“Indikator terkuat keberhasilan KKN itu bukan laporan di atas kertas, tapi ketika program diadopsi warga, masuk ke rencana pembangunan kelurahan, dan direplikasi secara berkelanjutan. Kalau hanya seremonial, itu gagal.”— Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si., memberikan pengarahan tentang pentingnya KKN Berdampak kepada mahasiswa Angkatan 5 sebelum diterjunkan ke 21 kelurahan mitra.

Humas Universitas Mulia, 21 Juli 2025 — Bagi Universitas Mulia, Kuliah Kerja Nyata (KKN) bukan sekadar syarat kelulusan. KKN harus menjadi jembatan antara teori akademik dengan kebutuhan nyata masyarakat, sekaligus melahirkan perubahan terukur di lapangan. Penegasan ini disampaikan Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si., dalam wawancara usai pelepasan 420 mahasiswa KKN Angkatan ke-5 Tahun 2025 di Ballroom Cheng Hoo Universitas Mulia.

Dampak Harus Terukur di Empat Ranah

Prof. Ahsin menegaskan bahwa tolok ukur keberhasilan KKN tidak boleh berhenti pada laporan seremonial semata. Ia merumuskan empat indikator dampak yang harus dihasilkan: sosial, ekonomi, lingkungan, dan kelembagaan.

“Indikatornya bukan sekadar kegiatan berjalan, tapi betul-betul tampak perubahan konkret,” ujarnya. Pada aspek sosial, keberhasilan tercermin dari meningkatnya partisipasi warga, bertambahnya pengetahuan, hingga perubahan perilaku positif. Sementara di sektor ekonomi, munculnya UMKM, naiknya pendapatan warga, serta penerapan teknologi tepat guna menjadi penanda penting.

Prosesi pelepasan KKN Angkatan 5 Tahun 2025 Universitas Mulia ditandai dengan penyerahan berita acara resmi dari Rektor kepada 21 lurah mitra sebagai simbol sinergi pengabdian.

Di bidang lingkungan, Prof. Ahsin menyoroti pentingnya program pengelolaan sampah, penghijauan kawasan, dan tumbuhnya kesadaran ekologis. Sedangkan dari sisi kelembagaan, tolok ukurnya adalah penguatan organisasi lokal, perbaikan sistem administrasi, dan keberlanjutan program setelah mahasiswa pulang.

“Indikator terkuat justru ketika program KKN diadopsi masyarakat, masuk ke rencana pembangunan kelurahan, dan direplikasi,” tegasnya.

Menjamin Keberlanjutan Setelah KKN Usai

Ia menyadari tantangan terbesar KKN seringkali muncul setelah mahasiswa kembali ke kampus. Agar program tidak berhenti di tengah jalan, Prof. Ahsin menekankan lima strategi utama: pendampingan lanjutan melalui dosen atau alumni, kemitraan formal dengan kelurahan, integrasi hasil KKN ke program riset dan pengabdian dosen, penyusunan dokumentasi lengkap, serta kaderisasi lokal sejak awal pelaksanaan.

Foto bersama pimpinan Universitas Mulia bersama para lurah dan camat se-Kota Balikpapan usai penyerahan dokumen berita acara KKN Angkatan V 2025.

“Kalau ada kader lokal yang diberdayakan sejak awal, maka ketika mahasiswa pulang, program tetap berjalan. Itu yang harus kita dorong,” ujarnya.

Anggaran Bukan Sekadar Formalitas

Komitmen pendanaan juga diatur secara strategis. Rektor menjelaskan bahwa Universitas Mulia menyiapkan tiga jalur pendanaan: anggaran khusus di RKAT untuk KKN tematik yang mendukung prioritas pembangunan daerah, insentif berbasis capaian bagi dosen dan mahasiswa, serta dukungan logistik dan dana pendamping untuk program eksternal seperti Saintek Berdampak dan Kosabangsa.

“Dengan pola ini, KKN bukan cuma kegiatan rutin, tetapi instrumen aktif mendukung pembangunan daerah,” kata Prof. Ahsin.

Peran Dosen Tak Boleh Pasif

Ia juga menyoroti peran Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang kerap hanya memeriksa laporan. Bagi Prof. Ahsin, DPL idealnya menjadi penghubung langsung antara teori akademik dan praktik pengabdian.

“DPL harus mendampingi sejak perencanaan, membantu mahasiswa memetakan masalah, merancang program inovatif, memberi pembinaan, hingga mendorong keluaran berupa publikasi atau HKI,” jelasnya.

Sinergi Konkret dengan Aparat Wilayah

Agar kehadiran mahasiswa tidak menjadi beban administratif, kampus menyiapkan pola kerja sama dengan lurah dan camat. Sejumlah langkah dijalankan: melibatkan aparat sejak perencanaan, menyusun MoU atau PKS, membentuk forum koordinasi, menyiapkan tim pendukung teknis, serta memastikan program memberi manfaat riil, seperti digitalisasi layanan atau pelatihan warga.

“Kalau ini dijalankan, KKN menjadi kolaborasi pembangunan, bukan beban birokrasi,” tegasnya.

Laboratorium Nilai Karakter

Selain output program, Prof. Ahsin memandang KKN sebagai ruang penggemblengan karakter. Mahasiswa diharapkan menginternalisasi nilai empati, kepedulian sosial, gotong royong, kemandirian, tanggung jawab, kreativitas, disiplin, integritas, hingga cinta tanah air.

“Semua itu lahir dari pengalaman langsung di masyarakat, bukan di ruang kelas,” ujarnya.

Kesalahan yang Harus Dihindari

Ia menegaskan, KKN harus lepas dari pola lama yang hanya berorientasi formalitas. Prof. Ahsin memetakan bentuk kegagalan yang wajib dihindari: perencanaan dangkal tanpa pemetaan masalah, minimnya peran dosen pembimbing, program seremonial tanpa inovasi, pelaksanaan tanpa monitoring yang rapi, dan absennya tindak lanjut pasca-KKN.

“Kalau program berhenti begitu mahasiswa pulang, itu artinya gagal. KKN tidak boleh jadi rutinitas kosong,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 18 Juli 2025— Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan (STIEPAN) dan Universitas Mulia resmi mengikat kesepakatan kerjasama melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di gedung White Campus Universitas Mulia, Jumat, 18 Juli 2025. Kedua perguruan tinggi berkomitmen memperkuat implementasi Tridarma melalui program pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si. dan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Balikpapan (STIEPAN) Prof. Dr. Suhartono, S.E., M.M. saat menandatangani dokumen Nota Kesepahaman (MoU) di Gedung White Campus Universitas Mulia, Jumat (18/7).

