Rakor 2024, Rektor Terinspirasi Kupu-kupu di Kebun yang Indah
Menuju Good University Governance
UM – Sivitas Universitas Mulia menggelar Rapat Koordinasi atau Rakor tahun 2024, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Jumat (10/1/2025). Rakor yang diikuti seluruh pimpinan lembaga, fakultas, dan program studi ini membahas sejumlah capaian dan evaluasi kinerja selama tahun 2024 di seluruh bidang.
Pada kesempatan ini, turut hadir Ketua Yayasan Airlangga Hj. Mulia Hayati Deviantie mengawali sambutan. Rakor dibuka secara resmi oleh Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si dengan sebuah refleksi dan inspirasi dari media sosial Tiktok baru-baru ini.
“Ada kalimat menarik yang membuat saya merenung. Kalimatnya sederhana: Janganlah suka mengejar dan menangkap kupu-kupu di kebun, tetapi tanamlah pohon dan rawatlah bunganya. Maka, kupu-kupu itu akan datang dengan sendirinya,” ujar Prof. Ahsin.
Prof. Ahsin mengatakan ia menggunakan TikTok bukan sekadar bermedia sosial, tetapi juga mengambil hikmah dari konten-konten yang ada, sebagaimana cerita kupu-kupu di kebun.
Menurutnya, pesan utama dari kalimat tersebut adalah pentingnya mengutamakan proses. Tidak hanya fokus mengejar hasil, peringkat, dan lain sebagainya, tetapi juga tidak mengabaikan proses.
“Oleh karena itu, saya selaku Rektor sangat mengapresiasi budaya yang telah dibangun oleh Yayasan Airlangga. Mulai dari kegiatan pra-rakor, rakor, dan lain sebagainya. Ini adalah bagian dari sistem penjaminan mutu dan budaya mutu yang harus terus kita laksanakan,” ujarnya.
Manajemen Pendidikan Tinggi: Tata Pamong dan Tata Kelola
Menurut Rektor, dalam manajemen pendidikan tinggi, ada hal penting yang perlu diperhatikan. Di samping visi dan misi, ada yang disebut dengan tata pamong dan tata kelola, yang disebutnya sebagai sebuah proses.
“Tata pamong dan tata kelola mengharuskan kita untuk memperhatikan beberapa hal, yang pertama adalah organisasi. Apakah organisasi kita kredibel? Apakah kita memiliki organ-organ yang mampu menjalankan fungsi pendidikan tinggi?” tuturnya.
Rektor bersyukur telah merampungkan re-organisasi Universitas Mulia. Prinsip dasar dari re-organisasi, menurutnya, adalah dengan melengkapi organ-organ yang dibutuhkan demi percepatan dan kemajuan universitas. Dengan begitu, diharapkan mampu menggapai visi dan menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Good University Governance: Pilar dan Implementasi
Selain organisasi, hal yang tak kalah penting adalah Good University Governance.
“Kita tidak akan dapat melaksanakan pendidikan tinggi dengan baik apabila tidak menerapkan prinsip-prinsip Good University Governance. Inilah yang akan kita laksanakan,” tutur Rektor.
Good University Governance, menurut Rektor memiliki empat pilar, antara lain.
Kredibilitas
Universitas Mulia harus memiliki kredibilitas yang telah dibangun sejak lama. Mulai saat bernama STIKOM Balikpapan, Asmi Airlangga, dan STMIK SPB yang menjadi bukti kredibilitas.
“Kredibilitas ini dibangun dengan perjuangan yang tidak mudah sehingga melahirkan Universitas Mulia,” tutur Rektor.
Yayasan Airlangga melihat kemajuan universitas yang dalam waktu singkat telah memiliki 3.000 mahasiswa, walaupun masih dirasa kurang. Bahkan, pandangan dari pihak lain, seperti UIN yang menilai bahwa hal ini sudah luar biasa.
Transparansi
“Seluruh proses yang ada di universitas, terutama yang terkait dengan pelaksanaan Tri Dharma, harus dilakukan secara transparan. Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi,” ujarnya.
Hal ini sudah dilakukan dalam berbagai aspek, seperti informasi hibah, penelitian, pengabdian, penghargaan dosen, dan lain-lain.
“Semuanya kita sampaikan secara transparan kepada seluruh pemangku kepentingan. Tanpa transparansi, pendidikan tinggi tidak akan berjalan dengan baik,” ujar Rektor.
Akuntabilitas dan Tanggung Jawab
“Apa yang sudah kita rencanakan harus dipertanggungjawabkan. Hari ini adalah bagian dari implementasi prinsip ini,” tuturnya.
Apa yang sudah kita rencanakan selama satu tahun, lanjutnya, sesuai dengan program yang telah kita susun, harus kita pertanggungjawabkan.
Apakah sudah dilakukan dengan baik? Apa masalahnya? Jika ada kendala, mengapa itu terjadi? Evaluasi ini akan menjadi acuan dalam menyusun program ke depan.
Keadilan
“Kita harus adil. Keadilan ini berlaku dalam segala hal, termasuk dalam penempatan jabatan,” kata Rektor.
