Tag Archive for: Pelatihan

Humas UM, 4 November 2024 — Kecamatan Bontang Selatan, Kota Bontang, baru saja melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepemimpinan bagi Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidik Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD. Berlangsung di Hotel Neo by Aston Balikpapan, kegiatan ini diikuti oleh 48 kepala sekolah PAUD se-Kecamatan Bontang Selatan. Kegiatan ini semakin istimewa dengan kehadiran narasumber dari kalangan akademisi, yakni Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd., dosen dari Fakultas Pendidikan Guru (PG) PAUD Universitas Mulia, yang juga merupakan pakar dalam bidang pendidikan anak usia dini.

Dalam sesi yang disampaikan oleh Lisda Hani Gustina, para peserta mendapatkan wawasan baru terkait kepemimpinan yang efektif dan pengelolaan pendidikan anak usia dini yang berbasis kualitas. Lisda, yang dikenal berpengalaman dalam mengajar dan melatih tenaga pendidik PAUD, memaparkan berbagai strategi kepemimpinan dan teknik manajemen yang dapat diterapkan di lingkungan pendidikan PAUD. Didukung oleh narasumber lain, Pak Sahril, Lisda Hani memberikan pandangan mendalam tentang pentingnya peran kepala sekolah sebagai pemimpin yang inspiratif dan inovatif.

 

“Universitas Mulia sangat berkomitmen untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik di segala jenjang, termasuk PAUD. Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan pendidikan usia dini yang lebih berkualitas,” ungkap Lisda Hani Gustina di sela-sela sesi pelatihan.

Acara ini dibuka oleh Camat Bontang Selatan, Bapak Kamsal, S.Pd., yang didampingi oleh Bunda PAUD Bontang Selatan. Dalam sambutannya, Camat Bontang Selatan menyampaikan apresiasi tinggi terhadap Universitas Mulia yang turut mendukung peningkatan kualitas pendidikan di wilayahnya melalui partisipasi dosen sebagai narasumber dalam kegiatan ini.

Peserta Bimtek mengaku antusias mengikuti pelatihan yang dibimbing oleh dosen Universitas Mulia ini. Selain menambah wawasan, materi yang disampaikan sangat aplikatif dan relevan dengan tantangan yang mereka hadapi di lapangan. “Dengan bimbingan dari Ibu Lisda Hani, kami mendapatkan banyak ilmu baru yang akan kami terapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di PAUD masing-masing,” ujar salah satu peserta.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi tonggak awal dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas pengelolaan PAUD di Kecamatan Bontang Selatan. Peran dosen Universitas Mulia sebagai narasumber menambah nilai lebih pada Bimtek ini, memperlihatkan bagaimana kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dan pemerintah dapat membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan.

Humas UM (YMN)

Foto bersama seluruh peserta pelajar SMA/SMK di Balikpapan yang mengikuti pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Testimoni Mahasiswa Menjadi MC Profesional Berawal dari Kampus

UM – Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia menggelar Pelatihan Public Speaking untuk pelajar SMA dan SMK se-Kota Balikpapan. Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Cheng Ho Kampus Utama, Jumat (1/11), ini diikuti kurang lebih 40 orang pelajar.

Ketua Prodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati mengatakan, kegiatan ini membahas pentingnya komunikasi dan bagaimana public speaking dapat membantu dalam mencapai beberapa tujuan dalam bersosialisasi.

Ia pun mengungkap beberapa keunggulan yang dimiliki Prodi S1 Manajemen, yang membahas Public Speaking pada mata kuliah Komunikasi Bisnis, Manajemen Umum, Kewirausahaan, hingga Pemasaran dan Sumber Daya Manusia.

“Jadi, masuknya nanti di Prodi S1 Manajemen ya, ketemu sama Ibu Puji, banyak banget di situ materi atau perkuliahan atau mata kuliah-mata kuliah yang nanti akan menunjang ketika kalian nanti mau bekerja,” ajak Pudjiati kepada pelajar yang hadir.

Dalam paparannya, Pudjiati mengenalkan dan memberikan kiat bagaimana belajar public speaking. Ia juga mengajak seorang mahasiswa Prodi S1 Manajemen, Nabila Tsabitha Saptaningtyas, untuk berbagi pengalaman karir public speaking sebagai Master of Ceremony (MC).

