Tag Archive for: fikom

Safii memperlihatkan Vending Machine Cerdas: Mesin penjual otomatis bertenaga surya yang dapat dikontrol dan dimonitor melalui aplikasi smartphone. Foto: Media Kreatif

UM – Suasana Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia menjadi lebih semarak pada hari Jumat, 15 Agustus 2025. Sebanyak 52 santriwati tingkat SMP dan SMA dari PKBM Ma’had Ummu Sulaim Balikpapan, didampingi oleh tiga guru, memadati ruang laboratorium untuk mengikuti kegiatan outing class bertajuk Sains Pengenalan Robotik.

Kunjungan edukatif ini bertujuan untuk membuka wawasan para siswi terhadap dunia sains dan teknologi secara langsung.

Acara yang merupakan kolaborasi antara Yayasan Ummu Sulaim dan FIKOM Universitas Mulia ini disambut hangat. Kegiatan dimulai dengan sesi pemaparan yang dibawakan oleh Muhammad Safii, salah seorang dosen ahli di bidang robotika.

Dalam materinya, Safii menjelaskan perkembangan teknologi robotik dari masa ke masa serta memperkenalkan platform-platform yang ramah bagi pemula seperti Scratch, RemoteXY, dan Arduino IDE.

“Tujuan kami adalah menunjukkan bahwa robotika itu tidak serumit yang dibayangkan. Dengan aplikasi yang tepat, siswa-siswi di usia sekolah sudah bisa mulai membuat proyek sederhana dan memahami logikanya,” jelas Safii.

Serunya Mengendalikan Robot dengan Smartphone

Puncak antusiasme para siswi terjadi saat sesi demonstrasi. Tidak hanya melihat, mereka diberi kesempatan untuk merasakan langsung bagaimana mengendalikan sebuah robot battle war menggunakan aplikasi di smartphone masing-masing.

Gelak tawa dan sorak sorai terdengar saat mereka dengan gesit menggerakkan robot-robot di arena, membuktikan bahwa belajar teknologi bisa menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan dan interaktif.

Kegiatan ini sejalan dengan permintaan dari pihak Ummu Sulaim, yang salah satu alumninya dari Universitas Mulia, Niken Larasati, berharap adanya simulasi singkat agar para siswi mendapatkan gambaran nyata. FIKOM Universitas Mulia menjawabnya dengan pengalaman praktik yang jauh lebih mendalam.

Sebanyak 52 santriwati tingkat SMP dan SMA dari PKBM Ma'had Ummu Sulaim Balikpapan, didampingi oleh tiga guru, memadati ruang laboratorium untuk mengikuti kegiatan outing class bertajuk Sains Pengenalan Robotik. Foto: Media Kreatif

Sebanyak 52 santriwati tingkat SMP dan SMA dari PKBM Ma’had Ummu Sulaim Balikpapan, didampingi oleh tiga guru, memadati ruang laboratorium untuk mengikuti kegiatan outing class bertajuk Sains Pengenalan Robotik. Foto: Media Kreatif

Tidak hanya melihat, mereka diberi kesempatan untuk merasakan langsung bagaimana mengendalikan sebuah robot battle war menggunakan aplikasi di smartphone masing-masing. Foto: Media Kreatif

Tidak hanya melihat, mereka diberi kesempatan untuk merasakan langsung bagaimana mengendalikan sebuah robot battle war menggunakan aplikasi di smartphone masing-masing. Foto: Media Kreatif

Kunjungan ditutup dengan tur singkat mengelilingi kampus, alah satunya dengan adanya gedung baru Fakultas Teknik yang megah. Foto: Media Kreatif

Kunjungan ditutup dengan tur singkat mengelilingi kampus, salah satunya dengan adanya gedung baru Fakultas Teknik yang megah. Foto: Media Kreatif

Melihat Langsung Inovasi Mahasiswa, Dari Smart Farming hingga Vending Machine

Setelah sesi praktik, para siswi diajak melakukan room tour ke laboratorium robotika untuk melihat berbagai hasil karya tugas akhir (skripsi) mahasiswa FIKOM. Mereka diperlihatkan proyek-proyek inovatif seperti:

  • Smart Aquaponic: Sistem akuaponik pintar yang terintegrasi.
  • Smart Farming: Prototipe pertanian cerdas untuk mengoptimalkan hasil panen.
  • Vending Machine Cerdas: Mesin penjual otomatis bertenaga surya yang dapat dikontrol dan dimonitor melalui aplikasi smartphone.

Vending machine tersebut menjadi pusat perhatian. Salah seorang guru pendamping bahkan bertanya mengenai estimasi biaya pembuatannya.

“Untuk sebuah prototipe tugas akhir seperti ini, biayanya sekitar 5 jutaan Rupiah,” jawab Safii, memberikan gambaran bahwa inovasi canggih bisa dimulai dari skala yang terjangkau.

Kunjungan ditutup dengan tur singkat mengelilingi kampus. Para guru, terutama yang merupakan alumni Universitas Mulia, mengungkapkan kekagumannya terhadap perkembangan pesat kampus, salah satunya dengan adanya gedung baru Fakultas Teknik yang megah.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru bagi para siswi Ma’had Ummu Sulaim, tetapi juga menguatkan citra FIKOM Universitas Mulia sebagai pusat pendidikan teknologi yang aplikatif, inovatif, dan terbuka.

Bagi calon mahasiswa baru, pengalaman seperti ini menjadi bukti bahwa kuliah di FIKOM Universitas Mulia bukan hanya tentang teori, melainkan tentang menciptakan, berkarya, dan menjadi bagian dari masa depan teknologi.

(SA/Kontributor)

“Outcome-Based Education bukan soal mengganti dokumen, tapi mengganti cara berpikir tentang pendidikan itu sendiri. Di Universitas Mulia, kami tidak hanya menyusun kurikulum—kami sedang membangun budaya belajar yang berorientasi pada hasil nyata.”
Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Mulia, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng.

Humas Universitas Mulia, 4 Juni 2025 — Universitas Mulia kembali menunjukan komitmennya dalam merespons perubahan paradigma pendidikan tinggi melalui penerapan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE). Dalam wawancara eksklusif bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik, disampaikan bahwa transformasi kurikulum ini bukan sekadar perubahan administratif, melainkan pergeseran cara pandang terhadap seluruh proses pembelajaran.

“Transformasi kurikulum dengan pendekatan OBE bukan soal dokumen semata, melainkan soal cara pandang terhadap proses pembelajaran itu sendiri,” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik. “Kami memulai langkah strategis ini dengan membangun pemahaman mendasar terlebih dahulu—bahwa Outcome-Based Education berangkat dari kemampuan akhir pembelajaran, bukan sekadar menghabiskan materi pembelajaran.”

