Tag Archive for: Pengabdian Masyarakat

Foto bersama Thafidz Qur'an Putra Masjid Istiqamah

UM – Masih dalam rangkaian program Tri Dharma Perguruan Tinggi, Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) melaksanakan Pengabdian Masyarakat di lingkungan Ma’had Tahfidz Istiqamah dan PKBM Ans Noor Assalam Balikpapan, Sabtu, (21/11).

Foto bersama Thafidz Qur'an Putri Masjid Istiqamah

Foto bersama Thafidz Qur’an Putri Masjid Istiqamah

Dipusatkan di aula Masjid Istiqomah, kegiatan yang mengusung tema Aspek Hukum Terhadap Pembelajaran Daring dan Peningkatan Entrepreneur Berdasarkan Undang-Undang ITE itu, diisi oleh para dosen dengan beberapa materi.

Kana Kurnia memberikan materi dari sisi hukum

Kana Kurnia memberikan materi dari sisi hukum

Okta Nofia Sari memberikan materi dari sisi hukum

Okta Nofia Sari memberikan materi dari sisi hukum

Lisda Hani sebagai moderator pelatihan

Lisda Hani sebagai moderator pelatihan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sebagai pemateri dari sisi Hukum disampaikan oleh Kaprodi Ilmu Hukum Universitas Mulia Okta Nofia Sari S.H.,M.H dan Dosen Hukum Universitas Mulia Balikpapan Kana Kurnia, S.H., M.H. Sementara materi dari sisi Enterpreneur disampaikan oleh Plt Dekan FEB Ivan Armawan S.E., M.M. Dan terkait sisi IT disampaikan oleh Dekan FHK Vidy, S,S.M.Si. Juga hadir sebagai moderator dosen serta Sekretaris Prodi PG-PAUD Lisda Hani, S.Ag., M.Pd.

Okta Nofia Sari mengatakan, usai melakukan pengabdian masyarakat dengan menyasar UMKM, kali ini kegiatan dilanjutkan dengan menyasar peserta didik Tahfidz Al Qur’an. “Jadi ini merupakan kelanjutan dari program Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dimana kali ini kita menggabungkan dua Fakultas, yakni FHK dan FEB,” katanya.

Okta menjelaskan, diangkatnya tema Aspek Hukum Terhadap Pembelajaran Daring dan Peningkatan Entrepreneur Berdasarkan Undang-Undang ITE, karena di situasi pandemi saat ini, banyak anak-anak sekolah menggunakan media pembelajaran melalui media informasi dan elektronik. “Namun disini kita mengemasnya ialah dengan cara bagaimana mengarahkan mereka untuk jauh lebih berhati-hati dalam menggunakan platform yang ada,” jelasnya.

Adapun materi-materi yang diberikan katanya, untuk sisi hukum, pihaknya menekankan tentang apa saja kegiatan yang boleh dilakukan di ruang cyber speed, lalu sanksi pidana dan pelanggaran yang dilakukan. “Terkait pengamanan data kami juga sempat menyampikan. Kemudian dikaitan pula dengan materi entrepreneur. Disini kita mengajarkan mereka untuk menjadi pribadi mandiri, mempersiapkan mereka untuk membuka peluang usaha melalu media sosial ataupun media informasi dan transaksi elektronik lainnya,” terangnya.

Okta menyebut kegiatan yang menyasar peserta didik ini telah menjadi agenda yang kedua, dimana sebelumnya pihaknya sudah melakukan pengabdian masyarakat di SMK Setia Budi pada Februari lalu. “Saat itu kami mengusung tema Stop Bullying Lawan dengan Prestasi,” sebutnya.

Terkait pemberian materi kepada peserta didik di lingkungan Ma’had Tahfidz Istiqamah, Okta menambahkan, para peserta yang berusia 14-16 tahun itu terlihat tampak begitu antusias. Mereka, katanya begitu antusias saat mendengarkan materi yang dipaparkan mulai dari aspek hukum hingga enterpreneurnya.

“Apalagi diselipkan pula materi terkait cyber bullying. Disitu mereka antusias mendengarkan dan bertanya terkait tindakan apa saja yang dimasukan dalam kategori cyber bullying. Bahkan ada yang bertanya terkait maraknya sosial media yang tidak suka salah satu konten hingga konten itu ingin diretas. Kemudian pertanyaan dari sisi enterpreneur juga diajukan para peserta didik terkait bagaimana pengembangan tentang pemasaran produk di masyarakat,” tuturnya.

