Tag Archive for: dosen

Murtasiyah bersama para mahasiswa UWGM Samarinda dalam program pertukaran dosen mengajar kerjasama FEB Universitas Mulia dengan FEB UWGM. Foto: Istimewa

Ukir Kisah Sukses Akademik dan Keluarga Mendunia

UM – Senyum hangat tak lepas dari wajah Murtasiyah (50) saat berbagi pengalamannya. Dosen tetap Program Studi S1 Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia, ini baru saja menuntaskan menjadi dosen tamu dalam program pertukaran mengajar dengan Universitas Widya Gama Mahakam (UWGM) Samarinda, Kamis, 22 Mei lalu.

Sebuah misi akademik yang berkesan, perjalanan singkat yang tak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menebar inspirasi.

Pagi itu, Murtasiyah bersama rombongan dosen Universitas Mulia lainnya memulai perjalanan darat dari Balikpapan menuju Samarinda.

“Kami berangkat sekitar pukul 7.30 WITA naik mobil. Seru sekali, karena bisa berbagi cerita dan antusiasme sepanjang perjalanan,” kenangnya. Tanpa menginap, semangat untuk berbagi ilmu menjadi bahan bakar utama.

Setibanya di kampus UWGM Samarinda, Ia langsung menuju ruang kelas Prodi S1 Manajemen. Di sana, mahasiswa semester empat telah menantinya, siap menyerap ilmu mata kuliah Perilaku Organisasi.

Dengan mengenakan jas almamater merah marun kebanggaan Universitas Mulia, ia berhadapan dengan para mahasiswa yang gagah dan cantik berbalut jas almamater biru khas UWGM. Selama kurang lebih 1 hingga 1,5 jam, suasana kelas terasa begitu hidup.

Murtasiyah bersama para mahasiswa perempuan. Foto: Istimewa

Murtasiyah bersama para mahasiswa perempuan. Foto: Istimewa

Murtasiyah bersama para mahasiswa. Foto: Istimewa

Murtasiyah bersama para mahasiswa. Foto: Istimewa

“Sungguh pengalaman yang luar biasa mengajar di UWGM Samarinda. Respon mahasiswa terhadap perkuliahan saya sangat bagus,” ujar Murtasiyah.

Menurutnya, mereka interaktif, ceria, dan begitu antusias menjawab setiap pertanyaan. Kesantunan mereka juga sangat menyentuh hati. Murtasiyah seolah kembali merasakan energi positif di kelas tersebut.

Dalam pertemuan kelas itu, materi yang ia sampaikan adalah materi yang biasa ia ajarkan di Universitas Mulia, menunjukkan standar kualitas yang terjaga. Lebih dari sekadar transfer ilmu, pengalamannya ini memberikan perspektif baru.

“Bagi saya pribadi, ini menambah khazanah pengalaman mengajar. Saya bisa melihat langsung atmosfer akademik dan lingkungan di universitas lain,” ujarnya.

Hal ini menjadi masukan berharga. Bukan saja untuk dirinya, tetapi juga untuk Kaprodi yang turut mendampinginya.

“Sangat bagus untuk pengembangan lingkungan kampus kita ke depannya, belajar dari suasana positif di universitas tersebut,” tambahnya, dengan semangat.

Di balik dedikasinya sebagai seorang pendidik, Murtasiyah adalah sosok perempuan tangguh dengan perjalanan hidup yang menginspirasi.

Lulusan Sarjana Ekonomi dari Universitas Trunojoyo, Madura, Jawa Timur pada tahun 1997 ini tidak pernah berhenti belajar. Ia melanjutkan studinya dan meraih gelar Magister Manajemen dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Malang pada tahun 2013.

Bersama sang suami, Muslimin Sanafi, yang menjabat sebagai General Manager Bukaka di Balikpapan, Murtasiyah membangun rumah tangga harmonis dan berhasil mendidik kedua putra mereka hingga meraih prestasi gemilang di kancah internasional.

“Putra pertama kami adalah lulusan S1 Teknik dari HTW Berlin (Hochschule für Technik und Wirtschaft Berlin), salah satu perguruan tinggi negeri ternama di Jerman. Sebelumnya bekerja di Schneider. Alhamdulillah, saat ini ia berkarir di Sucofindo, Jakarta,” ungkapnya.

“Anak kedua lulusan S1 Universitas Indonesia. Setelah menyelesaikan sidang skripsi, dia diterima bekerja di Petronas Jakarta. Awal karirnya di bagian Development, dan sekarang sudah menjabat sebagai Eksekutif Marketing di Petronas,” terangnya.

Perjalanan karier Murtasiyah sendiri adalah cerminan kegigihan dan semangat belajar yang tak pernah padam. Ia mengawalinya sebagai guru SD di sebuah sekolah swasta ternama di Kota Balikpapan. Kemudian, ia melanjutkan pengabdiannya sebagai guru SMA di lembaga swasta lainnya, hingga akhirnya dipercaya memegang amanah sebagai kepala sekolah.

“Setelah dua periode menjabat sebagai kepala sekolah, saya memutuskan untuk lebih fokus di Universitas Mulia dan tentu saja mengurus keluarga. Ya, ada juga bisnis kecil-kecilan untuk mengisi waktu,” pungkasnya sembari tertawa renyah, menunjukkan sisi dinamis dan semangat wirausahanya.

Kisah ibu dosen, Murtasiyah, adalah potret lengkap seorang pendidik yang tak hanya mumpuni di bidangnya, tetapi juga sukses dalam membangun keluarga dan terus bersemangat menebar inspirasi, baik di dalam maupun di luar ruang kelas.

Perjalanannya ke Samarinda mungkin hanya sehari, namun jejak semangat dan inspirasinya akan terus terasa.

(SA/Kontributor)

Drs. Suprijadi, M.Pd, Dosen Universitas Mulia, Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur, PA - Fasilitator Program Sekolah Penggerak. Foto: Media Kreatif

Refleksi Hari Pendidikan Nasional dan Tantangan Kurikulum Deep Learning

Oleh: Drs. Suprijadi, M.Pd
Dosen Universitas Mulia, Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur, PA – Fasilitator Program Sekolah Penggerak

Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) sebagai momentum reflektif untuk melihat sejauh mana pendidikan kita berjalan menuju cita-cita bangsa: mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.

Namun, apakah kita sudah berada di jalur yang tepat? Atau justru pendidikan kita kini berada di persimpangan jalan yang membingungkan?

