham Subki Wijaya, dengan moderator Ir. Richki Hardi, S.T., M.Eng. Foto: Vio/Media Kreatif

Sesi tanya jawab kedua narasumber, Irwan Chandra dan Ilham Subki Wijaya, dengan moderator Ir. Richki Hardi, S.T., M.Eng. Foto: Vio/Media Kreatif

Mahasiswa mencoba perangkat AI besutan vendor ternama NVIDIA di Universitas Mulia, Kamis (19/12). Foto: Vio/Media Kreatif

Mahasiswa mencoba perangkat AI besutan vendor ternama NVIDIA di Universitas Mulia, Kamis (19/12). Foto: Vio/Media Kreatif

Berikut ini ringkasan beberapa pertanyaan menarik dan relevan yang diajukan oleh para mahasiswa dan dosen Universitas Mulia.

AI itu Membantu, Bukan Menggantikan Kreativitas Manusia

Diko, mahasiswa Prodi Informatika, mempertanyakan nasib pekerja kreatif di era AI.

“AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi akan menjadi alat yang memaksimalkan kreativitas. AI membutuhkan input dari manusia. Pekerja seni, misalnya, bisa menggunakan AI untuk mempercepat proses kreatif tanpa kehilangan sentuhan personal,” kata Irwan Chandra.

Penjelasan ini menggarisbawahi bahwa teknologi AI adalah mitra, bukan pesaing.

Efisiensi Energi dan Lingkungan

Farhan, mahasiswa yang bekerja yang sebagai Software Engineer, mengangkat isu efisiensi energi GPU NVIDIA di tengah krisis global warming.

Irwan Chandra menjelaskan bahwa teknologi GPU generasi terbaru sudah didesain untuk konsumsi daya lebih rendah dengan performa lebih tinggi.

“Kami tidak hanya fokus pada inovasi performa tetapi juga efisiensi energi, mengurangi dampak lingkungan,” tegasnya.

Peluang Kolaborasi Lintas Bidang

Mahasiswa non-IT pun turut serta dalam diskusi, mempertanyakan relevansi AI bagi bidang mereka, seperti Farmasi.

Ilham Subki Wijaya memberikan contoh kolaborasi antara farmasi dan informatika dalam riset obat dan manajemen stok obat menggunakan AI.

“Kolaborasi lintas disiplin dapat menghasilkan solusi inovatif, seperti sistem diagnosis berbasis AI untuk kesehatan,” jelasnya.

Pemanfaatan AI untuk Pendidikan dan Penelitian

Moderator seminar, Richki Hardi, menyoroti potensi AI seperti ChatRTX untuk penelitian ilmiah.

Ilham Subki menjelaskan keunggulan ChatRTX yang menggunakan dataset spesifik, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih terverifikasi dibandingkan AI generik lainnya.

“Sebagai contoh, tadi saya tunjukkan bahwa di dataset terdapat 115 jurnal yang tersimpan. Jadi, jawaban yang diberikan ChatRTX akan merujuk hanya pada jurnal-jurnal tersebut. Dengan pendekatan ini, setiap tanggapan yang diberikan oleh ChatRTX selalu berdasarkan referensi valid yang telah kita simpan,” ujarnya.

Kabar ini menjadi angin segar bagi mahasiswa maupun dosen yang menghadapi tantangan besar dalam penyusunan skripsi dan jurnal ilmiah.

Peluang Mahasiswa dalam Membangun Ibu Kota Nusantara (IKN)

Syanisa Mutho’an Nafil, mahasiswa Prodi Informatika, bertanya tentang peran mahasiswa dalam memanfaatkan AI untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Ilham Subki mengatakan, AI memiliki peluang luas, seperti penggunaan computer vision untuk memprediksi kemacetan dan teknologi scan wajah yang meningkatkan efisiensi transportasi.

“AI bisa diterapkan di banyak hal, dari prediksi kemacetan hingga manajemen real estate,” ujarnya.

Irwan Chandra menambahkan, pentingnya penguasaan dasar STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) oleh mahasiswa untuk memahami dan memanfaatkan AI secara optimal.