Ketua STIEPAN, Prof. Dr. Suhartono, S.E., M.M., menegaskan bahwa kemitraan ini tidak hanya berhenti di level formalitas, melainkan akan diwujudkan melalui kolaborasi nyata di ketiga ranah Tridarma.

“Kami menargetkan kerjasama ini menjangkau aspek pendidikan dan pengajaran, pengabdian kepada masyarakat, hingga penelitian. Dalam pelaksanaannya, kami akan menjajaki peluang pertukaran informasi, potensi, dan program yang memungkinkan untuk dikerjasamakan. Kami menaruh harapan besar pada Universitas Mulia, sebagai institusi yang memiliki pengembangan keilmuan lebih luas, agar dapat menjadi mitra strategis dalam memperluas kapasitas civitas akademika kami, khususnya dalam mendukung implementasi Tridarma secara optimal,” jelas Prof. Suhartono.

Ia menekankan bahwa program prioritas akan dirumuskan secara teknis bersama agar kesepakatan ini segera berlanjut ke tahap implementasi.

Rektor UM Prof. Ahsin dan Ketua STIEPAN Prof. Suhartono bertukar dokumen MoU. Tampak mendampingi, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Universitas Mulia Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I. (kiri) dan Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama STIEPAN Fitrahnanda Ayubadiah, S.S., M.A. (kanan).

“Terkait program mana yang akan diprioritaskan, tentu akan dibahas lebih mendalam melalui diskusi bersama. Prinsipnya, kami ingin memastikan bahwa kerjasama ini tidak semata simbolis, melainkan harus terwujud dalam langkah nyata. Esensi kerjasama harus saling menguntungkan dan bersifat mutualistik. Karena itu, kami berharap STIEPAN dapat memperoleh pendampingan dan penguatan keilmuan di berbagai bidang yang telah dikembangkan oleh Universitas Mulia,” imbuhnya.

Rektor Universitas Mulia Prof. Ahsin menyambut hangat kedatangan rombongan pimpinan STIEPAN di Ruang Rapat Rektorat Universitas Mulia.

Dirancang Sejak Lama

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., menyebut kesepakatan ini telah melalui proses persiapan panjang sebelum akhirnya terealisasi.

“Inisiasi MoU ini sebenarnya telah lama direncanakan. Namun, baru sekarang dapat difinalisasi. Kami sadar, perguruan tinggi swasta, apalagi di daerah, perlu membangun sinergi untuk memperkuat posisi bersama. Apalagi dengan masuknya kampus-kampus besar dari luar Kalimantan Timur,  kita dituntut untuk berbagi keunggulan agar dapat dikolaborasikan secara nyata,” terang Prof. Ahsin.

Ketua STIEPAN Prof. Suhartono (tengah) bersama Wakil Ketua II Bidang Keuangan Rudy Padjut Harianto, S.S., M.Si. (kiri) dan Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fitrahnanda Ayubadiah, S.S., M.A. (kanan) di sela rangkaian penandatanganan MoU.

Pertukaran Dosen dan Kurikulum Terintegrasi Sertifikasi

Salah satu bentuk tindak lanjut yang dinilai paling realistis ialah program pertukaran dosen. Dosen-dosen yang berpengalaman di bidang pengajaran dan riset akan dilibatkan untuk berbagi wawasan praktis kepada mahasiswa kedua kampus.

“Pada ranah pendidikan, hal paling memungkinkan dilakukan segera adalah pertukaran tenaga pengajar yang memiliki rekam jejak baik dalam kolaborasi maupun riset. Pengalaman praktis ini diharapkan dapat dipetik langsung oleh mahasiswa. Selain itu, kami juga mendiskusikan pengembangan kurikulum yang lebih responsif. Salah satu opsi ialah mengintegrasikan materi sertifikasi kompetensi dari BNSP ke dalam kurikulum agar tidak hanya berhenti pada pola ajar konvensional,” paparnya.

Prof. Ahsin menambahkan, jika STIEPAN telah lebih dahulu merancang kerangka kurikulum serupa, Universitas Mulia juga siap untuk belajar bersama dan mengadopsi pengalaman tersebut.

Sinergi Penelitian dan Dukungan SDM

Di ranah penelitian, kedua kampus bersepakat untuk saling menopang kebutuhan sumber daya manusia. Proyek riset bersama juga dapat melibatkan kerjasama dengan pemerintah daerah maupun mitra industri.

“Kami optimis dapat saling melengkapi. Jika di STIEPAN terdapat proyek riset atau kerjasama dengan pemerintah daerah dan mitra industri, namun terkendala SDM karena keterbatasan program studi, maka kami siap mendukung. Sebaliknya, Universitas Mulia saat ini juga tengah mengembangkan kemitraan strategis dengan pemerintah daerah maupun sektor industri, dan pada titik tertentu kami juga bisa membutuhkan dukungan tenaga ahli atau dosen dari STIEPAN,” jelas Rektor UM.

Implementasi Program Mahasiswa

Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama STIEPAN, Fitrahnanda Ayubadiah, S.S., M.A., menjelaskan bahwa realisasi kerjasama di ranah kegiatan kemahasiswaan sebenarnya telah berlangsung dalam berbagai kegiatan bersama, terutama pada penyelenggaraan seminar lintas kampus.

“Beberapa kegiatan bersama dengan Universitas Mulia sebenarnya sudah sering kami laksanakan, terutama yang terkait organisasi kemahasiswaan. Salah satunya berupa seminar yang mendatangkan narasumber dari kedua belah pihak. Selama ini kami banyak menggandeng dosen-dosen UM di bidang teknologi digital, sedangkan kami bergerak di bidang ekonomi. Dengan adanya MoU, pola kerjasama semacam ini akan semakin terarah dan terstruktur,” jelas Fitrahnanda.

Kolaborasi Multidisiplin

Menutup pernyataannya, Prof. Suhartono menekankan bahwa kolaborasi lintas disiplin menjadi salah satu instrumen penting untuk meningkatkan mutu pengajaran dan penelitian di era kebijakan Kampus Merdeka.

