Tag Archive for: Pembelajaran Daring

Pelatihan pemanfaatan e-Learning Lentera untuk dosen-dosen Program Studi S1 Farmasi Universitas Mulia, Rabu (26/7). Foto: Tangkapan layar

UM – Pengelola e-Learning Lentera Universitas Mulia menggelar pelatihan pemanfaatan e-Learning bagi dosen-dosen Program Studi S1 Farmasi, Rabu (26/7). Pelatihan yang digelar daring ini dibuka resmi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I.

“Pelatihan dilaksanakan full-online. Mulai pukul 08.30 WITA sampai dengan 15.00 WITA. Pemateri Pak Thami Rusdi Agus, Kepala Bagian E-Learning dan Pengembangan Sistem Informasi,” tutur Muhammad Yani, S.Kom., M.T.I, Manajer E-Learning.

Thami Rusdi mengatakan, materi pelatihan meliputi tutorial bagaimana memanfaatkan Lentera untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran dalam jaringan (daring). “Betul, mulai dari login, materi pembelajaran, quiz, ujian, bank soal, hingga backup,” tutur Thami.

Ketika ditanya apakah seluruh dosen saat ini sudah bisa menggunakan Lentera, Thami mengatakan sebagian dosen sudah menerapkan penggunaan Lentera.

“Dosen-dosen yang ikut pelatihan sebagian sudah menerapkan di kelas Semester Antara saat ini,” katanya.

Sementara itu, salah satu dosen Prodi S1 Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, M.Sc, usai mengikuti pelatihan mengatakan dirinya telah memanfaatkan Lentera untuk pembelajaran di Semester Antara saat ini.

“Yup, sudah (menggunakan Lentera),” tutur Citta saat ditanya media ini.

Selaku Ketua Program Studi S1 Farmasi, dirinya meminta seluruh dosen-dosennya bisa memanfaatkan Lentera untuk mendukung kegiatan pembelajaran, baik daring maupun luring.

“Ini pelatihan e-Learning untuk dosen Farmasi. Karena target mulai Semester Antara ini Kita memaksimalkan penggunaan e-Learning, terutama pelaksanaan Kuis, UTS dan UAS,” ungkapnya.

Dirinya mengakui meski belum semua dosen menggunakan Lentera, namun ke depan secara bertahap mau tak mau seluruh dosen akan menerapkannya apabila tidak ingin tertinggal.

Ketika ditanya apakah ada mahasiswanya yang kesulitan menggunakan Lentera, Citta mengatakan hingga saat berita ini ditulis, dirinya belum menerima keluhan dari mahasiswanya.

“Hingga saat ini belum ada laporan dari mahasiswa. Cuman yang saya pantau terkait penggunaan e-Learning ini memudahkan mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan remedial,” tuturnya.

Menurutnya, remedial menjadi kewajiban bagi para dosen yang diberikan kepada mahasiswanya untuk memperbaiki hasil pembelajaran. “Sehingga akan berpengaruh pada kelulusan mata kuliah mahasiswa dan peningkatan IPS,” pungkas Citta.

(SA/Puskomjar)

DR. Muhammad Rusli melihat salah seorang dosen membuat materi pembelajaran multimedia, Jumat (11/3). Foto: PSI

UM – Rektor DR. Muhammad Rusli mendorong seluruh dosen memanfaatkan teknologi multimedia untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran daring di Universitas Mulia. Hal ini disampaikan di sela pelatihan menyusun materi pembelajaran berbasis multimedia, Jumat (11/3) siang.

“Saya berharap seluruh dosen nantinya sudah menerapkan pembelajaran daring dengan teknologi multimedia mulai semester depan. Ini dalam rangka bagaimana mengajarkan ilmu dan pengetahuannya kepada mahasiswa secara efektif,” tutur DR. Rusli.

Dengan memiliki dan terus mengasah kemampuan menyusun materi ajar dan keterampilan menggunakan teknologi multimedia, Rektor berharap dosen dapat mengakomodasi berbagai ragam perbedaan dan kecepatan pemahaman mahasiswa dalam proses Transfer Knowledge.

“Syukur di semester ini dosen sudah mulai secara bertahap menerapkan pembelajaran multimedia sehingga ini akan mempercepat proses terwujudnya lima tahun ke depan sebagai Teaching University,” tuturnya.

Untuk itu, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Ketenagaan Wisnu Hera Pamungkas, S.TP., M.Eng mengundang dua orang dosen dari program studi masing-masing di Universitas Mulia untuk mengikuti pelatihan peningkatan kualitas pembelajaran.