Dalam konteks Hari Pendidikan Nasional 2025 ini, pertanyaan-pertanyaan itu menjadi semakin relevan. Pendidikan kita tidak hanya menghadapi tantangan struktural dan kebijakan, tetapi juga ideologis dan filosofis, terutama dalam mengaktualisasikan kurikulum baru yang disebut Kurikulum Deep Learning.

Menguji Kualitas Sekolah Rakyat dan Ancaman Diskriminasi Struktural

Dalam beberapa tahun terakhir, muncul kebijakan “Sekolah Rakyat” yang bertujuan memberi akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin. Meskipun niatnya mulia, pelaksanaannya menimbulkan kekhawatiran. Alih-alih menjadi solusi, sekolah rakyat justru berpotensi melanggengkan dualisme dan diskriminasi pendidikan.

Menurut teori Equal Opportunity in Education (Bowles & Gintis, 1976), sistem pendidikan yang baik adalah sistem yang tidak hanya membuka akses, tetapi juga menjamin kesetaraan kualitas. Mendirikan sekolah khusus untuk masyarakat miskin berisiko menciptakan segregasi sosial.

Hal ini sejalan dengan kritik Paulo Freire dalam Pedagogy of the Oppressed (1970), bahwa pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang mengintegrasikan semua anak bangsa dalam satu sistem yang adil, bukan memisahkannya berdasarkan status ekonomi.

Solusinya bukan dengan membuka sekolah baru, melainkan memperkuat kolaborasi antar kementerian. Kementerian Sosial dapat bekerja sama dengan Kemendikdasmen untuk memastikan peserta didik dari keluarga miskin bisa diterima di sekolah negeri berkualitas tanpa seleksi.

Semua biaya pendidikan ditanggung negara, dengan tetap menjamin mutu sarana, prasarana, dan SDM pendidik. Ini jauh lebih hemat dan adil dibanding membuka sekolah baru dengan infrastruktur dan anggaran baru.

Kurikulum Deep Learning Menjanjikan, Tapi Belum Menjawab Semua Tantangan

Kurikulum selalu menjadi ladang eksperimen dalam sistem pendidikan Indonesia. Dalam sejarahnya, Indonesia telah mengganti kurikulum lebih dari 12 kali.

Kini, kita dihadapkan pada Kurikulum Deep Learning, yang diklaim mampu menjawab tantangan abad ke-21 melalui tiga pendekatan, yakni Pemahaman Mendalam, Mindful Learning, dan Joyful Learning.

Pendekatan ini selaras dengan teori konstruktivisme Vygotsky, yang menekankan pentingnya scaffolding (bantuan terstruktur) untuk membangun pemahaman melalui pengalaman yang bermakna.

Selain itu, Joyful Learning dan Mindfulness juga sejalan dengan pendekatan neuro-edukatif modern yang menekankan keseimbangan antara emosi dan kognisi.

Namun ada yang terlupakan: pentingnya Rote Learning (strategi hafalan) sebagai fondasi memori jangka panjang. Dalam konteks psikologi kognitif (Anderson, 1980), rote memorization masih relevan, terutama pada tahap awal belajar.

Tanpa penguasaan dasar yang otomatis dalam memori jangka panjang, kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) justru tidak bisa berkembang optimal.

Kurikulum Deep Learning yang ideal haruslah sintesis antara pemahaman mendalam dan penguasaan fakta-fakta dasar. Tanpa itu, kita hanya akan melahirkan generasi yang merasa “senang belajar” tetapi miskin pengetahuan.

Kebijakan Pendidikan Butuh Konsistensi, Bukan Ganti Menteri Ganti Kurikulum

Salah satu tantangan besar dalam pendidikan kita adalah inkonsistensi kebijakan. Setiap kali terjadi pergantian menteri, seringkali kurikulum juga ikut berubah. Ini menunjukkan lemahnya arah dan haluan pendidikan nasional.

Sudah saatnya Indonesia memiliki Garis-Garis Besar Haluan Pendidikan Nasional (GBHPN) yang bersifat jangka panjang, lintas rezim pemerintahan, dan disusun berbasis data, teori pendidikan, serta praktik terbaik global.

GBHPN harus menjadi “konstitusi pendidikan” yang memandu pengambilan kebijakan, bukan sekadar peta jalan jangka pendek seperti Roadmap 2045 yang kini ada.

Guru, Orang Tua, dan Masa Depan Pendidikan

Pendidikan bukan hanya urusan negara, tetapi juga tanggung jawab semua elemen bangsa. Hari Pendidikan Nasional adalah momen yang tepat untuk memberikan penghormatan tertinggi kepada guru – pahlawan tanpa tanda jasa – yang telah membentuk karakter dan intelektualitas anak bangsa di tengah berbagai keterbatasan.

Namun, keluarga juga harus menjadi aktor utama. Orang tua perlu menjadi guru pertama dan utama di rumah. Jika orang tua hanya menyerahkan anak sepenuhnya pada sekolah, maka upaya mencerdaskan kehidupan bangsa akan berjalan pincang.

Dirgahayu Hari Pendidikan Nasional. Mari kita kawal masa depan pendidikan Indonesia agar tidak terus berada di persimpangan jalan. Pendidikan yang berkualitas, adil, dan berkesinambungan adalah satu-satunya jalan menuju Indonesia yang benar-benar maju dan berdaulat dalam kecerdasan.

Editor: Subur Anugerah

Sebagian sivitas Universitas Mulia foto bersama. Foto: Media Kreatif

Universitas Mulia Bangun Gedung Tiga Lantai

UM – Sivitas akademika Universitas Mulia menghadiri Refleksi Akhir Tahun 2024 yang diselenggarakan Yayasan Airlangga. Kegiatan yang diwarnai pembagian sejumlah hadiah ini bertempat di Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia, Selasa (31/12).

Ketua Yayasan Airlangga Hj. Mulia Hayati Deviantie yang mengikuti secara daring, dalam sambutannya mengatakan, beberapa peristiwa penting selama tahun 2024 serta tantangan dan hambatan yang dihadapi, menjadi bahan evaluasi.

“Tujuannya adalah untuk mengukur sejauh mana kita telah bertumbuh, baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari umat. Selain itu, kita juga perlu mengukur seberapa besar manfaat yang telah kita berikan dan dirasakan oleh orang lain,” tutur Hj. Mulia.

