“Daycare Ananda Mulia tidak kami bangun hanya untuk sekadar menjadi layanan penitipan anak, tetapi sebagai laboratorium multifungsi di mana mahasiswa PG-PAUD belajar langsung mendampingi pengasuhan anak sambil mengasah jiwa technopreneur. Mereka merasakan praktik nyata, memahami manajemen layanan, dan menanamkan mental wirausaha sejak di bangku kuliah,”—Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., (Dekan FHK Universitas Mulia).

Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan UM (kedua dari kiri).

Humas Universitas Mulia, 17 Juli 2025 — Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Universitas Mulia resmi merealisasikan salah satu program strategisnya melalui pendirian Daycare Ananda Mulia. Kehadiran taman pengasuhan ini bukan hanya menambah layanan berbasis pengasuhan anak bagi sivitas akademika, tetapi juga menjadi area praktik pembelajaran aplikatif bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD).

Dekan FHK, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., menjelaskan bahwa Daycare Ananda Mulia dirancang tidak sekadar sebagai penopang pemasukan lembaga (income generator) atau sekadar layanan sosial, melainkan sebagai laboratorium multifungsi. “Mahasiswa PAUD tidak hanya belajar teori di ruang kelas. Mereka terjun langsung, mendampingi proses pengasuhan anak dengan supervisi ketat dari dosen. Praktik nyata inilah yang membedakan, karena mereka menyerap pengetahuan melalui pengalaman,” ungkap Mada.

Sebagai bagian dari ciri khas Universitas Mulia yang mengedepankan technopreneurship, Daycare juga difungsikan sebagai ruang pembentukan karakter kewirausahaan. Mahasiswa didorong memahami bagaimana unit layanan berjalan, merancang program, memecahkan persoalan riil, sekaligus mengenal aspek manajerial layanan pengasuhan anak. “Pengalaman ini menjadi dasar pembelajaran entrepreneurship. Mereka mengalami proses belajar bisnis layanan secara nyata, bukan hanya simulasi,” tambah Mada.

Berbeda dari daycare pada umumnya, layanan ini dikembangkan berbasis kepakaran para dosen PG-PAUD UM. Kombinasi keilmuan pedagogi anak usia dini dan praktik pengasuhan diarahkan untuk melahirkan inovasi layanan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat perkotaan, sekaligus mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui model pembelajaran berbasis pengalaman kerja riil.

Bagi universitas, keberadaan Daycare Ananda Mulia juga diharapkan memperkaya kontribusi UM sebagai institusi pendidikan yang berdampak langsung ke masyarakat, terutama dalam bidang kepaudan. Selain menjadi sarana pembelajaran, fungsi income generator ini ditujukan untuk mendukung kemandirian ekonomi mahasiswa yang terlibat di dalamnya.

“Harapannya, melalui program ini mahasiswa tidak hanya kompeten sebagai pendidik anak usia dini, tetapi juga memiliki mental wirausaha dan kemandirian ekonomi sejak duduk di bangku kuliah,” pungkas Mada.

Humas UM (YMN)

“Daycare Ananda Mulia bukan hanya berfungsi sebagai ruang penitipan, tetapi menjadi laboratorium riil yang memfasilitasi mahasiswa PG-PAUD menerapkan praktik terbaik dalam pengasuhan dan pendidikan anak usia dini. Melalui fasilitas ini, mahasiswa dilatih mendampingi tumbuh kembang anak secara komprehensif—mulai dari merancang stimulasi, mengembangkan media pembelajaran, hingga menyusun asesmen perkembangan dengan standar kualitas yang terukur” –Bety  Vitriana, M.Pd. (Kaprodi PG-PAUD Universitas Mulia)

Humas Universitas Mulia, 16 Juli 2025 — Universitas Mulia melalui Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) resmi membuka Daycare Ananda Mulia mulai 1 Agustus 2025 mendatang. Kehadiran Taman Pengasuhan Anak ini tidak hanya menjawab kebutuhan pengasuhan bagi sivitas akademika, tetapi juga berfungsi sebagai laboratorium praktik yang mendukung kompetensi mahasiswa sesuai kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Daycare ini kami hadirkan bukan hanya sebagai layanan pengasuhan, tetapi juga sebagai ruang belajar nyata agar mahasiswa PG-PAUD dapat langsung menerapkan teori di lapangan,” ungkap Bety Vitriana, M.Pd., Kaprodi PG-PAUD Universitas Mulia.

Mahasiswa terlibat langsung mulai dari perancangan stimulasi pembelajaran, pembuatan media edukasi, hingga asesmen perkembangan anak di bawah supervisi dosen pendamping dan tenaga profesional bersertifikat.