Ia mendorong mahasiswa memanfaatkan teknologi AI untuk mempercepat pembelajaran dan mengadaptasi solusi dari negara lain.

Pandangan ini memotivasi mahasiswa untuk menjadikan AI sebagai pendorong utama pembangunan IKN yang lebih canggih dan efisien.

AI sebagai Pemberdaya Konten Kreator

Hadrian, seorang konten kreator, bertanya tentang peran AI dalam mengatasi tantangan dunia kreatif.

Irwan Chandra menerangkan bagaimana AI, seperti teknologi noise cancellation, membantu meningkatkan kualitas audio dan efisiensi produksi. “Dengan AI, biaya produksi bisa ditekan tanpa mengorbankan kualitas,” ujarnya.

Seminar ini tidak hanya memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan kritis, tetapi juga menanamkan pemahaman bahwa AI adalah alat yang mampu memberdayakan manusia di berbagai bidang.

Seperti yang dikatakan Irwan Chandra, “AI tidak akan menjadi manusia super, tetapi kita bisa menjadi manusia super dengan memanfaatkan AI.”

(SA/Kontributor)

Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) bekerja sama dengan NVIDIA dan Bitracom Balikpapan menggelar seminar dengan tema NVIDIA Powers the World’s AI and Yours, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Kamis (19/12). Seminar ini merupakan rangkaian Festival Teknologi Informasi atau Technofest IT yang digelar FIKOM. Foto: Vio/Media Kreatif

UM – Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) bekerja sama dengan NVIDIA dan Bitracom Balikpapan menggelar seminar dengan tema NVIDIA Powers the World’s AI and Yours, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Kamis (19/12). Seminar ini merupakan rangkaian Festival Teknologi Informasi atau Technofest IT yang digelar FIKOM.

Pada kesempatan ini, para narasumber, yakni Irwan Chandra dan Ilham Subki Wijaya, memperkenalkan produk-produk AI terbaru yang dapat digunakan untuk efisiensi dan produktivitas inovasi perguruan tinggi.

Chandra, Direktur CV. Bitracom Informatika mengawali sambutan, mengucapkan terima kasih kepada Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, Wakil Rektor, Dekan, Kepala Lembaga beserta seluruh jajaran pimpinan, dosen, dan mahasiswa Universitas Mulia.

“Kalau saya boleh cerita sedikit, nama gedung yang kita pakai ini adalah Cheng Ho. Sejarah Cheng Ho itu secara ringkas tahun 1400, yaitu memimpin tujuh ekspedisi mengarungi lautan sampai ke Asia dan Afrika,” ujar Chandra.

Tujuan Cheng Ho ditugaskan untuk melakukan ekspedisi, lanjutnya, adalah untuk mencari wilayah baru, destinasi baru, dan kesempatan baru.

“Kami berharap kolaborasi antara Universitas Mulia dan Bitracom dapat membuka peluang baru untuk mengembangkan teknologi AI, menjadikannya sebagai ‘Cheng Ho Teknologi’ yang membawa inovasi dan dampak nyata bagi masa depan,” harap Chandra.

Chandra, Direktur CV. Bitracom Informatika mengawali sambutannya. foto: Vio/Media Kreatif

Chandra, Direktur CV. Bitracom Informatika mengawali sambutannya. foto: Vio/Media Kreatif

Irwan Chandra, pembicara pertama, membuka diskusi dengan menggambarkan perjalanan teknologi AI. Foto: Vio/Media Kreatif

Irwan Chandra, pembicara pertama, membuka diskusi dengan menggambarkan perjalanan teknologi AI. Foto: Vio/Media Kreatif

Ilham Subki Wijaya memperkenalkan diri dari Gadgets.id sebagai Content Creator di YouTube. Foto: Vio/Media Kreatif

Ilham Subki Wijaya memperkenalkan diri dari Gadgets.id sebagai Content Creator di YouTube. Foto: Vio/Media Kreatif

Mahasiswa mencoba perangkat AI besutan vendor ternama NVIDIA di Universitas Mulia, Kamis (19/12). Foto: Vio/Media Kreatif

Mahasiswa mencoba perangkat AI besutan vendor ternama NVIDIA di Universitas Mulia, Kamis (19/12). Foto: Vio/Media Kreatif

AI: Dari Masa Lalu ke Masa Depan

Irwan Chandra, pembicara pertama, membuka diskusi dengan menggambarkan perjalanan teknologi AI. “Perkembangan AI mulai terlihat signifikan sejak tahun 2012-2013, tetapi lonjakan besar terjadi pada 2018-2019,” jelasnya.