“Alhamdulillah, Yayasan Pendidikan Airlangga dikelola dengan prinsip humanis. Salah satu wujudnya adalah kita tidak menghilangkan peran seorang ibu yang mengantar anaknya ke sekolah atau ke kampus, agar mereka dapat tumbuh bersama dengan kemajuan yayasan,” tuturnya.

Demikian pula, lanjutnya, yayasan menghargai peran seorang bapak yang selalu mengantar dan menjemput anaknya ke sekolah. “Kita tidak melarang atau membatasi peran tersebut, karena kita menganut prinsip humanis,” terangnya.

Menurutnya, Yayasan Airlangga senantiasa mendukung upaya untuk mencapai dan merealisasikan visi dan misi yang telah direncanakan setiap tahun oleh lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Airlangga.

“Rencana tersebut kita kembangkan, kita jalankan, dan kita evaluasi bersama di akhir tahun,” tambahnya.

Ketua Yayasan Airlangga Hj. Mulia Hayati Deviantie memberikan sambutan pada Refleksi Akhir tahun 2024 secara daring. Foto: Media Kreatif

Ketua Yayasan Airlangga Hj. Mulia Hayati Deviantie memberikan sambutan pada Refleksi Akhir tahun 2024 secara daring. Foto: Media Kreatif

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Media Kreatif

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Media Kreatif

Dosen Berprestasi 2024 Universitas Mulia mendapatkan penghargaan dari Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Vio/Media Kreatif

Dosen Berprestasi 2024 Universitas Mulia mendapatkan penghargaan dari Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Vio/Media Kreatif

Firmansyah, Kepala SMK Kesehatan Airlangga Balikpapan, Guru Inovatif tingkat Provinsi Kalimantan Timur tahun 2024. Foto: SA/Kontributor

Firmansyah, Kepala SMK Kesehatan Airlangga Balikpapan, Kepala Sekolah Inovatif tingkat Provinsi Kalimantan Timur tahun 2024. Foto: SA/Kontributor

Capaian Tahun 2024

Sejumlah prestasi yang membanggakan di bidang pendidikan berhasil diraih. “Salah satunya adalah kebanggaan atas terpilihnya Bapak Firmansyah sebagai kepala sekolah inovatif tingkat Provinsi Kalimantan Timur tahun ini,” tuturnya, disambut aplaus meriah.

Selain itu, seluruh SMK di bawah naungan Yayasan Airlangga telah menjadi SMK Pusat Keunggulan. “Ini menunjukkan bahwa SMK-SMK kita telah menjadi acuan atau model bagi SMK lain,” terangnya.

Selain capaian akademik, yayasan juga telah berhasil mendirikan Pesantren Al-Madani di Sulawesi Selatan. Yayasan juga terus berupaya melakukan kolaborasi dengan berbagai komunitas dan mahasiswa.

“Kita juga telah berhasil mengadakan kegiatan kesenian, riset desa, dan seminar nasional dan internasional. Selain itu, kita juga berupaya untuk melakukan branding dan inovasi,” tambahnya.

Hj. Mulia juga memberikan apresiasi atas keberhasilan sivitas Universitas Mulia yang berhasil menyusun borang akreditasi institusi.

“Selain itu, kita terus berupaya membangun gedung kampus tiga lantai yang kita harapkan selesai dalam waktu dekat, agar dapat segera kita pergunakan,” ungkapnya.

SMK Pusat Keunggulan

Senada, Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi mengatakan, patut berbangga lantaran seluruh SMK di bawah naungan yayasan berhasil menjadi SMK Pusat Keunggulan.

“Kita berikan apresiasi atas pencapaian ini. Perlu diketahui bahwa tidak semua SMK dapat menjadi pusat keunggulan. Hanya sekolah yang dianggap mampu dan memiliki kualitas yang memadai yang dapat ditunjuk oleh pemerintah,” tutur Dr. Agung.

Ia menilai, SMK TI Samarinda menjadi pionir yang pertama kali mendapatkan bantuan pemerintah, diikuti oleh SMK Airlangga Balikpapan dan SMK Kesehatan Airlangga Balikpapan

Dr. Agung mengatakan, bantuan ini memiliki dampak signifikan terhadap kinerja lembaga pendidikan sekolah. Hal ini terlihat jelas ketika mengunjungi sekolah yang telah mendapatkan bantuan tersebut.

“Contohnya, di SMK Kesehatan, bantuan pemerintah sangat memajukan Prodi Keperawatan, dengan fasilitas ruangan yang profesional dan modern,” terang Dr. Agung.

Berawal dari Raker di Bali 2022

Kepala Sekolah SMK Kesehatan Airlangga Balikpapan Firmansyah mengatakan, bantuan pemerintah diperolehnya usai dirinya mengikuti Rapat Kerja Yayasan Airlangga, di Bali tahun 2022 yang lalu.

“Sejak Raker yang kita ikuti di Bali pada tahun 2022, kita mulai menyusun peta jalan untuk membawa institusi kita ke arah yang lebih baik. Materi Raker tersebut kemudian kami presentasikan di hadapan kurator. Sejak saat itu, kita mulai terarah dalam pengembangan institusi,” ujar Firmansyah.

Setelah itu, lanjutnya, Firmansyah mendapatkan program pendampingan selama tiga tahun terkait pengembangan mutu.

“Pada tahun 2022, kita mendapatkan bantuan sebesar 1,3 Miliar. Bantuan tersebut meliputi bantuan fisik, kurikulum, dan peralatan. Dengan dukungan tersebut, kita menjadi lebih terbuka dan terarah,” terangnya.

Sejak saat itu pula, kemitraan yang dijalin SMK Kesehatan juga semakin luas, baik di tingkat lokal, daerah, maupun nasional.

“Kita menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk rumah sakit dan institusi lainnya,” tambahnya.

Di tahun selanjutnya, SMK Kesehatan kembali mendapatkan bantuan berupa dana sebesar 150 juta. Meskipun tidak sebesar bantuan sebelumnya, tetapi sangat membantu dalam penguatan kurikulum.

Di tahun ketiga dan terakhir, mendapatkan bantuan serupa yang digunakan untuk penguatan kurikulum, menghadirkan guru tamu, dan berbagai program lainnya.

Sejumlah prestasi diraih Firmansyah, di antaranya adalah Juara 1 Kepala Sekolah Inovatif versi Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur. Kedua, Juara 2 versi Balai Guru Penggerak. Ketiga, mendapatkan Juara 2 SMK ter-perform di tingkat provinsi.