“Mereka tidak hanya belajar mengasuh, tetapi juga merancang program pembelajaran, membuat media edukasi, sampai menyusun asesmen perkembangan anak usia dini,” tambah Bety.

Pengasuhan di Daycare Ananda Mulia mengacu pada Standar Nasional PAUD sesuai Permendikbud No. 137 Tahun 2014 serta Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Level 6. Audit mutu dilakukan rutin oleh tim Prodi PG-PAUD bersama pengawas atau penilik dari Dinas Pendidikan. Setiap pendamping anak wajib memiliki sertifikat pengasuhan PAUD dan telah menjalani pelatihan khusus. Beberapa tenaga pengasuh merupakan lulusan diklat profesional yang juga didampingi dosen bersertifikasi, di antaranya mantan Kepala Seksi PAUD Dinas Pendidikan Kota Balikpapan.

Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M. (Dekan FHK UM)

Sistem perlindungan data anak dan orang tua diterapkan secara ketat. Akses CCTV dengan sistem terenkripsi hanya dapat dipantau oleh orang tua dan pengawas. Pengelola juga menyediakan ruang khusus untuk anak berganti pakaian di luar jangkauan kamera. Dokumentasi kegiatan anak tidak disebarluaskan ke publik, hanya dilaporkan kepada orang tua sebagai bagian evaluasi harian.

“Kami berkomitmen menjaga keamanan data dan privasi anak-anak, termasuk dengan prosedur ruang ganti dan pelaporan harian khusus untuk orang tua,” tegas Bety.

Dari sisi evaluasi keberhasilan, Daycare Ananda Mulia menerapkan pengukuran ganda. Di aspek akademik, ketercapaian kompetensi mahasiswa tercatat dalam logbook praktikum dan portofolio. Sementara di sisi layanan, survei kepuasan orang tua dilakukan tiap semester dan menjadi bagian dari akreditasi lembaga.

Selain fungsi layanan pengasuhan, Daycare juga menjadi living lab untuk riset Prodi PG-PAUD. Riset ini mencakup studi perkembangan anak, pengembangan model asesmen dan stimulasi inovatif, hingga uji coba teknologi edukasi seperti IoT sensorik dan media pembelajaran inklusi. Prodi juga memperluas kerja sama eksternal dengan Dinas Pendidikan, HIMPAUDI, IGTKI, SPS, BKPAKSI, dan membuka peluang dukungan industri untuk alat permainan edukatif (APE) dan media pembelajaran.

Sri Purwanti, S.Pd., M.Pd. (Wakil Dekan FHK UM)

Dalam pendiriannya, Daycare Ananda Mulia lahir melalui peran strategis Wakil Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK), Sri Purwanti, M.Pd., yang mengurus perizinan lembaga ke Dinas Pendidikan. Sebagai mantan Kepala Seksi PAUD Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, Purwanti memanfaatkan jejaring dan pengalamannya untuk memastikan izin berjalan lancar. Dr. Mada Aditia Wardhana, M.M., Dekan FHK, menyusun kebijakan dan memfasilitasi sinergi teknis-operasional antara Prodi PG-PAUD dan Yayasan Airlangga. Nama Daycare Ananda Mulia sendiri diberikan langsung oleh Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, M.H.

Saat ini, lokasi operasional Daycare berada di Laboratorium PAUD Jalan Pupuk dengan skema transit. Anak-anak diantar ke Kantor FHK, disediakan ruang tidur, kemudian diantar ke Lab PAUD. Setelah tiga bulan, Daycare akan pindah ke gedung permanen di area belakang Ballroom Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia.

Dengan hadirnya Daycare Ananda Mulia, Universitas Mulia memperkuat komitmen sebagai kampus ramah keluarga sekaligus mencetak pendidik PAUD yang terampil, adaptif, dan siap terjun ke masyarakat.

Humas UM (YMN)

“Melibatkan Ketua RT menjadi cara kami menjawab keraguan publik, karena RT berada di garis terdepan dan paling memahami kondisi ekonomi warganya. Subsidi Rp5 juta per semester jelas meringankan beban orang tua mahasiswa, namun penting agar masyarakat betul-betul memahami cara memanfaatkan Gratis Pol secara tepat. Lewat jalur rekomendasi RT, warga kurang mampu dapat menempuh kuliah tanpa terbebani uang gedung, sehingga manfaat program ini benar-benar maksimal sebagai Gratis Pol Plus.”Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. (Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga)

Dr. Agung Sakti Pribadi menyampaikan sambutan pada kegiatan sosialisasi Beasiswa Gratis Pol di Ball Room Cheng Hoo, Universitas Mulia.