AI, menurutnya, adalah kemampuan komputer untuk meniru kecerdasan manusia, dan teknologi ini berkembang pesat sejak hadirnya Neural Processing Unit (NPU), yang memungkinkan komputer memproses tugas AI secara lebih efisien.

Tak hanya itu, Irwan menyoroti bagaimana AI telah menjadi bagian dari komputasi modern. Teknologi NVIDIA RTX, misalnya, memungkinkan akselerasi komputasi hingga tingkat yang sebelumnya tidak terbayangkan.

Dengan kemampuan menjalankan aplikasi AI secara lokal, perangkat modern kini mampu memberikan respons cepat tanpa tergantung server jarak jauh.

AI dalam Dunia Kreatif

Dalam sesi yang menggugah minat para kreator konten, Irwan menyoroti peran NVIDIA dalam mendukung lebih dari 125 aplikasi berbasis AI, mulai dari pengeditan video hingga broadcasting. Teknologi seperti NVIDIA DLSS, Broadcast, dan Omniverse dirancang untuk mempercepat proses kreatif hingga beberapa kali lipat dibandingkan perangkat standar.

“Bayangkan, laptop dengan RTX 4090 dapat menyelesaikan tugas delapan kali lebih cepat dibandingkan MacBook Pro dalam beberapa skenario,” katanya.

Ia juga memamerkan teknologi Canvas, yang memungkinkan kreator membuat sketsa dan elemen visual dengan mudah, dan NVIDIA Broadcast yang mampu meningkatkan kualitas meeting online dengan fitur noise reduction dan eye contact adjustment.

AI untuk Gaming dan Pengembangan

Industri gaming juga tidak luput dari pembahasan. Dengan lebih dari 150 juta gamer di Indonesia, NVIDIA membawa inovasi seperti RTX Remix, alat gratis untuk memodifikasi game lama, dan NVIDIA ACE for Gamers, yang memberikan kecerdasan pada karakter dalam game.

“Karakter dalam game kini dapat berinteraksi lebih dinamis dengan pemain, memberikan pengalaman gaming yang lebih imersif,” tambah Irwan.

Selain itu, teknologi DLSS telah meningkatkan performa lebih dari 400 game, membuktikan bahwa AI tidak hanya mendukung kreator tetapi juga komunitas gamer secara luas.

Teknologi GPU: Pendukung Revolusi AI

Semua inovasi AI yang dibahas tidak terlepas dari peran GPU RTX. NVIDIA menawarkan pilihan GPU dengan performa beragam, seperti RTX 4060 hingga RTX 4090, yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna dari berbagai kalangan.

GPU ini kini tersedia di laptop dan desktop, memberikan fleksibilitas bagi pengguna untuk menjalankan aplikasi berbasis AI sesuai kebutuhan.

AI: Alat untuk Manusia Super

Irwan menutup presentasinya dengan pesan yang menginspirasi dari CEO NVIDIA Jensen Huang, yang mengatakan, “AI adalah alat untuk membantu manusia menjadi lebih baik, bukan untuk menggantikan manusia.”

Dalam pandangannya, AI seharusnya digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas hidup manusia, layaknya kalkulator yang mempermudah penghitungan.

AI: Alat untuk Animasi dan Gaming

Narasumber kedua, Ilham Subki Wijaya, mengawali dengan mengucapkan terima kasih untuk NVIDIA Indonesia, Bitracom, dan Universitas Mulia.

“Saya baru tahu kalau universitas ini umurnya belum begitu tua dan kampusnya bagus sekali. Dari sekian banyaknya roadshow, jujur, aula di sini adalah yang paling keren yang pernah saya temui,” kata Ilham.