Selama empat hari penyelenggaraan workshop kurikulum, para ketua program studi dan dosen tidak hanya menyusun dokumen kurikulum, tetapi juga didampingi untuk memahami filosofi OBE secara menyeluruh. Peserta diajak untuk mengidentifikasi profil lulusan, menyusun capaian pembelajaran, hingga memetakannya secara hierarkis.

Peserta workshop dari berbagai program studi tampak menyimak serius pemaparan materi kurikulum berbasis OBE yang disampaikan oleh narasumber.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap dosen memahami bahwa perubahan ini menyentuh cara kita merancang, menyampaikan, dan menilai pembelajaran secara menyeluruh,” tegasnya.

Salah satu fondasi penting dalam implementasi OBE adalah sistem asesmen yang akurat dan terstruktur. Universitas Mulia menegaskan bahwa kesiapan sistem informasi pembelajaran menjadi langkah awal yang vital.

“Kami memastikan bahwa sistem informasi pembelajaran kami siap untuk mendukung pelaksanaan asesmen yang mengacu langsung pada setiap sub-CPMK di tiap mata kuliah,” terang beliau.

Melalui sistem ini, dosen didorong untuk merancang, melaksanakan, dan merekam asesmen secara terdokumentasi. Di samping itu, peran Gugus Kendali Mutu di tingkat program studi diaktifkan kembali untuk memantau kesinambungan antara capaian dan penilaian.

Peserta membentuk Focus Group Discussion (FGD) dalam kelompok kecil berdasarkan fakultas masing-masing untuk mendiskusikan penyusunan profil lulusan dan capaian pembelajaran.

Sebelum workshop berlangsung, seluruh fakultas dan program studi telah lebih dulu melakukan lokakarya internal serta FGD eksternal bersama pemangku kepentingan strategis, termasuk mitra industri, asosiasi profesi, dan alumni. Masukan mereka dijadikan acuan langsung dalam menyusun profil lulusan dan struktur mata kuliah.

“Beberapa mata kuliah bahkan disesuaikan berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan langsung di lapangan kerja, termasuk penambahan CPMK berbasis problem solving dan kemampuan praktis,” jelasnya.

Lebih jauh, Universitas Mulia juga mulai merancang kurikulum yang selaras dengan skema sertifikasi nasional. Kolaborasi aktif dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) internal yang terafiliasi dengan BNSP menjadi langkah konkret untuk memudahkan mahasiswa memperoleh sertifikasi kompetensi.

“Beberapa unit kompetensi sudah mulai dipetakan agar terintegrasi langsung dalam mata kuliah tertentu, sehingga proses sertifikasi tidak menjadi beban tambahan, tetapi bagian dari proses belajar,” ungkapnya.

Terkait kesiapan sumber daya manusia, khususnya dosen, penguatan kapasitas menjadi prioritas berikutnya. Universitas membuka ruang partisipasi dosen dalam berbagai program pelatihan dan sertifikasi yang relevan.

“Kami percaya bahwa dosen perlu terus upgrading tidak hanya dalam hal pedagogi, tetapi juga pada perkembangan teknologi, industri, dan standar kompetensi yang terus bergerak cepat,” jelasnya.

Akhirnya, semua inisiatif akademik ini tidak berjalan dalam ruang hampa, tetapi dirancang secara selaras dengan roadmap institusi. Dengan Universitas Mulia yang saat ini berada pada fase Research and Innovation, strategi akademik diarahkan untuk membentuk budaya riset dan integrasi dengan dunia industri.

Wakil Rektor I Bidang Akademik, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., saat memaparkan konsep dan arah strategis pengembangan kurikulum di lingkungan Universitas Mulia.

“Kami mendorong program studi untuk memperbanyak mata kuliah berbasis proyek, kolaborasi riset dosen-mahasiswa, serta integrasi pembelajaran dengan studi kasus riil dari dunia kerja,” pungkasnya.

Transformasi kurikulum ini bukan sekadar langkah teknis, melainkan representasi dari visi Universitas Mulia dalam mencetak lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap berkarya dan memimpin perubahan.

Humas UM (YMN)

Dekan FIKOM, “Siapkan Lulusan Siap Kerja dan Berdaya Saing Global!”

Humas Universitas Mulia, 2 Juni 2025 Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia secara aktif menyusun dan merancang kurikulum terbaru berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang terintegrasi dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Langkah strategis ini dilakukan dalam rangka menjawab tantangan dunia kerja digital yang terus berkembang pesat, sekaligus memperkuat posisi lulusan FIKOM sebagai talenta yang adaptif dan kompeten secara profesional.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, memberikan arahan sekaligus membuka kegiatan penyusunan kurikulum berbasis OBE, KKNI, dan SKKNI di lingkungan Universitas Mulia.

Dekan FIKOM, Bapak Djumhadi, S.T., M.Kom., dalam wawancaranya menjelaskan bahwa pendekatan kurikulum terbaru ini memiliki perbedaan yang sangat mendasar dibandingkan kurikulum sebelumnya.

“Kurikulum yang lama lebih fokus pada apa yang diajarkan oleh dosen. Selama dosen sudah menyampaikan materi dan mahasiswa mengikuti ujian, itu dianggap cukup. Namun, tidak selalu apa yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,” tuturnya.

Sebaliknya, pendekatan OBE menitikberatkan pada hasil akhir pembelajaran, yaitu kompetensi nyata yang harus dimiliki mahasiswa setelah lulus.

“Bukan sekadar paham teori pemrograman, tetapi juga mampu mengembangkan aplikasi, bekerja dalam tim, melakukan presentasi, dan beradaptasi dengan teknologi baru. Semua proses pembelajaran didesain untuk mendukung pencapaian tersebut,” ujarnya.

Integrasi SKKNI dalam kurikulum juga menjadi pijakan penting dalam menjamin relevansi lulusan terhadap kebutuhan industri nasional. SKKNI, sebagai panduan resmi dari pemerintah mengenai kompetensi kerja di setiap sektor, digunakan sebagai acuan dalam merancang capaian pembelajaran.

Para Dekan dan Ketua Program Studi Universitas Mulia dengan khidmat menyimak pemaparan dari narasumber dalam sesi materi penyusunan kurikulum terpadu.

“Kami merujuk pada SKKNI untuk menentukan kemampuan-kemampuan apa saja yang wajib dimiliki lulusan. Misalnya, jika disebut bahwa seorang programmer harus mampu mengembangkan aplikasi web, maka kami pastikan mahasiswa benar-benar belajar dan praktik membangun aplikasi web secara nyata,” jelas Djumhadi.