(SA/Kontributor)

Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i menerima dua buah buku referensi karya Dr. Sudarmo di Ballroom Cheng Ho, universitas Mulia, Kamis (21/11). Foto: Media Kreatif

Diluncurkan di Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia, Kamis (21/11/2024)

UM – Dr. Sudarmo, dosen senior dan pakar di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), meluncurkan dua buku terbaru yang mengupas tuntas isu-isu strategis terkait pengelolaan SDM di tingkat nasional dan internasional, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Universitas Mulia, Kamis (21/11).

Karya buku referensi ini mendapat apresiasi luas, termasuk dari Rektor Universitas Mulia, Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i, yang memuji produktivitas dan kontribusi Dr. Sudarmo bagi dunia akademik.

Buku pertama karya Dr. Sudarmo berjudul Perencanaan dan Pengembangan Manajemen Sumber Daya: Perspektif Hukum dan Ekonomi dalam Pengembangan Bisnis dan Sosial.

Buku ini dirancang untuk membantu mahasiswa, akademisi, dan pengambil kebijakan memahami pentingnya perencanaan SDM yang strategis.

“Buku ini mengupas pentingnya perencanaan SDM yang mempertimbangkan aspek hukum, seperti peraturan ketenagakerjaan, dan perspektif ekonomi dalam investasi pelatihan serta pengembangan,” jelas Dr. Sudarmo.

Ia menambahkan bahwa buku tersebut menekankan bagaimana perencanaan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas, daya saing perusahaan, dan kesejahteraan karyawan. Tidak hanya itu, dampaknya juga menjangkau masyarakat luas.

Dengan pendekatan yang praktis, buku ini menjadi panduan bagi akademisi dan pengambil keputusan dalam merancang strategi pengembangan SDM yang berdampak positif.

Buku kedua, Kiat Sukses Manajemen Sumber Daya Manusia Internasional, menawarkan panduan komprehensif untuk memahami pengelolaan SDM dalam konteks bisnis global. Buku ini terdiri dari lima bab yang mengupas berbagai aspek penting MSDM internasional.

“Bab pertama memperkenalkan konsep dasar manajemen SDM internasional dan bagaimana MSDM berkembang dalam konteks global. Bab kedua fokus pada hubungan antara MSDM internasional dan pertumbuhan bisnis, terutama untuk perusahaan multinasional,” papar Dr. Sudarmo.

Bab berikutnya mendalami strategi pengelolaan SDM di pasar global, seperti perencanaan SDM, seleksi pegawai di pasar tenaga kerja global, serta pengaruh eksternal yang mempengaruhi pengelolaan SDM.

Bab keempat membahas bagaimana perusahaan multinasional dapat berhasil mengelola SDM mereka, sementara bab terakhir menyoroti pengembangan SDM global dengan penekanan pada peran kepemimpinan.

“Buku ini didukung oleh pengalaman saya bekerja selama hampir 40 tahun di perusahaan multinasional bidang minyak dan gas, seperti Union Oil, Unocal Indonesia, dan Chevron Indonesia,” tambah Dr. Sudarmo.

Ia juga menyoroti pentingnya memahami kompleksitas MSDM internasional dalam mendukung produktivitas dan inovasi pegawai.

Apresiasi Rektor

Rektor Universitas Mulia, Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i, menyampaikan apresiasi atas karya Dr. Sudarmo.

“Selaku rektor, saya sangat mengapresiasi karya buku yang dihasilkan oleh Pak Sudarmo. Karya buku tahun ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi seluruh dosen Universitas Mulia,” ujarnya.

Menurut Prof. Ahsin, Dr. Sudarmo telah menunjukkan bahwa produktivitas dalam berkarya tidak mengenal usia atau jenjang karier.

“Terbukti, meski beliau adalah dosen senior, tetap produktif menghasilkan karya berupa buku yang sangat baik setiap tahunnya. Semoga karya beliau dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dan masyarakat umum,” tambahnya.

Lebih lanjut, Rektor mengatakan, kedua buku ini tidak hanya relevan bagi mahasiswa, tetapi juga bagi profesional di bidang SDM dan manajemen.

Dengan pendekatan praktis yang didukung studi kasus, lanjutnya, karya Dr. Sudarmo diharapkan menjadi rujukan penting bagi perusahaan yang beroperasi di lingkungan multinasional maupun yang ingin meningkatkan daya saing melalui pengelolaan SDM yang strategis.

Peluncuran dua buku Dr. Sudarmo menegaskan komitmennya dalam memberikan kontribusi nyata di bidang pengembangan SDM.

Apresiasi Rektor Universitas Mulia menjadi bukti bahwa karya tersebut memberikan dampak positif, baik bagi akademisi maupun masyarakat luas.

Dengan panduan praktis dan wawasan mendalam, buku ini diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk terus berinovasi dalam pengelolaan SDM di era globalisasi.

(SA/Kontributor)

Isa Rosita menerima piagam penghargaan sebagai narasumber dalam Seminar MGMP Matematika SMK di Universitas Balikpapan, Kamis (28/11). Foto: Istimewa

Disampaikan pada Seminar MGMP Matematika SMK di Universitas Balikpapan

UM – Dosen S1 Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mulia Isa Rosita, S.Kom., M.Cs memaparkan materi tentang Teknologi dalam Pembelajaran Matematika, pada Seminar MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Matematika SMK di Universitas Balikpapan, Kamis (28/11).

Seminar dibuka oleh Plh Kepala Cabang Wilayah 1 Dinas Pendidikan Kaltim Dr. Winarno, M.Pd dan diikuti para guru matematika dari berbagai SMK di Balikpapan. Hadir pula Dekan FKIP Universitas Balikpapan Dr. H. Sugianto, MM turut memberikan sambutan.

Seminar ini membahas potensi teknologi untuk mengubah cara siswa belajar matematika, menjadikan proses pembelajaran lebih efektif, menarik, dan relevan.

Dalam paparannya, Isa Rosita memulai dengan menyoroti pentingnya matematika sebagai ilmu dasar yang mendukung berbagai bidang seperti sains, teknologi, dan pengambilan keputusan sehari-hari.

Namun, banyak siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit karena sifatnya yang abstrak dan kurangnya metode pembelajaran yang inovatif.

“Matematika memiliki peran sentral dalam kehidupan, tetapi sering kali dianggap menakutkan oleh siswa karena cara penyampaiannya yang kurang menarik,” ujar Isa.

Dalam pemaparannya, Isa menjelaskan bahwa perkembangan teknologi telah menghadirkan peluang baru dalam pembelajaran matematika.