Humas Universitas Mulia, 15 Juli 2025— Program Beasiswa Gratis Pol dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur membawa manfaat nyata bagi warga yang ingin kuliah, terutama keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., saat menjelaskan alasan strategis di balik keterlibatan Universitas Mulia dalam sosialisasi program tersebut ke seluruh Ketua RT se-Kota Balikpapan.

Menurutnya, subsidi biaya kuliah sebesar Rp5 juta per semester selama delapan semester untuk jenjang sarjana sangat meringankan beban orang tua mahasiswa baru. Namun, di masyarakat masih muncul anggapan keliru bahwa program Gratis Pol bersifat politis atau seluruh biaya kuliah ditanggung penuh tanpa syarat. Karena itu, Universitas Mulia bersama Yayasan Airlangga memutuskan menjembatani informasi secara langsung melalui Ketua RT.

Suasana peserta sosialisasi yang dihadiri Ketua RT dari seluruh kecamatan se-Kota Balikpapan.

“Dengan mengundang Ketua RT, kami ingin menepis keraguan di masyarakat. RT adalah ujung tombak di lingkungan, mereka paling memahami kondisi ekonomi warganya,” kata Dr. Agung.

Yayasan Airlangga juga memperkenalkan skema Rekomendasi RT. Warga yang ingin kuliah melalui jalur ini bisa mendapatkan keringanan biaya seperti penghapusan uang gedung. “RT diberikan kewenangan merekomendasikan warganya agar tepat sasaran,” tambahnya.

Para narasumber berdiskusi dalam sesi talkshow di Ballroom Cheng Ho0 Universitas Mulia.

Ia menjelaskan, tantangan di lapangan masih seputar pemahaman istilah “Gratis Pol”. Tidak sedikit yang mengira semua biaya akan digratiskan. Padahal, subsidi hanya untuk UKT atau SPP. Jika ada selisih dari total biaya, mahasiswa tetap menanggung kekurangannya. Misalnya, UKT Program Studi Manajemen Universitas Mulia sebesar Rp7 juta, maka subsidi Rp5 juta akan mengurangi beban, sisanya dibayar mahasiswa.

Dr. Agung Sakti Pribadi memaparkan teknis Program Gratis Pol Plus di hadapan para Ketua RT.

Untuk jalur Rekomendasi RT, Yayasan Airlangga menyediakan kuota seratus mahasiswa. Kuota ini diprioritaskan bagi keluarga kurang mampu dengan surat rekomendasi RT setempat. Menurut Dr. Agung, melalui pertemuan tatap muka di tingkat RT, Universitas Mulia membangun sinergi dengan Pemerintah Provinsi Kaltim sekaligus Pemkot Balikpapan agar program ini dipahami dengan benar.

Sosialisasi juga dilakukan melalui sekolah-sekolah dengan menjalin komunikasi bersama guru Bimbingan Konseling dan kepala sekolah. Namun, Ketua RT tetap menjadi jalur yang dinilai paling efektif untuk menjangkau warga yang membutuhkan.

Sejak awal, Universitas Mulia menjadi salah satu perguruan tinggi pertama yang aktif menginformasikan Gratis Pol ke publik, termasuk memasang spanduk dan banner di beberapa titik kota. Dr. Agung menyebut, informasi yang benar sangat penting agar warga memanfaatkan bantuan ini sesuai peruntukannya.

Para narasumber berdiskusi dalam sesi talkshow di Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia.

Dari sisi kesiapan, Dr. Agung memastikan Universitas Mulia memiliki sumber daya dan fasilitas memadai. Kampus menyediakan dua belas program studi, di antaranya Program Studi Komputer di Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) yang sejak dulu menjadi daya tarik utama. Lulusan FIKOM Universitas Mulia telah bekerja di berbagai daerah, tidak hanya di Kalimantan, tetapi juga di Pulau Jawa. Beberapa program studi seperti Farmasi juga dilengkapi laboratorium khusus.

Agar mahasiswa penerima subsidi bisa menyelesaikan studi sesuai waktu, kurikulum Universitas Mulia dirancang mendukung penyelesaian empat tahun. Jika terdapat mata kuliah yang belum tuntas, mahasiswa dapat mengikuti semester pendek tanpa mengganggu durasi studi.

Dr. Agung juga mencatat, sambutan para Ketua RT di Balikpapan di luar perkiraan. Antusiasme mereka tinggi karena Universitas Mulia memberikan skema jalur rekomendasi yang memperluas manfaat Gratis Pol.