Ilham memperkenalkan diri dari Gadgets.id sebagai Content Creator di YouTube. “Kerjaan saya biasanya nyobain beberapa komponen-komponen komputer, baik PC desktop ataupun laptop. Kebetulan lagi ngulik-ngulik AI dan sering diundang beberapa vendor untuk mendemokan AI,” katanya.

Hardware untuk AI PC (Khususnya 3D Content)

Karena kerjaan saya biasanya nge-review hardware, di sini saya ingin memperkenalkan hardware-hardware yang memang digunakan, terutama untuk AI PC dan spesifik untuk 3D content (animasi dan gaming).

Hardware untuk AI di antaranya adalah NPU, GPU, dan AI Cloud. Ketiganya, menurutnya, adalah prosesor. Jadi, AI dikerjakan oleh CPU, tapi GPU, NPU, dan GPU di cloud adalah akselerator.

“AI akselerator adalah chip yang spesifik untuk perhitungan matematis. Jadi, belajar matriks dan statistik itu penting untuk develop AI,” ujar Ilham.

Ia kemudian menjelaskan perbedaan NPU, GPU, dan Cloud GPU.

NPU biasa terdapat di laptop, tujuannya untuk efisiensi. NPU mengerjakan hal-hal basic seperti background blur. Contoh, jika laptop ada fitur Microsoft Studio Effect, berarti ada NPU di prosesornya.

“Aplikasi Audacity juga bisa jalan di NPU,” ujarnya.

GPU (RTX) memiliki kemampuan lebih luas lagi. Bisa untuk ComfyUI (generative image dengan node workflow), realtime generative image, dan DLSS (Deep Learning Super Sampling).

Sedangkan Cloud yang digunakan untuk AI seperti ChatGPT, Suno, Hagen, Copilot yang tidak berjalan lokal. Ada yang gratis dan berbayar. “Tetapi dengan RTX, karena jalannya lokal, jadi gratis, kecuali software yang memerlukan subscription,” ujarnya.

Pemanfaatan AI dalam Animasi

“Di sini saya mendemokan pembuatan animasi 30 detik dalam satu hari dengan ComfyUI (untuk still image, texturing), Cloud AI dengan Tripo (untuk membuat aset 3D), Blender (untuk pose, bukan untuk bikin animasi), dan live portrait (untuk dialog). Lalu, untuk merangkai videonya dapat memanfaatkan CapCut,” terang Ilham.

Nvidia Chat RTX

Ilham menerangkan penggunaan Nvidia Chat RTX, yang merupakan LLM (Large Language Model) lokal.

“Saya sudah menyiapkan satu folder jurnal berisi 115 jurnal yang dijadikan dataset. Apapun yang ditanya mengenai supply chain dan management risk, jawaban diberikan dan juga referensi jurnalnya,” ujar Ilham.

Model Chat RTX baru bisa berjalan dengan Bahasa Inggris, tapi bisa dilakukan finetuning jika ingin menggunakan Bahasa Indonesia.

Perbandingan Generate Image dengan CPU dan GPU RTX

Ilham kemudian mendemokan dua stable diffusion dengan prompt yang sama “one car in the mountain“.

Satu menggunakan CPU core i7 13700H yang memakan waktu sekitar 5 menit untuk 1 gambar dengan load 100%. Sementara, stable diffusion yang menggunakan RTX 4070 memakan waktu sekitar 26 detik untuk 10 gambar.

“Jadi, GPU RTX lebih cepat dan efisien untuk generative image. CPU tidak dioptimalkan untuk tugas tersebut,” ujarnya.

Sedangkan implementasi AI pada Gaming, NVIDIA dengan DLSS bisa memperkecil resolusi lalu di-upscale. Dengan adanya AI, kualitas gambar bisa tetap dipertahankan, performa pun lebih tinggi.

Ilham mengakhiri presentasi dengan pesan yang bijak. “AI adalah tools tambahan untuk memaksimalkan dan membuat pekerjaan kita lebih efisien. Pintar-pintarlah belajar matematika agar jago develop AI,” ujarnya.

Semua hal tentang AI perlu akselerator yang tepat dan software perlu di-coding untuk memaksimalkan GPU, Tensor Core, dan CUDA.