Dampak dari pergeseran paradigma kurikulum ini diproyeksikan akan memberikan keuntungan signifikan bagi mahasiswa FIKOM. Mereka tidak hanya memperoleh pemahaman teoritis, tetapi juga pengalaman praktis dan portofolio karya digital seperti aplikasi, video, desain, hingga konten kreatif lainnya. Lebih jauh lagi, kurikulum ini membuka peluang integrasi dengan sertifikasi profesi nasional maupun internasional, seperti Microsoft, Cisco, atau Adobe, sebagai bukti pengakuan atas keahlian mahasiswa.

Ketua Program Studi Farmasi, Ibu Apt. Warrantia Citta Citti Putri, S.Farm., M.Sc., menyampaikan pendapat dan pertanyaan kritis dalam sesi diskusi penyusunan kurikulum berbasis capaian pembelajaran.

“Dengan kurikulum baru ini, mahasiswa FIKOM tidak hanya lulus dengan ijazah, tetapi juga dengan karya, pengalaman kerja tim, kemampuan komunikasi, dan pemikiran kritis yang sangat dibutuhkan di dunia kerja saat ini,” tambahnya.

Transformasi kurikulum ini merupakan bagian dari upaya besar Universitas Mulia dalam menyelaraskan pendidikan tinggi dengan kebutuhan industri digital, memperkuat kualitas lulusan, serta mendukung agenda nasional dalam penguatan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing global.

Humas UM (YMN)

Agus Wijayanto saat menerangkan materi pelatihan Networking Devices and Initial Configuration, Sabtu (3/5). Foto: Istimewa

UM – Program Studi S1 Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mulia menggelar pelatihan Networking Devices and Initial Configuration untuk siswa SMA/SMK, Sabtu (3/5). Pelatihan bertujuan untuk pemahaman dasar-dasar jaringan komputer, lengkap dengan sertifikat dan badge internasional dari Cisco Netacad.

Ketua Prodi TI, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom., yang juga menjadi narasumber utama dalam pelatihan ini, menyebutkan bahwa sebanyak 49 peserta berasal dari berbagai sekolah di Balikpapan, antara lain SMK Adzkiya, SMK Pertiwi Balikpapan, SMK Kartika V-1, SMK Negeri 6, dan SMK Airlangga.

Pelatihan dilaksanakan secara daring dengan dua metode pembelajaran: sinkronus (tatap muka online langsung) dan asinkronus (belajar mandiri). Fleksibilitas ini memungkinkan peserta untuk menyesuaikan waktu belajar, tanpa mengganggu aktivitas harian.

Materi yang disampaikan mencakup pemahaman perangkat jaringan, konfigurasi dasar, pengenalan teknologi Cloud dan Virtualisasi, hingga pengalamatan IP secara manual dan otomatis.

Peserta juga akan belajar menghitung skema pengalamatan IP, mengkonfigurasi perangkat Cisco, dan melakukan uji konektivitas jaringan menggunakan tools seperti Wireshark.

“Inti materi pelatihan adalah pengenalan perangkat jaringan, desain jaringan handal, simulasi protokol, konfigurasi dasar perangkat Cisco serta eksplorasi platform Netacad yang digunakan di Universitas Mulia,” ujar Agus.

Ia menambahkan, peserta yang mengikuti pelatihan hingga selesai dan menyelesaikan tugas yang diberikan akan memperoleh Certificate of Completion dan Badge dari Cisco Netacad, dokumen kredibel yang bisa menjadi nilai tambah di dunia kerja.

Siswa-siswi SMA/SMK peserta pelatihan daring tentang Networking Devices and Initial Configuration, Sabtu (3/5/2025). Foto: Istimewa

Siswa-siswi SMA/SMK peserta pelatihan daring tentang Networking Devices and Initial Configuration, Sabtu (3/5/2025). Foto: Istimewa

Selain memperkenalkan Netacad Academy, Agus juga mengenalkan berbagai platform pelatihan teknologi lainnya yang dimiliki Fakultas Ilmu Komputer, seperti Mikrotik Academy dan EC-Council Academy.

Peserta juga dikenalkan dengan keberadaan Himpunan Mahasiswa Teknologi Informasi (HIMATI) yang memiliki divisi PSDM sebagai penggerak pelatihan teknologi internal.

Pelatihan ini resmi dimulai pada Minggu, 27 April 2025 yang lalu, dan saat ini masih berlangsung setiap hari Sabtu dan Minggu sebanyak 12 hingga 14 kali pertemuan.

Bagi siswa yang ingin mengikuti program ini, cukup mengisi formulir pendaftaran dan bergabung dalam grup WhatsApp resmi.

Jangan lewatkan kesempatan berharga ini untuk memperkuat portofolio IT-mu sejak dini dan membuka jalan karier di bidang teknologi!

(SA/Kontributor)

Mahasiswa mengerjakan ujian tulis tanpa gadget atau Close Internet/Close Book. Foto: SA/Kontributor

UM – Pekan ini sesuai Kalender Akademik berlangsung Ujian Tengah Semester (UTS). Beberapa kelas tampak berlangsung ujian, baik ujian praktek di laboratorium maupun ujian teori di kelas, seperti tampak di White Campus, Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM), Senin (28/4) pagi.

Tampak mahasiswa datang lebih pagi dengan mengenakan atribut jas almamater merah marun, duduk di kursi sedang mengerjakan soal ujian. Mahasiswa serius mengerjakan secara manual, menulis jawaban di lembar kertas yang diberikan.

Beberapa kelas terlihat mahasiswa yang hanya menggunakan alat tulis saja untuk menulis jawaban, tanpa perangkat teknologi apapun, termasuk laptop maupun telepon seluler. Mereka harus menyimpan telepon seluler di dalam tas yang diletakkan di depan kelas.

Tetapi juga ada yang dibebaskan menggunakan telepon seluler yang terhubung jaringan Internet. Mereka boleh menggunakan perangkat teknologi untuk menjawab soal.

“Ya, betul. Untuk ujian yang mencegah penggunaan teknologi seperti laptop maupun telepon seluler, biasanya bentuknya rekognisi atau hafalan. Tapi sebenarnya bukan hafalan, lebih ke penguasaan konsep,” tutur seorang dosen.

Dengan menguasai konsep, lanjutnya, maka mahasiswa akan mampu menceritakan atau menarasikan dalam menjawab soal.

“Jawaban konsep biasanya lebih deskriptif, lebih jelas menggunakan gaya bahasa sendiri, tidak selalu tekstual persis seperti teks yang ada di buku,” tuturnya.

Menurutnya, hal ini sesuai dengan kaidah assessment dalam teori pendidikan, terutama untuk menilai penguasaan konsep dasar dan kemampuan menguraikan ide dengan bahasa sendiri.

Berdasarkan Taksonomi Bloom, dalam pengajaran ada ranah remembering, understanding, dan applying. Ujian manual ini fokus ke understanding, yakni mahasiswa menarasikan konsep, bukan sekadar menghafal teks.