“Ketua RT sangat antusias karena kampus UM memberikan berbagai kemudahan dan keringanan biaya. Dengan jalur Rekomendasi RT, program Gratis Pol bisa menjadi Gratis Pol Plus,” tegasnya.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 7 Juli 2025 — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan perguruan tinggi swasta se-Kalimantan Timur untuk mendukung pelaksanaan Program Gratis Pol, yaitu program biaya pendidikan yang benar-benar gratis 100% bagi seluruh anak-anak Kalimantan Timur.

Dalam pidatonya, Gubernur Kalimantan Timur menegaskan bahwa program Gratis Pol akan mulai diterapkan pada tahun ajaran 2025—2026 dengan sasaran utama mahasiswa baru, baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Semua biaya pendaftaran dan penerimaan mahasiswa baru ditanggung penuh oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

“Untuk mahasiswa semester dua sampai delapan, insyaallah kalau tidak ada halangan, di APBD Murni 2026 nanti semuanya akan kita tanggung biaya UKT-nya,” ujar Gubernur.

Ia juga meminta agar program ini segera disosialisasikan kepada para intelektual muda di Kalimantan Timur agar berjalan lancar, terbuka, dan inklusif tanpa membeda-bedakan latar belakang suku, agama, ras, bahasa, maupun budaya.

Kuota Berdasarkan Tahun Lalu

Dalam pidato tersebut, Gubernur menjelaskan bahwa basis data penerima Gratis Pol diambil berdasarkan jumlah mahasiswa baru pada tahun ajaran sebelumnya, dengan penambahan kuota maksimal 10 persen dari angka tersebut. Misalnya, jika penerimaan mahasiswa baru pada tahun lalu berjumlah 1.000 orang, maka tahun ini maksimal menjadi 1.100 orang.

Bantuan UKT untuk Semua Prodi

Untuk pembiayaan UKT, pemerintah menetapkan bahwa semua program studi akan diberikan bantuan minimum Rp5 juta per mahasiswa. Sementara khusus untuk mahasiswa kedokteran, pemerintah menetapkan batas bantuan maksimal Rp15 juta per mahasiswa, sesuai dengan program studi yang diambil. Kekurangan biaya di atas batas tersebut menjadi tanggung jawab mahasiswa baru.

Sinergi Pendidikan

Gubernur menegaskan bahwa program Gratis Pol merupakan bukti komitmen nyata pemerintah, bukan sekadar wacana atau janji politik. Pemprov bersama perguruan tinggi dan masyarakat berupaya membangun sumber daya manusia Kalimantan Timur agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

Selain menjalin kerja sama dengan universitas nasional, pemerintah juga merencanakan pembukaan kerja sama dengan perguruan tinggi internasional. Ke depan, sistem pengajaran akan diarahkan dengan mendatangkan tenaga pengajar dari kampus-kampus unggulan ke Kalimantan Timur, sehingga mahasiswa tidak perlu lagi belajar ke luar daerah atau ke luar negeri.

“Kami percaya ini bukan sekadar biaya, tetapi investasi terbesar. Kalau ingin hasil cepat, cukup di pertanian. Tapi kalau ingin hasil 100 hingga 1.000 tahun, investasilah di pendidikan,” kata Gubernur.

Di akhir pidato, Gubernur menegaskan bahwa Kalimantan Timur harus segera bertransformasi dari mengandalkan sumber daya alam menjadi kekuatan sumber daya manusia. Ia optimistis lima hingga sepuluh tahun mendatang, Kalimantan Timur dapat menjadi salah satu daerah terdepan dalam pengembangan SDM di Indonesia.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 2 Juli 2025— Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Mulia menegaskan keseriusannya dalam meningkatkan kualitas dan relevansi hibah penelitian serta pengabdian kepada masyarakat untuk Tahun Anggaran 2025. Komitmen tersebut ditegaskan melalui berbagai langkah strategis yang diungkapkan dalam sosialisasi teknis hibah DIPA LPPM.

Dalam upaya memastikan proposal hibah benar-benar relevan dengan roadmap riset Universitas Mulia, LPPM telah menyiapkan indikator penilaian yang lebih ketat. Proses evaluasi dilakukan melalui mekanisme desk evaluation dan peer review agar setiap proposal tidak sekadar menjadi formalitas, tetapi mampu mendukung arah riset universitas secara strategis.

Selain aspek seleksi, LPPM juga memfokuskan perhatian pada kualitas luaran. Tidak hanya mendorong peningkatan kuantitas proposal, lembaga ini berupaya memastikan setiap penelitian dan pengabdian menghasilkan publikasi bereputasi dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Beberapa langkah konkret yang dijalankan meliputi sosialisasi dan workshop penyusunan proposal bermutu, pendampingan proposal secara intensif, sinkronisasi dengan roadmap riset, skema insentif berbasis luaran, serta monitoring dan evaluasi berkelanjutan.

Untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas, proses seleksi hibah di Universitas Mulia dilaksanakan dengan prosedur tertulis, penilaian terbuka yang terdokumentasi, double peer review, penyimpanan bukti penilaian, rapat pleno penetapan proposal terbaik, hingga pengumuman secara terbuka. Mekanisme ini diharapkan dapat mencegah bias maupun dominasi kelompok tertentu dalam pembagian dana penelitian dan pengabdian.

LPPM juga menaruh perhatian serius pada keberlanjutan dampak pengabdian kepada masyarakat. Proposal disusun berbasis indikator outcome, didukung pendampingan berkelanjutan serta monitoring lapangan, sehingga kegiatan pengabdian tidak berhenti pada laporan administratif, tetapi menghasilkan perubahan sosial yang terukur.

Dalam konteks hilirisasi, LPPM membuka jalur penghubung agar hasil penelitian dapat ditindaklanjuti ke skema hibah eksternal, paten, hingga kemitraan industri. Pendekatan ini dilaksanakan melalui pendampingan proposal eksternal, proses pendaftaran hak paten, perluasan jejaring industri, dan program inkubasi inovasi.

Adapun dari sisi kontribusi terhadap institusi, capaian hibah penelitian dan pengabdian di Universitas Mulia ditargetkan dapat memberikan dampak langsung pada reputasi akademik sekaligus mendongkrak skor akreditasi di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini diwujudkan melalui kontribusi pada indikator publikasi ilmiah, perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), pengabdian masyarakat yang berdampak, keterlibatan mahasiswa, serta penguatan kerja sama eksternal.

Dengan langkah-langkah ini, LPPM Universitas Mulia menegaskan peran sentralnya dalam mengawal kualitas riset dan pengabdian, sekaligus mengoptimalkan dampaknya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 2 Juli 2025— Sebagai wujud nyata komitmen Universitas Mulia terhadap keberlanjutan ekosistem dan pembangunan usaha yang selaras dengan alam, Inkubator Bisnis UM di bawah kepemimpinan Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd. kembali menghadirkan sebuah agenda penting bertajuk “The Future is Green.” Webinar ini diangkat dari kesadaran mendalam akan semakin mendesaknya kebutuhan penerapan green business di tengah masyarakat dan dunia usaha.

Saat ini, kesadaran publik akan pentingnya hidup selaras dengan alam semakin tumbuh. Produk-produk ramah lingkungan makin diminati, bahkan pasarnya terbuka semakin lebar. Namun di sisi lain, masih banyak pelaku usaha yang belum memahami bagaimana semestinya green business dijalankan dengan benar. Di sinilah letak urgensi webinar ini — menjadi jembatan pengetahuan bagi mahasiswa, dosen, dan pelaku usaha di lingkungan Universitas Mulia untuk memahami prinsip green innovation dan penerapannya pada setiap lini aktivitas ekonomi.

Mengapa Mahasiswa dan Dosen Perlu Hadir?

Mahasiswa dan dosen memiliki peran vital dalam membangun generasi technopreneur masa depan. Adaptasi teknologi dan pengembangan produk ramah lingkungan merupakan kunci menjaga keberlangsungan usaha di masa mendatang. Webinar ini bukan sekadar diskusi konseptual, tetapi forum untuk menggali wawasan dari pakar dan praktisi yang relevan, sekaligus ajang bertukar gagasan tentang bagaimana green business dapat diterapkan dalam berbagai skala usaha.

Dengan menghadiri webinar ini, dosen akan memperoleh perspektif baru yang dapat diintegrasikan ke dalam pengajaran maupun riset di bidang keberlanjutan. Bagi mahasiswa, kesempatan ini menjadi pintu awal membangun ide bisnis inovatif yang tidak hanya mendatangkan profit, tetapi juga menjaga keseimbangan lingkungan.

Narasumber yang Berpengalaman dan Inspiratif

Kehadiran Dr. Ali Azwar sebagai narasumber menjadi nilai tambah yang tidak ternilai. Beliau adalah pakar energi terbarukan dan pelaku green business asal Maladewa dengan pengalaman hampir tiga dekade. Keahlian beliau lahir dari kombinasi antara pendidikan tinggi dan ketekunan membangun karir dari bawah, dengan semangat belajar yang konsisten dan dedikasi di bidang energi terbarukan dan bisnis hijau.