Okta melanjutkan, nantinya program ini akan terus berlanjut, dimana pihaknya saat ini sudah merencanakan penelitian di salah satu tahfis quran lainnya. “Karena saat ini yang bisa dijangkau hanya thafis quran, jadi untuk sementara target kita ke sini, sementara sekolah akan kita lakukan setelah kegiatan di sekolah kembali normal dan dibuka,” katanya.

Dirinya pun berharap dengan adanya pemberian materi ini dapat menambah ilmu mereka. “Karena selain mereka belajar agama, mereka juga bisa tetap paham terkait penggunaan IT. Mungkin saja mereka kedepannya akan melanjutkan program itu melalui media sosial, dimana itu harus digunakan dengan bijak dan cermat,” harapnya. (mra)

Foto bersama usai pelatihan mengelola website bagi pesantren di Balikpapan, Selasa (17/11). Foto: Istimewa

UM – Tidak terasa saat ini dunia memasuki babak baru Era Industri 4 dan Masyarakat 5. Munculnya Pandemi Covid-19 memaksa umat manusia berubah dan beradaptasi dengan cepat. Imbasnya, model pembelajaran yang dulunya konvensional, kini disrupsi dan harus menyesuaikan. Bagaimana lembaga pendidikan konvensional seperti pesantren merespon perubahan ini?

“Ya, kita harus hadir untuk membantu lembaga pendidikan konvensional seperti pesantren ini agar tidak tertinggal kemajuan zaman dan teknologi,” tutur Subur Anugerah, S.T., M.Eng. dosen Program Studi Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia.

Menurutnya, pesantren selalu serius dan fokus dalam pendidikan agama Islam dan pengembangan karakter. Namun, di zaman yang penuh perubahan dan ketidakpastian ini, pesantren diharapkan tetap berdiri dan mampu melaksanakan misi dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan agama dan pengembangan karakter.

“Bagaimana model pembelajaran pesantren yang sejak dulu sangat unggul dalam memberikan pendidikan, melalui uswatun hasanah, teladan guru dan kyai secara langsung, kini harus tetap bisa mengikuti perkembangan zaman di tengah wabah Covid-19,” tuturnya.

Ia mengatakan, misi dan fungsi pesantren untuk melakukan transfer atau transmisi ilmu-ilmu pengetahuan keislaman (transmission of Islamic knowledge) harus tetap berjalan. 

“Pesantren juga harus menjaga dan memelihara tradisi Islam, mencetak calon ulama, hingga pemberdayaan umat,” tuturnya.

Salah satu yang juga tetap penting di era saat ini, menurutnya, adalah tetap melaksanakan penyebaran risalah Islam. 

“Nah, penyebaran risalah atau dakwah di zaman sekarang inilah, pesantren sebagai pusat pengetahuan keislaman diharapkan lebih menyentuh di tengah masyarakat. Saya rasa, masyarakat saat ini butuh referensi yang valid atau sahih, yang lebih diterima dan sejuk membumi,” tuturnya.

Menurutnya, sama seperti perguruan tinggi, pesantren saat ini perlu melakukan revitalisasi dalam menghadapi era disrupsi yang saat ini sudah terlihat nyata di depan mata. “Salah satu caranya adalah dengan memperkuat literasi religius dan literasi digital,” ungkapnya.

“Soal literasi religius, Insya Allah pesantren sudah tidak diragukan lagi keahlian dan kemampuannya, tinggal di bidang literasi digital inilah yang perlu diperkuat,” ujarnya.

Oleh karena itu, ketika datang surat dari Pondok Pesantren Bairuha Balikpapan yang ingin belajar bagaimana mengelola website kepada Universitas Mulia, ia menyambut hangat dan bersedia dengan senang hati diberikan tugas memberikan pelatihan. 

Pelaksanaan pelatihan itu sendiri digelar di Ruang Multimedia SMA/SMP IT TSG, Jalan Guntur Damai RT 38 Gunung Sari Ulu Balikpapan Tengah, Selasa (17/11). Pelatihan diikuti 22 orang peserta terdiri dari guru dan ustaz.

Ustadz Suwondo Ketua Pondok Pesnatren Bairuha saat memberikan sambutan pada pelatihan Mengelola Website, Selasa (17/11). Foto: Istimewa

Ustadz Suwondo Ketua Pondok Pesantren Bairuha Balikpapan saat memberikan sambutan pada pelatihan Mengelola Website, Selasa (17/11). Foto: Istimewa

Foto bersama usai pelatihan mengelola website bagi pesantren di Balikpapan, Selasa (17/11). Foto: Istimewa

Foto bersama usai pelatihan mengelola website bagi pesantren di Balikpapan, Selasa (17/11). Foto: Istimewa

Ketua Pondok Pesantren Bairuha Ustaz Suwondo mengatakan saat ini banyak pesantren yang fasilitasnya jauh lebih kecil tetapi mampu mengembangkan diri di tengah era informasi.