“Jika kita menggunakan RTX, maka banyak fitur AI yang dapat digunakan secara lokal, tanpa berbayar. Hal ini juga dapat menjaga privasi data perusahaan atau kampus,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Mahasiswa mencoba perangkat AI besutan vendor ternama NVIDIA di Universitas Mulia, Kamis (19/12). Foto: Vio/Media Kreatif

Universitas Mulia Teken Kerjasama dengan Mitra Perusahaan

UM – Dalam sesi Talkshow seminar teknologi Artificial Intelligence (AI), para narasumber menekankan bahwa kecerdasan artifisial bukanlah ancaman, melainkan alat yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan mendorong inovasi. Mahasiswa didorong untuk menguasai AI dan mengintegrasikannya dalam berbagai bidang.

Hal ini terungkap dalam seminar yang digelar Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) bekerja sama dengan NVIDIA dan Bitracom Balikpapan, dengan tema NVIDIA Powers the World’s AI and Yours, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Kamis (19/12).

Dalam kesempatan ini, juga dilakukan penandatanganan kerjasama oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i selaku Rektor Universitas Mulia dengan Candra selaku Direktur CV. Bitracom Informatika.

Dua orang narasumber tampil sebagai pembicara, yakni Irwan Chandra selaku SBPC Manager NVIDIA Indonesia dan Ilham Subki Wijaya, seorang Digital Creator Tech Reviewer Gadgets.id dan moderator Ir. Richki Hardi, S.T., M.Eng serta MC Tiara Rafandini.

Seminar diikuti lebih kurang 300 orang peserta, yang didominasi mahasiswa Universitas Mulia serta dari perguruan tinggi lain hingga siswa-siswi SMK. Sebagian dari peserta yang beruntung mendapatkan doorprize serta hadiah bagi pemenang lomba NVIDIA Canvas Competition.

Seminar mengupas produk teknologi berbasis AI bersama NVIDIA, salah satu vendor ternama dunia yang bergerak dalam industri semikonduktor, teknologi grafis, kecerdasan artifisial, dan komputasi paralel.

Dengan mengenalkan berbagai macam teknologi berbasis AI tersebut, diharapkan mahasiswa maupun dosen mampu memanfaatkannya untuk berbagai keperluan dan produktivitas dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, dalam kesempatan ini diwakilkan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P, M.Eng dalam sambutannya mengatakan, menyambut hangat kedatangan pihak NVIDIA.

Dalam kesempatan ini, juga dilakukan penandatanganan kerjasama yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i selaku Rektor Universitas Mulia dengan Candra selaku Direktur CV. Bitracom Informatika. Foto: Vio/Media Kreatif

Dalam kesempatan ini, juga dilakukan penandatanganan kerjasama yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i selaku Rektor Universitas Mulia dengan Candra selaku Direktur CV. Bitracom Informatika. Foto: Vio/Media Kreatif

Salah seorang narasumber Irwan Chandra saat memaparkan presentasinya. Foto: Vio/Media kreatif

Salah seorang narasumber Irwan Chandra saat memaparkan presentasinya. Foto: Vio/Media kreatif

Foto bersama panitia dan seluruh peserta Semina tentang Teknologi AI bersama NVIDIA. Foto: Vio/Media Kreatif

Foto bersama panitia dan seluruh peserta seminar tentang Teknologi AI bersama NVIDIA. Foto: Vio/Media Kreatif

Seminar ini, menurutnya, sangat positif mengingat perkembangan AI saat ini cukup masif. Hadirnya Meta AI yang masuk ke dalam grup WhatsApp bersama dengan chat GPT dan teknologi AI lainnya semakin mendekatkan kepada masyarakat luas.

Kini, kehadiran AI telah menyentuh hampir setiap aspek kehidupan masyarakat. Banyak orang, tanpa disadari, telah memanfaatkan teknologi AI dalam berbagai tools dan aplikasi.

“Peran AI, khususnya bagi programmer, sangat signifikan. Apa yang dahulu membutuhkan proses manual panjang, kini bisa diselesaikan dengan cepat dan efisien berkat AI,” ujarnya.