Suasana pelatihan penyusunan materi pembelajaran multimedia di Laboratorium Komputer D Universitas Mulia, Jumat (11/3). Foto: Media Kreatif

Suasana pelatihan penyusunan materi pembelajaran multimedia di Laboratorium Komputer D Universitas Mulia, Jumat (11/3). Foto: Media Kreatif

Pelatihan yang digelar daring dan luring ini membahas bagaimana memanfaatkan teknologi aplikasi multimedia, yakni Adobe Captivate untuk menyusun materi ajar interaktif sehingga dapat disisipkan bersama dengan aplikasi eLearning Moodle ataupun website.

Seperti diketahui, Adobe Captivate multimedia merupakan software sistem aplikasi yang tergolong dalam multimedia authoring tool, yaitu alat atau perangkat lunak penulisan yang digunakan untuk membuat konten eLearning seperti demonstrasi perangkat lunak, simulasi perangkat lunak, skenario bercabang, dan kuis acak dalam format Shockwave Flash dan format HTML5.

Di era pandemi saat ini, pemanfaatan perangkat lunak Adobe Captivate dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di beberapa sekolah dan perguruan tinggi dinilai cukup efektif. Guru dan dosen menjadi lebih mudah melakukan Transfer Knowledge sehingga mudah pula materi pembelajaran diterima oleh siswa dan mahasiswa.

Seorang dosen yang selama ini mengajar secara sinkron menggunakan Google Meet menuturkan keluhannya. Rekaman kuliah yang diunggahnya di kanal YouTube jarang diakses oleh mahasiswa lantaran dirasa sulit mengulang kembali materi dari awal.

“Saya sudah ditunjukkan Pak Rusli bagaimana materi pembelajaran multimedia ini bisa diakses mahasiswa lewat eLearning Moodle atau website dengan mudah. Ukurannya juga kecil dan ringan jika dibanding video,” tutur Subur Anugerah, salah seorang dosen yang menjadi peserta dari Program Studi Informatika.

Jika dibanding dengan video rekaman kuliah yang di-upload di YouTube, menurutnya, mahasiswa akan kesulitan mencari bagian materi yang diinginkan atau bagian materi yang belum dimengerti.

“Setelah ikut pelatihan ini, dosen diharapkan bisa langsung membuat materi pembelajaran dengan menambahkan navigasi yang lebih mudah. Ini akan membantu mahasiswa menuju pada bagian yang diinginkan atau bagian yang ingin diulanginya. Apalagi bisa langsung mengerjakan kuisnya. Tentu saja hal ini diharapkan akan mempercepat proses Transfer Knowledge tadi,” tutupnya.

(SA/PSI)

Rektor yang baru DR. Muhammad Rusli, M.T di ruang kerjanya, Selasa (22/2). Foto: PSI

UM – Universitas Mulia awal Februari 2022 ini tengah mengalami pergantian kepemimpinan yang baru. Rektor sebelumnya DR. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H digantikan oleh DR. Muhammad Rusli, M.T, akademisi dari Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali. Ingin tahu rencana kerja rektor yang baru?

Sebelumnya, pada Rapat Kerja di Bali, Senin (7/2), yang lalu Ketua Yayasan Airlangga Ibu Hj. Mulia Hayati Deviantie telah mengumumkan bahwa per tanggal 1 Februari 2022 melakukan rotasi jabatan untuk jabatan Rektor.

“Pak Rusli sebenarnya pulang kampung, dulunya dosen STIKOM Balikpapan yang kemudian pindah ke STIKOM Bali. Sekarang STIKOM Balikpapan menjadi Universitas Mulia. Sedangkan STIKOM Bali menjadi Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Bali. Kedua perguruan tinggi tersebut telah berkembang jauh lebih baik,” tutur Ibu Mulia.

Dalam lima tahun ke depan, sesuai dengan peta jalan atau roadmap pengembangan perguruan tinggi, Universitas Mulia diharapkan akan menjadi perguruan tinggi pembelajaran atau Teaching University, yakni perguruan tinggi yang fokus pada pengembangan kualitas pendidikan. Hingga pada 25 tahun ke depan Universitas Mulia diharapkan menjadi Global Technopreneurship Campus.

“Suatu visi yang jelas dan terukur dengan rencana capaian yang sangat tinggi. Sebagai Ketua Yayasan, saya akan mendukung seoptimal mungkin agar cita-cita kampus Universitas Mulia menjadi Global Technopreneur Campus terwujud di periode kelima, tahun 2037-2043,” tutur Ibu Mulia.