Salah satu indikator keadilan adalah bahwa setiap penempatan didasarkan pada pengalaman, pendidikan, dan kinerja. Dengan begitu, ikut serta menerapkan prinsip keadilan.
Laporan dan Capaian Universitas Mulia Selama Satu Tahun
Selanjutnya, Rektor mengungkap beberapa poin sebagai laporan kepada yayasan.
Penguatan Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi
Selama satu tahun ini telah berupaya untuk memperkuat visi, misi, tujuan, dan strategi universitas. Juga telah merevisi roadmap pencapaian dan melakukan perubahan target waktu dari 2023 menjadi 2025.
Hal ini disesuaikan dengan kondisi saat ini dan juga target Indonesia Emas.
Target teaching university juga diperpanjang sampai tahun 2025, sembari melakukan pembenahan SDM, sarana prasarana, dan sistem yang ada.
Dengan demikian, diharapkan dapat melompat ke tahapan berikutnya, yaitu menjadi research university.
Termasuk dalam menyusun rencana program jangka panjang dan pendek yang lebih realistis dan terukur. Seluruh perencanaan ini didasarkan pada indikator dan target yang jelas sehingga diharapkan dapat melakukan evaluasi dengan baik.
Tata Pamong, Tata Kelola, dan Penjaminan Mutu:
Organisasi: yakni telah melakukan reorganisasi untuk menghasilkan struktur yang lebih baik.
Sistem Fungsional dan Operasional: yakni sedang berupaya membenahi sistem yang ada, terutama terkait proses pendidikan.
Peraturan Komplain Nilai: telah membuat peraturan tentang komplain nilai yang bisa diajukan mahasiswa. Ini adalah hak mahasiswa.
Survei Kepuasan: yakni melakukan survei kepuasan terhadap layanan pendidikan. Hasil dari survei ini akan dievaluasi untuk perbaikan.
Tracer Study:
“Saya mengucapkan terima kasih kepada wakil rektor kemahasiswaan dan jajarannya atas kerja keras mereka dalam melakukan tracer study,” tutur Rektor.
Tracer study ini adalah upaya yang sangat berat karena harus meminta masukan dari alumni yang telah lulus 2-4 tahun yang lalu.
Tracer study ini juga telah sesuai dengan standar Dikti dan kita mendapatkan gambaran yang luar biasa terkait alumni. Data tracer study ini akan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum dan sistem akademik.
Badan Eksekutif Mahasiswa:
“Kita juga telah membentuk badan eksekutif mahasiswa, yang sebelumnya tidak ada. Saya melihat BEM sudah banyak berbuat dan aktif dalam berbagai kegiatan,” ujar Rektor.
Penelitian dan Pengabdian:
Menurut Rektor, banyak prestasi yang telah ditorehkan di bidang penelitian dan pengabdian. Begitu pula banyak dosen yang menghasilkan publikasi internasional.
“Kita juga telah mengadakan berbagai event nasional maupun internasional,” ujarnya.
Penekanan pada Proses dan Sistem
“Terakhir, sesuai dengan inspirasi dari cerita kupu-kupu tadi, hal terpenting adalah kita harus membangun proses dan sistem. Siapa pun rektornya nanti, tidak masalah. Karena sistem kita sudah terbangun,” ujar Rektor.
Menurutnya, pedoman, peraturan, SOP, semua sudah ada. Hal ini akan memudahkan siapa pun yang menjalankan operasional Tri Dharma, yang hanya perlu mengacu pada kebijakan dan dokumen yang telah ditetapkan.
“Mudah-mudahan, tahun 2025 kita bisa menyelesaikan semua ini. Sehingga, siapa pun rektor dan pimpinannya nanti, mereka bekerja bukan karena sosok rektor, tetapi karena sistem yang sudah tertata dengan baik,” tuturnya.
Tanggapan Direktur Eksekutif Yayasan
Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, ditemui usai rakor mengatakan, ia berharap ada peningkatan kualitas lulusan menjadi semakin baik. Hal ini terlihat akan diberlakukannya kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE).
“Ini berarti, capaian pembelajaran dan kompetensi mahasiswa harus betul-betul terukur dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Dengan kata lain, mahasiswa harus memiliki kompetensi yang unggul dan relevan,” ujar Dr. Agung.
“Mahasiswa tidak hanya harus memiliki kompetensi yang unggul, namun juga memiliki sertifikasi kompetensi sebagai nilai tambah selain ijazah mereka. Ini dapat berupa surat keterangan pendamping ijazah,” tambahnya.
Menurutnya, rakor merupakan bentuk laporan pertanggungjawaban untuk melihat sejauh mana program yang direncanakan telah berhasil direalisasikan. Secara umum, Dr. Agung melihat Universitas Mulia telah melakukan berbagai kegiatan dengan sukses.
Dr. Agung juga melihat perkembangan di Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) sangat signifikan. FIKOM dinilai berhasil meningkatkan kualitas mahasiswa dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang berujung pada sertifikasi.
“Kualitas dosen juga saya rasa sudah menunjukkan peningkatan, meskipun ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, terutama terkait dengan pengalaman dan keterlibatan dalam kegiatan akademik dan penelitian. Saya melihat sudah ada percepatan ke arah yang lebih baik tahun ini,” pungkasnya.
(SA/Kontributor)