“Dalam upaya mendorong kolaborasi, banyak hal dapat dikerjakan bersama. Apalagi Universitas Mulia memiliki spektrum keilmuan multidisiplin. Saat ini, penelitian kolaboratif lintas bidang justru memiliki bobot tinggi untuk mendukung akreditasi perguruan tinggi. Begitu pula di ranah pengajaran, pertukaran dosen menjadi salah satu strategi yang relevan dengan kebijakan Kampus Merdeka. Fleksibilitas mendesain konten dan kurikulum membuka peluang besar untuk mewujudkan link and match. Ketersediaan dosen multidisiplin di UM menjadi peluang yang dapat kami sinergikan,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)

“Ini kondisi istimewa karena para Kaprodi akan memimpin prodi baru yang harus dibangun dari awal. Sebagai dosen dengan jabatan struktural, mereka memikul tanggung jawab ganda untuk memimpin prodi sekaligus menjalankan tridarma. Dalam hal ini, Kaprodi saya anggap sebagai product manager: mengawal keilmuan tetap relevan, pembelajaran bermutu, dan prodi diminati masyarakat.”
Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I. Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya Universitas Mulia

Para Kaprodi baru Universitas Mulia berdiri menyanyikan lagu kebangsaan pada seremonial pembukaan pembekalan perdana.

Humas Universitas Mulia, 18 Juli 2025 — Universitas Mulia resmi menyambut kehadiran empat Ketua Program Studi (Kaprodi) baru untuk program studi Teknik Sipil, Teknik Industri, Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (TPHP), serta Desain Komunikasi Visual (DKV). Kehadiran Kaprodi baru ini menjadi fase penting bagi Universitas Mulia yang tengah memperluas portofolio keilmuan di bidang teknik dan kreatif.

“Selamat datang untuk para Ketua Program Studi Baru di Universitas Mulia: KaProdi Teknik Sipil, Teknik Industri, TPHP, dan DKV. Ini adalah sebuah kondisi yang istimewa. Karena para KaProdi akan memimpin sebuah program studi yang baru berdiri,” ujar Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I.

Wibisono menekankan, tanggung jawab memimpin prodi baru memiliki tantangan tersendiri. Tidak sekadar melanjutkan program kerja yang sudah mapan, tetapi memulai berbagai strategi dasar dari titik awal. Namun demikian, sejumlah praktik baik dari prodi lain di Universitas Mulia tetap dapat dijadikan acuan penyesuaian.

Suasana pembukaan pembekalan empat Kaprodi baru Universitas Mulia bersama jajaran pimpinan universitas dan Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga.

“Tentu ada banyak tantangan yang harus dihadapi, sebab ini tidak sekedar melanjutkan strategi atau program kerja yang sudah ada, tetapi harus memulai dari awal. Namun tentu saja beberapa hal dapat dilihat atau disesuaikan dari program studi lain yang ada di Universitas Mulia,” jelasnya.

Dalam struktur organisasi akademik, seorang Kaprodi tidak hanya bertanggung jawab secara administratif, tetapi juga tetap memegang peran sebagai dosen dengan kewajiban menjalankan tridarma perguruan tinggi.

“Menjadi dosen yang memegang jabatan struktural berarti akan mengemban dua tanggung jawab. Pertama, tanggung jawab sebagai pimpinan program studi. Kedua sebagai dosen, juga terikat tanggung jawab untuk melaksanakan tridarma yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” tegas Wibisono.

Keselarasan antara dua peran ini menjadi fokus. Kaprodi diharapkan mampu menjaga keseimbangan fungsi kepemimpinan dengan kewajiban akademik, sekaligus mendorong seluruh dosen di prodi masing-masing menjalankan tridarma dengan kualitas optimal. “Tantangan utama adalah bagaimana bisa menyelaraskan dua hal tersebut agar dapat berjalan secara selaras. Sebagai Kaprodi juga harus mendorong agar semua dosen di prodi tersebut dapat melaksanakan tanggung tridarma dengan baik,” ujarnya.

Wibisono memandang Kaprodi layaknya seorang product manager. Produk yang dikelola adalah program studi itu sendiri. Dalam posisi ini, Kaprodi memikul tiga tanggung jawab utama. Pertama, memastikan keilmuan yang dikembangkan melalui kurikulum selalu mengikuti perkembangan metodologi dan teknologi terkini, khususnya karena keempat prodi baru berkarakter teknik yang dinamis.

“Memastikan bahwa keilmuan yang dikembangkan di Prodi, yang dituangkan ke dalam kurikulum, selalu up to date dengan perkembangan metodologi dan teknologi di Prodi tersebut. Aspek metodologi dan teknologi ini penting, mengingat 4 prodi baru ini adalah prodi yang berbasis teknik yang erat kaitannya dengan perkembangan metodologi dan teknologi,” papar Wibisono.

Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. menyerahkan Surat Keputusan Kaprodi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian.

Tanggung jawab kedua terletak pada mutu pelaksanaan pembelajaran, yang harus selaras dengan kebutuhan industri agar lulusan benar-benar relevan dengan medan kerja. Ketiga, prodi harus diterima dan diminati masyarakat. Popularitas dan minat pendaftar mencerminkan bagaimana prodi bersaing dengan program serupa di perguruan tinggi lain. “Memastikan bahwa Prodi tersebut diterima dan disukai oleh masyarakat. Ini tentu tercermin dari antusias mahasiswa yang mendaftar. Ketika Prodi tersebut juga ada di perguruan tinggi lain, maka sebagai wujud tanggung jawab product manager, harus mampu membuatnya lebih menarik dibanding prodi sejenis di tempat lain,” pungkasnya.

Dengan penekanan pada fungsi Kaprodi sebagai product manager, Universitas Mulia menegaskan tanggung jawab kepemimpinan prodi baru tidak berhenti pada urusan administrasi. Tugas Kaprodi terletak pada bagaimana program studi dikelola secara relevan, adaptif, dan memiliki daya tarik tersendiri di mata publik.

Humas UM (YMN)

“Pembekalan ini bukan hanya soal administrasi. Para Kaprodi harus memahami peran strategis mereka sebagai penggerak peningkatan mutu tridarma secara berkelanjutan. Karena itu, kami menyiapkan strategi pendampingan empat pilar: adaptasi budaya akademik, literasi regulasi, manajemen mutu, dan koordinasi lintas unit serta mitra industri.”
Wisnu Hera Pamungkas, Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Mulia

 

Humas Universitas Mulia, 18 Juli 2025 — Universitas Mulia menggelar pembekalan bagi para Ketua Program Studi (Kaprodi) baru dari empat prodi yang resmi dibuka tahun ini, yaitu Teknik Sipil, Teknik Industri, Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (TPHP), serta Desain Komunikasi Visual (DKV). Agenda ini diarahkan untuk mempersiapkan para Kaprodi memahami peran strategis mereka dalam menggerakkan tridarma perguruan tinggi sejak masa perintisan.