Sedangkan ujian yang menggunakan perangkat teknologi Internet dan boleh buka buku, biasanya dalam bentuk analisis.

“Jawaban yang butuh analisis dan perancangan itu biasanya tidak bisa hanya sekadar hafalan, atau menulis berdasarkan contekan. Dipastikan setiap mahasiswa akan memiliki pemikiran yang berbeda,” ujarnya.

Berdasarkan teori konstruktivisme, pembelajaran dan evaluasi sebaiknya berbasis pada kemampuan mahasiswa membangun pengetahuan baru, bukan sekadar mengulang informasi.

Oleh karena itu, ujian berbasis analisis memerlukan higher-order thinking skills (HOTS), dan penggunaan sumber daya teknologi bukan cheat, jika soal menguji analisis, sintesis, dan evaluasi.

Meski menggunakan AI, mahasiswa harus memahami panduan etis, misalnya, menyebutkan sumber AI, memahami isi yang diberikan, dan tetap mengolah dengan pikirannya sendiri.

“Kalau mahasiswa sudah belajar sebelumnya, atau minimal mengerjakan materi sebelumnya, dia akan cepat menyelesaikan soal dengan cepat. Jadi, bisa dilihat nanti jawabannya seperti apa,” tambah dosen ini.

Usai ujian, dosen langsung melihat ragam jawaban UTS mahasiswa. “Sekilas, ada yang detail, ada yang simple sekali, tidak detail. Nah, yang ini jelas kurang,” jelasnya.

Mahasiswa mengerjakan ujian tulis dibantu dengan gadget masing-masing atau Open Internet/Book. Foto: Sa/Kontributor

Mahasiswa mengerjakan ujian tulis dibantu dengan gadget masing-masing atau Open Internet/Book. Foto: Sa/Kontributor

Laboratorium Komputer FIKOM siap digunakan untuk ujian maupun pelatihan. Foto: Tim Labkomp.

Laboratorium Komputer FIKOM siap digunakan untuk ujian maupun pelatihan. Foto: Tim Labkomp.

Pelaksanaan Ujian di Laboratorium Komputer

Sementara itu, di Laboratorium Komputer FIKOM juga berlangsung UTS berbasis komputer. Tampak dosen duduk di mejanya mengawasi ujian, sedangkan mahasiswa mengerjakan ujian.

Pekan sebelumnya, laboratorium komputer dipersiapkan oleh tim laboratorium FIKOM. Hal ini lantaran akan digunakan untuk pelaksanaan UTS Prodi S1 Farmasi, maupun pelatihan MS Office dan Google Drive siswa-siswi SMK Airlangga Balikpapan.

Dekan FIKOM Djumhadi, S.T., M.Kom mengatakan, pihaknya siap mendukung seluruh kegiatan dosen atau tenaga pendidik yang ingin menggunakan laboratorium komputer.

“Silakan mengajukan permohonan penggunaan laboratorium komputer, baik prodi yang ada di lingkungan FIKOM sendiri, maupun lintas prodi dan fakultas, bahkan antar perguruan tinggi atau komunitas IT Kota Balikpapan,” ujarnya.

Menurutnya, FIKOM terbuka untuk kegiatan akademik maupun non-akademik, selama dimanfaatkan dengan baik, tidak merusak, dan prosedural.

“Insya Allah, Tim Lab FIKOM siap menyukseskan kegiatan belajar mengajar di lingkungan Fakultas Ilmu Komputer dengan baik,” pungkas Subur Anugerah, Kepala Lab. Komputer FIKOM.

(SA/Kontributor)

Mahasiswa KKN di Kel. Lamaru, Kec. Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Senin (17/2). Foto: Istimewa

Di Kel. Lamaru, Kec. Balikpapan Timur

UM – Mahasiswa Universitas Mulia Balikpapan yang tergabung dalam Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengembangkan alat penyiraman otomatis berbasis Internet of Things (IoT) di Kelurahan Lamaru.

Inovasi ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mengoptimalkan penggunaan air dalam pertanian serta meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga.

Namun, Ketua Tim Muhammad As’ad Durrofiqi mengatakan, timnya menghadapi tantangan teknis maupun non-teknis di lapangan. Tim dituntut kreatif dan bekerjasama dalam mencari solusi.

Menurutnya, di lokasi KKN, ia mengidentifikasi beberapa tantangan yang sekaligus dicari solusinya. Tantangan tersebut antara lain jaringan internet yang tidak stabil. Padahal, alat IoT ini nantinya sangat bergantung pada jaringan Internet yang baik.

Kedua, lanjutnya, kurangnya pemahaman masyarakat yang menurutnya masih kurang dalam hal teknologi. Ia bersama timnya membuat panduan sekaligus sosialisasi pelatihan secara langsung.

Ketiga, kendala teknis saat perakitan dan pemasangan (instalasi). Kendala itu berupa kekurangan komponen IoT, seperti sensor cuaca yang tersedia di lokasi. Ia dan timnya pun mencari bahan lokal sebagai salah satu alternatif.

Ia bersama timnya mencoba mengembangkan alat penyiram otomatis tersebut dengan beberapa langkah. Di antaranya adalah, pertama, melakukan survei dan analisis kebutuhan.

Mahasiswa KKN di Kel. Lamaru, Kec. Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Senin (17/2). Foto: Istimewa

Mahasiswa KKN di Kel. Lamaru, Kec. Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Senin (17/2). Foto: Istimewa

Mahasiswa KKN sedang mencari solusi IoT untuk Pertanian di Kel. Lamaru, Kec. Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Senin (17/2). Foto: Istimewa

Mahasiswa KKN sedang mencari solusi IoT untuk Pertanian di Kel. Lamaru, Kec. Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Senin (17/2). Foto: Istimewa

Setelah itu, ia dan timnya melakukan perancangan alat berbasis kelembaban tanah yang dapat mengatur penyiraman air secara otomatis.

Setelah melakukan implementasi, ia dan timnya melakukan pemasangan dan uji coba. Setelah alat dinyatakan bekerja dengan baik, maka ia bersama timnya melakukan sosialisasi dan pelatihan.

Durrofiqi mengatakan, proyek ini menjadi tantangan besar bagi timnya lantaran harus mengintegrasikan teknologi IoT dengan kondisi lapangan yang belum sepenuhnya mendukung.

“Kami harus berpikir kreatif dalam menghadapi keterbatasan infrastruktur dan sumber daya. Namun, justru dari keterbatasan inilah kami mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga,” ujarnya.

Ia juga merasa bangga melihat antusiasme masyarakat setelah memahami manfaat sistem ini.

