Tag Archive for: Teknologi Informasi

"Ini bukan hanya jabatan, tetapi amanah yang harus saya jaga. Kami akan terus mendorong HIMATI menjadi organisasi yang mampu memberikan manfaat, baik bagi mahasiswa Teknologi Informasi maupun masyarakat,” ujar Aqila Aulya sebagai Ketua HIMATI terpilih periode 2025–2026. Foto: Istimewa

UM – Himpunan Mahasiswa Teknologi Informasi (HIMATI) Universitas Mulia menggelar Musyawarah Besar (Mubes) IV di Ruang Executive, Gedung Putih, Universitas Mulia, Sabtu (9/8).

Mengusung tema “Membangun Kembali Fondasi Organisasi Melalui Evaluasi Kritis dan Aksi Nyata Demi Terwujudnya HIMATI yang Profesional dan Berdampak”, kegiatan ini menjadi forum tertinggi organisasi untuk mengevaluasi kinerja, menyempurnakan regulasi, dan memilih pengurus baru.

Mubes kali ini dihadiri mahasiswa Program Studi Teknologi Informasi dari angkatan 2020 hingga 2024.

Berbagai agenda penting dibahas, mulai dari pembahasan Peraturan Organisasi (PO), Peraturan Pelaksanaan Organisasi (PPO), Laporan Pertanggungjawaban (LPJ), revisi AD/ART, hingga pemilihan Ketua dan Wakil Ketua HIMATI periode 2025–2026.

Organisasi Mahasiswa sebagai Laboratorium Kepemimpinan

Ketua Program Studi Teknologi Informasi Universitas Mulia, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom., menegaskan bahwa Mubes bukan sekadar agenda rutin, melainkan bagian penting dari proses pembelajaran mahasiswa di luar kelas.

“Organisasi mahasiswa adalah laboratorium kepemimpinan yang nyata. Di sinilah mahasiswa belajar manajemen waktu, kerja tim, komunikasi, dan pengambilan keputusan. Semua itu adalah modal penting untuk masa depan mereka di dunia kerja,” ujar Agus.

Ia menambahkan, HIMATI menjadi salah satu garda depan dalam mendukung Program Kampus Berdampak. Mahasiswa didorong tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berdaya saing di bidang teknologi, sosial, dan kepemimpinan.

Foto bersama Dosen Pembina Kemahasiswaan Prodi TI, Rizki Zulkarnain, S.Pd., M.Pd. dan Kaprodi Agus Wijayanto dan pengurus HIMATI periode 2025-2026. Foto: Istimewa

Foto bersama Dosen Pembina Kemahasiswaan Prodi TI, Rizki Zulkarnain, S.Pd., M.Pd. dan Kaprodi Agus Wijayanto dan pengurus HIMATI periode 2025-2026. Foto: Istimewa

Profesionalisme dan Rasa Memiliki sebagai Kunci Keberhasilan

Dosen Pembina Kemahasiswaan Prodi TI, Rizki Zulkarnain, S.Pd., M.Pd., mengajak seluruh anggota HIMATI menjadikan Mubes sebagai momentum refleksi bersama.

“Profesionalisme organisasi hanya akan tercapai jika setiap anggota memiliki rasa memiliki dan tanggung jawab yang kuat. HIMATI harus menjadi organisasi yang berdampak, bukan hanya untuk anggotanya, tapi juga untuk masyarakat luas,” tegas Rizki.

Kepemimpinan Baru, Semangat Baru

Hasil pemilihan menetapkan Aqila Aulya sebagai Ketua dan Aljosa Maynardian sebagai Wakil Ketua HIMATI periode 2025–2026. Dalam pidato perdananya, Aqila berkomitmen membawa HIMATI menjadi organisasi yang lebih profesional dan berkontribusi nyata.

“Terima kasih atas kepercayaan yang kembali diberikan. Ini bukan hanya jabatan, tetapi amanah yang harus saya jaga. Kami akan terus mendorong HIMATI menjadi organisasi yang mampu memberikan manfaat, baik bagi mahasiswa Teknologi Informasi maupun masyarakat,” ujar Aqila.

Sementara itu, Aljosa mengajak seluruh anggota untuk solid dan bersinergi. “Tidak ada keberhasilan tanpa kerja sama. Mari kita wujudkan HIMATI yang menjadi kebanggaan, berprestasi, dan mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, hingga internasional,” ucapnya.

Wadah Pengayaan Diri dan Daya Saing Lulusan

Mubes ke-IV HIMATI adalah salah satu sarana paling efektif bagi mahasiswa untuk mengembangkan soft skills seperti kepemimpinan, kemampuan komunikasi, manajemen proyek, dan pemecahan masalah.

Semua ini menjadi nilai tambah bagi lulusan Program Studi Teknologi Informasi Universitas Mulia untuk bersaing di industri teknologi yang dinamis.

Dengan dukungan penuh dari prodi dan universitas, HIMATI diharapkan terus menjadi motor penggerak kegiatan positif, selaras dengan visi Kampus Berdampak, mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga unggul dalam kepemimpinan dan kontribusi sosial.

(SA/Kontributor)

Balikpapan, 11 Agustus 2026 – Program Studi Teknologi Informasi Universitas Mulia memperoleh dukungan fasilitas Digital Sandbox Lab melalui hibah PP-PTS 2025. Fasilitas ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem pembelajaran dan riset di bidang teknologi informasi, khususnya dalam simulasi kasus nyata seperti keamanan siber dan cloud computing.