Menariknya, dalam paparannya, Pudjiati mengajak para pelajar untuk bagaimana memulai belajar public speaking lewat belajar dari video pembicara yang sukses dan menganalisis gayanya.

“Perhatikan bagaimana mereka menyampaikan pesan, berinteraksi dengan audiens, dan menggunakan bahasa tubuh,” ujarnya.

Dengan begitu, mahasiswa akan belajar berbagai teknik dan strategi dalam public speaking, seperti cara menyusun materi, penggunaan bahasa tubuh, dan cara menarik perhatian audiens. Buku dan sumber online juga bisa menjadi referensi yang baik.

Selain itu, Pudjiati mendorong para pelajar mengatasi rasa takut dan rasa gugup saat berbicara di depan umum. Teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam, dapat membantu menenangkan diri sebelum tampil di atas panggung.

“Setelah melakukan presentasi, mintalah umpan balik dari audiens atau mentor. Ini membantu kalian memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki,” ujar Pudjiati.

Dr. Pudjiati saat berbicara di depan para pelajar Pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Dr. Pudjiati saat berbicara di depan para pelajar Pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen Nabila Tsabitha saat berbicara berbagi pengalaman Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen Nabila Tsabitha saat berbicara berbagi pengalaman Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Salah seorang pelajar, Gracia Chelsea Afrilia dari SMA 4 Balikpapan berbagi pengalaman. Foto: Media Kreatif

Salah seorang pelajar, Gracia Chelsea Afrilia dari SMA 4 Balikpapan berbagi pengalaman. Foto: Media Kreatif

Dengan terus berlatih, menurutnya, akan menjadi kunci untuk meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum. “Cobalah untuk berbicara di depan cermin, merekam diri sendiri, atau berlatih di depan teman dan keluarga untuk mendapatkan kepercayaan diri,” ujarnya.

Cara lainnya adalah dengan bergabung dengan pelatihan atau kursus public speaking yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan atau organisasi. Hal ini akan memberikan kesempatan untuk belajar dari instruktur yang berpengalaman dan mendapatkan umpan balik langsung.

Apabila tidak memungkinkan, aktif mengikuti organisasi atau klub yang fokus pada public speaking, seperti Toastmasters, akan memberikan kesempatan untuk berlatih secara teratur dan mendapatkan dukungan dari anggota lain.

Testimoni Karir Public Speaking

Nabila Tsabitha membagikan pengalamannya mengasah kemampuan public speaking hingga menjadi seorang MC. Kemampuannya diawali ketika menjadi mahasiswa baru Universitas Mulia dan berbicara di depan Wali Kota Balikpapan 2011-2021 Rizal Effendi.

Pengalamannya itu membuat Nabila terus mendapatkan kesempatan dan kepercayaan sebagai MC di internal kampus untuk belajar dan mengembangkan diri, hingga dirinya bertemu dengan MC senior di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan.

“Saya ikut pelatihan MC yang kebetulan diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Olahraga. Pada saat itu, ternyata saya bertemu dengan MC-MC senior yang ternyata dia ikut pelatihan juga pada saat itu,” ujarnya.

“Di situ kita mulai bertukar pikiran, bercerita, terus beliau juga cerita, ternyata jadi MC itu susah ya mbak. Karena pandangan orang itu jadi MC enak, cuma ngomong doang,” tambahnya.

Nabila menjelaskan bahwa seorang MC dituntut untuk memiliki perbendaharaan kata yang luas dan kepercayaan diri yang tinggi. Dia juga menekankan pentingnya untuk tidak terlihat lelah di depan audiens, meskipun sebenarnya merasa capek.

Mau belajar public speaking? Yuk, masuk Prodi S1 Manajemen.

(SA/Kontributor)

Foto bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati dan Made Ayu Lestariani bersama panitia mahasiswa dan pelajar SMA/SMK Balikpapan. Foto: Media Kreatif

Membangkitkan Jiwa Kewirausahaan dan Memanfaatkan Inkubator Bisnis

UM – Program Studi S1 Manajemen menggelar Pelatihan Kewirausahaan dan Digital Marketing untuk pelajar SMA dan SMK se-Kota Balikpapan, Kamis (31/10). Setidaknya 50 orang pelajar mengikuti pemaparan bagaimana membangkitkan jiwa kewirausahaan dan memanfaatkan Inkubator Bisnis di Universitas Mulia.