“Melihat warga mulai memahami dan menggunakan teknologi ini dengan baik adalah pencapaian terbesar bagi kami,” tambahnya.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, ia berharap program ini membawa dampak nyata bagi masyarakat Kelurahan Lamaru.

Dengan adanya sistem penyiraman otomatis berbasis IoT, para petani kini dapat menghemat waktu, tenaga, dan penggunaan air, sekaligus meningkatkan hasil pertanian secara lebih efisien.

(SA/Kontributor)

Para pemenang lomba dalam event Technofest 2025 yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia, Selasa (4/2). Foto: Media Kreatif

Lomba Ranking 1, UI/UX Design, Software Engineering, Computer Networking, dan Speed Typing

UM – Usai sudah lomba adu ketangkasan di bidang Teknologi Informasi, dalam Technofest 2025 yang digelar oleh Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia, Selasa (4/2). Hasilnya, berikut ini nama-nama para pemenang yang berhasil mendapatkan penghargaan.

Koordinator Panitia Tri Sudinugraha, S.Kom., M.Kom mengatakan, lomba dibuka oleh Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si, yang didahului sambutan Dekan FIKOM Djumhadi, S.T., M.Kom dan Ketua Pelaksana mulai pukul 08.30 WITA di Ballroom Cheng Ho.

“Setelah itu, bagi peserta Lomba Jaringan dan Pemrograman diarahkan menuju Laboratorium Pemrograman dan Laboratorium Jaringan Universitas Mulia. Lomba ini dilaksanakan secara serentak dan hasil akhir dari kedua lomba akan dinilai oleh dewan juri,” ujarnya.

Sedangkan di Ballroom Cheng Ho, digelar lomba mengetik cepat (Speed Typing) yang diikuti oleh perwakilan dari beberapa sekolah. Para peserta bersaing kecepatan mengetik dengan teks yang telah disediakan.

“Lomba Mengetik Cepat ini menggunakan sistem gugur, setiap dua peserta diadu hingga tersisa pemenang yang kemudian akan diadu kembali hingga diperoleh juara 1 dan 2,” terangnya.

Setelah lomba mengetik cepat, acara dilanjutkan dengan lomba Ranking 1 yang mengusung konsep seperti kuis Ranking 1. “Seluruh peserta diuji kemampuannya dalam menjawab pertanyaan dengan sistem gugur hingga terpilih satu orang sebagai juara,” terangnya.

Setelah itu, masih di tempat yang sama digelar lomba UI/UX Design. Peserta diwajibkan untuk mengumpulkan proposal ide karya terlebih dahulu saat pendaftaran.

“Di sini, karya-karya Desain UI/UX tersebut dipresentasikan di hadapan dewan juri. Sesi presentasi diakhiri dengan sesi tanya jawab dari dewan juri untuk menilai orisinalitas, kreativitas serta kesesuaian desain dengan tema yang telah ditentukan,” terangnya.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i bersama Wakil Rektor dan jajaran Fakultas Ilmu Komputer. Foto: Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i bersama Wakil Rektor dan jajaran Fakultas Ilmu Komputer. Foto: Media Kreatif

Pemenang kedua lomba Ranking 1 Qolbi Zakin dari Prodi S1 Informatika tersenyum lebar. Foto: Media Kreatif

Pemenang kedua lomba Ranking 1 Qolbi Zakin dari Prodi S1 Informatika tersenyum lebar. Foto: Media Kreatif

Lomba Mengetik Cepat (Speed Typing) sedang bersiap-siap. Foto: Media Kreatif

Lomba Mengetik Cepat (Speed Typing) sedang bersiap-siap. Foto: Media Kreatif

Seorang peserta lomba pemrograman (Software Engineering) tingkat SMK. Foto: Media Kreatif

Seorang peserta lomba pemrograman (Software Engineering) tingkat SMK. Foto: Media Kreatif

Seorang peserta lomba jaringan komputer (Computer Networking) tingkat SMK. Foto: Media Kreatif

Seorang peserta lomba jaringan komputer (Computer Networking) tingkat SMK. Foto: Media Kreatif

Presentasi peserta lomba UI/UX Design dari ITK. Foto: Panitia Mahasiswa

Presentasi peserta lomba UI/UX Design dari ITK. Foto: Panitia Mahasiswa

Berikut nama-nama para pemenang masing-masing lomba dan asal sekolahnya.

Lomba Ranking 1

  1. Syakira Haningtyas, asal Universitas Mulia, Prodi S1 Informatika tahun 2022
  2. Qolby Zakin Sephiana, asal Universitas Mulia, Prodi S1 Informatika tahun 2023

Lomba UI/UX Design

  1. Alessandro Benaya Pinem, asal Institut Teknologi Kalimantan, Prodi S1 Informatika tahun 2021
  2. Muhamad Nico Arifin, asal Institut Teknologi Kalimantan, Prodi S1 Informatika tahun 2023

Lomba Mengetik Cepat (Speed Typing)

  1. Muhammad Fahmi Hanif, asal SMKTI Airlangga Samarinda – PPLG
  2. Muhammad Rafiluth Putraku Danatmaja, asal Universitas Mulia, Prodi S1 Sistem Informasi tahun 2023

Lomba Jaringan (Computer Networking)

  1. Anugerah Fakhriza Reswara, asal SMKTI Airlangga Samarinda Jurusan TJKT
  2. Adji Kurniawan Abdillah, asal SMK Kartika V-l Balikpapan Jurusan TKJ

Lomba Pemrograman (Software Engineering)

  1. Alfian Ramadani, asal SMK Negeri 2 Balikpapan Jurusan RPL
  2. Razi Maulana, asal SMKN 6 Balikpapan Jurusan RPL

Komentar Sebagian Pemenang

Ternyata, sebagian para pemenang telah mempersiapkan diri beberapa pekan sebelum pelaksanaan lomba digelar. Ini terungkap ketika peraih juara pertama lomba UI/UX Design Alessandro Benaya Pinem dari ITK mengaku telah mempersiapkan diri sebelumnya.

“Yang pasti aku cek dulu studi kasus yang relevan sekarang, karena studi kasus itu penting untuk kita nanti presentasi. Habis itu, kita rancang lagi ide dari solusi masalah yang ada di lapangan, terus kita buat solusinya dan itu langsung kita buatkan desain aplikasinya,” ujarnya.

Alessandro menambahkan, dirinya mengerjakan proposal Desain UI/UX tersebut dengan mempelajari langsung di lapangan selama satu pekan. Sedangkan untuk mengerjakan desain membutuhkan waktu dua hari.

“Eh, kalau kami sih awal-awal rapat dulu ya, brainstorming storming dulu, menyatukan ide dulu. Habis itu, kita bikin page list-nya, terus habis itu desain-desainnya begitu,” tambah Reno, satu kelompok dengan Nico Arifin dari ITK.