Kaprodi Teknologi Informasi, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom., menyampaikan bahwa Digital Sandbox Lab memberikan ruang isolasi yang memungkinkan mahasiswa melakukan simulasi dan eksperimen berbasis kasus nyata tanpa mengganggu sistem lain. “Ekosistem atau lingkungan Digital Sandbox Lab ini bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran seperti pada kasus simulasi keamanan siber atau cloud computing yang memerlukan ruang isolasi,” jelasnya.

Menurut Agus Wijayanto, fokus riset yang harus dicapai Prodi Teknologi Informasi mengacu pada profil lulusan, yaitu pada bidang network and cloud architecture serta cybersecurity. Sandbox Lab memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa untuk melakukan eksperimen, seperti penetration testing, incident response, maupun digital forensics. Fasilitas ini mempermudah mahasiswa melakukan berbagai inovasi tanpa khawatir akan kerusakan sistem lain.

“Kami berharap, dengan adanya fasilitas ini mahasiswa dapat terdorong untuk membangun startup. Sandbox Lab dapat digunakan untuk proof of concept dan prototyping produk, mulai dari aplikasi berbasis cloud hingga solusi keamanan jaringan yang siap pakai,” tambahnya.

Lebih lanjut, Agus Wijayanto menekankan bahwa fokus saat ini adalah menyiapkan mahasiswa menghadapi revolusi industri dengan peningkatan kemampuan teknis, khususnya dalam cybersecurity serta network and cloud architecture, sekaligus meningkatkan kemampuan inovasi.

Selain itu, hibah ini membuka peluang kolaborasi lintas program studi di Fakultas Ilmu Komputer. Contohnya, mahasiswa dari program studi Informatika dengan fokus pada artificial intelligence (AI) atau data science dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk mengelola dataset besar, melatih model machine learning, dan menguji deployment aplikasi AI di lingkungan cloud.

“Pada dasarnya kami berharap fasilitas hibah ini dapat dimanfaatkan untuk kebaikan mahasiswa Universitas Mulia,” tutup Agus Wijayanto. (YMN)

 

Permasalahan utama bukan semata pada perolehan sarana, melainkan pada bagaimana sarana tersebut dapat diintegrasikan secara menyeluruh ke dalam struktur kurikulum sehingga secara efektif memperkuat pencapaian kompetensi lulusan.”
— Wisnu Hera Pamungkas, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Universitas Mulia

Balikpapan, 11 Agustus 2025 – Program Penguatan Perguruan Tinggi Swasta (PP-PTS) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menjadi salah satu instrumen utama untuk memperkuat kapasitas akademik dan sarana prasarana perguruan tinggi swasta di Indonesia. Tahun ini, Universitas Mulia (UM) memperoleh hibah hampir setengah miliar rupiah untuk mendukung dua program studi kunci: Farmasi dan Teknologi Informasi.

Namun, seperti ditegaskan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi UM, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., keberhasilan pemanfaatan hibah ini lebih dari sekadar angka dana dan peralatan canggih. “Tantangan terbesar bukan hanya mendapatkan peralatan, tetapi bagaimana kita bisa mengintegrasikannya secara penuh ke dalam kurikulum dan memastikan fasilitas ini memperkuat capaian pembelajaran lulusan secara nyata,” ujarnya tegas.

Menerjemahkan Hibah ke Dalam Capaian Pembelajaran

Wisnu menjelaskan, Program Studi Farmasi menerima perangkat laboratorium senilai lebih dari Rp300 juta, termasuk furnace dan hematology analyzer. “Kami harus memastikan bahwa perangkat ini tidak hanya jadi pajangan di laboratorium, melainkan menjadi bagian integral dari RPS dan modul praktikum yang berbasis Outcome Based Education (OBE). Ini juga berarti kami memasukkan prinsip Green Pharmacy dan pharmapreneurship—agar mahasiswa tidak hanya paham teknis, tapi juga sadar akan aspek keberlanjutan dan inovasi kewirausahaan farmasi,” jelasnya.

Di sisi lain, pada Program Studi Teknologi Informasi, pergeseran paradigma praktikum menjadi fokus utama. “Sebelumnya, praktikum lebih banyak bersifat simulasi. Sekarang, dengan keberadaan sandbox lab, mahasiswa bisa langsung berpraktik melakukan simulasi serangan siber, konfigurasi jaringan, hingga deployment cloud nyata. Ini menuntut dosen menyiapkan skenario pembelajaran berbasis proyek yang kompleks dan relevan dengan kebutuhan industri,” tambah Wisnu.

Hibah Sebagai Pemantik Reformasi Kurikulum dan Metode

Hibah PP-PTS bukan sekadar sarana pengadaan peralatan, melainkan pemicu pembaruan kurikulum dan metode pembelajaran. “Di Farmasi, kami akan melakukan revisi RPS dan menambah modul praktikum yang sejalan dengan standar industri farmasi yang terus berkembang,” katanya. “Sedangkan di Teknologi Informasi, perangkat sandbox lab memungkinkan mahasiswa mengakses teknologi terkini dan belajar melalui project-based learning yang menekankan keterampilan aplikatif.”

Dengan pendekatan ini, Universitas Mulia mencoba menjawab kebutuhan zaman yang menuntut lulusan tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu mengimplementasikan dalam konteks nyata.

Pengawasan Mutu dari Log Book Hingga Evaluasi Capaian Kompetensi

Memastikan fasilitas hibah tidak menjadi simbol semata, UM menerapkan mekanisme monitoring dan evaluasi (monev) yang berlapis. “Kami mulai dari pencatatan penggunaan alat oleh dosen dan laboran lewat log book, survei kepuasan dosen dan mahasiswa, hingga evaluasi capaian kompetensi mata kuliah. Indikator keberhasilan seperti jumlah revisi RPS dan persentase capaian CPL sudah kami tetapkan sejak proposal hibah,” terang Wisnu.