Ketua Prodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati mengatakan, kegiatan ini membahas tentang pentingnya jiwa kewirausahaan dan bagaimana cara membangkitkannya dalam diri mereka.

Selain itu, para pelajar diajak untuk mendengar langsung testimoni para mahasiswa yang telah memulai usaha dan belajar tentang inkubator bisnis yang ada di Universitas Mulia.

“Saya juga beritahukan bahwa kami di sini punya yang namanya inkubator bisnis. Jadi, inkubator bisnis ini wadah tempatnya teman-teman mahasiswa ini berkumpul menjadi satu komunitas di situ untuk berkegiatan terkait dengan kewirausahaan, dan ada kegiatan-kegiatan, ketika ada event-event,” ujar Pudjiati.

Menurutnya, kewirausahaan atau Entrepreneurship didefinisikan sebagai kemampuan untuk menciptakan nilai tambah melalui keterbatasan serta melalui peluang usaha yang kreatif, inovatif, dan adaptif dalam mengelola sumber daya.

“Selain itu, kewirausahaan juga melibatkan keberanian untuk mengambil risiko, di mana setiap usaha pasti memiliki risiko yang harus dihadapi, baik itu keuntungan maupun kerugian,” tambahnya.

Oleh karena itu, menurutnya, untuk membangkitkan jiwa kewirausahaan dalam diri seseorang, beberapa langkah yang dapat diambil. Simak paparannya berikut ini.

Pertama, membangun Mindset Kewirausahaan, yakni dengan mengubah pola pikir untuk melihat diri sebagai bos dan bukan hanya sebagai pekerja. Ini melibatkan pemikiran tentang bagaimana menciptakan peluang dan bukan hanya mencari pekerjaan.

Kedua, mengikuti Pendidikan dan Pelatihan. Menurut Pudjiati, mengikuti pelatihan kewirausahaan dan program inkubator bisnis yang disediakan oleh institusi pendidikan dapat memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memulai usaha.

Ketiga, Pengelolaan dan Manajemen. Memiliki pengetahuan tentang manajemen, katanya, sangat penting. Ini mencakup pengelolaan keuangan, pemasaran, dan produksi. Pelatihan dalam manajemen dapat membantu seseorang untuk lebih siap dalam menjalankan usaha.

Keempat, memiliki kemampuan melihat peluang pasar. Bagi Pudjiati, penting untuk menganalisis kebutuhan pasar dan prospek usaha. Memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen dapat membantu dalam menentukan jenis usaha yang akan dijalankan.

Kelima, menciptakan Inovasi. Menurutnya, untuk bersaing dengan kompetitor, seseorang harus berinovasi. Ini berarti menciptakan sesuatu yang baru atau memberikan nilai tambah pada produk atau layanan yang ada.

Dan keenam, menyenangkan diri sendiri. Pudjiati mengatakan, pilih usaha yang sesuai dengan hobi dan minat pribadi. “Jika seseorang menikmati apa yang mereka lakukan, mereka akan lebih termotivasi untuk berusaha,” ujarnya.

Meski demikian, bagi pelajar yang ingin belajar Entrepreneurship ketika menjadi mahasiswa, di Universitas Mulia disediakan Inkubator Bisnis.

Pudjiati menerangkan, Inkubator Bisnis adalah sebuah wadah atau program yang dirancang untuk mendukung pengembangan usaha baru, terutama bagi para mahasiswa atau pengusaha pemula.

“Inkubator Bisnis berfungsi sebagai komunitas di mana mahasiswa dapat berkumpul untuk berkolaborasi dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan,” ujarnya.