Namun, tambahnya, ia mengingatkan bahwa AI hanyalah alat. Keberhasilannya bergantung pada desain, model, dan pemanfaatan yang tepat oleh penggunanya. Oleh karena itu, mahasiswa diingatkan untuk memperdalam ilmu pengetahuan tentangnya.

Ia mengatakan, seminar ini merupakan momentum penting, terutama bagi mahasiswa, dosen, dan sivitas akademika pada umumnya. Tidak terbatas pada program studi Informatika, tetapi juga terbuka lintas program studi untuk berinovasi dan lebih produktif dalam memanfaatkan AI.

“Kami berterima kasih kepada NVIDIA dan Bitracom yang telah berkontribusi dalam acara ini, sekaligus memberikan semangat baru di momen Dies Natalis Universitas Mulia. Semoga kegiatan ini menginspirasi kolaborasi lintas program studi dan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Senada, Dekan FIKOM Djumhadi, S.T., M.Kom, usai seminar yang berlangsung sejak siang sampai menjelang Maghrib ini mengatakan, mahasiswa mendapatkan wawasan tentang teknologi terkini dan inovasi AI dari para narasumber.

“Kita jadi tahu ada yang namanya Chat RTX ya kan, yang bisa kita gunakan untuk menyusun makalah ilmiah, artikel ilmiah seperti jurnal, skripsi, thesis, sampai disertasi yang menggunakan referensi,” ujarnya.

“Kami berharap kegiatan seperti ini, yang kita sebut Technofest IT FIKOM, Festival Teknologi Informasi, menjadi agenda tahunan Fakultas Ilmu Komputer sehingga diharapkan terus mendorong inovasi dan kolaborasi lintas industri,” tambahnya.

Ia berharap kegiatan serupa ke depan dengan memperluas cakupan tema dan melibatkan lebih banyak pelaku industri serta akademisi. Seminar ini diharapkan dapat menciptakan solusi yang lebih berdampak untuk tantangan global.

“Semoga Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia terus menjadi pelopor dalam memajukan teknologi yang inklusif, bermanfaat, dan berkelanjutan bagi masa depan,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Isa Rosita menerima piagam penghargaan sebagai narasumber dalam Seminar MGMP Matematika SMK di Universitas Balikpapan, Kamis (28/11). Foto: Istimewa

Disampaikan pada Seminar MGMP Matematika SMK di Universitas Balikpapan

UM – Dosen S1 Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia Isa Rosita, S.Kom., M.Cs memaparkan materi tentang Teknologi dalam Pembelajaran Matematika, pada Seminar MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Matematika SMK di Universitas Balikpapan, Kamis (28/11).

Seminar dibuka oleh Plh Kepala Cabang Wilayah 1 Dinas Pendidikan Kaltim Dr. Winarno, M.Pd dan diikuti para guru matematika dari berbagai SMK di Balikpapan. Hadir pula Dekan FKIP Universitas Balikpapan Dr. H. Sugianto, MM turut memberikan sambutan.

Seminar ini membahas potensi teknologi untuk mengubah cara siswa belajar matematika, menjadikan proses pembelajaran lebih efektif, menarik, dan relevan.

Dalam paparannya, Isa Rosita memulai dengan menyoroti pentingnya matematika sebagai ilmu dasar yang mendukung berbagai bidang seperti sains, teknologi, dan pengambilan keputusan sehari-hari.

Namun, banyak siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit karena sifatnya yang abstrak dan kurangnya metode pembelajaran yang inovatif.

“Matematika memiliki peran sentral dalam kehidupan, tetapi sering kali dianggap menakutkan oleh siswa karena cara penyampaiannya yang kurang menarik,” ujar Isa.

Dalam pemaparannya, Isa menjelaskan bahwa perkembangan teknologi telah menghadirkan peluang baru dalam pembelajaran matematika.

Aplikasi interaktif seperti GeoGebra, Wolfram Alpha, dan MATLAB membantu siswa memvisualisasikan konsep matematika yang kompleks. Teknologi ini juga memungkinkan pembelajaran yang lebih personal dan interaktif.

“GeoGebra, misalnya, sangat efektif dalam membantu siswa memahami geometri dan aljabar secara interaktif,” terang Isa Rosita.