“Tetapi karena rajin di dunia maya, terus meng-update perkembangan sekolahnya, perkembangan pesantren, ya alhamdulillah trennya selalu naik, mendapat apresiasi dari masyarakat, bahkan perusahaan memberikan dukungan, dampaknya kemitraan dengan pesantren semakin naik,” tutur Ustaz Suwondo.

Ustaz Suwondo berharap dengan pelatihan mengelola website ini, pemberdayaan guru maupun ustaz di media sosial maupun website membawa dampak positif untuk perkembangan pesantren di masa yang akan datang.

Dalam pelatihan ini, materi yang disajikan antara lain menentukan arah atau tujuan website berdasarkan visi misi pesantren dan bagaimana membuat konten yang mendukung visi dan misi, baik berupa teks, foto, video, sulih suara, maupun gabungan antara teks dan konten lainnya.

“Dari sini kita bisa mengetahui apa saja konten yang nantinya harus tersedia di dalam sebuah website pesantren, setelah itu menentukan siapa yang akan bertugas mengisi konten tersebut, siapa juga yang akan bertugas mengelola seluruh konten,” ujar Subur Anugerah saat memberikan pelatihan.

Meski demikian, lanjutnya, waktu yang tersedia untuk pelatihan sangat terbatas, sedangkan materi pelatihan yang bersifat teknis membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Jika dilaksanakan penuh, ia khawatir pelatihan akan berlangsung beberapa hari. 

“Untuk mengejar waktu, pelatihan ini bersifat praktis, beberapa peserta yang didominasi guru dan ustaz ini sudah ada yang mahir membuat konten berita foto dan video. Bahkan salah satu peserta membuat berita video dengan cepat, berisi kegiatan pelatihan meski tanpa keterangan dan sulih suara,” ujarnya.

“Artinya, secara teknis sebenarnya peserta sudah mampu memanfaatkan tools dan perangkat videografi, juga termasuk fotografi menggunakan DSLR yang digunakan peserta. Ini modal awal yang bagus sekali,” ujarnya.

Untuk itulah, di akhir pelatihan, ia akan memberikan sertifikat sebagai penghargaan bagi peserta yang telah menyelesaikan pelatihan dengan mengerjakan tugas pekerjaan rumah membuat konten. 

“Ya, tentunya konten pendidikan, ada muatan edukasinya, bukan konten berita kegiatan seperti biasa pada umumnya. Peserta boleh memilih apakah membuat naskah berita teks, berita foto, berita video, atau gabungan keduanya, boleh dengan gaya straight news yang sudah diberikan contoh dan template-nya, boleh juga features, sesuai dengan minatnya,” tutupnya. (SA/PSI)

UM Sebagai salah satu perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Program Studi (Prodi) S1 Ilmu Hukum Universitas Mulia melaksanakan program Pengabdian Kepada Masyarakat, Selasa (17/11).

Menyasar kelompok budi daya lele dalam ember di Kelurahan Karang Rejo, kegiatan itu didampingi langsung oleh Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Vidy, S,S.M.Si. Ada sebanyak 10 anggota yang terjun dalam kegiatan yang bertema Perlindungan Hukum Terhadap UMKM Pasca Pemberlakuan Omnibuslaw tersebut. Terdiri dari Dekan, Kaprodi, Dosen, Mahasiswa dan staf tenaga pendidik.

Pengabdian Kepada Masyarakat di Lingkungan Kelompok Budi Daya Lele dalam Ember di Kelurahan Karangrejo

Pengabdian Kepada Masyarakat Prodi S1 Ilmu Hukum Universitas Mulia di Kelurahan Karangrejo

Kaprodi Ilmu Hukum Universitas Mulia Okta Nofia Sari S.H., M.H menuturkan, kegiatan ini merupakan program unggulan Prodi Ilmu Hukum dalam melakukan pendampingan kepada UMKM.

“Pendampingan kepada UMKM ini, selain sebagai program unggulan juga berkaitan dengan konsentrasi yang terdapat di prodi S1 Ilmu Hukum yaitu Business Law. Jadi sekaligus kita melihat prospek yang ada di Balikpapan,” kata Okta sapaan akrabnya.