Aplikasi interaktif seperti GeoGebra, Wolfram Alpha, dan MATLAB membantu siswa memvisualisasikan konsep matematika yang kompleks. Teknologi ini juga memungkinkan pembelajaran yang lebih personal dan interaktif.

“GeoGebra, misalnya, sangat efektif dalam membantu siswa memahami geometri dan aljabar secara interaktif,” terang Isa Rosita.

Isa menyoroti pentingnya visualisasi dalam memahami konsep abstrak seperti kalkulus dan geometri ruang. Dengan bantuan teknologi, siswa dapat memanipulasi objek geometris dan memahami hubungan antar elemen secara dinamis.

“Animasi dan simulasi memberikan pengalaman belajar yang berbeda. Siswa dapat melihat bagaimana variabel berubah secara real-time,” tambahnya.

Selain alat interaktif, platform seperti Khan Academy dan YouTube memungkinkan siswa belajar kapan saja dan di mana saja. Materi dalam bentuk video atau animasi membantu siswa memahami topik matematika dengan lebih mudah.

“Video pembelajaran memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk belajar sesuai kecepatan mereka,” kata Isa.

Foto bersama Dekan FKIP Dr Sugianto, Dr. Winarno, M.Pd, panitia, narasumber dan seluruh peserta para guru MGMP Matematika SMK. Foto: Istimewa

Foto bersama Dekan FKIP Dr Sugianto, Dr. Winarno, M.Pd, panitia, narasumber dan seluruh peserta para guru MGMP Matematika SMK. Foto: Istimewa

Dekan FKIP Universitas Balikpapan Dr. H. Sugianto, MM saat memberikan sambutan. Foto: Istimewa

Dekan FKIP Universitas Balikpapan Dr. H. Sugianto, MM saat memberikan sambutan. Foto: Istimewa

Isa Rosita memaparkan materinya dalam Seminar MGMP Matematika SMK di Universitas Balikpapan, Kamis (28/11). Foto: Istimewa

Isa Rosita memaparkan materinya dalam Seminar MGMP Matematika SMK di Universitas Balikpapan, Kamis (28/11). Foto: Istimewa

AI dan Pembelajaran Adaptif

Teknologi berbasis kecerdasan artifisial (AI) juga menjadi sorotan. Dengan AI, siswa dapat belajar secara adaptif sesuai kemampuan mereka. Sistem pembelajaran berbasis AI mampu menilai kekuatan dan kelemahan siswa serta menyediakan latihan yang relevan.

“AI memungkinkan pembelajaran yang benar-benar personal,” tegas Isa.

Selain itu, Isa juga membahas potensi penggunaan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) dalam pembelajaran matematika. Teknologi ini memungkinkan siswa berinteraksi dengan objek matematika dalam ruang tiga dimensi, menjadikan pengalaman belajar lebih imersif.

“Dengan VR, siswa dapat ‘masuk’ ke dunia matematika dan melihat langsung bagaimana konsep-konsep abstrak bekerja,” jelasnya.

Manfaat Teknologi dalam Pembelajaran Matematika

Dalam presentasinya, Isa memaparkan tiga manfaat utama teknologi dalam pembelajaran matematika. Di antaranya adalah, pertama, pemanfaatan teknologi meningkatkan pemahaman lewat visualisasi konsep abstrak seperti integral dan teori bilangan.

Kedua, pemanfaatan teknologi yang Interaktif dan Personal akan menyesuaikan materi pembelajaran Matematika sesuai kebutuhan siswa.

Dan yang ketiga, pemanfaatan teknologi akan menjangkau akses yang lebih luas. Pembelajaran digital memungkinkan akses pendidikan hingga daerah terpencil.

Meskipun membawa banyak manfaat, penggunaan teknologi juga menghadapi tantangan. Isa menyoroti kesenjangan digital, ketergantungan pada perangkat, dan kualitas konten sebagai isu yang perlu ditangani.

“Tidak semua siswa memiliki akses ke perangkat dan internet, terutama di daerah terpencil,” katanya.

“Selain itu, kualitas konten pembelajaran harus tetap dijaga agar sesuai dengan standar pendidikan,” tambahnya.

Dalam penutupnya, Isa menyampaikan bahwa teknologi adalah kunci untuk mengubah cara siswa belajar matematika. Dengan pendekatan yang tepat, teknologi dapat mengatasi tantangan pembelajaran tradisional dan membuka peluang baru di masa depan.

“Teknologi seperti AI, AR, dan VR memiliki potensi besar untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa di seluruh dunia. Namun, kita perlu bekerja sama untuk memastikan teknologi ini inklusif dan efektif,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Seminar diisi oleh Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom., Dosen Teknologi Informasi Universitas Mulia, sebagai narasumber. Foto: Istimewa

Kerjasama PT. Telkom Indonesia Wilayah Balikpapan

UM – Dosen Prodi S1 Teknologi Informasi Universitas Mulia bersama PT Telkom Indonesia Wilayah Balikpapan menggelar seminar pada Jumat, (15/11). Seminar yang berlangsung di Aula SMK Airlangga Balikpapan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pelajar tentang pentingnya keamanan data di era digital.

Kegiatan ini merupakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang diselenggarakan PT Telkom Indonesia Wilayah Balikpapan, dengan tema “Cyber Security untuk Generasi Muda“.

Seminar diisi oleh Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom., Dosen Teknologi Informasi Universitas Mulia, sebagai narasumber.

Dalam sesi informatif ini, Agus memaparkan berbagai ancaman dunia maya seperti malware, phishing, ransomware, dan serangan DDoS serta langkah-langkah untuk melindungi diri dari serangan tersebut.

“Kesadaran tentang ancaman siber adalah langkah awal yang sangat penting untuk melindungi diri dan organisasi,” kata Agus.

Agus juga memberikan tips seperti menggunakan antivirus terbaru, menghindari tautan mencurigakan, membuat sandi yang kuat, dan rutin mencadangkan data.

Acara dibuka oleh GM WITEL Balikpapan, Wahyu Jati, yang menekankan pentingnya literasi digital.

“Kami berharap peserta seminar ini dapat lebih waspada dan siap menghadapi ancaman siber di masa mendatang,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, PT. Telkom Indonesia juga memberikan bantuan perangkat digital dan platform untuk mendukung digitalisasi di SMK Airlangga dan SMK Kesehatan Airlangga Balikpapan.

Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih modern dan aman dari ancaman siber.