Wakil Rektor I Bidang Akademik, Wisnu Hera Pamungkas, , S.T.P., M.Eng. menyerahkan Surat Keputusan (SK) Kaprodi Desain Komunikasi Visual sebagai simbol dimulainya tanggung jawab akademik prodi baru.

“Pembekalan hari ini difokuskan untuk membekali para Kaprodi baru dengan pemahaman menyeluruh terkait peran strategis mereka sebagai pemimpin program studi, khususnya dalam konteks pelaksanaan tridarma perguruan tinggi,” jelas Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Mulia, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng.

Materi disusun secara berlapis, meliputi aspek akademik, tata kelola kelembagaan, kemahasiswaan, hingga penguasaan sistem informasi yang mendukung manajemen prodi dan aktivitas pengajaran dosen. Wisnu menekankan, peran Kaprodi tidak berhenti pada tugas administratif. “Harapannya, para Kaprodi tidak hanya memahami tugas administratif, tetapi juga mampu menjadi penggerak utama dalam meningkatkan kualitas tridarma secara berkelanjutan,” ujarnya.

Empat Kaprodi baru Universitas Mulia menyimak materi pembekalan yang difokuskan pada penguatan peran strategis dalam pelaksanaan tridarma perguruan tinggi.

Untuk mendampingi para Kaprodi baru dalam merancang kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) maupun Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), bidang akademik merumuskan strategi empat pilar. Pilar pertama adalah pembiasaan pada budaya akademik kampus agar visi prodi selaras dengan arah universitas. Pilar kedua mencakup penguatan literasi kebijakan akademik pada level nasional dan internal. Pilar ketiga menekankan pembekalan manajemen administrasi dan penjaminan mutu. Sementara pilar keempat mendorong koordinasi lintas unit, termasuk dengan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK), hingga mitra industri.

“Kami telah menyiapkan strategi pendampingan berbasis empat pilar utama,” terang Wisnu. “Pertama, penanaman pemahaman dan adaptasi terhadap budaya akademik kampus, agar kaprodi dapat menyelaraskan visi prodi dengan arah institusi. Kedua, penguatan literasi terhadap kebijakan dan regulasi akademik, baik yang bersifat nasional maupun internal kampus. Ketiga, pembekalan manajemen administrasi dan penjaminan mutu akademik sebagai fondasi utama tata kelola. Dan keempat, fasilitasi koordinasi dengan para pemangku kepentingan seperti LPM, BAAK, hingga mitra industri, guna memastikan kurikulum OBE dan MBKM dapat diimplementasikan dengan efektif dan kontekstual sesuai kebutuhan zaman.”

Dari sisi akreditasi, Wisnu menjelaskan penjaminan mutu dilakukan sejak tahap awal. Saat ini, dua prodi baru — Teknik Sipil dan Teknik Industri — telah mengantongi akreditasi dari LAM Teknik, sedangkan TPHP dan DKV masih dalam tahap pengajuan ke BAN-PT. “Penjaminan mutu sejak awal menjadi prioritas penting, karena berkaitan langsung dengan arah capaian akreditasi,” ungkapnya. Ia menambahkan, dokumen akademik dan pelaksanaan tridarma pada tiap prodi disusun menyesuaikan standar akreditasi sejak pendirian.

Indikator keberhasilan prodi baru, menurut Wisnu, terletak pada seberapa jauh kepercayaan publik berhasil dibangun di tiga tahun pertama. “Indikator utama keberhasilan program studi baru dalam jangka pendek adalah sejauh mana prodi mampu membangun kepercayaan publik,” tegasnya. Ia menyadari keterbatasan rekam jejak kerap memengaruhi jumlah mahasiswa pada tahun pertama. Namun demikian, eksistensi prodi harus diupayakan melalui forum-forum eksternal, lomba, seminar, maupun kemitraan.

Dari ruang monitoring, pola evaluasi tidak hanya bergantung pada mekanisme formal audit mutu. “Secara umum, monitoring dan evaluasi dilaksanakan melalui Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan (LPMPP), dengan instrumen utama berupa Audit Mutu Internal (AMI) setiap semester dan penelaahan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) program kerja tahunan,” terang Wisnu. Untuk keempat prodi baru ini, pola monev dibuat lebih intensif. Diskusi rutin, koordinasi informal, dan pendampingan teknis menjadi saluran untuk membaca hambatan sejak dini, terutama pada aspek inovasi pembelajaran dan adaptasi teknologi digital.

Di tengah dinamika ini, para Kaprodi baru dituntut tidak hanya membaca dokumen rencana, tetapi aktif memastikan bahwa tridarma, penjaminan mutu, kurikulum OBE-MBKM, serta pembaruan digital berjalan pada jalur yang kontekstual dengan kebutuhan pendidikan tinggi hari ini.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 18 Juli 2025 Sejak pagi, ratusan mahasiswa baru Universitas Mulia (UM) memenuhi Ballroom Cheng Hoo, Jumat (18/7). Di antara wajah-wajah baru itu, ada harapan dan gugup yang berbaur dengan keingintahuan. Mereka datang bukan sekadar untuk mendengar sosialisasi, tetapi juga untuk memastikan satu langkah penting: mengamankan subsidi biaya kuliah melalui skema Gratis Pol.

Sebanyak 200 mahasiswa resmi tercatat sebagai peserta batch kedua pendampingan pengisian formulir Gratis Pol. Mereka mengikuti jejak batch pertama yang telah rampung beberapa waktu lalu dengan jumlah peserta serupa. Gelombang ketiga pun telah dijadwalkan, juga menargetkan 200 orang.

“Acara hari ini pada dasarnya mencakup dua hal. Pertama, sosialisasi mengenai program Gratis Pol, dan kedua, pendampingan pengisian formulir bagi mahasiswa yang sudah resmi diterima di Universitas Mulia,” ujar Rektor UM, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si., di sela kegiatan.

Skema Gratis Pol menjadi salah satu penopang penting bagi mahasiswa UM. Berbeda dengan beasiswa full, Gratis Pol berfokus pada subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) selama delapan semester. Di luar farmasi dan kedokteran, setiap mahasiswa berhak memperoleh subsidi hingga Rp5 juta per semester.