Okta menjelaskan, ini merupakan program pengabdian kepada masyarakat yang pertama dijalankan S1 Ilmu Hukum untuk tahun ini. Kegiatan ini katanya, bertujuan untuk memberikan pendampingan hukum khususnya di masa pandemi saat ini. Dimana jumlah UMKM di kota Balikpapan meningkat selama pandemi Covid-19. Apalagi, tambahnya, dengan diberlakukannya UU Omnibus Law yang didalamnya juga mengatur tentang UMKM, maka pentingnya edukasi terkait perlindungan hukum untuk mereka.

“Di tengah kondisi saat ini, justru banyak sekali masyarakat melakukan usaha kecil-kecilan. Jadi kami hadir untuk memberikan edukasi terhadap mereka yang ada di Balikpapan. Salah satunya yang berada di Kelurahan Karang Rejo ini,” ujarnya.

Adapun edukasi yang diberikan, sebutnya, mulai dari perizinan usaha, pengurusan sertifikasi halal hingga edukasi terkait bagaimana UMKM ini tidak merugikan konsumen. “Jadi kami mengemasnya dalam bentuk perlindungan hukumnya, mulai mengedukasi pendaftaran merek, hingga HaKInya. Kemudian karena budi daya lele dalam ember ini selain di konsumsi juga akan menjadi produk olahan, maka kita harapkan tidak akan merugikan siapapun termasuk konsumen,” terangnya.

Pengabdian Kepada Masyarakat di Lingkungan Kelompok Budi Daya Lele dalam Ember di Kelurahan Karangrejo

Pengabdian Kepada Masyarakat di Lingkungan Kelompok Budi Daya Lele dalam Ember di Kelurahan Karangrejo

Terkait jangka waktu program tersebut, tambah Okta akan lakukan secara berkesinambungan. “Kita akan melakukan kerjasama berkesinambungan. Jadi tidak hanya hari ini saja. Namun disana kita akan melakukan kerjasama lainnya, kita juga ingin terlibat langsung dalam kegiatan mereka,” sebunya.

“Jadi ketika mereka memiliki masalah ataupun kendala dalam UMKM-nya, maka kita bisa langsung melakukan pendampingan dalam sisi hukumnya. Selain itu, akan kita kuatkan lagi dalam bidang marketingnya. Mungkin kita akan ajak bekerjasama dengan FEB. Karena disini banyak program yang bisa dikerjasamakan, bukan hanya sisi hukum melainkan marketingnya,” tambahnya.

Selain menyasar kelompok budi daya lele dalam ember di Kelurahan Karang Rejo, lanjut Okta, pihaknya juga sudah memiliki beberapa rencana program lainnya. Seperti program unggulan pendampingan terhadap masyarakat wilayah pesisir, serta program pendampingan UMKM yang melibatkan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Balikpapan. “Untuk program bersama IWAPI masih akan dijadwalkan selanjutnya. Namun dalam waktu dekat ini kita juga ada kegiatan pengabdian kepada masyarakat di salah satu rumah tahfidz di Balikpapan,” lanjutnya.

Dirinya pun berharap dengan adanya program ini, khususnya di lingkungan budi daya lele dalam ember, kedepan mereka dapat mengembangkan usahanya bukan hanya di tingkat lokal, tetapi juga sampai ke tingkat nasional bahkan ke Internasional.

Yang terpenting, kami ingin UMKM yang ada di Balikpapan sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Dan walaupun ada kendala, jangan sampai hal sepele dapat merugikan UMKM bahkan konsumen. Lalu untuk masyarakat, dengan adanya kegiatan ini akan memiliki dasar hukum dalam melakukan kegiatannya. Jadi kita bisa bersinergi terus. “Target kami ingin bisa menggandeng semua UMKM yang ada di Balikpapan,” pungkasnya. (mra)

Ir. Riyayatsyah, M.P.

UM- Usai tahapan seleksi dan pengumuman nama penerima hibah DIPA LP3M periode II tahun 2020 dilakukan, para dosen yang proposalnya dinyatakan lolos, mengikuti Seminar Proposal Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Senin (16/11).

Ada sebanyak 21 orang dosen Universitas Mulia baik dari Kampus Utama di Balikpapan maupun PSDKU Samarinda mengikuti seminar proposal yang dilakukan secara daring tersebut.

Salah satu yang mengikuti seminar tersebut adalah Kepala Kantor PSDKU Kampus Samarinda Ir. Riyayatsyah, M.P. Dengan mengangkat judul penelitian Perspektif Siswa Sekolah Menengah Kejuruan untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi,  Riyayatsyah, memfokuskan studi kasus pada siswa di SMK TI Airlangga Samarinda.

Ia menjelaskan, sebagai salah satu dosen yang dituntut untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dirinya pun diwajibkan untuk melakukan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.