Sesi tanya jawab yang interaktif menjadi salah satu daya tarik acara ini, memberikan kesempatan bagi peserta untuk berkonsultasi langsung mengenai masalah keamanan siber.

Seminar juga menawarkan doorprize bagi peserta aktif yang mampu menyelesaikan posttest di akhir sesi untuk menambah antusiasme para peserta.

PT. Telkom Indonesia bersama Universitas Mulia berkomitmen untuk terus mendukung literasi digital dan keamanan siber melalui berbagai inisiatif. Dengan edukasi ini, diharapkan generasi muda lebih siap menghadapi tantangan keamanan di dunia maya.

(SA/Kontributor)

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia bersama seluruh anggota Pekka Kota Balikpapan. Foto: Istimewa

Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat di Bidang Pemberdayaan Perempuan

UM – Komunitas Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) Kota Balikpapan mengadakan pelatihan manajemen usaha yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan wawasan bisnis bagi para anggotanya.

Kegiatan ini berlangsung di ruang rapat Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan, Senin (11/11).

Hadir seluruh anggota Pekka beserta pendamping kelompok, Dyah Retnani dan Iin Indah Prianti.

Menurut Dyah Retnani, pelatihan ini merupakan upaya Pekka untuk memperkuat kemandirian ekonomi anggotanya. Ia menegaskan pentingnya keterampilan dalam manajemen usaha sebagai landasan dalam membangun dan mengembangkan bisnis mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Upskilling dalam hal memulai usaha, manajemen usaha, mengelola keuangan, pengembangan produk dan lainnya untuk membuka mindset berbisnis aktif dinamis, menghasilkan passive income dan active income,” ujar Dyah, seperti dikutip dari Kaltim Post, Selasa (12/11).

Dalam pelatihan tersebut, anggota Pekka diajarkan berbagai aspek kewirausahaan, termasuk manajemen keuangan, pengembangan produk, dan teknik pemasaran digital.

Dyah menambahkan bahwa penguasaan teknologi, khususnya dalam hal Digital Marketing dan sistem keuangan berbasis aplikasi, sangat penting untuk mendorong peningkatan efisiensi dan jangkauan usaha mereka.

“Dengan kemampuan memanfaatkan digital marketing, anggota Pekka bisa lebih aktif memasarkan produknya dan meningkatkan keterampilan teknologi, yang pada akhirnya diharapkan mampu mendongkrak pendapatan,” lanjutnya.

Digitalisasi usaha menjadi langkah penting bagi Pekka Balikpapan agar anggotanya dapat bersaing di pasar modern.

Selain aspek digital, kegiatan ini juga menitikberatkan pada pemahaman branding produk, bisnis matching, dan diversifikasi produk.

Menurut Dyah, memiliki strategi branding yang tepat akan membantu produk UMKM anggota Pekka menjadi lebih mudah dikenal dan dipercaya oleh konsumen.

Kegiatan ini bertujuan memperluas jaringan dan membuka peluang bagi anggota untuk kolaborasi bisnis yang saling menguntungkan.

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia, menjadi narasumber utama. Foto: Istimewa

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia, menjadi narasumber utama. Foto: Istimewa

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia, menjadi narasumber utama. Foto: Istimewa

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia, menjadi narasumber utama. Foto: Istimewa

 

Sementara itu, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia, menjadi narasumber utama. Linda memaparkan tentang bagaimana memulai, mempertahankan, dan mengembangkan usaha.

Linda menekankan bahwa seorang wirausahawan, meskipun memiliki usaha kecil, tetap memiliki peran besar sebagai pemimpin usahanya.

“Sekecil apapun usaha yang Anda miliki, Anda tetap bosnya,” ujar Linda, memberikan motivasi kepada peserta.

Linda juga memberikan tips untuk mengembangkan usaha yang mencakup peningkatan produk, promosi yang efektif, dan pengelolaan keuangan yang bijak.

Ia menyoroti pentingnya memperluas jaringan dan membangun hubungan dengan stakeholder serta mitra strategis guna membuka peluang kolaborasi.

“Kolaborasi dengan pihak eksternal bisa membuka lebih banyak pintu untuk pengembangan bisnis Anda,” tambahnya.

Pelatihan ini mendapatkan respons positif dari anggota Pekka, yang merasa kegiatan ini bermanfaat dan aplikatif.

Anggota Pekka diharapkan mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dalam mengelola usaha masing-masing, sehingga dapat berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan mereka dan keluarga.

Kegiatan ini bukan hanya menjadi sarana pemberdayaan, tetapi juga sebagai bentuk dukungan Pekka Balikpapan dalam mencetak generasi perempuan yang tangguh dan mandiri secara ekonomi.

Melalui keterampilan manajemen usaha dan keuangan yang mumpuni, Pekka berupaya menciptakan komunitas perempuan yang tidak hanya berdikari, tetapi juga mampu menginspirasi lingkungan sekitar.

Dengan pelatihan seperti ini, Pekka Balikpapan berharap mampu menumbuhkan rasa percaya diri dan kemandirian bagi perempuan kepala keluarga, sehingga mereka dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

(SA/Kontributor)

Dosen Universitas Mulia Gabriella Yunita Sibarani (dua dari kanan) bersama para Duta Pepelingasih 2024 Kota Balikpapan, Minggu (29/9). Foto: Istimewa

Turut Memeriahkan Balikpapan Fest 2024 di BSCC Dome

UM – Dosen Universitas Mulia Gabriella Yunita Sibarani, S.Kom., M.Ds berhasil meraih Juara Putri Terbaik ke-3 Duta Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih (Pepelingasih). Gabriella menerima penghargaan dari Kepala Disporapar Kota Balikpapan CI Ratih Kusuma, dalam acara Balikpapan Fest 2024, bertempat di BSCC Dome, Minggu (29/9).

Duta Pepelingasih merupakan program Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih yang lahir dari Kemenpora RI pada tahun 2017 yang lalu. Program ini berusaha mengkader para pemuda untuk fokus pada kelestarian lingkungan hidup.

Kepada media ini, Gabriella mengatakan, dalam seleksi Duta Pepelingasih di Kota Balikpapan tahun 2024, seluruh peserta wajib mengikuti ToT (Training of Trainers) yang diadakan di Hotel Horison Ultima Bandara, Sabtu, (21/9).

Selama menjalani ToT, peserta mendapatkan latihan kepemimpinan yang mampu mengajak masyarakat berperan aktif dalam pelestarian lingkungan, baik di darat, laut, maupun udara serta mendorong pengelolaan sampah menjadi barang bernilai ekonomis.