Nico dan kawan-kawan hanya membutuhkan waktu empat hari menyusun proposal. Mereka mengaku dibantu para seniornya dalam menyusun proposal.

Sementara itu, Adji Kurniawan Abdillah, pemenang kedua lomba Jaringan Komputer mengatakan dirinya tidak mengira akan menjadi salah satu pemenang.

“Saya tidak menyangka bisa menang dapat juara dua di kontes jaringan dan juga saya senang mengikuti acara ini sampai selesai,” kata Adji.

Adji yang datang bersama dua orang temannya, Nur Aisyah Kiranti dan Aura Syifa itu sejak awal cukup menyadari bahwa tidak mungkin semua peserta akan memenangkan lomba.

“Ya, nggak mungkin semua orang menang, tapi yang kalah juga hebat kok. Kalau kesan saya sih acaranya sudah bagus banget, asik. Acaranya asik banget, banyak kegiatan yang menghibur juga walaupun nggak menang tetap ada hadiah doorprize dari kakak-kakak,” kata Aisyah Kiranti.

Ketika ditanya apa rencana setelah lulus SMK, mereka menjawab dengan berbeda-beda. Adji menyebut dirinya sejak awal sekolah ingin bekerja sesuai bidangnya, Aisyah ingin melanjutkan ke perguruan tinggi ITK dan Universitas Mulia, sedangkan Aura ingin kuliah sambil bekerja.

Oke deh. Hebat-hebat. Selamat ya! Semoga sukses semua!

(SA/Kontributor)

Foto bersama Rektor bersama Wakil Rektor dan jajaran pejabat Universitas Mulia dan seluruh peserta dan panitia Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Rangkaian Technofest 2025, Ada Lomba UI/UX Design, Jaringan Komputer, dan Ranking 1

UM – Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia menggelar Festival Technologi Technofest yang diisi dengan berbagai lomba untuk siswa SMA dan SMK se-Kota Balikpapan, Selasa (4/2). Lomba antara lain UI/UX Design, Jaringan Komputer, Ranking 1, Mengetik Cepat, dan Software Engineering atau pemrograman yang diikuti oleh 50 orang peserta.

Dekan FIKOM Djumhadi, S.T., M.Kom dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini diharapkan akan menjadi wadah bagi anak-anak para generasi muda untuk berinovasi, belajar, dan berkontribusi dalam memajukan teknologi di masa depan.

“Semoga kegiatan ini menjadi pengalaman yang cukup berharga serta meningkatkan semangat untuk terus belajar dan berkarya,” tuturnya, seraya tersenyum.

Menurutnya, lomba yang digelar dalam sehari ini menekankan para peserta tidak perlu risau, baik menang maupun kalah. Di dalam setiap kompetisi, tambahnya, yang terpenting adalah proses belajar dan semangat untuk berkembang.

“Kalah menang itu sudah biasa. Jadi, bagi siapa yang menang, saya ucapkan selamat. Yang kalah, jangan putus asa, belajar lebih giat lagi,” ujarnya.

Djumhadi berharap, Festival Teknologi atau Technofest FIKOM akan terus dilanjutkan penyelenggaraannya di tahun depan dan tahun yang akan datang.

Senada, Rektor Universitas Mulia Balikpapan Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si menyambut hangat para peserta lomba yang terlihat antusias.

“Selamat datang di Kampus Universitas Mulia. Kampus kita adalah kampus berbasis teknologi dengan visi akan menghasilkan wirausahawan baru berbasis technopreneur. Jadi, itu adalah visi kita,” tutur Rektor, menyapa peserta.

Rektor menyebut beberapa nama sekolah yang mengirimkan pesertanya untuk mengikuti lomba yang didominasi dari Kota Balikpapan. Di antaranya adalah SMK Negeri 6, SMK Negeri 3, SMK Negeri 1, SMA Integral Luqman Al Hakim, SMK Kartika, SMAIT Al-Aulia, SMK Negeri 5, dan yang terjauh SMKTI Airlangga Samarinda.

“SMK TI Airlangga Samarinda. Oke, selamat datang, ya. Sangat jauh perjalanan, jam berapa dari Samarinda ini baru nyampai ke sini? Oke, jam 06.00, ya. Terima kasih, ya, telah hadir walaupun jauh dari Samarinda,” sapa Rektor.

Selain itu, turut hadir peserta mahasiswa dari Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dan Universitas Mulia, yang didominasi dari program studi yang ada di bawah naungan Fakultas Ilmu Komputer.

“Saya selaku pimpinan Universitas Mulia mengucapkan terima kasih dan penghargaan serta apresiasi kepada Dekan Fakultas Komputer yang telah melaksanakan kegiatan ini, yaitu dengan nama FIKOM Techno Fest 2025,” tutur Rektor.

Rektor setuju kegiatan ini digelar secara berkelanjutan, karena dinilai memberikan manfaat bagi generasi muda di Kota Balikpapan, agar termotivasi dan memiliki wadah yang rutin untuk mengasah kemampuan dan keterampilan di bidang teknologi informasi.

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i, M.Si saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si saat memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Djumhadi, S.T., M.Kom saat memberikan sambutan Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Djumhadi, S.T., M.Kom saat memberikan sambutan Technofest 2025. Foto: Vio/Media Kreatif

Tampak sebagian peserta dari SMA/SMK di Kota Balikpapan dan Samarinda. Foto: Vio/Media Kreatif

Tampak sebagian peserta dari SMA/SMK di Kota Balikpapan dan Samarinda. Foto: Vio/Media Kreatif

“Jadi, ini suatu kegiatan yang saya kira sangat memberikan manfaat kepada pencerdasan, kepada mengasah kemampuan dari para siswa, siswa yang ada di Kota Balikpapan untuk mencoba berkompetisi, menjadi siswa-siswa yang berprestasi di bidang teknologi dan informasi,” tutur Rektor.

Pasalnya, menurut Rektor, di era disrupsi 4.0 mengharuskan manusia untuk melakukan perubahan secara masif dalam sistem dan tatanan kehidupan, terutama bisnis akibat inovasi teknologi.

Bagi generasi saat ini, lanjutnya, perubahan tersebut tidak begitu terasa dirasakan, jika dibanding generasi para pendahulu yang lebih dulu mengenal tidak adanya teknologi informasi dan komunikasi.

“Tetapi, kami-kami yang sudah tua ini merasakan era itu. Ketika dulu kita kuliah, kalau ingin kita melakukan kumpul-kumpul begini, nggak ada handphone pada saat itu, yang ada saat itu wartel, warung telkom namanya,” tutur Rektor.

Namun, tambahnya, era saat itu kini telah menjadi kenangan, berganti dengan kemajuan teknologi informasi, media sosial, yang bagi generasi saat ini, kapanpun bisa berkomunikasi setiap saat.