“Selain saya memiliki jabatan struktural, saya juga menjabat sebagai dosen. Dimana dosen itu harus menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dan itu terkait juga dengan jabatan fungsional dosen. Jadi setiap dosen yang ingin memiliki jabatan fungsional, misal dari Asisten Ahli kemudian Lektor hingga ke Profesor maka harus menjalankan Tri Dharma sesuai dengan poin yang ditentukan,” jelas Riyayatsyah.

Ia mengatakan, selain untuk pengusulan jabatan fungsional, pada hakikatnya penelitian ini sesungguhnya memiliki misi yang penting yakni agar para dosen mengetahui sejauh apa dan bagaimana kondisi pendidikan saat ini.

Adapun yang melatar belakangi dirinya melakukan penelitian tersebut, katanya, adalah karena ia melihat kini banyak anak SMK yang lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

“Siswa SMK sejak awal di didik untuk langsung berkarya atau bekerja, karena pendidikan yang mereka jalankan adalah pendidikan vokasi. Jadi diharapkan setelah lulus mereka bisa langsung berkarya, bekerja dan berwiraswasta,” katanya.

Namun, katanya, hanya saja yang saya lihat di SMK TI justru terbalik. “Dimana dari tiga tahun terakhir yang saya amati, yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi antara 71- 73 persen. Dan inilah yang harus diperhatikan, apa yang membuat tingginya minat siswa SMK untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Sementara mereka sudah dibekali dengan keterampilan yang dapat menarik perhatian dunia industri,” ujarnya.

“Dan ini yang ingin saya pahami, sejauh apa dan bagaimana ini bisa terjadi. Apa yang menjadi ini terbalik. Didikan pemerintah agar mereka bisa berkarya dan berwiraswasta dan sebagainya, tetapi kenyataannya mereka cenderung lebih memilih lanjut ke perguruan tinggi,” terangnya.

Ia menyebut, seharusnya kalaupun para siswa ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, mengapa tidak sejak awal memilih untuk masuk ke SMA. “Karena disitu lebih luas, mereka bisa memilih kemana fokus yang akan mereka ambil,” sebutnya.

Dirinya menuturkan, saat ini ia sudah menyiapkan kuesioner dan penyebarannya akan dilakukan secara online. “Akhir November ini saya targetnya selesai,” katanya.

Riyayatsyah menambahkan, setelah penelitian ini selesai, ia akan melanjutkan dengan menerbitkan penelitian ini di Jurnal Nasional yang ber-International Standard Serial Number (ISSN).

“Hasil penelitian ini akan saya dapatkan tergantung dari parameter peubah yang saya amati, dimana ada tujuh, yakni potensi diri, motivasi, ekspektasi, peluang, lingkungan sosial, situasi kondisi dan institusional,” tambahnya.

Dan dari parameter peubah, tujuh variabel ini akan saya uji lagi validitasnya. Setelah ditemukan kesimpulannya, ternyata misalnya anak SMK sekarang tidak memahami bahwa SMK itu sudah dididik untuk berkarya, namun mereka memilih untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Berarti pemahaman mereka terkait SMK itu kurang jelas. “Dan bila kurang jelas, maka berarti kita harus menyampaikan sosialisasi yang lebih mendalam lagi, baik kepada siswa dan orang tua. Bahwa harapannya bila untuk SMK itu bukan melanjutkan, tetapi berkarya,” lanjutnya.

“Sementara bila mereka ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, sebaiknya sejak awal atau lulus SMP sudah harus dipikirkan apakah mereka akan melanjutkan ke tingkat SMK atau SMA,” tambahnya.

Jadi ia pun berharap, orang tua sejak awal sudah harus memiliki rencana bersama anaknya, apakah kedepan memiliki target melanjutkan ke perguruan tinggi atau langsung terjun ke dunia industri dan berkarya.

“Kami mengkhawatirkan sebenarnya pengarahan orang tua di rumah ternyata kurang. Karena di rumahlah tempat yang penting. Diharapkan dari penelitian ini, akan timbul kesadaran dan peningkatan pola pikir orang tua dan siswa terkait pendidikan SMA dan SMK. Dan sosialisasi informasi terkait ini sudah harus dilakukan sejak awal di SMP,” pungkasnya. (mra)

UM- LP3M Universitas Mulia kembali akan menyalurkan hibah DIPA penelitian dan pengabdian kepada masyarakat periode II tahun 2020.

Kepala LP3M Universitas Mulia melalui sekretaris LP3M Hartati menerangkan, selain berperan sebagai tenaga pengajar, para dosen juga dituntut untuk terus mengembangkan ilmunya melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. “Dimana dalam skema ini telah diatur bahwa setiap dosen harus meneliti paling tidak dalam satu semester ada satu penelitian, sehingga setahun ada dua penelitia,” kata Hartati.