Setelah seluruh peserta melengkapi proses administrasi, Senin (23/9), tersisa 30 orang peserta dinyatakan lulus administrasi. Mereka kemudian melanjutkan tes seleksi, wawancara, dan presentasi Green Project pada Selasa (24/9).

Gabriella (dua dari kiri) bersama peserta lainnya menjelang acara Final Duta Pepelingasih. Foto: IG Disporapar Balikpapan

Gabriella (dua dari kiri) bersama peserta lainnya menjelang acara Final Duta Pepelingasih. Foto: IG Disporapar Balikpapan

Gabriella Yunita Sibarani menerima penghargaan dari Kadisporapar Kota Balikpapan CI Ratih Kusuma sebagai Duta Pepelingasih. Foto: Istimewa

Gabriella Yunita Sibarani menerima penghargaan dari Kadisporapar Kota Balikpapan CI Ratih Kusuma sebagai Duta Pepelingasih. Foto: Istimewa

Dalam pemilihan Duta Pepelingasih ini, Gabriella sebagai pemenang Putri Terbaik ke-3. Foto: Istimewa

Dalam pemilihan Duta Pepelingasih ini, Gabriella sebagai pemenang Putri Terbaik ke-3. Foto: Istimewa

Gabriella mengatakan, dirinya mempresentasikan sebuah Green Project yang mengusung konsep One Person One 3R.

“3R: Reduce, Reuse, Recycle ini merupakan maksud penanganan sampah yang terdiri dari tiga unsur yaitu, mengurangi, menggunakan ulang, dan mendaur ulang sampah,” kata Gabriella.

Menurutnya, untuk memulai melakukan 3R dapat dilakukan oleh siapa saja. Misalnya, untuk menjaga lingkungan dapat dimulai dari diri sendiri dengan membawa tumbler. Hal ini, lanjutnya, bertujuan untuk mengurangi kemasan plastik.

“Dengan membawa tas ramah lingkungan, misalnya, itu juga mengurangi penggunaan kantong plastik sehingga mengurangi beban tempat pembuangan sampah,” ajak alumnus Informatika Universitas Mulia ini.

Dengan menerapkan konsep Green Project One Person One 3R dalam kehidupan sehari-hari, dosen lulusan Magister Desain ITB Bandung ini berharap, setiap individu dapat berkontribusi dalam menjaga lingkungan sekitarnya.

“Mari kita ikut memastikan ketersediaan sumber daya alam bagi generasi saat ini dan juga generasi mendatang, karena kelestarian lingkungan adalah tanggung jawab bersama,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Foto bersama saat penutupan ToF pada Sabtu (7/9). Foto: Istimewa

Berharap Lahir Wiramuda seperti Nadiem Makarim dan Sandiaga Uno

UM – Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) menyelenggarakan Training of Facilitator (ToF) Dosen Kewirausahaan di Hotel Sagita Horison Balikpapan selama tiga hari, mulai Kamis (5/9) sampai dengan Sabtu (7/9).

Dalam kesempatan ini, tiga orang dosen Universitas Mulia mendapat penugasan untuk mengikuti hingga selesai, antara lain Dr. Linda Fauziyah Ariyani, Istia Budi, S.T., M.M dan Subur Anugerah, S.T., M.Eng. Selengkapnya, kegiatan ini diikuti 45 orang dosen dari 22 perguruan tinggi di Kalimantan Timur.

Acara dibuka oleh Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora Dr. Ir. Hendro Wicaksono, M.Sc., Eng. Mengutip pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, Hendro mengatakan masa depan Indonesia yang cemerlang ada di tangan wirausaha muda, yang bermimpi dan bergerak untuk meraihnya.

“Bukan tidak mungkin kita bisa menjadi seperti Nadiem Makarim (Mendikbudristek) dan Sandiaga Uno (Menparekraf). Dengan begitu, Indonesia Emas 2045 bisa diwujudkan oleh pemimpin muda,” tutur Hendro.

Hendro mengatakan, ToF Dosen Kewirausahaan ini merupakan lanjutan dari program kuliah penumbuhan minat kewirausahaan pemuda yang digelar Kemenpora pada tahun sebelumnya. Program tersebut diikuti 14 ribu mahasiswa dari 37 kampus.

Namun, tambahnya, target penumbuhan minat kewirausahaan mahasiswa atau pemuda tersebut dinilai kurang menjangkau seluruh pemuda Indonesia yang berjumlah 64 juta.

“Atas dasar itu, pimpinan membuat inisiatif kegiatan Training of Facilitator untuk memberikan pelatihan kepada dosen kewirausahaan, yang kemudian meneruskan kepada mahasiswanya,” terang Hendro.

Hendro menerangkan, ToF bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dosen atau tenaga kependidikan yang mengampu mata kuliah kewirausahaan. Diharapkan, dosen dapat memberikan bimbingan yang lebih efektif kepada mahasiswanya dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Selain itu, lanjutnya, ToF juga bertujuan menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Dengan demikian, diharapkan para lulusan perguruan tinggi tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan di bidang akademik saja, tetapi juga memiliki semangat dan kemampuan menjadi wirausahawan muda yang berhasil.

Di kesempatan lain, Hendro memaparkan, berdasarkan data yang diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, kecenderungan Kegiatan Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, terungkap paradigma baru lulusan pendidikan di Indonesia.

Berdasarkan data BPS terungkap, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula kecenderungan memilih untuk menjadi pegawai (76,55%). Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan, maka semakin tinggi kecenderungan memilih untuk berwirausaha.

Hendro berharap, melalui ToF Dosen Kewirausahaan, peran pengembangan kewirausahaan di kalangan pemuda bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga tanggung jawab bersama dengan perguruan tinggi.

“Melalui kolaborasi ini, ekosistem kewirausahaan di Indonesia dapat tumbuh dengan lebih pesat, dan pada akhirnya mampu menghasilkan wiramuda yang tidak hanya sukses di tingkat nasional tetapi juga mampu bersaing di pasar global,” jelasnya.