Hal ini menunjukkan komitmen UM untuk menjadikan hibah sebagai investasi nyata dalam kualitas pembelajaran, bukan sekadar pemenuhan administratif.

Meningkatkan Kompetensi Dosen sebagai Kunci Keberhasilan

Dosen dan laboran mendapat perhatian khusus dalam peningkatan kompetensi teknis. “Pelatihan teknis sudah kami rancang agar mereka bukan hanya operator alat, tetapi mampu mengintegrasikan teknologi ini dalam pembelajaran berbasis kasus dan proyek,” kata Wisnu. Di Farmasi, pelatihan fokus pada pengoperasian furnace dan mikroskop trinokuler dengan kamera, serta menggabungkannya dalam modul Problem-Based Learning. Di TI, pelatihan meliputi pengoperasian perangkat keras jaringan, server, dan sandbox lab dengan pengembangan skenario pengajaran berbasis kasus nyata.

Menurut Wisnu, “Keberhasilan fasilitas hibah sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang mengelolanya dan mengoptimalkannya dalam proses belajar mengajar.”

Fasilitas sebagai ‘Living Laboratory’

UM mengambil langkah inovatif menjadikan fasilitas hibah sebagai living laboratory yang melibatkan mahasiswa secara aktif. “Mahasiswa Farmasi akan dilibatkan dalam proyek inovasi produk berbasis bahan alam dari tahap standarisasi hingga uji keamanan,” jelas Wisnu. “Sementara mahasiswa TI akan mengerjakan proyek keamanan siber, konfigurasi jaringan, dan eksperimen cloud computing dalam skenario nyata.”

Melalui berbagai mekanisme seperti tugas proyek, capstone project, dan kompetisi, fasilitas ini diharapkan menjadi ruang eksplorasi dan inovasi mahasiswa, bukan hanya alat bantu pengajaran.

(YMN)

Himpunan Mahasiswa S1 Teknologi Informasi (HIMATI) Universitas Mulia membawa pengalaman belajar praktis ke lingkungan SMA Islam Terpadu (SMAIT) Al-Auliya Balikpapan, Selasa (23/7/2025). Foto: Istimewa

UM – Himpunan Mahasiswa S1 Teknologi Informasi (HIMATI) Universitas Mulia membawa pengalaman belajar praktis ke lingkungan SMA Islam Terpadu (SMAIT) Al-Auliya Balikpapan, Selasa (23/7/2025).

Melalui program HIMATI Goes to School, sebanyak 94 siswa kelas 12 tidak hanya belajar teori dasar jaringan komputer, tetapi juga mendapatkan keterampilan langsung merakit kabel UTP (Unshielded Twisted Pair), sebuah keahlian esensial di era digital.

Kegiatan ini dibuka oleh Ketua HIMATI, Aqilah Aulya, yang memberikan pencerahan mengenai dunia perkuliahan dan pentingnya organisasi mahasiswa.

Aqilah menggambarkan bahwa menjadi mahasiswa Teknologi Informasi (TI) bukan sekadar belajar di kelas, melainkan juga aktif berkontribusi dan mengasah soft skill.

“Kami ingin menunjukkan, dunia TI itu sangat aplikatif dan menyenangkan. Ini adalah kesempatan bagi adik-adik di SMA untuk melihat langsung apa yang akan mereka pelajari dan lakukan jika bergabung dengan kami di Universitas Mulia,” ujar Aqilah, memberikan motivasi kepada para siswa.

Memasuki sesi inti, mahasiswa Aljosa Maynardian dan Ghina Nur Madina mengambil alih panggung. Mereka mengedukasi para siswa tentang fondasi konektivitas internet, mulai dari fungsi switch dan router hingga perbedaan kabel straight-through dan crossover.

Suasana menjadi semakin hidup saat sesi praktik dimulai. Para siswa, yang dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil, dibimbing untuk menyusun, mengupas, dan melakukan crimping kabel UTP.

Salah seorang siswa, Fikri, mengaku sangat antusias. “Biasanya kami hanya tahu cara memakai internet. Hari ini kami jadi tahu bagaimana ‘resep’ di balik kabelnya. Ini pengalaman baru yang sangat bermanfaat,” tuturnya.

Pengalaman ini memberikan pemberdayaan kepada siswa, mengubah mereka dari sekadar pengguna pasif menjadi individu yang memahami teknologi secara lebih mendalam.

Kegiatan ini ditutup dengan kuis interaktif dan ice breaking yang tidak hanya menguji pemahaman, tetapi juga memberikan pengayaan materi yang telah disampaikan dalam suasana yang santai dan kompetitif.