Untuk itu, katanya, guna mendukung proses penelitian dan pengabdian tersebut, Universitas Mulia melalui LP3M memberikan pendanaan kepada para tenaga pengajar yang proposalnya telah dinyatakan lolos seleksi.

Dalam hibah tersebut, LP3M Universitas Mulia menyiapkan 22 kuota untuk penelitian dan 25 untuk kuota pengabdian kepada masyarakat.

“Khusus untuk kuota penelitian terbagi dalam tiga klaster, yakni 2 untuk Lektor, 5 untuk Asisten Ahli dan 15 untuk Tenaga Pengajar atau dosen,” ujarnya. “Sementara untuk pengabdian kepada masyarakat kita siapkan 25 kuota, artinya 25 dosen yang akan dibiayai oleh Universitas Mulia,” tambahnya.

Dirinya menjelaskan, dilakukannya pembagian klaster penelitian dikarenakan standarisasi keluaran setiap masing-masing klaster berbeda-beda. “Jadi misalnya, untuk Lektor bertanggung jawabannya atau standarisasi keluaran penelitiannya dalam bentuk prosiding internasional atau scopus. Sementara untuk Asisten Ahli harus melakukan publikasi di jurnal atau prosiding nasional bereputasi. Dan Tenaga Pengajar atau dosen harus melakukan publikasi di jurnal atau prosiding nasional tidak bereputasi,” jelasnya.

Ia menyebut, untuk mendapatkan hibah DIPA LP3M Universitas Mulia tersebut, ada beberapa proses yang harus dilalui. Pertama, melakukan pengajuan, setelah itu akan dilakukan review oleh reviewer dari eksternal dan internal Universitas Mulia. “Untuk pihak eksternal adalah mereka yang merupakan tenaga ahli yang sesuai dengan kompetensi dari penelitian,” tuturnya.

Setelah dilakukannya review, proses selanjutnya adalah pengumuman penerima hibah. Yang kemudian dilanjutkan dengan seminar proposal oleh mereka yang lolos. “Setelah semua itu baru proses pencairan dana,” sebutnya.

Adapun proses pencairan dana tersebut, tambah Hartati juga akan melalui beberapa tahapan. “Jadi tidak langsung dilakukan 100 persen. Karena dari setiap tahapan mereka diminta untuk melakukan pelaporan kembali,” terangnya.

Ia mencontohkan, mislnya pencairan tahap satu, dilakukan setelah mereka melakukan seminar. Sementara tahap dua akan dilakukan setelah memperoleh keluaran atau hasil penelitian mereka telah terpublikasi di jurnal atau prosiding. Dan tahap ketiga atau akhir adalah laporan penuh dalam bentuk dokumen atau buku terkait penelitian maupun pengabdian yang telah dilakukan seluruhnya.

“Semua proses yang dilalui itu, mulai dari pengusulan, tahapan diterima, kemudian diseminarkan adalah pola-pola standar yang diterapkan oleh Dikti. Jadi bila kita mendapatkan hibah dari Dikti tahapan inilah yang sama persis akan dilakukan oleh para penerima. Sehingga nantinya mereka tinggal mengikuti setiap tahapan tersebut. Yang artinya ini sekaligus sebagai media latihan mereka bila mengikuti hibah dari pemerintah,” ujarnya.

Hartati menuturkan, pemberian hibah oleh Universitas Mulia bertujuan untuk memotivasi para dosen agar mempersiapkan dirinya untuk ikut serta dalam hibah – hibah yang dibiayai oleh pemerintah misalnya dari Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti).

“Harapan kami dosen – dosen dapat meningkatkan publikasi penelitiannya baik di jurnal tingkat nasional maupun internasional. Karena penelitian itu bukan hanya sekedar dilakukan, dibuat laporannya dan disimpan, tetapi juga harus dipublikasikan dalam bentuk jurnal-junal atau prosiding, sehingga masyarakat dapat mengetahui dan memanfaatkan hasil – hasil penelitian yang kami lakukan,” tambahnya.

Diketahui ini menjadi hibah pertama yang dilakukan Universitas Mulia setelah berganti nama. Diharapkan dalam hibah tahap selanjutnya dapat meningkat, baik dari jumlah kapasitas kuota maupun dari sisi jumlah finansial. (mra)

Drs. Suprijadi, M.Pd. saat memberikan penyuluhan Bela Negara dan Ideologi Pancasila di Lanal Balikpapan, Senin (2/11). Foto: Istimewa

UM – Ketua Ikatan Alumni (IKA) Trainer of Trainer (ToT) Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) Provinsi Kalimantan Timur Drs. Suprijadi, M.Pd. memberikan penyuluhan Bela Negara dan Ideologi Pancasila di Gedung Patiunus Markas Komando (Mako) Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Balikpapan, Senin (2/11).