“Saya itu sampai S1, karena saya selesai S1 tahun 89, saya masih menggunakan mesin tik. Jadi, skripsi kita itu kalau misalkan konsultasi satu halaman itu ada salah, misalkan dua kata dicoret sama dosen pembimbing, harus satu halaman kita ganti dan itu harus diketik,” kisahnya.

“Jadi, mengetik itu harus pintar lagi, harus rata kanan. Bagaimana caranya bisa rata kanan? Itu harus pintar-pintar, naluri spasi. Jadi misalnya mengetik satu kata, ada spasi, kira-kira kanan itu bisa rata. Coba repotnya pada saat itu,” tambahnya.

Saat ini, perubahan perilaku juga banyak dirasakan para generasi sebelumnya. Salah satu contohnya, kehadiran stop-kontak atau colokan listrik.

“Kalau dulu kita pergi ke suatu tempat, yang kita cari itu adalah apa, ya? Cari minum, cari makan. Kalau sekarang sampai ke satu tempat, yang dicari itu colokan. Benar, nggak?” ujarnya.

Perubahan perilaku masyarakat yang cenderung ringkas dan cepat dalam memenuhi kebutuhan teknologi, diikuti oleh berbagai industri lainnya, mulai dari rumah sakit, perhotelan, pendidikan, dan lainnya.

“Dan adik-adik mahasiswa dan para pelajar semua, hidup di era ini dan 30 tahun kemudian itu adalah masa di mana para mahasiswa yang sekarang yang menjadi pemilik dan berkontribusi dari pembangunan di Indonesia, apalagi menjelang yang namanya Indonesia Emas tahun 2045,” tuturnya.

Untuk itulah, Rektor menekankan pentingnya upaya mengasah kemampuan, mengasah inovasi yang harus dilakukan sedini mungkin.

“Kegiatan ini perlu kita berikan apresiasi,” tutur Rektor.

Rektor berharap Fakultas Ilmu Komputer secara reguler dan berkelanjutan menggelar Festival Teknologi sehingga akan lahir siswa-siswa di Kota Balikpapan yang berprestasi yang memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi.

Rektor juga mengenalkan tiga program studi di bawah Fakultas Ilmu Komputer, antara lain S1 Informatika, S1 Teknologi Informasi, dan S1 Sistem Informasi. Ketiga program studi ini sangat cocok untuk mengembangkan talenta di bidang teknologi informasi.

Selain itu, Rektor juga berharap lima program studi baru mulai dibuka untuk tahun 2026 mendatang dan sudah keluar SK-nya. Di antaranya adalah S1 Desain Komunikasi Visual, S1 Teknik Sipil, S1 Teknik Industri, S1 Teknologi Pangan.

Rektor menutup sambutan dengan mengutip pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, “Change will not come if we wait for some other person or some other time. We are the ones we’ve been waiting for, we are the change that we seek.

“Perubahan itu tidak akan datang jika kita menunggu orang, jika kita menunggu orang lain atau waktu lain. Kita adalah orang-orang yang kita tunggu-tunggu, kita adalah perubahan yang akan kita cari,” pungkasnya, sekaligus secara resmi membuka lomba.

(SA/Kontributor)

Humas Universitas Mulia, 16 Januari 2025—Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia sukses menyelenggarakan kegiatan Kuliah Umum Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Agama Islam dengan tema “Panduan Praktis Mengurus Jenazah”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 10 Januari 2025 lalu, di Ballroom Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia, Balikpapan.

Kuliah Umum MKDU Agama Islam

Kuliah umum ini menghadirkan Ustadz Haji Salmani, S.E., sebagai dosen tamu yang memberikan pemaparan mendalam tentang tata cara pengurusan jenazah sesuai syariat Islam. Acara ini diprakarsai oleh Dosen Pengampu MKDU Agama Islam, Lisda Agustina, S.Ag., M.Pd., yang bertujuan memperkaya pemahaman mahasiswa terhadap salah satu konsep penting dalam ajaran Islam.

Dalam sambutannya, Lisda Agustina menyampaikan pentingnya pemahaman mendalam terhadap konsep fardhu kifayah yang meliputi pengurusan jenazah.

“Pengurusan jenazah merupakan salah satu konsep penting dalam ajaran Islam yang menekankan tanggung jawab kolektif umat untuk memenuhi kebutuhan esensial masyarakat. Konsep ini tidak hanya relevan dalam konteks ibadah, tetapi juga berdampak pada berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, ekonomi, dan sosial. Pemahaman yang mendalam tentang fardhu kifayah akan membantu kita menjadi individu yang lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat dan lebih bertanggung jawab dalam menjalankan peran kita masing-masing.”

Dosen Pengampu MKDU Agama Islam, Lisda Agustina, S.Ag., M.Pd.

Lisda juga menambahkan apresiasinya kepada Ustadz Haji Salmani yang saat ini menjabat sebagai pembina fardhu kifayah di Masjid Istiqomah, Balikpapan.

“Kehadiran Ustadz Haji Salmani, S.E., beserta tim merupakan kesempatan yang sangat berharga. Saya berharap teman-teman mahasiswa dapat memperoleh wawasan baru yang bermanfaat tidak hanya untuk dunia akademik tetapi juga kehidupan bermasyarakat. Jangan ragu untuk berdiskusi dan bertanya. Insya Allah, selain pemaparan materi, kita juga akan melakukan praktik langsung tata cara mengurus jenazah,” ujar Lisda.

Praktik Mengafani Mayyit oleh Mahasiswa

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Bagian HRD Universitas Mulia, Drs. Achmad Priyanto, dalam sambutannya. Beliau menekankan pentingnya ilmu pengurusan jenazah sebagai bagian dari kewajiban seorang Muslim.

“Mengurus jenazah adalah kewajiban fardhu kifayah bagi umat Islam. Kita semua pada dasarnya adalah calon jenazah, sehingga memahami tata cara pengurusan jenazah dengan baik dan benar menjadi sebuah keharusan. Kematian seseorang harus diurus dengan sebaik-baiknya, sebagaimana seseorang dilahirkan ke dunia.”

Praktek Mengafani Mayyit oleh Mahasiswi

Drs. Achmad Priyanto juga mengapresiasi kerja sama yang terjalin dengan pihak-pihak terkait, khususnya rombongan pembina dari Muhammadiyah, serta berterima kasih kepada dosen-dosen Universitas Mulia atas terselenggaranya acara ini.

“Kami sangat berterima kasih atas kerja sama yang terjalin dan berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut. Semoga mutu pembelajaran di Universitas Mulia semakin meningkat dan materi yang kita pelajari hari ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.”