Himpunan Mahasiswa S1 Teknologi Informasi (HIMATI) Universitas Mulia membawa pengalaman belajar praktis ke lingkungan SMA Islam Terpadu (SMAIT) Al-Auliya Balikpapan, Selasa (23/7/2025). Foto: Istimewa

Himpunan Mahasiswa S1 Teknologi Informasi (HIMATI) Universitas Mulia membawa pengalaman belajar praktis ke lingkungan SMA Islam Terpadu (SMAIT) Al-Auliya Balikpapan, Selasa (23/7/2025). Foto: Istimewa

Salah seorang mahasiswa memperkenalkan tools untuk memastikan kabel terpasang dengan benar. Foto: Istimewa

Salah seorang mahasiswa memperkenalkan tools untuk memastikan kabel terpasang dengan benar. Foto: Istimewa

Para siswa sedang praktek merakit kabel UTP (Unshielded Twisted Pair). Foto: Istimewa

Para siswa sedang praktek merakit kabel UTP (Unshielded Twisted Pair). Foto: Istimewa

Ketua HIMATI, Aqilah Aulya, yang memberikan pencerahan mengenai dunia perkuliahan dan pentingnya organisasi mahasiswa. Foto: Istimewa

Ketua HIMATI, Aqilah Aulya, yang memberikan pencerahan mengenai dunia perkuliahan dan pentingnya organisasi mahasiswa. Foto: Istimewa

Program Mahasiswa Berdampak (PM-BEM)

Jika dikaitkan dengan Panduan Mahasiswa Berdampak (PM-BEM) Kemdiktisaintek, kegiatan HIMATI Goes to School ini dapat dilihat sebagai embrio atau langkah awal yang sangat positif dan sejalan dengan semangat program tersebut.

Hal ini lantaran kegiatan ini merupakan inisiatif himpunan mahasiswa. Program ini digerakkan sepenuhnya oleh mahasiswa (HIMATI) yang berperan sebagai inisiator dan pelaksana, sesuai dengan esensi PM-BEM.

Kegiatan ini juga berbasis Ilmu Pengetahuan. Materi yang disampaikan (jaringan komputer) merupakan penerapan langsung dari ilmu yang dipelajari di program studi Teknologi Informasi.

Dan yang lebih penting adalah berdampak nyata. Memberikan keterampilan praktis (merakit kabel UTP) kepada siswa merupakan bentuk dampak yang terukur dan aplikatif.

Meskipun semangatnya sejalan, langkah awal atau embrio ini terus dikembangkan untuk memenuhi kriteria formal PM-BEM secara penuh. Beberapa poin perbedaannya adalah:

  1. Skala dan Durasi: PM-BEM adalah program terstruktur selama 6 bulan (160 JKEM), sementara HIMATI Goes to School merupakan kegiatan jangka pendek.
  2. Target Lokasi: PM-BEM memprioritaskan daerah 3T, wilayah kemiskinan ekstrem, atau rawan bencana. Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah perkotaan.
  3. Inovasi dan Anggaran: PM-BEM menuntut penerapan teknologi hasil riset dosen dengan alokasi anggaran minimal 60% untuk inovasi berwujud. Kegiatan ini lebih fokus pada transfer pengetahuan dan skill dasar.

Secara keseluruhan, HIMATI Goes to School adalah wujud nyata dari pengabdian masyarakat yang inspiratif.

Lewat kegiatan ini, mahasiswa Teknologi Informasi Universitas Mulia tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan keinginan kuat untuk berbagi ilmu.

Bagi calon mahasiswa baru, ini adalah gambaran nyata bahwa kuliah di prodi TI Universitas Mulia membuka pintu untuk belajar, berkarya, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sejak dini.

(SA/Kontributor)

Foto bersama seluruh peserta dan pengajar usai pembukaan. Baris depan dari kanan, Wakil Rektor Wisnu Hera Pamungkas, asesor LSP TD Istia Budi, Perwakilan BPSDM Komdigi Banjarmasin Syarifuddin, asesor LSP TD Dedi Priansyah, dan Dekan Fakultas Ilmu Komputer Djumhadi. Foto: Media Kreatif

UM – Sejumlah mahasiswa Universitas Mulia berhasil membuktikan kompetensinya dengan meraih sertifikasi profesi Junior Cyber Security dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Pencapaian ini diraih setelah mereka mengikuti Uji Kompetensi yang digelar di Laboratorium Fakultas Ilmu Komputer UM pada Kamis (17/7) dan Jumat (18/7), sebagai pelaksanaan dari program Vocational School Graduate Academy (VSGA) Digital Talent Scholarship.

Sertifikasi ini merupakan hasil kerjasama strategis antara Universitas Mulia dengan Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komunikasi dan Digital (Komdigi) Banjarmasin.

Program ini dirancang khusus untuk membekali mahasiswa dengan keahlian praktis yang relevan dengan kebutuhan industri digital saat ini, terutama di bidang keamanan siber yang permintaannya terus meningkat.

Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Djumhadi, S.T., M.Kom., menegaskan bahwa kegiatan sertifikasi ini bukan program insidental, melainkan bagian integral dari kurikulum. Hal ini menjadi komitmen Universitas Mulia memastikan setiap lulusan tidak hanya membawa ijazah, tetapi juga sertifikat keahlian yang diakui secara nasional.

“Ini adalah wujud dari pemberdayaan bagi mahasiswa kami. Kami mendorong agar setiap mata kuliah yang memiliki skema sertifikasi BNSP, seperti Junior Cyber Security ini, diakhiri dengan uji kompetensi. Jadi, lulus dari mata kuliah, mahasiswa langsung punya bekal sertifikasi untuk masuk dunia kerja,” ujar Djumhadi.

Asesor LSP Teknologi Digital Istia Budi foto bersama sebelum pelaksanaan sertifikasi. Foto: Media Kreatif

Asesor LSP Teknologi Digital Istia Budi foto bersama sebelum pelaksanaan sertifikasi. Foto: Media Kreatif

Pelaksanaan sertifikasi skema Keamanan Siber Muda. Foto: Media Kreatif.

Pelaksanaan sertifikasi skema Keamanan Siber Muda. Foto: Media Kreatif.