Kegiatan penyuluhan ini dalam rangka melaksanakan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Laut dengan melaksanakan Pengendalian Wilayah Pertahanan Laut (Dawilhanla). Tugas ini dilaksanakan dalam rangka menyiapkan geografi, demografi, dan kondisi sosial sebagai Ruang, Alat dan Kondisi (RAK) juang yang tangguh bagi kepentingan pertahanan Negara di laut dalam rangka mendukung Sistem Pertahanan Semesta.

Penyuluhan diikuti Waspam Danlanal Balikpapan Kolonel Laut (P) Andri Kristianto serta perwakilan dari Menwa Kewilayahan Balikpapan, Bea Cukai, Kemenkumham, Basarnas, Kasatpol PP, KSOP, DKP, Tagana, KNPI hingga Pelindo dan Dinas Perhubungan Kota Balikpapan serta Para Saka Bahari binaan Lanal Balikpapan. Peserta merupakan komponen cadangan dan komponen pendukung di wilayah kerja Lanal Balikpapan.

“Sebelumnya, saya mendapat surat perintah tugas dari Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, Bapak I Ketut Rasna, untuk menyampaikan Penyuluhan Bela Negara dan Ideologi Pancasila. Alhamdulillah berjalan aman dan lancar,” tutur Drs. Suprijadi.

Drs. Suprijadi merupakan dosen Universitas Mulia untuk mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini cukup aktif berkiprah dalam penyuluhan di bidang pertahanan dan keamanan pada masyarakat. Magister Pendidikan lulusan Universitas Mulawarman ini cukup berpengalaman dan berwawasan luas terkait Bela Negara dan Pancasila.

Drs. Suprijadi, M.Pd. menjadi pemateri Penyuluhan Bela Negara dan Ideologi Pancasila di Lanal Balikpapan, Senin (2/11). Foto: Istimewa

Drs. Suprijadi, M.Pd. menjadi pemateri Penyuluhan Bela Negara dan Ideologi Pancasila di Lanal Balikpapan, Senin (2/11). Foto: Istimewa

Penyerahan plakat penghargaan dari Danlanal Balikpapan. Foto: Istimewa

Penyerahan plakat penghargaan dari Danlanal Balikpapan. Foto: Istimewa

Sesi tanya jawab dari Ketua KNPI Andi Achmad Mutawally. Foto; Istimewa

Sesi tanya jawab dari Ketua KNPI Andi Achmad Mutawally. Foto; Istimewa

Pada kesempatan ini, Pak Pri, biasa media ini menyapa, menyampaikan materi perihal Pancasila sebagai dasar negara sekaligus sebagai instrumen kunci sebagai jaminan stabilitas nasional. Apabila Pancasila digoyang, maka akan berpengaruh pada stabilitas dan keamanan Negara.

Pancasila sendiri terbukti menjadi perekat kesatuan bangsa sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia, baik dalam berkehidupan sosial di manapun berada, maupun di seluruh pelosok Indonesia.

Pasca Reformasi, nilai-nilai Pancasila disinyalir mulai makin memudar. Nilai-nilai bangsa terpengaruh menurun dan terdegradasi sehingga jauh dari nilai-nilai luhur Pancasila.

“Bergantinya pemerintahan Orde Baru menuju Reformasi seolah-olah meminggirkan ideologi Pancasila, masyarakat sudah tidak terlalu mengutamakan nilai nilai luhur Pancasila,” kata Pak Pri.

Kondisi tersebut kemudian dapat memicu keamanan dan mengancam stabilitas Negara.

“Dorongan People Power menjadi mendominasi, melakukan tekanan terhadap pemerintah Indonesia. Untuk itulah, diperlukan pentingnya pemahaman bahwa Pancasila merupakan ideologi yang harus dijunjung tinggi dalam bernegara dan berbangsa,” tuturnya.