“Istilah Gratis Pol memang berbeda dengan Gratis Full. Kalau Gratis Full berarti seluruh komponen biaya kuliah — mulai SPP, biaya hidup (living cost), buku, hingga penelitian — semuanya ditanggung. Sedangkan Pol berarti semaksimal mungkin, dengan fokus pada subsidi UKT,” jelas Prof. Ahsin.

Namun subsidi ini tidak serta-merta turun tanpa prosedur administratif. Formulir daring yang harus diisi menjadi dokumen dasar bagi tim verifikator Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Syarat mutlaknya: mahasiswa harus berstatus resmi dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM).

“Tim Gratis Pol di Kalimantan Timur mewajibkan mahasiswa untuk mengisi formulir dengan syarat sudah memiliki NIM. Alhamdulillah, bagian akademik telah melakukan seleksi sehingga mereka dinyatakan lulus dan memiliki NIM. Karena itu, hari ini mereka dibimbing untuk mengisi formulir secara daring,” sambung Prof. Ahsin.

Di antara deretan bangku, beberapa mahasiswa tampak berkutat di gawai masing-masing, dibantu tim pendamping. Suara tanya-jawab terdengar pelan. Bagi sebagian dari mereka, inilah kali pertama benar-benar memahami syarat administratif yang menentukan kelancaran studi delapan semester ke depan.

Sembari pengisian berlangsung, Prof. Ahsin pun menegaskan peran baru mereka. Meskipun Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) resmi baru digelar Agustus mendatang, mahasiswa penerima subsidi ini sudah menyandang status mahasiswa baru UM.

Karena sudah memiliki NIM, status mereka kini resmi sebagai mahasiswa. Jadi meskipun penerimaan formal melalui PKKMB baru dilaksanakan nanti, hari ini mereka tetap kita sambut. Mereka ini akan menjadi duta-duta Universitas Mulia, yang tugasnya bukan hanya belajar, tetapi juga membawa nama baik kampus agar semakin dikenal di masyarakat,” ujar Rektor.

Tak sedikit mahasiswa yang datang bersama orang tua. Beberapa orang tua memilih menunggu di lorong ballroom, memegang map berisi dokumen. Bagi keluarga, skema Gratis Pol menjadi peluang konkret meringankan beban biaya kuliah — namun sekaligus pengingat bahwa tanggung jawab administratif tetap harus dituntaskan dengan teliti.

“Mereka harus segera menyelesaikan pengisian formulir agar prosesnya bisa dirampungkan. Dari situ, tim verifikator provinsi akan memastikan mereka benar-benar disahkan sebagai penerima beasiswa,” tutup Prof. Ahsin.

Gelombang ketiga sudah menanti. Dengan skema Gratis Pol, Universitas Mulia berharap mahasiswa baru bukan sekadar penerima beasiswa, tetapi juga generasi yang sanggup memperluas jangkauan reputasi kampus di mata publik.

Humas UM (YMN)

“Menghadapi disrupsi teknologi dan percepatan digitalisasi, Universitas Mulia menyiapkan prodi-prodi barunya agar tampil kompetitif di tingkat nasional melalui technopreneurship, kurikulum OBE-KKNI yang adaptif, serta literasi digital yang terintegrasi di setiap mata kuliah. Kami ingin lulusan tidak hanya menguasai aspek teknis, tetapi juga terlatih berinovasi, berwirausaha digital, dan berkolaborasi lintas sektor. Karena itu, jejaring dengan industri 4.0, inkubator bisnis, dan komunitas kreatif harus terus diperluas, membuka ruang magang, proyek nyata, hingga peluang startup mahasiswa. Ekosistem kampus digital, dosen yang melek teknologi, dan penguatan nilai lokal berbasis digital akan memastikan prodi-prodi baru Universitas Mulia relevan dan unggul di masa depan.”Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si. (Rektor Universitas Mulia)

 

Humas Universitas Mulia, 17 Juli 2025 — Tahun akademik ini, Universitas Mulia menapaki fase baru dengan membuka empat program studi yang langsung diarahkan menanamkan fondasi mutu dan visi technopreneur. Teknik Sipil, Teknik Industri, Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian (TPHP), serta Desain Komunikasi Visual (DKV) resmi dibuka sebagai jawaban kebutuhan kompetensi kontemporer.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si., menyebut pembukaan prodi baru ini bukan sekadar perluasan administratif, melainkan langkah terukur yang menempatkan kualitas akademik sebagai pijakan utama.

“Strategi Universitas Mulia untuk menjaga kualitas akademik pada masa awal pembukaan program studi baru yang belum memiliki jejak alumni adalah memastikan rekrutmen dosen yang kompeten, menyusun kurikulum berbasis KKNI dan OBE yang relevan dengan kebutuhan industri, serta menerapkan sistem penjaminan mutu internal (SPMI) secara konsisten,” ujarnya, Kamis (17/7).

Di lantai kerja akademik kampus, pembekalan bagi para Kaprodi baru mulai dirancang sebagai ruang pembinaan yang terhubung langsung dengan kebutuhan industri. Sementara, diskusi tentang kurikulum dilakukan lintas unit agar tidak hanya berhenti pada tataran formal, tetapi menyentuh aspek implementasi pembelajaran.

“Selain itu, kerja sama dengan mitra eksternal seperti industri dan perguruan tinggi lain dapat memperkuat pelaksanaan Tridharma,” jelasnya.

Menurutnya, jejaring eksternal menjadi bagian penting untuk mengimbangi fase awal prodi yang belum memiliki lulusan sebagai indikator kualitas.

Pada tahap awal, penyiapan dosen, materi ajar, sarana pembelajaran, serta promosi penerimaan mahasiswa menjadi fokus praktis. Namun universitas tidak berhenti di tataran target jangka pendek.

“Target jangka panjang mencakup pencapaian akreditasi Baik Sekali atau Unggul, pelacakan jejak lulusan yang terserap di dunia kerja, penguatan riset dan inovasi berbasis technopreneur, serta perluasan kerja sama dengan industri dan institusi internasional untuk meningkatkan rekognisi dan daya saing prodi,” terang Ahsin Rifai.

Dinamika kurikulum juga menuntut para Kaprodi baru agar tidak hanya memegang mandat administratif, tetapi terlibat aktif merumuskan strategi belajar yang adaptif. “UM perlu melakukan pembinaan terpadu melalui pelatihan intensif tentang kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE), Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), dan integrasi Kampus Berdampak,” katanya.