Dalam forum ini, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Inkubator Bisnis UM akan bertindak sebagai moderator, memfasilitasi diskusi mendalam antara narasumber dan peserta. Kesempatan berinteraksi langsung dengan pakar sekaliber Dr. Ali Azwar di bawah moderasi akademisi yang berpengalaman akan membuka ruang inspirasi yang luas bagi seluruh peserta.

Langkah Awal untuk Inisiatif Hijau yang Berkelanjutan

Webinar “The Future is Green” juga menandai rangkaian inisiatif hijau Inkubator Bisnis UM ke depan. Melalui kegiatan ini, Universitas Mulia berkomitmen untuk turut menerapkan dan mengampanyekan green business sebagai solusi kehidupan berkelanjutan yang lebih baik.

Maka, ajakan ini patut direnungkan bersama. Kesadaran akan pentingnya keberlanjutan harus diikuti langkah nyata. Hadir dalam forum ini berarti menjadi bagian dari perubahan menuju masa depan yang lebih hijau. Mahasiswa, dosen, dan seluruh civitas akademika Universitas Mulia, mari bergabung, belajar, dan bertindak. Karena masa depan adalah hijau — the future is green.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 1 Juli 2025 — BEM Universitas Mulia menunjukan komitmennya dalam membangun kontribusi mahasiswa di tingkat nasional dengan keikutsertaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) BEM Seluruh Indonesia (SI) XVIII yang digelar di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Ketua BEM Universitas Mulia, Agung, hadir secara langsung mewakili kampus untuk mengambil peran strategis bersama ratusan perwakilan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. MUNAS BEM SI XVIII tahun ini mengusung tema “Menakar Arah, Menguji Janji: Revitalisasi Peran Mahasiswa dalam Menjaga Demokrasi, Keadilan Sosial, dan Pembangunan Kabinet Merah Putih.”

Dalam keterangannya, Agung menjelaskan bahwa forum MUNAS ini menjadi momentum penting untuk memperkuat eksistensi Universitas Mulia pada level nasional. “Dengan keterlibatan aktif kami, Universitas Mulia bukan hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga sebagai bagian dari pengambil keputusan strategis gerakan mahasiswa Indonesia. Ini adalah bentuk positioning bahwa mahasiswa UM siap bersuara, berpikir kritis, dan berjejaring menjawab tantangan bangsa,” jelasnya.

Sejumlah isu krusial diangkat dalam forum tersebut, di antaranya akses pendidikan yang merata, digitalisasi kampus, ketimpangan pembangunan, isu lingkungan — khususnya tambang di Raja Ampat — hingga penguatan peran pemuda dalam demokrasi dan ekonomi berkelanjutan. Menurut Agung, isu-isu tersebut memiliki relevansi langsung dengan kondisi Universitas Mulia, terutama dalam mendukung transformasi digital, inklusi pendidikan, serta kesiapan mahasiswa menghadapi disrupsi teknologi. “Mahasiswa hari ini jangan hanya jadi penonton, tetapi harus aktif mengawal isu-isu strategis tersebut,” tambahnya.

Sebagai perwakilan kampus, Agung membawa tiga rekomendasi utama: pemerataan dukungan teknologi pendidikan di daerah, pentingnya kolaborasi strategis antar-BEM, serta penguatan literasi digital dan kebangsaan. “Balikpapan sebagai kota penyangga IKN harus siap dengan dukungan teknologi pendidikan yang merata. Kolaborasi antar-BEM juga menjadi kunci untuk mengawal isu daerah maupun nasional secara bersama-sama,” ujarnya.

Dalam menjawab dinamika gerakan mahasiswa di era digital, Agung menegaskan bahwa mahasiswa harus mampu bertransformasi menjadi aktor yang adaptif, inovatif, dan tetap kritis. “Gerakan mahasiswa tidak hanya turun ke jalan, tetapi juga harus mampu memengaruhi kebijakan melalui data, narasi, dan kampanye strategis di ruang digital,” tuturnya.

Selain itu, BEM UM juga memanfaatkan MUNAS ini untuk memperluas jejaring. Komunikasi aktif dilakukan dengan BEM dari Aceh, Sumatra, Balinusra, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Beberapa rencana tindak lanjut telah dirancang, di antaranya program pertukaran gagasan, RAKERNAS, kajian strategis antar-BEM, serta proyek kolaboratif advokasi isu lingkungan dan pendidikan di wilayah pinggiran.

Agung memastikan hasil MUNAS ini tidak akan berhenti pada forum seremonial semata. Resolusi nasional akan diintegrasikan ke dalam program kerja BEM UM melalui forum diskusi kebijakan publik, penguatan literasi digital, serta gerakan kampus hijau yang mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.