Isa menyoroti pentingnya visualisasi dalam memahami konsep abstrak seperti kalkulus dan geometri ruang. Dengan bantuan teknologi, siswa dapat memanipulasi objek geometris dan memahami hubungan antar elemen secara dinamis.

“Animasi dan simulasi memberikan pengalaman belajar yang berbeda. Siswa dapat melihat bagaimana variabel berubah secara real-time,” tambahnya.

Selain alat interaktif, platform seperti Khan Academy dan YouTube memungkinkan siswa belajar kapan saja dan di mana saja. Materi dalam bentuk video atau animasi membantu siswa memahami topik matematika dengan lebih mudah.

“Video pembelajaran memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk belajar sesuai kecepatan mereka,” kata Isa.

Foto bersama Dekan FKIP Dr Sugianto, Dr. Winarno, M.Pd, panitia, narasumber dan seluruh peserta para guru MGMP Matematika SMK. Foto: Istimewa

Foto bersama Dekan FKIP Dr Sugianto, Dr. Winarno, M.Pd, panitia, narasumber dan seluruh peserta para guru MGMP Matematika SMK. Foto: Istimewa

Dekan FKIP Universitas Balikpapan Dr. H. Sugianto, MM saat memberikan sambutan. Foto: Istimewa

Dekan FKIP Universitas Balikpapan Dr. H. Sugianto, MM saat memberikan sambutan. Foto: Istimewa

Isa Rosita memaparkan materinya dalam Seminar MGMP Matematika SMK di Universitas Balikpapan, Kamis (28/11). Foto: Istimewa

Isa Rosita memaparkan materinya dalam Seminar MGMP Matematika SMK di Universitas Balikpapan, Kamis (28/11). Foto: Istimewa

AI dan Pembelajaran Adaptif

Teknologi berbasis kecerdasan artifisial (AI) juga menjadi sorotan. Dengan AI, siswa dapat belajar secara adaptif sesuai kemampuan mereka. Sistem pembelajaran berbasis AI mampu menilai kekuatan dan kelemahan siswa serta menyediakan latihan yang relevan.

“AI memungkinkan pembelajaran yang benar-benar personal,” tegas Isa.

Selain itu, Isa juga membahas potensi penggunaan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) dalam pembelajaran matematika. Teknologi ini memungkinkan siswa berinteraksi dengan objek matematika dalam ruang tiga dimensi, menjadikan pengalaman belajar lebih imersif.

“Dengan VR, siswa dapat ‘masuk’ ke dunia matematika dan melihat langsung bagaimana konsep-konsep abstrak bekerja,” jelasnya.

Manfaat Teknologi dalam Pembelajaran Matematika

Dalam presentasinya, Isa memaparkan tiga manfaat utama teknologi dalam pembelajaran matematika. Di antaranya adalah, pertama, pemanfaatan teknologi meningkatkan pemahaman lewat visualisasi konsep abstrak seperti integral dan teori bilangan.

Kedua, pemanfaatan teknologi yang Interaktif dan Personal akan menyesuaikan materi pembelajaran Matematika sesuai kebutuhan siswa.

Dan yang ketiga, pemanfaatan teknologi akan menjangkau akses yang lebih luas. Pembelajaran digital memungkinkan akses pendidikan hingga daerah terpencil.

Meskipun membawa banyak manfaat, penggunaan teknologi juga menghadapi tantangan. Isa menyoroti kesenjangan digital, ketergantungan pada perangkat, dan kualitas konten sebagai isu yang perlu ditangani.

“Tidak semua siswa memiliki akses ke perangkat dan internet, terutama di daerah terpencil,” katanya.

“Selain itu, kualitas konten pembelajaran harus tetap dijaga agar sesuai dengan standar pendidikan,” tambahnya.

Dalam penutupnya, Isa menyampaikan bahwa teknologi adalah kunci untuk mengubah cara siswa belajar matematika. Dengan pendekatan yang tepat, teknologi dapat mengatasi tantangan pembelajaran tradisional dan membuka peluang baru di masa depan.

“Teknologi seperti AI, AR, dan VR memiliki potensi besar untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa di seluruh dunia. Namun, kita perlu bekerja sama untuk memastikan teknologi ini inklusif dan efektif,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)