Pendekatan praktis berupa benchmarking ke perguruan tinggi mapan, forum asosiasi prodi, hingga diskusi bersama pengguna lulusan akan dilakukan agar pembaruan kurikulum tidak berhenti pada dokumen cetak.

Dalam lanskap disrupsi teknologi, Universitas Mulia mendorong setiap prodi baru berdiri dengan ekosistem technopreneur. “Universitas Mulia dapat memposisikan program studi barunya secara kompetitif di tingkat nasional dengan mengedepankan pendekatan technopreneurship, kurikulum adaptif berbasis OBE dan KKNI, serta integrasi literasi digital pada seluruh mata kuliah,” paparnya.

Kolaborasi lintas prodi juga menjadi salah satu instrumen yang diharapkan bisa mengokohkan ekosistem belajar. Rektor mencontohkan potensi integrasi di level pembelajaran praktis. “Peran sivitas akademika lintas prodi di Universitas Mulia sangat penting dalam membangun sinergi multidisipliner antara prodi baru dan prodi lama,” tegasnya.

Di ruang diskusi kampus, integrasi pengetahuan bukan lagi slogan. Dosen DKV dapat terlibat mendukung visualisasi rancangan proyek Teknik Sipil. Pengembangan efisiensi sistem produksi pada TPHP dapat dikonsolidasikan bersama Teknik Industri.

Melalui pembukaan empat prodi baru ini, Universitas Mulia merumuskan ulang strategi Tridharma Perguruan Tinggi agar lebih responsif, adaptif, dan kontekstual di tengah akselerasi teknologi. Di balik setiap lembar kurikulum, universitas menanamkan satu pondasi: technopreneur bukan hanya muatan materi, tetapi etos kerja dan pola pikir generasi yang disiapkan untuk menjemput peluang masa depan.

Humas UM (YMN)

“Daycare Ananda Mulia tidak kami bangun hanya untuk sekadar menjadi layanan penitipan anak, tetapi sebagai laboratorium multifungsi di mana mahasiswa PG-PAUD belajar langsung mendampingi pengasuhan anak sambil mengasah jiwa technopreneur. Mereka merasakan praktik nyata, memahami manajemen layanan, dan menanamkan mental wirausaha sejak di bangku kuliah,”—Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., (Dekan FHK Universitas Mulia).

Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan UM (kedua dari kiri).

Humas Universitas Mulia, 17 Juli 2025 — Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Universitas Mulia resmi merealisasikan salah satu program strategisnya melalui pendirian Daycare Ananda Mulia. Kehadiran taman pengasuhan ini bukan hanya menambah layanan berbasis pengasuhan anak bagi sivitas akademika, tetapi juga menjadi area praktik pembelajaran aplikatif bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD).

Dekan FHK, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., menjelaskan bahwa Daycare Ananda Mulia dirancang tidak sekadar sebagai penopang pemasukan lembaga (income generator) atau sekadar layanan sosial, melainkan sebagai laboratorium multifungsi. “Mahasiswa PAUD tidak hanya belajar teori di ruang kelas. Mereka terjun langsung, mendampingi proses pengasuhan anak dengan supervisi ketat dari dosen. Praktik nyata inilah yang membedakan, karena mereka menyerap pengetahuan melalui pengalaman,” ungkap Mada.

Sebagai bagian dari ciri khas Universitas Mulia yang mengedepankan technopreneurship, Daycare juga difungsikan sebagai ruang pembentukan karakter kewirausahaan. Mahasiswa didorong memahami bagaimana unit layanan berjalan, merancang program, memecahkan persoalan riil, sekaligus mengenal aspek manajerial layanan pengasuhan anak. “Pengalaman ini menjadi dasar pembelajaran entrepreneurship. Mereka mengalami proses belajar bisnis layanan secara nyata, bukan hanya simulasi,” tambah Mada.

Berbeda dari daycare pada umumnya, layanan ini dikembangkan berbasis kepakaran para dosen PG-PAUD UM. Kombinasi keilmuan pedagogi anak usia dini dan praktik pengasuhan diarahkan untuk melahirkan inovasi layanan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat perkotaan, sekaligus mendukung kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui model pembelajaran berbasis pengalaman kerja riil.

Bagi universitas, keberadaan Daycare Ananda Mulia juga diharapkan memperkaya kontribusi UM sebagai institusi pendidikan yang berdampak langsung ke masyarakat, terutama dalam bidang kepaudan. Selain menjadi sarana pembelajaran, fungsi income generator ini ditujukan untuk mendukung kemandirian ekonomi mahasiswa yang terlibat di dalamnya.

“Harapannya, melalui program ini mahasiswa tidak hanya kompeten sebagai pendidik anak usia dini, tetapi juga memiliki mental wirausaha dan kemandirian ekonomi sejak duduk di bangku kuliah,” pungkas Mada.

Humas UM (YMN)

“Daycare Ananda Mulia bukan hanya berfungsi sebagai ruang penitipan, tetapi menjadi laboratorium riil yang memfasilitasi mahasiswa PG-PAUD menerapkan praktik terbaik dalam pengasuhan dan pendidikan anak usia dini. Melalui fasilitas ini, mahasiswa dilatih mendampingi tumbuh kembang anak secara komprehensif—mulai dari merancang stimulasi, mengembangkan media pembelajaran, hingga menyusun asesmen perkembangan dengan standar kualitas yang terukur” –Bety  Vitriana, M.Pd. (Kaprodi PG-PAUD Universitas Mulia)

Humas Universitas Mulia, 16 Juli 2025 — Universitas Mulia melalui Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) resmi membuka Daycare Ananda Mulia mulai 1 Agustus 2025 mendatang. Kehadiran Taman Pengasuhan Anak ini tidak hanya menjawab kebutuhan pengasuhan bagi sivitas akademika, tetapi juga berfungsi sebagai laboratorium praktik yang mendukung kompetensi mahasiswa sesuai kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Daycare ini kami hadirkan bukan hanya sebagai layanan pengasuhan, tetapi juga sebagai ruang belajar nyata agar mahasiswa PG-PAUD dapat langsung menerapkan teori di lapangan,” ungkap Bety Vitriana, M.Pd., Kaprodi PG-PAUD Universitas Mulia.

Mahasiswa terlibat langsung mulai dari perancangan stimulasi pembelajaran, pembuatan media edukasi, hingga asesmen perkembangan anak di bawah supervisi dosen pendamping dan tenaga profesional bersertifikat.