“Kami juga memastikan aspirasi mahasiswa UM benar-benar terwakili melalui forum dengar pendapat sebelum keberangkatan. Aspirasi mahasiswa kami formulasikan sebagai isu prioritas, dan kami selalu terbuka menerima masukan selama forum berlangsung,” jelas Agung.

Tantangan terbesar yang dihadapi dalam forum nasional ini menurut Agung adalah bagaimana menyatukan keberagaman perspektif antar-BEM dari berbagai wilayah, terutama pada isu sensitif. Namun hal tersebut menjadi ruang pembelajaran dalam membangun konsolidasi gerakan mahasiswa yang solid dan bermakna.

Ia juga menegaskan bahwa BEM idealnya tidak hanya menjadi corong aspirasi internal kampus, tetapi juga motor penggerak perubahan sosial-politik. “Mahasiswa memiliki keistimewaan untuk berpikir bebas, kritis, dan idealis. BEM harus bisa menjembatani kepentingan mahasiswa dengan realitas kebijakan publik,” ujarnya.

Menutup keterangannya, Agung berpesan kepada mahasiswa Universitas Mulia untuk bangga dan terus mendukung kiprah BEM UM di tingkat nasional. “Partisipasi di MUNAS BEM SI ini adalah langkah awal marwah kampus dan value BEM UM terbranding secara nasional. Walau periode ini adalah periode pertama BEM UM, kami berkomitmen penuh membuka gerbong aliansi BEM dari kota, regional, hingga nasional. Semoga kepengurusan berikutnya dapat melanjutkan dan memperkuat pondasi ini dengan semangat berembuk, beraksi, bermanfaat, dan berdampak bagi mahasiswa serta masyarakat,” pungkasnya.

Musyawarah Nasional BEM SI XVIII merupakan forum musyawarah tertinggi BEM Seluruh Indonesia. Tahun ini, Institut Pertanian Bogor didaulat sebagai tuan rumah dengan menghadirkan sejumlah tokoh nasional di antaranya Menteri Pertanian Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Prof. Brian Yuliarto, Ph.D., Sekjen Kementerian ESDM, Anggota DPR RI Komisi IV Prof. Dr. Ir. H. Rakhmin Dahuri, M.S., Bupati Bogor Rudy Susmanto, S.Si., serta Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si.

Humas UM (YMN)

“Sehebat apa pun proposal Kosabangsa disusun, tanpa pendamping yang hadir penuh, program hanya akan berhenti di rencana — bukan di hasil nyata. Pendamping bukan sekadar pengawas, tetapi ruh yang menjaga program tetap hidup di lapangan, menjembatani gagasan dan realitas. Sebab pada akhirnya, kualitas pendampinglah yang menentukan seberapa jauh program memberi dampak; tanpa integritas dan kepedulian, pendamping hanya akan menjadi formalitas yang kehilangan makna.”
— Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si.

Humas Universitas Mulia, 30 Juni 2025 — Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menekankan pentingnya peran pendamping dalam mendukung kelancaran pelaksanaan Program Kosabangsa. Hal tersebut disampaikan dalam sesi “Panduan Pendamping Kosabangsa 2025” yang diikuti para dosen dan mitra pendamping di lingkungan Universitas Mulia.

Dalam paparannya, Prof. Ahsin menyoroti bahwa pendamping bukan hanya bertugas mengawasi, tetapi juga berperan sebagai penghubung, fasilitator, sekaligus katalisator agar program Kosabangsa dapat berjalan optimal di lapangan.

Beliau menjelaskan, pendamping harus memahami betul isi proposal, tujuan program, serta dinamika mitra di daerah. Dengan demikian, pendamping dapat membantu memastikan implementasi di lapangan tetap sesuai rencana dan sasaran luaran dapat dicapai.

“Jangan sampai pendamping hanya hadir di atas kertas. Mereka harus hadir mendampingi proses, memecahkan masalah, dan menjadi jembatan komunikasi antara tim pelaksana, mitra, dan pemerintah daerah,” ujar Prof. Ahsin.

Lebih lanjut, beliau juga menekankan pentingnya integritas dan profesionalisme para pendamping. Menurutnya, keberhasilan program Kosabangsa sangat bergantung pada kualitas pendampingan di setiap tahap pelaksanaan.

Beliau mendorong para dosen untuk berperan aktif menjadi pendamping yang responsif, adaptif, dan solutif. Dengan demikian, program yang dijalankan tidak hanya bersifat formalitas, tetapi benar-benar berdampak nyata pada mitra dan masyarakat.