Acara ini mendapatkan antusiasme tinggi dari mahasiswa yang aktif bertanya dalam sesi diskusi. Kuliah umum kemudian dilanjutkan dengan sesi praktik tata cara pengurusan jenazah, mulai dari memandikan, mengafani, menshalatkan, hingga menguburkan jenazah.

Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa FIKOM Universitas Mulia tidak hanya mendapatkan ilmu akademik, tetapi juga memiliki kesadaran spiritual yang lebih baik serta mampu memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

Humas UM (YMN)

Mahasiswa memanfaatkan sarana foto booth menjadikan kenang-kenangan. Foto: Vio/Media Kreatif
Technofest IT FIKOM, Seminar Membahas Dampak, Peluang, dan Inovasi AI dalam Berbagai Aspek Kehidupan

UM – Kamis, (19/12), Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia menjadi saksi perhelatan seminar Teknologi AI yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) bekerja sama dengan NVIDIA dan Bitracom.

Seminar ini tidak hanya menyoroti kecanggihan teknologi AI, tetapi juga menjawab berbagai pertanyaan seputar dampaknya pada kehidupan profesional dan pendidikan.

Sesi tanya jawab menjadi sorotan utama. Sejumlah mahasiswa dari berbagai program studi melontarkan pertanyaan kritis kepada dua narasumber, Irwan Chandra dari NVIDIA Indonesia dan konten kreator Ilham Subki Wijaya.

Kekhawatiran tergantikannya manusia oleh AI hingga peluang AI di masa depan menjadi tema diskusi yang menarik.

Sesi tanya jawab kedua narasumber, Irwan Chandra dan Ilham Subki Wijaya, dengan moderator Ir. Richki Hardi, S.T., M.Eng. Foto: Vio/Media Kreatif

Sesi tanya jawab kedua narasumber, Irwan Chandra dan Ilham Subki Wijaya, dengan moderator Ir. Richki Hardi, S.T., M.Eng. Foto: Vio/Media Kreatif

Mahasiswa mencoba perangkat AI besutan vendor ternama NVIDIA di Universitas Mulia, Kamis (19/12). Foto: Vio/Media Kreatif

Mahasiswa mencoba perangkat AI besutan vendor ternama NVIDIA di Universitas Mulia, Kamis (19/12). Foto: Vio/Media Kreatif

Berikut ini ringkasan beberapa pertanyaan menarik dan relevan yang diajukan oleh para mahasiswa dan dosen Universitas Mulia.

AI itu Membantu, Bukan Menggantikan Kreativitas Manusia

Diko, mahasiswa Prodi Informatika, mempertanyakan nasib pekerja kreatif di era AI.

“AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi akan menjadi alat yang memaksimalkan kreativitas. AI membutuhkan input dari manusia. Pekerja seni, misalnya, bisa menggunakan AI untuk mempercepat proses kreatif tanpa kehilangan sentuhan personal,” kata Irwan Chandra.

Penjelasan ini menggarisbawahi bahwa teknologi AI adalah mitra, bukan pesaing.

Efisiensi Energi dan Lingkungan

Farhan, mahasiswa yang bekerja yang sebagai Software Engineer, mengangkat isu efisiensi energi GPU NVIDIA di tengah krisis global warming.

Irwan Chandra menjelaskan bahwa teknologi GPU generasi terbaru sudah didesain untuk konsumsi daya lebih rendah dengan performa lebih tinggi.

“Kami tidak hanya fokus pada inovasi performa tetapi juga efisiensi energi, mengurangi dampak lingkungan,” tegasnya.

Peluang Kolaborasi Lintas Bidang

Mahasiswa non-IT pun turut serta dalam diskusi, mempertanyakan relevansi AI bagi bidang mereka, seperti Farmasi.

Ilham Subki Wijaya memberikan contoh kolaborasi antara farmasi dan informatika dalam riset obat dan manajemen stok obat menggunakan AI.

“Kolaborasi lintas disiplin dapat menghasilkan solusi inovatif, seperti sistem diagnosis berbasis AI untuk kesehatan,” jelasnya.

Pemanfaatan AI untuk Pendidikan dan Penelitian

Moderator seminar, Richki Hardi, menyoroti potensi AI seperti ChatRTX untuk penelitian ilmiah.

Ilham Subki menjelaskan keunggulan ChatRTX yang menggunakan dataset spesifik, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih terverifikasi dibandingkan AI generik lainnya.

“Sebagai contoh, tadi saya tunjukkan bahwa di dataset terdapat 115 jurnal yang tersimpan. Jadi, jawaban yang diberikan ChatRTX akan merujuk hanya pada jurnal-jurnal tersebut. Dengan pendekatan ini, setiap tanggapan yang diberikan oleh ChatRTX selalu berdasarkan referensi valid yang telah kita simpan,” ujarnya.

Kabar ini menjadi angin segar bagi mahasiswa maupun dosen yang menghadapi tantangan besar dalam penyusunan skripsi dan jurnal ilmiah.

Peluang Mahasiswa dalam Membangun Ibu Kota Nusantara (IKN)

Syanisa Mutho’an Nafil, mahasiswa Prodi Informatika, bertanya tentang peran mahasiswa dalam memanfaatkan AI untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Ilham Subki mengatakan, AI memiliki peluang luas, seperti penggunaan computer vision untuk memprediksi kemacetan dan teknologi scan wajah yang meningkatkan efisiensi transportasi.

“AI bisa diterapkan di banyak hal, dari prediksi kemacetan hingga manajemen real estate,” ujarnya.

Irwan Chandra menambahkan, pentingnya penguasaan dasar STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) oleh mahasiswa untuk memahami dan memanfaatkan AI secara optimal.

Ia mendorong mahasiswa memanfaatkan teknologi AI untuk mempercepat pembelajaran dan mengadaptasi solusi dari negara lain.

Pandangan ini memotivasi mahasiswa untuk menjadikan AI sebagai pendorong utama pembangunan IKN yang lebih canggih dan efisien.

AI sebagai Pemberdaya Konten Kreator

Hadrian, seorang konten kreator, bertanya tentang peran AI dalam mengatasi tantangan dunia kreatif.

Irwan Chandra menerangkan bagaimana AI, seperti teknologi noise cancellation, membantu meningkatkan kualitas audio dan efisiensi produksi. “Dengan AI, biaya produksi bisa ditekan tanpa mengorbankan kualitas,” ujarnya.

Seminar ini tidak hanya memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan kritis, tetapi juga menanamkan pemahaman bahwa AI adalah alat yang mampu memberdayakan manusia di berbagai bidang.

Seperti yang dikatakan Irwan Chandra, “AI tidak akan menjadi manusia super, tetapi kita bisa menjadi manusia super dengan memanfaatkan AI.”

(SA/Kontributor)