“Mereka tidak hanya belajar mengasuh, tetapi juga merancang program pembelajaran, membuat media edukasi, sampai menyusun asesmen perkembangan anak usia dini,” tambah Bety.

Pengasuhan di Daycare Ananda Mulia mengacu pada Standar Nasional PAUD sesuai Permendikbud No. 137 Tahun 2014 serta Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Level 6. Audit mutu dilakukan rutin oleh tim Prodi PG-PAUD bersama pengawas atau penilik dari Dinas Pendidikan. Setiap pendamping anak wajib memiliki sertifikat pengasuhan PAUD dan telah menjalani pelatihan khusus. Beberapa tenaga pengasuh merupakan lulusan diklat profesional yang juga didampingi dosen bersertifikasi, di antaranya mantan Kepala Seksi PAUD Dinas Pendidikan Kota Balikpapan.

Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M. (Dekan FHK UM)

Sistem perlindungan data anak dan orang tua diterapkan secara ketat. Akses CCTV dengan sistem terenkripsi hanya dapat dipantau oleh orang tua dan pengawas. Pengelola juga menyediakan ruang khusus untuk anak berganti pakaian di luar jangkauan kamera. Dokumentasi kegiatan anak tidak disebarluaskan ke publik, hanya dilaporkan kepada orang tua sebagai bagian evaluasi harian.

“Kami berkomitmen menjaga keamanan data dan privasi anak-anak, termasuk dengan prosedur ruang ganti dan pelaporan harian khusus untuk orang tua,” tegas Bety.

Dari sisi evaluasi keberhasilan, Daycare Ananda Mulia menerapkan pengukuran ganda. Di aspek akademik, ketercapaian kompetensi mahasiswa tercatat dalam logbook praktikum dan portofolio. Sementara di sisi layanan, survei kepuasan orang tua dilakukan tiap semester dan menjadi bagian dari akreditasi lembaga.

Selain fungsi layanan pengasuhan, Daycare juga menjadi living lab untuk riset Prodi PG-PAUD. Riset ini mencakup studi perkembangan anak, pengembangan model asesmen dan stimulasi inovatif, hingga uji coba teknologi edukasi seperti IoT sensorik dan media pembelajaran inklusi. Prodi juga memperluas kerja sama eksternal dengan Dinas Pendidikan, HIMPAUDI, IGTKI, SPS, BKPAKSI, dan membuka peluang dukungan industri untuk alat permainan edukatif (APE) dan media pembelajaran.

Sri Purwanti, S.Pd., M.Pd. (Wakil Dekan FHK UM)

Dalam pendiriannya, Daycare Ananda Mulia lahir melalui peran strategis Wakil Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK), Sri Purwanti, M.Pd., yang mengurus perizinan lembaga ke Dinas Pendidikan. Sebagai mantan Kepala Seksi PAUD Dinas Pendidikan Kota Balikpapan, Purwanti memanfaatkan jejaring dan pengalamannya untuk memastikan izin berjalan lancar. Dr. Mada Aditia Wardhana, M.M., Dekan FHK, menyusun kebijakan dan memfasilitasi sinergi teknis-operasional antara Prodi PG-PAUD dan Yayasan Airlangga. Nama Daycare Ananda Mulia sendiri diberikan langsung oleh Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, M.H.

Saat ini, lokasi operasional Daycare berada di Laboratorium PAUD Jalan Pupuk dengan skema transit. Anak-anak diantar ke Kantor FHK, disediakan ruang tidur, kemudian diantar ke Lab PAUD. Setelah tiga bulan, Daycare akan pindah ke gedung permanen di area belakang Ballroom Cheng Hoo, Kampus Universitas Mulia.

Dengan hadirnya Daycare Ananda Mulia, Universitas Mulia memperkuat komitmen sebagai kampus ramah keluarga sekaligus mencetak pendidik PAUD yang terampil, adaptif, dan siap terjun ke masyarakat.

Humas UM (YMN)

“Melibatkan Ketua RT menjadi cara kami menjawab keraguan publik, karena RT berada di garis terdepan dan paling memahami kondisi ekonomi warganya. Subsidi Rp5 juta per semester jelas meringankan beban orang tua mahasiswa, namun penting agar masyarakat betul-betul memahami cara memanfaatkan Gratis Pol secara tepat. Lewat jalur rekomendasi RT, warga kurang mampu dapat menempuh kuliah tanpa terbebani uang gedung, sehingga manfaat program ini benar-benar maksimal sebagai Gratis Pol Plus.”Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. (Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga)

Dr. Agung Sakti Pribadi menyampaikan sambutan pada kegiatan sosialisasi Beasiswa Gratis Pol di Ball Room Cheng Hoo, Universitas Mulia.

Humas Universitas Mulia, 15 Juli 2025— Program Beasiswa Gratis Pol dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur membawa manfaat nyata bagi warga yang ingin kuliah, terutama keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H., saat menjelaskan alasan strategis di balik keterlibatan Universitas Mulia dalam sosialisasi program tersebut ke seluruh Ketua RT se-Kota Balikpapan.

Menurutnya, subsidi biaya kuliah sebesar Rp5 juta per semester selama delapan semester untuk jenjang sarjana sangat meringankan beban orang tua mahasiswa baru. Namun, di masyarakat masih muncul anggapan keliru bahwa program Gratis Pol bersifat politis atau seluruh biaya kuliah ditanggung penuh tanpa syarat. Karena itu, Universitas Mulia bersama Yayasan Airlangga memutuskan menjembatani informasi secara langsung melalui Ketua RT.

Suasana peserta sosialisasi yang dihadiri Ketua RT dari seluruh kecamatan se-Kota Balikpapan.

“Dengan mengundang Ketua RT, kami ingin menepis keraguan di masyarakat. RT adalah ujung tombak di lingkungan, mereka paling memahami kondisi ekonomi warganya,” kata Dr. Agung.

Yayasan Airlangga juga memperkenalkan skema Rekomendasi RT. Warga yang ingin kuliah melalui jalur ini bisa mendapatkan keringanan biaya seperti penghapusan uang gedung. “RT diberikan kewenangan merekomendasikan warganya agar tepat sasaran,” tambahnya.

Para narasumber berdiskusi dalam sesi talkshow di Ballroom Cheng Ho0 Universitas Mulia.