Rektor yang baru DR. Muhammad Rusli, M.T di ruang kerjanya, Selasa (22/2). Foto: PSI

Rektor yang baru DR. Muhammad Rusli, M.T di ruang kerjanya, Selasa (22/2). Foto: PSI

Untuk mewujudkan hal itu, pada lima tahun ke depan agar menjadi Teaching University, DR. Muhammad Rusli, M.T Rektor yang baru mengungkapkan akan mengembangkan pendidikan lewat beberapa hal, antara lain dengan menerapkan Transfer Knowledge, konten-konten pembelajaran berbasis ICT (Information Communication and Technology) dan teknologi multimedia.

Ketika ditemui media ini, DR. Rusli mengatakan bahwa menjadi dosen tidak sekadar mengajar kepada mahasiswa. “Kita (dosen) itu mengajar, menyampaikan materi pembelajaran kepada mahasiswa, tetapi juga harus mampu memotivasi mahasiswa untuk mau belajar lebih lanjut,” tuturnya di ruang kerjanya, Selasa (22/2).

Oleh karena itu, menurut DR. Rusli, kemampuan dosen dalam mendukung kegiatan belajar mengajarnya juga harus diimbangi dengan kemampuannya untuk bagaimana mengajarkan ilmu dan pengetahuannya kepada mahasiswa secara efektif. Dosen tidak hanya sekedar berpengalaman memiliki pengalaman mengajar sebagaimana yang lain, tetapi juga diharapkan memiliki kompetensi pedagogi dan secara bertahap mampu membangun modul-modul pembelajaran berbasis video atau multimedia interaktif.

“Itulah mengapa dosen-dosen mengikuti pelatihan Pekerti, Applied Approach, itu kan sarana untuk dosen-dosen meningkatkan kemampuan mengajarnya, meningkatkan pengetahuan di dalam pembelajaran,” tuturnya.

Dengan telah terbangunnya modul-modul pembelajaran tersebut, dan berjalan di platform LMS Moodle atau pembelajaran daring diharapkan dapat mengakomodasi berbagai ragam perbedaan, kecepatan pemahaman dalam proses Transfer Knowledge.

Dalam pembelajaran daring sering kali dosen lepas kontrol terhadap mahasiswa, apakah mereka benar-benar belajar atau tidak. “Tahu-tahu diberi tes, ada yang dapat 50, 60, 100. Apakah yang mendapat nilai 50 bisa dikatakan tidak berhasil? Belum tentu,” tuturnya.

Untuk itu, menurutnya, perlu penerapan salah satu metodologi seperti Active Mastery Learning kepada mahasiswa yang memiliki kekurangan tersebut dengan cara pendampingan. Meski demikian, hal ini dirasa menyulitkan apabila diterapkan di sebuah kelas pembelajaran yang cukup banyak mahasiswanya.

“Oleh karena itulah kita perlu pembelajaran dengan menggunakan Multimedia, dengan membuat konten-konten yang menarik sehingga mahasiswa bisa belajar di rumah sesuai dengan kesempatan dan waktu yang dimilikinya,” tuturnya DR. Rusli.

Ke depan, menurut DR. Rusli, pengembangan pembelajaran di Universitas Mulia secara bertahap akan mulai diterapkan, diawali dari pembekalan pelatihan dosen terkait dengan teknologi multimedia dan pembelajaran yang efektif.

Ketika ditanya kapan waktu penerapannya, DR. Rusli memperkirakan mulai diterapkan pada Semester Ganjil 2022/2023 mendatang. “Diperkirakan paling lama dua tahun sudah selesai,” tuturnya. Pada Semester Genap 2021/2022 ini masih memerlukan waktu pendataan dan persiapan atas kebutuhan dan ketersediaan sarana dan prasarana.

(SA/PSI)

Foto bersama pimpinan Yayasan Airlangga, pimpinan Universitas Mulia, dan narasumber pada pembukaan Rapat Kerja 2022 bertempat di Balangan Room Grand Inna Hotel Kuta Bali, Senin (7/2). Foto: Media Kreatif

UM – Universitas Mulia mengikuti Rapat Kerja 2022 yang diselenggarakan oleh Yayasan Airlangga di Bali, 7-11 Februari 2022. Rapat kerja juga diikuti seluruh perwakilan divisi antara lain PSDKU UM Samarinda, SMKTI Samarinda, SMK Airlangga Balikpapan, SMK Kesehatan, dan SMP Plus Airlangga Balikpapan.