Melalui panduan ini, Prof. Ahsin berharap para pendamping Kosabangsa di Universitas Mulia dapat menjadi motor penggerak keberhasilan program sekaligus agen penguatan sinergi antara kampus, mitra, dan pemerintah daerah.

Humas UM (YMN)

 

“Menulis proposal Kosabangsa bukan sekadar memenuhi administrasi hibah, tapi merancang solusi nyata yang bisa diukur manfaatnya di masyarakat.”
— Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si.

 

Humas Universitas Mulia, 30 Juni 2025 — Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menjadi narasumber dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan Proposal Kosabangsa 2025. Dalam materinya, beliau menekankan pentingnya strategi dan kualitas proposal agar program Kosabangsa benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat.

Dalam webinar yang digelar oleh LPPM Universitas Mulia ini pada 11 Juni 2025 yang lalu, Prof. Ahsin menjelaskan secara rinci prinsip, mekanisme, serta strategi praktis dalam penyusunan proposal Kosabangsa. Beliau menyoroti bahwa program Kosabangsa merupakan jembatan kolaborasi antara perguruan tinggi dan mitra di daerah, dengan fokus pada penyelesaian masalah riil melalui pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Proposal harus mampu memetakan masalah secara jelas, menetapkan mitra yang tepat, serta merancang luaran yang terukur. Kualitas proposal sangat menentukan keberhasilan program di lapangan,” tegas Prof. Ahsin.

Selain itu, beliau juga memaparkan beberapa tahapan penting yang wajib diperhatikan oleh para dosen penyusun proposal. Mulai dari identifikasi kebutuhan mitra, penajaman desain program, penyusunan anggaran yang wajar, hingga penyesuaian dengan kebijakan pendanaan dari Kemendikbudristek.

Tidak hanya itu, Rektor UM juga menekankan perlunya komunikasi aktif antara perguruan tinggi, mitra, dan pemerintah daerah agar program yang diusulkan benar-benar sejalan dengan prioritas pembangunan wilayah.

“Intinya, jangan hanya menulis proposal untuk lolos hibah. Tapi tulislah proposal yang membawa dampak nyata,” pungkasnya.

Melalui Bimtek ini, diharapkan dosen-dosen di lingkungan Universitas Mulia semakin siap menghasilkan proposal Kosabangsa yang inovatif, tepat sasaran, dan berkontribusi bagi kemajuan masyarakat.

Humas UM (YMN)

 

“Proposal Kosabangsa harus lahir dari pemahaman mendalam tentang masalah riil, bukan sekadar salinan dari program sebelumnya.”
— Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si.

 

Humas Universitas Mulia, 30 Juni 2025 — Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., kembali menegaskan peran strategis perguruan tinggi dalam menjawab tantangan nyata masyarakat melalui Program Kosabangsa. Hal ini disampaikan beliau dalam sesi “Pengantar Proposal Kosabangsa 2025” yang menyoroti urgensi sinergi antara akademisi, mitra, dan pemerintah daerah.

Dalam pemaparannya, Prof. Ahsin menjelaskan bahwa Program Kosabangsa lahir sebagai bentuk pengabdian kampus untuk mengatasi persoalan nyata berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, proposal yang diajukan wajib mengacu pada kebutuhan riil di lapangan dan mendukung prioritas pembangunan di daerah.

Beliau juga menekankan pentingnya memahami arah kebijakan nasional, peta permasalahan lokal, serta potensi mitra yang akan digandeng. Menurutnya, harmonisasi ketiga unsur ini menjadi kunci agar program yang diusulkan benar-benar bermanfaat.

“Jangan membuat proposal yang sekadar copy-paste. Pahami dulu apa masalah utamanya, bagaimana urgensinya, dan solusi apa yang betul-betul feasible,” kata Prof. Ahsin menegaskan.

Selain itu, beliau mengingatkan perlunya inovasi dan keberlanjutan program. Proposal Kosabangsa tidak hanya berhenti pada tahap pelaksanaan, tetapi juga harus memikirkan dampak jangka panjang yang dapat direplikasi di daerah lain.

Dalam materi ini, Rektor UM juga mendorong para dosen untuk terus membangun jejaring, memperluas mitra, serta mengedepankan pendekatan partisipatif. “Dengan begitu, program tidak hanya top-down, tetapi benar-benar lahir dari aspirasi mitra di daerah,” tambahnya.

Melalui sosialisasi ini, Prof. Ahsin berharap seluruh civitas akademika Universitas Mulia semakin peka terhadap persoalan nyata di masyarakat dan mampu menghadirkan solusi inovatif melalui proposal Kosabangsa yang relevan dan berdampak.

Humas UM (YMN)