Peserta sertifikasi kompetensi skema Keamanan Siber Muda (Junior Cuber Security) berfoto bersama pengajar, asesor, dan panitia dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia, Jumat (18/7/2025). Foto: Istimewa

Peserta sertifikasi kompetensi skema Keamanan Siber Muda (Junior Cuber Security) berfoto bersama pengajar, asesor, dan panitia dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia, Jumat (18/7/2025). Foto: Istimewa

Proses Selektif Hasilkan Talenta Kompeten

Proses seleksi dan pelatihan berjalan ketat. Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom., selaku pengajar dan tuan rumah acara, menjelaskan bahwa dari kuota 30 kursi yang tersedia, sebanyak 27 orang mendaftar.

Setelah melalui proses pelatihan, lanjut Agus, 21 orang mengikuti uji sertifikasi, dan 17 diantaranya dinyatakan kompeten, empat orang tidak hadir.

“Angka ini menunjukkan bahwa prosesnya tidak mudah, namun mahasiswa kami mampu membuktikan kualitasnya. Ini adalah bentuk pengayaan skill di luar perkuliahan reguler,” jelas Agus.

Sertifikasi dilaksanakan langsung oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Teknologi Digital yang berlisensi BNSP.

Salah satu asesor, Istia Budi, S.T., M.M., yang juga merupakan dosen Universitas Mulia, menyatakan kebanggaannya.

“Secara umum, mahasiswa memiliki kompetensi Junior Cyber Security. Namun, masih banyak PR buat kampus dan mahasiswa untuk lebih percaya diri terhadap skills yang dimiliki serta banyak meng-explore kemampuannya,” katanya.

Istia Budi berharap, kampus lebih banyak menggelar kegiatan Cyber Security untuk meningkatkan minat mahasiswa. “Sebab, kebutuhan Dunia Industri lumayan tinggi,” tambahnya.

Mengenal Peluang di Balik Sertifikasi Junior Cyber Security

Program ini tidak hanya memberikan sertifikat, tetapi juga membuka wawasan dan peluang karir yang luas. Berikut adalah detail program yang bisa menjadi pertimbangan untuk mengikuti sertifikasi skema ini.

Apa itu Junior Cyber Security?

Seorang Junior Cyber Security bertugas membantu melindungi sistem komputer, jaringan, dan data sebuah organisasi dari ancaman siber. Mereka adalah garda terdepan dalam mendeteksi dan mengelola serangan digital.

Kompetensi utama yang diuji antara lain menerapkan prinsip perlindungan dan keamanan informasi, mengelola log keamanan dan menerapkan kontrol akses, dan mengaplikasikan keamanan pada transaksi elektronik dan penggunaan internet.

Prospek karir lulusan dengan sertifikasi ini memiliki peluang besar untuk berkarir sebagai Cyber Security Administrator, Cyber Risk Specialist, Cyber Security Manager, bahkan hingga posisi strategis seperti Chief Information Officer (CIO).

Kegiatan ini menegaskan posisi Universitas Mulia sebagai institusi yang proaktif dalam menjembatani dunia akademik dengan kebutuhan industri. Dengan membekali mahasiswa sertifikasi profesi, Universitas Mulia berkomitmen mencetak lulusan yang kompeten, berdaya saing tinggi, dan siap kerja.

(SA/Kontributor)

Mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi yang tergabung dalam HIMATI berpose bersama guru dan siswa SMK Pertiwi Balikpapan, Senin (30/6/2025). Foto: Istimewa

UM – Program “Goes to School” yang diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi S1 Teknologi Informasi (HIMATI) bukan sekadar kunjungan pengabdian. Lebih dari itu, kegiatan ini mencerminkan implementasi nyata dari prinsip-prinsip Tridharma Perguruan Tinggi dan arahan transformasi pendidikan.

Kegiatan ini dilaksanakan di SMK Pertiwi Balikpapan, Senin (30/6). Mahasiswa yang tergabung HIMATI terjun langsung membimbing siswa kelas XII jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) dalam pelatihan konfigurasi Mikrotik.

Dengan pendekatan praktik langsung, mahasiswa membantu siswa memahami konsep lanjutan jaringan seperti IP Addressing, Captive Portal, hingga manajemen bandwidth.

Mahasiswa Harus Dilibatkan dan Ilmu Harus Dihilirisasi

Kegiatan ini menunjukkan bagaimana mahasiswa tidak hanya menjadi penerima ilmu, tetapi juga aktor utama dalam transfer pengetahuan ke masyarakat.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Stella Christie, dalam kunjungan kerjanya di Samarinda baru-baru ini. Prof. Stella mengatakan, riset dan keilmuan harus fokus dan kontekstual serta mahasiswa wajib dilibatkan secara aktif dalam proyek-proyek edukatif dan riset terapan.

“Ketika mahasiswa HIMATI turun langsung ke SMK, mereka tidak hanya mengasah kompetensi teknis, tetapi juga membentuk daya pikir kritis, komunikasi, dan problem solving dalam konteks nyata,” ujar Aqilah Aulya Maulidah, Ketua HIMATI Universitas Mulia.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa belajar menyederhanakan materi teknis menjadi modul pembelajaran yang dapat dicerna oleh pelajar SMK. Kemampuan menyampaikan ilmu dengan pendekatan aplikatif inilah yang merupakan bentuk hilirisasi dari pembelajaran yang diterima di kampus.

Mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi Universitas Mulia saat membimbing para siswa SMK Pertiwi Balikpapan. Foto: Istimewa

Mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi Universitas Mulia saat membimbing para siswa SMK Pertiwi Balikpapan. Foto: Istimewa

Mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi Universitas Mulia saat membimbing para siswa SMK Pertiwi Balikpapan. Foto: Istimewa

Mahasiswa Prodi S1 Teknologi Informasi Universitas Mulia saat membimbing para siswa SMK Pertiwi Balikpapan. Foto: Istimewa

Aqilah Aulya Maulidah, Ketua HIMATI Universitas Mulia menerima cenderamata dari salah satu perwakilan siswa. Foto: Istimewa

Aqilah Aulya Maulidah, Ketua HIMATI Universitas Mulia menerima cenderamata dari salah satu perwakilan siswa. Foto: Istimewa

Ketua Program Studi S1 Teknologi Informasi, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom. menyatakan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam program seperti ini akan menjadi catatan penting dalam capaian kinerja Tridharma dan instrumen akreditasi.

“Program ini menciptakan siklus pembelajaran yang utuh, yaitu kampus menelurkan ilmu, mahasiswa menyampaikan kembali ke sekolah, dan sekolah mendapatkan manfaat praktis. Ini adalah ekosistem pembelajaran kontekstual yang sedang digalakkan pemerintah,” ujar Agus.

Pihak SMK Pertiwi menyambut baik kegiatan ini. Guru pendamping menyatakan bahwa pelatihan dari mahasiswa HIMATI memberikan warna baru dalam proses belajar siswa, terutama dalam memahami teknis konfigurasi jaringan berbasis Mikrotik yang kerap menjadi tantangan dalam praktik kelas.

“Siswa jadi lebih berani bertanya, lebih percaya diri dalam praktik. Bagi kami ini bentuk nyata link and match antara perguruan tinggi dan pendidikan vokasi menengah,” ujarnya.

Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Djumhadi, S.T., M.Kom., menambahkan bahwa kegiatan HIMATI merupakan bagian dari strategi institusi untuk mendorong keunggulan akademik berbasis pengabdian dan hilirisasi ilmu, khususnya untuk mendukung transformasi pendidikan yang dicanangkan pemerintah.

“Kampus tidak boleh hanya mengajar dari podium. Kita harus menurunkan mahasiswa ke lapangan. Ini adalah simulasi awal keterlibatan mahasiswa dalam riset terapan dan penyelesaian masalah nyata,” kata Djumhadi.

Ia menyebut, ke depan himpunan mahasiswa akan dilibatkan dalam proyek-proyek riset mikro berbasis komunitas, seperti digitalisasi UMKM, pelatihan literasi digital untuk desa, dan pemetaan infrastruktur jaringan sekolah berbasis data.

Pemerintah RI, lewat Kemendiktisaintek mendorong keberhasilan riset dan pembelajaran seperti vokasi, terletak pada fokus permasalahan dan kolaborasi strategis. HIMATI lewat program Goes to School, telah menjawab tantangan tersebut.

Tidak hanya membekali siswa, mahasiswa juga membentuk karakter kepemimpinan, serta membuka ruang inovasi dan jejaring antara kampus dan sekolah.

Ke depan, kegiatan ini diharapkan berlanjut menjadi Teaching and Research Collaboration antara universitas dan sekolah mitra sebagai model baru penguatan ekosistem pendidikan berbasis sinergi.

(SA/Kontributor)

Pengarahan Dekan Fakultas Ilmu Komputer Djumhadi, S.T., M.Kom bersama Kaprodi Teknologi Informasi Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom. Foto: Istimewa

UM – Program Studi S1 Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia (UM), menggelar kegiatan Monitoring Progres Skripsi pada Senin (26/5) di Ruang Eksekutif, White Campus.

Kegiatan ini diikuti oleh 38 mahasiswa aktif angkatan 2019–2021 sebagai upaya mempercepat penyelesaian tugas akhir dan meningkatkan kualitas lulusan.

Ketua Program Studi Teknologi Informasi, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan strategi pembimbingan terstruktur yang bertujuan menjaga ritme kerja mahasiswa dalam menuntaskan skripsi.

“Kami memantau progres secara langsung dan memberikan arahan teknis agar mahasiswa tidak merasa berjalan sendiri. Harapannya, setidaknya 30 mahasiswa dapat lulus tepat waktu pada periode ini,” ujarnya.

Kegiatan meliputi evaluasi progres penulisan, penjadwalan mingguan, identifikasi hambatan, dan penyusunan strategi penyelesaian tugas akhir. Mahasiswa juga diberikan kesempatan berdiskusi dua arah untuk menyampaikan kendala yang dihadapi selama proses bimbingan.

Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Djumhadi, S.T., M.Kom., menegaskan pentingnya skripsi sebagai tolok ukur kesiapan mahasiswa dalam menyandang gelar sarjana.

“Skripsi bukan hanya syarat akademik, tetapi juga cerminan kedisiplinan, tanggung jawab, dan kemampuan berpikir sistematis. Kami ingin membangun budaya akademik yang disiplin dan terarah,” tuturnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi budaya evaluasi berkala di lingkungan Prodi Teknologi Informasi. Sejak diterapkan pada 2023, program monitoring serupa tercatat berhasil meningkatkan persentase kelulusan tepat waktu.

Berdasarkan presentase kehadiran pada pertemuan ini menunjukkan mahasiswa menyambut baik dan antusiasme serta merasa lebih termotivasi.

“Dengan monitoring seperti ini, saya berharap mahasiswa lebih disiplin dan punya target mingguan. Dosen tahu progres kami dan siap membantu kalau ada kendala,” kata Agus.

Selain sesi evaluasi, Prodi juga akan mengembangkan sistem digital pelaporan progres yang terintegrasi dengan sistem akademik kampus. Sistem ini dirancang untuk memudahkan dosen pembimbing memantau perkembangan mahasiswa serta memberikan notifikasi otomatis terkait jadwal dan capaian.