Tiga orang dosen Universitas Mulia, dari kanan Subur Anugerah, Linda Fauziyah, Istia Budi, Dr. Hendro Wicaksono dan Founder Gue Girang Afiat Rasyid serta dua dosen lainnya. Foto: dok. Linda

Tiga orang dosen Universitas Mulia, dari kanan Subur Anugerah, Linda Fauziyah, Istia Budi, Dr. Hendro Wicaksono dan Founder Gue Girang Afiat Rasyid serta dua dosen lainnya. Foto: dok. Linda

Dosen Istia Budi (tiga dari kanan) foto bersama dengan narasumber Dr. Herawati, Afiat Rasyid, Kukuh Prasena dan Bastian serta anggota kelompok kerjanya. Foto: Istimewa

Dosen Istia Budi (tiga dari kanan) foto bersama dengan narasumber Dr. Herawati (tengah), Afiat Rasyid (dua dari kanan), Kukuh Indra Prasena (empat dari kiri) dan Bastian Saputra (paling kiri) serta dosen lainnya. Foto: Istimewa

Dr. Linda Fauziyah saat presentasi tugas. Foto: Panitia

Dr. Linda Fauziyah saat presentasi tugas. Foto: Panitia

Para peserta ToF sedang megerjakan tugas bersama Framework Inkubator Bisnis. Foto: Bastian

Para peserta ToF sedang mengerjakan tugas membuat Inkubator Bisnis menggunakan Framework. Foto: Bastian

Sementara itu, tampil sebagai narasumber dalam ToF Dosen Kewirausahaan di Balikpapan ini antara lain Dr. Susetya Herawati, S.T., M.Si, yang berprofesi sebagai dosen Universitas Krisnadwipayana dan penggiat kewirausahaan dan kebudayaan.

Kemudian Afiat Rasyid Rustamadji, pelaku usaha Gue Girang, yang memproduksi buah tangan khas Jakarta. Produk yang dihasilkan berupa karya unik dalam bidang fesyen dan kriya dengan menampilkan ikon-ikon Jakarta.

Narasumber berikutnya adalah Kukuh Indra Prasena, S.Si selaku Direktur tatainsan.org. Kemudian Bastian A Saputra, seorang wiramuda yang menjadi Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) Bandung, Jawa Barat.

Selama mengikuti pelatihan, seluruh peserta dosen mendapatkan buku kerja (Workbook) bagi fasilitator. Buku kerja ini merupakan modul dasar pengayaan pengalaman kewirausahaan.

Adapun materi ToF setara dengan 30 jam pelatihan, meliputi konsep pengembangan ekosistem kewirausahaan, fondasi kurikulum kewirausahaan, Framework Bisnis UKM dan Bisnis Digital, perancangan kurikulum pendampingan wirausaha, Framework Inkubator Bisnis hingga gamifikasi pengembangan kewirausahaan.

Dr. Herawati, dalam salah satu pesannya mengucapkan terima kasih atas partisipasi para peserta. “Tetap semangat, mohon dapat dilengkapi lembar Workbook ToF dan semoga hasil ToF dapat lebih dikembangkan dan diimplementasikan di kampus dan masyarakat sekitar,” tuturnya.

Terpisah, Dr. Linda Fauziyah mengatakan ToF sangat menarik dan banyak memberi inspirasi terkait model pengembangan kewirausahaan di lingkungan kampus.

“Semoga perguruan tinggi semakin memahami pentingnya peran inkubator bisnis bagi mahasiswa dan dapat memberi perhatian lebih,” ujar Linda.

Sedangkan Istia Budi menambahkan, dirinya berharap ilmu yang telah didapatkan bisa implementasikan di kampus dan lingkungan sekitar.

“Inkubasi Bisnis Kampus UM bisa dioptimalkan sebaik mungkin agar muncul pengusaha hebat dari UM. Ilmunya bisa diterapkan di kurikulum kampus UM,” tutup Istia Budi.

(SA/Kontributor)

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis foto bersama usai Sharing Session. Foto: Istimewa

UM – Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Mada Aditia Wardhana berhasil menerima pendanaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2024 yang diselenggarakan Ditjen Dikti. Atas keberhasilannya ini, Dr. Mada didapuk untuk sharing memberikan tips mendapatkan pendanaan kepada sesama dosen FEB lainnya, Kamis (13/6).

Sebelumnya, setidaknya lima orang dosen Universitas Mulia berhasil mendapatkan pendanaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2024 Ditjen Dikti. Mereka adalah Dr. Mada Aditia dari Prodi S1 Manajemen FEB dan Deddy Kurniawan dari Prodi S1 Sistem Informasi PSDKU Samarinda.

Kemudian Kana Kurnia dari Prodi S1 Hukum Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK), Nishia Waya Meray dari Prodi S1 Farmasi FHK dan Tina Tri Wulansari dari Prodi S1 Sistem Informasi PSDKU Samarinda.

“Pak Mada diminta untuk Sharing Session Penulisan Artikel Ilmiah dengan teman-teman dosen lainnya, terutama Prodi S1 Manajemen dan S1 Akuntansi, hari Kamis (13/6) kemarin pukul 9.00 Wita sampai dengan 16.00 Wita,” tutur Kaprodi S1 Manajemen Pudjiati, S.E., M.M.

Menurutnya, Sharing Session ini membahas bagaimana menulis artikel ilmiah dengan tepat.

“Diharapkan, dosen-dosen mendapatkan tips bagaimana membuat artikel yang bermutu dan akhirnya akan bisa mendapatkan hibah yang sering diadakan oleh Ristekdikti,” ujarnya.

Dr. Mada Aditia saat Sharing Tips Lolos Pendanaan Penelitian. Foto: Istimewa

Dr. Mada Aditia saat Sharing Tips Lolos Pendanaan Penelitian. Foto: Istimewa

Peserta Sharing Session sedang menyimak. Foto: Istimewa

Peserta Sharing Session sedang menyimak. Foto: Istimewa

Proposal penelitian Dr. Mada yang berjudul Penguatan Daya Saing Sumber Daya Manusia Industri Indonesia Melalui Workplace Learning berbasis KKNI, berhasil mendapatkan pendanaan untuk ruang lingkup Penelitian Dosen Pemula (PDP) Afirmasi.

Dalam Sharing Session ini, Dr. Mada menjelaskan proses atau alur sebuah penelitian. Dalam konsep meneliti harus sudah memiliki Roadmap penelitian sehingga akan memudahkan peneliti untuk penelitian berikutnya.

Diharapkan, terang Pudjiati, dengan adanya Sharing Session ini semakin banyak penelitian dosen FEB.

“Sehingga semakin banyak peluang untuk mengikuti hibah-hibah yang diadakan oleh Ristekdikti, dan yang lebih penting daripada itu, yaitu akan memenuhi standar kriteria penelitian bagi akreditasi Prodi Manajemen dan Prodi Akuntansi,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)