Memasuki sesi tanya jawab, peserta cukup antusias memberikan pertanyaan kepada narasumber. Penyuluhan yang dibuka pukul 9.00 wita ini berakhir tepat pukul 11.30 wita dengan aman dan lancar. (SA/PSI)

 

 

Guru-guru SMP Negeri 3 Tenggarong Seberang Kab. Kutai Kartanegara peserta Bimbingan Teknis Penerapan Pembelajaran Dalam Jaringan (daring) menggunakan Google Classroom., Senin (14/9). Foto: Istimewa

UM – Setiap dosen Universitas Mulia minimal dalam satu tahun akademik memiliki kewajiban melaksanakan tri darma perguruan tinggi. Salah satunya adalah pengabdian pada masyarakat, seperti yang dilakukan Muhammad Yani SKom MTI, dosen Universitas Mulia PSDKU Samarinda, yang membimbing guru-guru SMP 3 Tenggarong Seberang Kutai Kartanegara dalam menerapkan pembelajaran daring, Senin (14/9).

Bimbingan teknis yang berlangsung selama dua hari, 14-15 September 2020, ini ditujukan untuk membantu para guru dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk mempermudah penyampaian materi belajar kepada siswa. Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, pembelajaran daring menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk sekolah agar dapat menyelenggarakan pendidikan dengan baik.

Pada kesempatan ini, Kepala Sekolah Joko Triyanto, S.Pd, M.Pd. membuka secara resmi pelatihan yang diikuti 20 orang guru, bertempat di laboratorium komputer sekolah.

Guru-guru SMP Negeri 3 Tenggarong Seberang Kab. Kutai Kartanegara peserta Bimbingan Teknis Penerapan Pembelajaran Dalam Jaringan (daring) menggunakan Google Classroom., Senin (14/9). Foto: Istimewa

Guru-guru SMP Negeri 3 Tenggarong Seberang Kab. Kutai Kartanegara peserta Bimbingan Teknis Penerapan Pembelajaran Dalam Jaringan (daring) menggunakan Google Classroom., Senin (14/9). Foto: Istimewa

Guru-guru SMP Negeri 3 Tenggarong Seberang Kab. Kutai Kartanegara peserta Bimbingan Teknis Penerapan Pembelajaran Dalam Jaringan (daring) menggunakan Google Classroom., Senin (14/9). Foto: Istimewa

Guru-guru SMP Negeri 3 Tenggarong Seberang Kab. Kutai Kartanegara peserta Bimbingan Teknis Penerapan Pembelajaran Dalam Jaringan (daring) menggunakan Google Classroom., Senin (14/9). Foto: Istimewa

Muhammad Yani mengatakan, pelatihan difokuskan pada bimbingan teknis penerapan pembelajaran daring menggunakan Google Classroom. “Materi yang dibahas antara lain tentang pengenalan Google Classroom, merancang kelas online, mengelola tugas, membuat dan pengelolaan soal ujian, dan pengembangan kelas online,” tutur master lulusan Universitas Bina Nusantara ini.

Dosen yang memiliki Channel YouTube dan aktif mengelolanya ini kerap membagikan video pengalamannya menggunakan Google Classroom untuk pembelajaran daring. Tidak heran, ia mendapat kepercayaan untuk berbagi pengalaman bersama guru-guru sekolah.

Dalam pelatihan ini, ia melihat para guru antusias mengikuti kegiatan meski sebagian besar baru mengenal platform Google Classroom. “Mereka optimis dapat menerapkan Google Classroom untuk pembelajaran daring di SMP Negeri 3 Tenggarong Seberang. Semoga ini membantu dan bermanfaat,” tutup Muhammad Yani. (SA/PSI)

Senin 15 Juni 2020, Dosen Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia Balikpapan melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat bertempat di SDIT dan SMPIT Istiqamah Balikpapan. Kegiatan yang diisi langsung oleh para Dosen Fakultas Ilmu Komputer diantaranya Bapak Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., Bapak Tri Sudinugraha, S.Kom., M.Kom., Bapak Yeyen Dwi Atma, S.Kom., M.Kom., dan Bapak Nasruddin bin Idris, S.Kom., M.Kom ini akan dilaksanakan selama kurang lebih empat hari kedepan dari tanggal 15 Juni 2020 hingga 18 Juni 2020 dengan materi Implementasi Sistem dan Pelatihan Guru terkait Pembelajaran Daring SDIT dan SMPIT Istiqamah Balikpapan.

“Tentunya harapan kita seluruh guru semakin familier dengan teknologi informasi, sehingga bisa memperkaya model pembelajaran yang akan diterapkan ke siswa. Harapan lain agar sekolah-sekolah lain mulai membuka diri terkait perkembangan IT ini, bahwa kebutuhan teknologi informasi adalah keniscayaan yang harus dihadapi sekolah, guru dan murid. Kami dari institusi pendidikan tinggi siap berkolaborasi jika dibutuhkan oleh sekolah terkait dengan implementasi sistem ataupun pengembangan sdm kedepannya,” ungkap Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng.

Semangat dosen Fikom…