Ketua Panitia Raker 2022 Mundzir, S.Kom., M.T mengatakan bahwa Raker 2022 di Bali ini merupakan rangkaian kegiatan yang sudah dijalankan sebelumnya. Mulai Rapat Koordinasi (Rakor) bulan Desember 2021 lalu dan Pra Raker bulan Januari 2022 di Balikpapan. Adapun Raker berlangsung di Balangan Room, Hotel Grand Inna Kuta Bali selama dua hari, 7-8 Februari 2022.

Raker 2022 masih mengusung tema yang sama dengan tahun sebelumnya, yakni dalam rangka meningkatkan SDM berkualitas dan Sistem dan Teknologi Informasi (IT) yang terintegrasi. Menurut Mundzir, tema yang sama ini memiliki harapan untuk benar-benar mewujudkan visi dan misi institusi yang inovatif dan unggul.

Dalam laporannya, Mundzir menerangkan Raker kali ini diikuti langsung peserta dari beberapa kota, antara lain dari Yogyakarta, Surabaya, Malang, Balikpapan, Samarinda, dan dari Denpasar Bali. Di antaranya hadir Ketua Yayasan Airlangga Ibu Mulia Hayati Deviantie, Drs. Satria Dharma beserta istri, DR. Muhammad Rusli, M.T, Prof. DR. Christina Whidya Utami, S.E., M.M., CLC., CPM (Asia), dan DR. Edi Rachmat. Jumlah seluruhnya 77 orang peserta.

Foto bersama pimpinan Yayasan Airlangga, pimpinan Universitas Mulia, dan narasumber pada pembukaan Rapat Kerja 2022 bertempat di Balangan Room Grand Inna Hotel Kuta Bali, Senin (7/2). Foto: Media Kreatif

Foto bersama pimpinan Yayasan Airlangga, pimpinan Universitas Mulia, dan narasumber pada pembukaan Rapat Kerja 2022 bertempat di Balangan Room Grand Inna Hotel Kuta Bali, Senin (7/2). Foto: Media Kreatif

Ibu Mulia Hayati Deviantie Ketua Yayasan Airlangga. Foto: Media Kreatif

Ibu Mulia Hayati Deviantie Ketua Yayasan Airlangga. Foto: Media Kreatif

Drs. Satria Dharma saat memberikan sambutan pada Raker 2022 Yayasan Airlangga, Senin (7/2). Foto: PSI

Drs. Satria Dharma saat memberikan sambutan pada Raker 2022 Yayasan Airlangga, Senin (7/2). Foto: PSI

Rektor Universitas Mulia DR. Muhammad Rusli, MT. Foto: Media Kreatif

Rektor Universitas Mulia DR. Muhammad Rusli, MT. Foto: Media Kreatif

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga DR. Agung Sakti Pribadi, S.H, M.H mengatakan bahwa Raker ini bermaksud untuk meletakkan Blue Print atau cetak biru pengembangan institusi masing-masing divisi di bawah Yayasan Airlangga.

“Pada akhirnya kita akan maju ke depan, baru merasa tertatih. Kita lupa menggambar sampai detik ke atas. Kemudian Universitas Mulia ini baru membuat Roadmap 25 tahun ke depan,” tutur DR. Agung.

Menurut DR. Agung, institusi di Yayasan Airlangga memiliki dua karakter, yakni profesionalisme dan humanisme. “Sejak awal (yayasan berdiri) humanisme itu begitu kuat, walaupun profesional itu juga berjalan. Tentu saja kita tidak bisa seperti (sekarang) ini (yang banyak kemajuan) jika tidak ada profesionalisme,” tuturnya.

Meski demikian, dirinya menyadari saat ini institusi semakin berkembang besar sehingga saat ini dikhawatirkan profesionalisme dan humanisme tidak berjalan seimbang. “Maka yang hadir pada Raker saat ini terjadi kebimbangan, dua hari rapat, tapi kita juga dua hari rekreasi,” tuturnya sembari tersenyum.

Sementara itu, Ketua Yayasan Airlangga Ibu Hj. Mulia Hayati Deviantie menyebutkan DR. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. mulai tanggal 1 Februari 2022 digantikan oleh DR. Muhammad Rusli, M.T. sebagai Rektor Universitas Mulia. Sedangkan DR. Agung saat ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga.

Menurut Ibu Mulia, pengangkatan Direktur Eksekutif untuk mendampingi jalannya Yayasan. Dengan dibantu oleh para pembantunya di bawah dalam menyusun keuangan, mengembangkan pendidikan serta membangun HRD. Adapun pergantian Rektor seiring dengan rencana ke depan sesuai dengan Roadmap 25 tahun. Dalam 5 tahun ke depan Universitas Mulia diharapkan dapat mewujudkan cita-citanya sebagai Teaching University.