Ia menjelaskan, tantangan di lapangan masih seputar pemahaman istilah “Gratis Pol”. Tidak sedikit yang mengira semua biaya akan digratiskan. Padahal, subsidi hanya untuk UKT atau SPP. Jika ada selisih dari total biaya, mahasiswa tetap menanggung kekurangannya. Misalnya, UKT Program Studi Manajemen Universitas Mulia sebesar Rp7 juta, maka subsidi Rp5 juta akan mengurangi beban, sisanya dibayar mahasiswa.

Dr. Agung Sakti Pribadi memaparkan teknis Program Gratis Pol Plus di hadapan para Ketua RT.

Untuk jalur Rekomendasi RT, Yayasan Airlangga menyediakan kuota seratus mahasiswa. Kuota ini diprioritaskan bagi keluarga kurang mampu dengan surat rekomendasi RT setempat. Menurut Dr. Agung, melalui pertemuan tatap muka di tingkat RT, Universitas Mulia membangun sinergi dengan Pemerintah Provinsi Kaltim sekaligus Pemkot Balikpapan agar program ini dipahami dengan benar.

Sosialisasi juga dilakukan melalui sekolah-sekolah dengan menjalin komunikasi bersama guru Bimbingan Konseling dan kepala sekolah. Namun, Ketua RT tetap menjadi jalur yang dinilai paling efektif untuk menjangkau warga yang membutuhkan.

Sejak awal, Universitas Mulia menjadi salah satu perguruan tinggi pertama yang aktif menginformasikan Gratis Pol ke publik, termasuk memasang spanduk dan banner di beberapa titik kota. Dr. Agung menyebut, informasi yang benar sangat penting agar warga memanfaatkan bantuan ini sesuai peruntukannya.

Para narasumber berdiskusi dalam sesi talkshow di Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia.

Dari sisi kesiapan, Dr. Agung memastikan Universitas Mulia memiliki sumber daya dan fasilitas memadai. Kampus menyediakan dua belas program studi, di antaranya Program Studi Komputer di Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) yang sejak dulu menjadi daya tarik utama. Lulusan FIKOM Universitas Mulia telah bekerja di berbagai daerah, tidak hanya di Kalimantan, tetapi juga di Pulau Jawa. Beberapa program studi seperti Farmasi juga dilengkapi laboratorium khusus.

Agar mahasiswa penerima subsidi bisa menyelesaikan studi sesuai waktu, kurikulum Universitas Mulia dirancang mendukung penyelesaian empat tahun. Jika terdapat mata kuliah yang belum tuntas, mahasiswa dapat mengikuti semester pendek tanpa mengganggu durasi studi.

Dr. Agung juga mencatat, sambutan para Ketua RT di Balikpapan di luar perkiraan. Antusiasme mereka tinggi karena Universitas Mulia memberikan skema jalur rekomendasi yang memperluas manfaat Gratis Pol.

“Ketua RT sangat antusias karena kampus UM memberikan berbagai kemudahan dan keringanan biaya. Dengan jalur Rekomendasi RT, program Gratis Pol bisa menjadi Gratis Pol Plus,” tegasnya.

Humas UM (YMN)

Humas Universitas Mulia, 7 Juli 2025 — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan perguruan tinggi swasta se-Kalimantan Timur untuk mendukung pelaksanaan Program Gratis Pol, yaitu program biaya pendidikan yang benar-benar gratis 100% bagi seluruh anak-anak Kalimantan Timur.

Dalam pidatonya, Gubernur Kalimantan Timur menegaskan bahwa program Gratis Pol akan mulai diterapkan pada tahun ajaran 2025—2026 dengan sasaran utama mahasiswa baru, baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Semua biaya pendaftaran dan penerimaan mahasiswa baru ditanggung penuh oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

“Untuk mahasiswa semester dua sampai delapan, insyaallah kalau tidak ada halangan, di APBD Murni 2026 nanti semuanya akan kita tanggung biaya UKT-nya,” ujar Gubernur.

Ia juga meminta agar program ini segera disosialisasikan kepada para intelektual muda di Kalimantan Timur agar berjalan lancar, terbuka, dan inklusif tanpa membeda-bedakan latar belakang suku, agama, ras, bahasa, maupun budaya.

Kuota Berdasarkan Tahun Lalu

Dalam pidato tersebut, Gubernur menjelaskan bahwa basis data penerima Gratis Pol diambil berdasarkan jumlah mahasiswa baru pada tahun ajaran sebelumnya, dengan penambahan kuota maksimal 10 persen dari angka tersebut. Misalnya, jika penerimaan mahasiswa baru pada tahun lalu berjumlah 1.000 orang, maka tahun ini maksimal menjadi 1.100 orang.

Bantuan UKT untuk Semua Prodi

Untuk pembiayaan UKT, pemerintah menetapkan bahwa semua program studi akan diberikan bantuan minimum Rp5 juta per mahasiswa. Sementara khusus untuk mahasiswa kedokteran, pemerintah menetapkan batas bantuan maksimal Rp15 juta per mahasiswa, sesuai dengan program studi yang diambil. Kekurangan biaya di atas batas tersebut menjadi tanggung jawab mahasiswa baru.

Sinergi Pendidikan

Gubernur menegaskan bahwa program Gratis Pol merupakan bukti komitmen nyata pemerintah, bukan sekadar wacana atau janji politik. Pemprov bersama perguruan tinggi dan masyarakat berupaya membangun sumber daya manusia Kalimantan Timur agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

Selain menjalin kerja sama dengan universitas nasional, pemerintah juga merencanakan pembukaan kerja sama dengan perguruan tinggi internasional. Ke depan, sistem pengajaran akan diarahkan dengan mendatangkan tenaga pengajar dari kampus-kampus unggulan ke Kalimantan Timur, sehingga mahasiswa tidak perlu lagi belajar ke luar daerah atau ke luar negeri.

“Kami percaya ini bukan sekadar biaya, tetapi investasi terbesar. Kalau ingin hasil cepat, cukup di pertanian. Tapi kalau ingin hasil 100 hingga 1.000 tahun, investasilah di pendidikan,” kata Gubernur.

Di akhir pidato, Gubernur menegaskan bahwa Kalimantan Timur harus segera bertransformasi dari mengandalkan sumber daya alam menjadi kekuatan sumber daya manusia. Ia optimistis lima hingga sepuluh tahun mendatang, Kalimantan Timur dapat menjadi salah satu daerah terdepan dalam pengembangan SDM di Indonesia.

Humas UM (YMN)