Melalui kegiatan ini, Prodi TI Universitas Mulia menegaskan komitmennya untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap menghadapi tantangan di dunia digital dengan karakter yang mandiri dan bertanggung jawab.

(SA/Kontributor)

Himpunan Mahasiswa Prodi Teknologi Informasi (HIMATI) Universitas Mulia foto bersama para pelajar SMK N 6 Balikpapan. Foto: Istimewa

UM – Himpunan Mahasiswa Teknologi Informasi (HIMATI) Universitas Mulia terus menggencarkan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Goes to School. Dalam dua hari berturut-turut, HIMATI menyambangi dua sekolah kejuruan di Balikpapan, yaitu SMKN 6 Balikpapan pada 15 Mei dan SMK Airlangga Balikpapan pada 16 Mei 2025.

Kegiatan ini dirancang untuk memberikan edukasi teknis dasar jaringan komputer serta memperkenalkan Program Studi Teknologi Informasi Universitas Mulia kepada siswa SMK sebagai calon mahasiswa baru.

Di SMKN 6, peserta dari jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) mendapatkan pelatihan langsung mengenai penggunaan Mikrotik OS melalui Winbox, konfigurasi IP Address, manajemen user hotspot, pemblokiran situs web serta edukasi keamanan jaringan dan internet sehat.

Sesi ini berjalan interaktif. Para siswa tampak antusias mencoba praktek secara langsung dengan bimbingan mahasiswa HIMATI. Rian Saputra, salah seorang siswa mengatakan, pelatihan berjalan asyik.

Suasana edukasi jaringan komputer di SMKN 6 Balikpapan. Foto: Istimewa

Suasana edukasi jaringan komputer di SMKN 6 Balikpapan. Foto: Istimewa

Kegiatan HIMATI di SMK Airlangga Balikpapan. Foto: Istimewa

Kegiatan HIMATI di SMK Airlangga Balikpapan. Foto: Istimewa

Kegiatan HIMATI di SMK Airlangga Balikpapan. Foto: Istimewa

Kegiatan HIMATI di SMK Airlangga Balikpapan. Foto: Istimewa

“Pelatihannya asyik dan langsung praktik. Saya jadi paham bagaimana setting hotspot dan cara blokir situs berbahaya. Semoga HIMATI bisa sering datang lagi,” kata Rian

Sementara itu, di SMK Airlangga, HIMATI menyasar siswa kelas 10 yang mayoritas belum memiliki pengalaman dengan jaringan komputer maupun perangkat Mikrotik.

Materi disampaikan secara bertahap, mulai dari pengenalan konsep jaringan, perangkat keras router, hingga praktik konfigurasi IP, DHCP Client, dan DHCP Server.

Ketua Prodi Teknologi Informasi, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom menerangkan, kegiatan ini bukan hanya media edukasi, tetapi juga cara HIMATI membangun empati dan keterlibatan mahasiswa dalam pengabdian kepada masyarakat.

“Kami ingin mendorong mahasiswa untuk lebih peka terhadap permasalahan yang ada di masyarakat. Saya berharap, kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membudayakan semangat belajar dan mengenalkan Prodi Teknologi Informasi,” ujar Agus.

Selain pelatihan teknis, kedua kegiatan juga menyelipkan sesi ice breaking. Sesi ini untuk membangun keakraban dan mempererat hubungan antara mahasiswa dan siswa.

Permainan seperti tebak gaya dan kuis seputar HIMATI serta dunia TI berhasil mencairkan suasana dan menambah keseruan.

Perwakilan HIMATI, Fajar Pratama, mengatakan bahwa misi program Goes to School adalah untuk menularkan semangat belajar teknologi informasi serta memperkenalkan Universitas Mulia sebagai kampus pilihan bagi siswa SMK.

“Kami ingin siswa SMK mengenal lebih dekat Prodi Teknologi Informasi Universitas Mulia. Ini bukan hanya promosi, tapi bagian dari membangun masa depan digital bersama,” kata Fajar.

Program Goes to School HIMATI masih akan berlanjut ke empat sekolah lainnya di Balikpapan.

Universitas Mulia melalui HIMATI berkomitmen untuk hadir di tengah pelajar guna meningkatkan literasi digital, membina minat belajar teknologi, dan membuka akses lebih luas ke jenjang pendidikan tinggi yang relevan dengan kebutuhan industri digital.

Tertarik ikut HIMATI? Yuk, daftarkan dirimu di Prodi S1 Teknologi Informasi, sekarang!

(SA/Editor)

Mahasiswa HIMATI Universitas Mulia foto bersama dengan siswa SMK Adzkiya. Foto: Istimewa

Dalam Rangka Program HIMATI Goes to School

UM – Himpunan Mahasiswa Program Studi S1 Teknologi Informasi (HIMATI), Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia menggelar kegiatan sosial bertajuk Goes to School, yang kali ini dilaksanakan di SMK Adzkiya Balikpapan, Selasa (6/5/2025).

Kegiatan ini mengangkat tema edukasi teknologi informasi. Adapun materi edukasi melikputi pengenalan dan praktek membangun jaringan komputer yang aman menggunakan sistem operasi Mikrotik OS.

Para siswa dari jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) tampak antusias mengikuti pelatihan yang dibimbing langsung oleh mahasiswa HIMATI.

Ketua Program Studi Teknologi Informasi, Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom mengatakan, kegiatan Goes to School merupakan bagian dari program kerja Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) HIMATI.