“Saya merasa bangga, tantangan Universitas Mulia dalam 25 tahun ke depan disusun secara sistematis dan terstruktur. Dengan mengawali 5 tahun pertama, semoga Universitas Mulia menjadi Teaching University,” tutur Ibu Mulia.

Senada dengan DR. Agung Sakti, Pembina Yayasan Airlangga Drs. Satria Dharma mengatakan bahwa zaman dulu seseorang yang bekerja harus serius dan tidak boleh bersenang-senang. “Makanya kita gak sesukses sampai sekarang,” tutur Satria Dharma.

Menurutnya, saat ini sudah memasuki zaman millennial. Banyak orang yang kerjanya ringan, tapi berpenghasilan tinggi. “Kita itu kerja susah, duitnya sedikit. Nah, sekarang itu kerja sedikit, (tapi) duitnya banyak. Kenapa? Karena mereka sambil bersenang-senang. Ini yang kita pilih. Ini zaman millennial,” tuturnya.

Dirinya berharap, mulai saat ini jika bekerja dengan hati yang senang. “Jadi, mulai sekarang, kalau bekerja ya bersenang-senang lah, jangan bekerja sampai stress. Sudah stress, gak ada untungnya, waduh…” ujarnya.

Ia melihat hal ini seperti yang dilakukan oleh perusahaan Google yang menyediakan fasilitas untuk menghibur pekerja sambil bekerja serius. “Google itu menyediakan apa saja, mau ngapain saja boleh, yang penting target kerja tercapai, produktivitas meningkat, itu yang penting. Jangan terbalik, sudah stress, tapi target tidak pernah tercapai,” ungkap Satria Dharma.

Ia mengingatkan bahwa mencari untung bukanlah tujuan akhir. Meski demikian, memperoleh keuntungan adalah sebuah cara untuk mencapai tujuan. “Jika tidak untung, berarti cara kita salah. Jangan mencari cara yang salah, ya,” tuturnya memberi pesan kepada seluruh peserta.

(SA/PSI)

eBook Pembelajaran Daring yang Efektif Karya DR. Muhammad Rusli, Dadang Hermawan, I Gusti Agung Vony Purnama. Foto: PSI

UM – DR. Muhammad Rusli, M.T. menerbitkan buku yang sangat bermanfaat untuk dijadikan pegangan guru dan dosen dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran saat ini. Dengan mempelajari ilmu di dalam buku ini, guru dan dosen diharapkan mampu memiliki wawasan dan menerapkan pembelajaran daring yang lebih efektif. Seperti apa?

Menurut DR. Rusli, berbicara tentang keefektifan sebuah pembelajaran daring secara umum terdapat dua hal penting yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu eksistensi pembelajar atau peserta didik dan hasil capaian belajar yang diinginkan.

“Yang pertama, eksistensi peserta didik itu berhubungan dengan ketersediaan portal pengguna yang mencakup delivery Kurikulum lewat Learning Management Systems (LMS), layanan konsultasi, pendaftaran, Help Desk, ujian, server yang aman, sistem informasi pengguna, perpustakaan digital, repository obyek-obyek belajar, dan proses assessment kualitas atau mutu,” tulis DR. Rusli.

“Yang kedua, capaian belajar berhubungan dengan pedagogi dan konten atau materi belajar yang meliputi tim pengembang pembelajaran, desainer pembelajaran, ahli atau teknisi TIK dan multimedia, dan petugas penanganan Hak Cipta,” tulis Doktor di bidang Teknologi Pendidikan ini.

Menurutnya, untuk menilai tingkat keefektifan pembelajaran daring apakah sudah tercapai atau belum, tergantung pada tingkat pemahaman pendidik, dukungan yang diberikan, dan komitmen dalam memenuhi kriteria, tahapan, dan proses yang diprasyaratkan dalam rangka memenuhi gol dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

“Nah, semua itu dijabarkan atau dideskripsikan dalam buku ini,” tuturnya. Menurutnya, tujuan pembelajaran yang efektif tidak hanya mempresentasikan informasi, tetapi juga menganjurkan pembelajar menggunakan proses kognitif yang tepat selama pembelajaran.

Proses kognitif itu sendiri didefinisikan sebagai perubahan dalam pemikiran, kecerdasan, dan bahasa pembelajar. Perubahan terjadi karena adanya proses belajar.

eBook Pembelajaran Daring yang Efektif Karya DR. Muhammad Rusli, Dadang Hermawan, I Gusti Agung Vony Purnama. Foto: PSI

eBook Pembelajaran Daring yang Efektif Karya DR. Muhammad Rusli, Dadang Hermawan, I Gusti Agung Vony Purnama. Foto: PSI

Menurut DR. Rusli, ada tiga proses kognitif yang penting. Pertama, pemilihan kata (words) dan gambar (pictures) guna memberikan perhatian pada kata dan gambar yang relevan dari konten/materi yang dipresentasikan dalam memori jangka-pendek yang berhubungan dengan pancaindra.

Kedua, mengorganisasikan materi terpilih, baik berupa kata dan gambar, secara mental dalam representasi verbal dan pektoral yang koheren dalam kerja memori (working memory).

Dan yang ketiga, mengintegrasikan representasi verbal dan pektoral satu dengan yang lainnya dan dengan pengetahuan sebelumnya (prior knowledge) dalam memori jangka-panjang (long-term memory).

Problem daring sekarang adalah ‘how to transfer knowledge effectively‘ sebagaimana yang ada di buku saya tersebut,” pungkas DR. Rusli.

Lebih lanjut, silakan pesan buku ini dalam bentuk eBook, gratis. eBook akan dikirimkan lewat email yang terdaftar pada formulir di bawah ini atau link berikut ini. Semoga bermanfaat.

(SA/PSI)

DR. M Rusli, M.T. saat memaparkan metode Active Mastery Learning kepada dosen Universitas Mulia yang digelar daring, Senin (24/1). Foto: PSI

UM – Mengawali tahun 2022 ini, pimpinan Universitas Mulia terus berbenah dengan mengajak seluruh dosen dan pengajar untuk menyamakan persepsi tentang pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Hal ini disampaikan DR. Muhammad Rusli, M.T. dalam pertemuan daring bersama dosen Universitas Mulia yang digelar Senin (24/1).

“Ini adalah model pembelajaran penguasaan aktif atau Active Mastery Learning, saya kira Bapak Ibu sudah memahami dan menerapkan metode pembelajaran ini,” tutur DR. Muhammad Rusli dari Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali ketika memaparkan presentasinya.

Menurut DR. Rusli, Active Mastery Learning (AML) menggabungkan tiga kegiatan atau aktivitas, di antaranya adalah Penguasaan Konten, Penerapan Aktif, dan Interaksi.

Penguasaan Konten menghendaki pembelajar atau mahasiswa menguasai konten melalui aktivitas yang menarik, menyenangkan, dan kumulatif. “Aktivitas mulai dari menyimak dulu, mendengarkan, kemudian menjawab pertanyaan dari dosen, mengerjakan tugas, jadi yang sifatnya menyenangkan melalui aktivitas yang tidak memberatkan mereka,” tuturnya.

Kegiatan berikutnya adalah Penerapan Aktif, yakni pembelajar atau mahasiswa secara aktif menerapkan konten melalui aktivitas-aktivitas kolaborasi dan berbasis masalah yang relevan dan bermakna.

Dan kegiatan ketiga adalah Interaksi, yakni pembelajar atau mahasiswa berinteraksi dengan pengajar atau dosen, mahasiswa berinteraksi dengan mahasiswa yang lain, juga dengan konten melalui aktivitas pembelajaran, diskusi, proyek kelompok dan masukan dari dosen.

DR. M Rusli, M.T. saat memaparkan metode Active Mastery Learning kepada dosen Universitas Mulia yang digelar daring, Senin (24/1). Foto: PSI

DR. M Rusli, M.T. saat memaparkan metode Active Mastery Learning kepada dosen Universitas Mulia yang digelar daring, Senin (24/1). Foto: PSI

“Jadi bagaimana kita berinteraksi dengan mahasiswa, Bapak Ibu, dan ini umum yang dipakai dan banyak model pembelajaran yang lain. Jadi, itu yang juga dipakai di daring (kuliah online),” tuturnya.

Dirinya mengakui dalam pembelajaran daring harus dirancang dengan baik agar tujuan penguasaan pembelajaran tercapai. “Kalau di pembelajaran daring bukan agak susah ya, tapi memang harus dirancang dengan baik, kalau di kelas (tatap muka) tentu lebih mudah,” ungkapnya.