Menurutnya, kegiatan Goes to School masih akan berlanjut di enam sekolah yang akan dikunjungi.

Agus menerangkan, Divisi PSDM memiliki tugas antara lain merencanakan dan menjalankan program pelatihan, mengembangkan anggota, mengelola rekrutmen, dan mengevaluasi kinerja anggota.

Mahasiswa serius memberikan penjelasan kepada para siswa. Foto: Istimewa

Mahasiswa serius memberikan penjelasan kepada para siswa. Foto: Istimewa

Mahasiswa bergaya ceria bersama, tapi ada yang serius belajar. Foto: Istimewa

Mahasiswa bergaya ceria bersama, tapi ada yang serius belajar. Foto: Istimewa

Mahasiswa memberikan cenderamata kenang-kenang kepada para siswa SMK Adzkiya Balikpapan. Foto: Istimewa

Mahasiswa memberikan cenderamata kenang-kenang kepada perwakilan siswa SMK Adzkiya Balikpapan. Foto: Istimewa

“Salah satu tujuannya adalah untuk memperkenalkan Program Studi Teknologi Informasi melalui kegiatan pelatihan, dengan mahasiswa sebagai pemateri. Ini menjadi ajang pengabdian sekaligus pelatihan kepemimpinan dan komunikasi bagi mahasiswa,” ujar Agus.

Program ini juga menjadi sarana HIMATI dalam menumbuhkan semangat berbagi ilmu, serta mempererat hubungan antara perguruan tinggi dengan sekolah-sekolah kejuruan, khususnya yang memiliki kompetensi sejalan.

SMK Adzkiya sendiri merupakan salah satu sekolah kejuruan yang terletak di Kompleks Perumahan Rawamangun Indah RT.10, Kelurahan Lamaru, Kecamatan Balikpapan Timur, yang memiliki jurusan TKJ aktif dan berkembang.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab dan diskusi interaktif serta penyerahan kenang-kenangan dari HIMATI kepada perwakilan siswa.

Baik mahasiswa maupun siswa terlihat semangat dan berkomitmen untuk terus memperdalam pemahaman teknologi informasi di era digital ini.

Yuk, daftarkan dirimu di Universitas Mulia, raih manfaat Gratispol dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

(SA/Kontributor)

Djumhadi, S.T., M.Kom usai menjadi penguji UKK Bidang TKJ di SMK Panca Dharma Balikpapan, Rabu (30/3). Foto: dok. Djumhadi0

UM – Bulan Maret dan April ini beberapa dosen Universitas Mulia melaksanakan tugas menjadi pengawas maupun penguji Uji Kompetensi Keahlian (UKK) di beberapa Sekolah Menengah Kejuruan. Seperti yang dilakukan oleh Djumhadi, S.T, M.Kom di SMK Panca Dharma Balikpapan selama tiga hari, 28-30 Maret 2022.

Menurut dosen dan Ketua Program Studi Teknologi Informasi (S1) Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia ini, dirinya menjadi penguji untuk bidang Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).

“Kegiatan UKK TKJ di SMK Panca Dharma ini diikuti siswa-siswi sebanyak 24 orang, kebetulan guru kelas mereka itu lulusan Universitas Mulia, yaitu Ibu Isnawati Dewi,” ungkap Djumhadi.

Sering kali dosen-dosen Universitas Mulia diminta untuk menjadi penguji di beberapa SMK, baik di Balikpapan, Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Samarinda dan daerah lainnya di Kalimantan Timur.

“Ini juga sebagai salah satu bentuk pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat, salah satu tri dharma perguruan tinggi. Setelah ini juga harus membuat laporan kegiatan yang juga dilaporkan dalam Beban Kerja Dosen (BKD) di semester ini,” ungkapnya.

Salah satu siswa yang diuji di SMK Panca Dharma Balikpapan, Rabu (30/3). Foto: dok. Djumhadi

Salah satu siswa yang diuji di SMK Panca Dharma Balikpapan, Rabu (30/3). Foto: dok. Djumhadi


Selain bidang TKJ, beberapa dosen di antaranya mendapatkan penugasan untuk bidang Rekayasa Perangkat Lunak, Multimedia, dan Akuntansi.

Djumhadi mengaku siswa-siswi yang diujinya merasa akrab dan senang. “Mereka sangat terkesan dan ingin terus belajar Jaringan Komputer di Universitas Mulia nantinya,” tutur dosen keahlian Jaringan Komputer ini.

Menurutnya, tidak banyak di Kalimantan Timur yang memiliki Program Studi Teknologi Informasi. “Di Balikpapan, prodi ini satu-satunya di Universitas Mulia. Bahkan konsentrasi keahlian merupakan satu-satunya di Kalimantan Timur, yaitu Forensic dan Security Architecture, dan konsentrasi Network Technology,” tuturnya setengah berpromosi.

“Apalagi kemarin baru saja Pengumuman SNMPTN ya kan. Gagal? Gak perlu kuatir. Adik-adik yang baru lulus tidak perlu pusing kuliah di mana ya kan. Sudah banyak lulusan Universitas Mulia yang bekerja baik sebagai ASN, guru, dosen, dan profesional di bidangnya,” ajaknya, kali ini dengan promosi.

Dirinya selaku Ketua Prodi Teknologi Informasi pun menyatakan kesediaan membantu calon mahasiswa untuk belajar di bidang Teknologi Informasi. Dosen yang sering mendapat reward sebagai dosen terbaik yang dipilih oleh mahasiswa lewat Tracer Study ini cukup supel bergaul dengan mahasiswa dan rendah hati.

(SA/PSI)