AML atau sering juga disebut pembelajaran berbasis penguasaan merupakan salah satu metode pembelajaran strategi instruksional yang diusulkan oleh Benjamin S. Bloom, Profesor Pendidikan dari Universitas Chicago AS pada tahun 1968 silam. AML menghendaki agar pembelajar, baik siswa maupun mahasiswa, harus mencapai tingkat penguasaan, misalnya, 90% menguasai materi belajar yang dibuktikan dari tes pengetahuan atau ujian.

Tes penguasaan biasa digunakan dalam pembelajaran di kelas saat ini sebagai prasyarat sebelum melangkah maju pada jenjang berikutnya atau naik kelas. Jika siswa tidak mencapai ketuntasan penguasaan, mereka diberikan dukungan tambahan belajar, menelaah kembali materi belajar, kemudian diuji lagi. Siklus ini berlanjut sampai pembelajar dinilai memenuhi syarat penguasaan sehingga dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.

Metode pembelajaran penguasaan menyarankan pembelajar fokus pada pengajaran. Tiap pembelajar memiliki waktu yang berbeda untuk mempelajari materi yang sama dan mencapai tingkat penguasaan yang sama. Adakalanya seorang mahasiswa cepat menerima materi pembelajaran, namun disisi lain ada juga mahasiswa yang sangat lambat dalam menerima dan memahami materi pembelajaran.

Hal ini sangat kontras dengan model pengajaran klasik yang lebih fokus pada perbedaan kemampuan mahasiswa. Semua mahasiswa diberikan waktu yang sama untuk belajar dan serangkaian instruksi yang sama.

Dalam ketuntasan belajar (Mastery of Learning) terjadi pergeseran tanggung jawab. Kegagalan mahasiswa lebih disebabkan oleh instruksi dan belum tentu kurangnya kemampuan. Oleh karena itu, dalam lingkungan pembelajaran berbasis penguasaan ini tantangannya adalah menyediakan waktu yang cukup dan menerapkan strategi pembelajaran sehingga semua mahasiswa dapat mencapai tingkat pembelajaran yang sama.

(SA/PSI)

Endah Lestari, S.E., M.M. dan Linda Fauziyah Aryani, S.Pd., M.Pd. saat webinar, Sabtu (13/3). Foto: tangkapan layar

UM – Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menggelar Webinar yang disiarkan dalam jaringan atau daring, Sabtu (13/3) yang lalu. Webinar yang mengangkat tema mengoptimalkan peran orang tua dalam membangun karakter dan manajemen waktu dalam pembelajaran daring ini disampaikan oleh Endah Lestari, S.E., M.M. dengan sangat menarik.

“Berdasarkan data, 42% Indeks Prestasi Semester Ganjil 2020/2021 kemarin di atas 3.5. Dari sini, kami melakukan analisis dan kajian agar prosentase ini bisa meningkat, salah satunya dengan keterlibatan orang tua mahasiswa berperan mendorong putra-putri mereka mampu beradaptasi dengan pembelajaran daring,” tutur Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd. Ketua Program Studi (S1) Manajemen FEB Universitas Mulia.

Ia menerangkan, Prodi Manajemen menjadi salah solusi untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten di bidangnya. Apalagi di Era Digital dan pandemik Covid-19 saat ini, Prodi Manajemen didukung dengan model kegiatan pembelajaran berbasis IT (Information Technology).

“Bagaimana nanti kami berupaya untuk mencari cara agar anak-anak belajar dengan segala keterbatasan saat ini. Kalaupun mereka harus turun ke kampus, maka protokol kesehatan harus kita terapkan,” tutur Linda Fauziyah.

Ia kemudian menerangkan bagaimana model pembelajaran yang diterapkan khususnya di Program Studi Manajemen. “Implementasi Life Based Learning memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari berbagai hal dengan para ahli melalui pembelajaran lintas disiplin ilmu,” tuturnya.

Endah Lestari, S.E., M.M. dan Linda Fauziyah Aryani, S.Pd., M.Pd. saat webinar, Sabtu (13/3). Foto: tangkapan layar

Endah Lestari, S.E., M.M. dan Linda Fauziyah Aryani, S.Pd., M.Pd. saat webinar, Sabtu (13/3). Foto: tangkapan layar

“Nah, di sini, di Prodi Manajemen diberikan kesempatan belajar dan berkarir pada semua sektor bisnis. Bagaimana lulusan terjun ke masyarakat di semua lini kehidupan. Kami ingin siap menjadi bagian dari Entrepreneur masa depan,” tambah Ibu yang kini tengah menyelesaikan Program Doktoralnya.

Sementara itu, Endah Lestari memaparkan bagaimana cara belajar yang tepat di tengah kondisi saat ini. Seperti diketahui sebelumnya, selama kurun waktu satu tahun ini Universitas Mulia telah melakukan pembelajaran daring dengan segala dampak perubahan.

Kini, model pembelajaran ditingkatkan dengan Blended Learning yang memungkinan mahasiswa mengikuti pembelajaran tatap muka di kelas sekaligus daring di rumah.

“Nah, pembelajaran daring di rumah ini berarti kita ciptakan rumah kita sebagai School of Love, Baiti Jannati, atau Rumahku Surgaku sehingga pembelajaran di rumah seharusnya sangat menyenangkan dan menggembirakan, bukan malah membosankan,” kata Endah Lestari.

Untuk itu, lanjutnya, bagaimana setiap anggota keluarga yang lebih dewasa harus dapat saling belajar dan mengajarkan sikap spiritual, meningkatkan rasa sosial dan kesetiakawanan, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan atau skills untuk kehidupan yang penuh makna di masa depan.

“Bagaimana orang tua kita menanamkan karakter yang kuat dengan memberikan rasa aman terhadap anak agar merasa dekat dan menjadikan orangtua sebagai role model di rumah,” tutur Dosen Manajemen Universitas Mulia ini.

Agar peran orang tua tidak hilang begitu saja, menurut Endah, mahasiswa juga harus sadar dan mampu menjaga ritme belajarnya secara berkelanjutan.

“Mahasiswa harus mampu membuat skala prioritas mana tugas dan tanggung jawab yang mendesak segera dikerjakan, mana yang harus didelegasikan jika tidak memungkinkan untuk dikerjakan saat itu, atau bisa juga dikerjakan di waktu berikutnya dengan pertimbangan yang matang,” tuturnya.

Untuk itu, tipsnya adalah mahasiswa belajar mengelola waktu yang baik. “Caranya, pertama buat daftar agenda tugas dan pekerjaan, kedua tentukan prioritas secara berurutan. Ketiga, hindari distraksi atau abaikan gangguan di sekitar,” tutur Endah memberikan tips.

Keempat, lanjutnya, mahasiswa belajar mengenali waktu-waktu produktif. “Masing-masing orang memiliki waktu istimewa atau Me Time. Nah, pilih mana Me Time masing-masing,” ungkapnya.

Kelima, yang tidak kalah penting adalah fokus terhadap apa yang menjadi prioritas. Dan yang keenam, jangan menjadi procrastinator atau orang yang suka menunda-nunda waktu.

“Ini penting sekali karena pengalaman saya melihat masalah yang sering dialami mahasiswa adalah suka menunda waktu sampai menunggu batas waktu terakhir, misalnya, ketika mengumpulkan tugas kuliah sering menunggu sampai batas waktu,” tuturnya.

Menurutnya, dengan keterlibatan peran orang tua untuk mengingatkan putra-putrinya akan meningkatkan perhatian dan kasih sayang yang dirasakan mahasiswa. “Mahasiswa tidak mudah stress atau tertekan karena mengerjakan sendiri semua kegiatannya,” tutur Endah.

Webinar yang digelar secara mandiri ini dimoderatori oleh Murtasiyah, S.E, M.M. Menurut Linda Fauziyah, melibatkan peran orang tua mahasiswa dalam pembelajaran di perguruan tinggi menjadi persoalan yang tidak mudah.

“Seringkali kita temukan anak-anak di rumah itu belum siap (belajar daring). Ada yang sambil di dapur. Ada yang sambil tidur-tiduran. Ada yang sambil maskeran. Jadi mohon ini supaya diingatkan. Mahasiswa itu bukan anak-anak kecil lagi yang harus didorong untuk belajar,” ungkapnya.

Menurut Linda, pembelajaran di kampus itu hanya diperoleh 25%, sedangkan sisanya mahasiswa harus belajar mandiri. “Jadi, kalau anak-anak tidak pernah belajar, tidak pernah buka buku, tidak pernah buka laptop, maka orang tua diharapkan mengingatkan mereka,” harap Linda Fauziyah.

Meski demikian, ia yakin hal ini bisa dilakukan dengan cara mengajak orang tua mahasiswa tergabung dalam komunitas yang dibentuknya untuk mendorong minat belajar mahasiswa.

“Alhamdulillah, usai Webinar itu kami berhasil membentuk Himpunan Orang Tua Mahasiswa dengan tujuan agar para orang tua dan Universitas Mulia dapat bersinergi dalam mensukseskan pendidikan mahasiswa. Mudah-mudahan berjalan lancar,” tutup Linda Fauziyah. (SA/PSI)