Dr. Pudjiati. Foto: YouTube

Dr. Pudjiati. Foto: Media Kreatif

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M pemateri Digital Marketing. Foto: YouTube

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M pemateri Digital Marketing. Foto: Media Kreatif

Rinda Syaharani, salah seorang mahasiswa yang memberikan pengalaman menjalankan usaha. Foto: YouTube

Rinda Syaharani, salah seorang mahasiswa yang membagikan pengalaman menjalankan usaha. Foto: Media Kreatif

Ia kemudian memberikan kiat agar para mahasiswa menggunakan Inkubator Bisnis untuk membantunya menjadi Entrepreneur pemula yang sukses.

Pertama, dengan bergabung dalam inkubator bisnis, mahasiswa dapat membangun jaringan dengan sesama pengusaha, berbagi pengalaman, dan saling mendukung dalam perjalanan kewirausahaan mereka.

Kedua, Inkubator bisnis sering mengadakan event-event yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempresentasikan ide-ide bisnisnya, mendapatkan umpan balik, dan berinteraksi dengan calon investor atau pelanggan.

Ketiga, mahasiswa yang terlibat dalam inkubator bisnis dapat mengakses berbagai sumber daya, termasuk mentor, jaringan profesional, dan fasilitas yang mendukung pengembangan usahanya.

Keempat, Inkubator Bisnis menyediakan pelatihan-pelatihan yang membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memulai dan mengelola usaha mereka. Ini termasuk pelatihan dalam manajemen, pemasaran, dan aspek-aspek lain dari kewirausahaan.

“Jadi, inkubator bisnis berfungsi sebagai platform yang membantu mahasiswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan dan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan dalam dunia usaha,” terangnya.

Testimoni Mahasiswa Entrepreneur

Beberapa mahasiswa memberikan testimoni mengenai pengalaman mereka dalam kewirausahaan. Salah seorang di antaranya adalah Rinda Syaharani, seorang mahasiswa dari Prodi S1 Manajemen semester tiga.

Rinda berbagi tentang produk yang ia buat, yaitu keripik pisang coklat dan keripik pangsit. Ia menceritakan bagaimana ia memulai usaha tersebut setelah menyadari bahwa seorang temannya tidak lagi menjual produk yang sama. Ia kemudian memutuskan untuk membuat dan menjual produknya sendiri.

Selain Rinda, beberapa mahasiswa lainnya memberikan testimoni telah mempraktekkan apa yang diajarkan dalam perkuliahan di Program Studi S1 Manajemen dan berhasil memiliki pelanggan tetap.

Pemaparan tentang Digital Marketing

Memasuki sesi tentang Digital Marketing, dipaparkan oleh Made Ayu Lestariani, S.E., M.M, salah seorang dosen Prodi S1 Manajemen.

Menurut Made Ayu, Digital Marketing merupakan alat yang sangat penting dalam dunia kewirausahaan modern saat ini. Mahasiswa diajarkan untuk memanfaatkan berbagai platform digital untuk mempromosikan usaha.

Dengan mempraktekkan secara langsung Digital Marketing, mahasiswa diharapkan akan memahami bagaimana cara menarik pelanggan dan membangun basis konsumen yang loyal.

Mahasiswa juga diberikan pemahaman tentang pentingnya packaging atau pengemasan yang menarik untuk produk. Dengan pengemasan menarik akan membantu dalam menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan.

Menurut Made Ayu, dalam sesi pembelajaran, mahasiswa diajarkan tentang bagaimana cara berjualan dalam jaringan online, termasuk teknik-teknik pemasaran yang efektif.

“Contoh-contoh penggunaan platform digital seperti TikTok dan marketplace juga diberikan untuk menunjukkan bagaimana produk dapat dipasarkan secara efektif,” ujarnya.

Baginya, Digital Marketing tidak hanya terbatas pada promosi, tetapi juga mencakup berbagai aktivitas pemasaran yang bertujuan untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen.

“Hal ini termasuk penggunaan media sosial, iklan online, dan strategi pemasaran lainnya untuk menarik perhatian pelanggan,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Dekan Dr. Ivan Armawan saat memberikan sambutan di ruang S1 Manajemen FEB. Foto: Istimewa

UM – Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) berkomitmen meningkatkan mutu kelulusan mahasiswa dengan menyelenggarakan sosialisasi pedoman penulisan tugas akhir (skripsi) dan bimbingan teknis penulisan tugas akhir. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, pada Jumat dan Sabtu, 4- 5 Oktober 2024.

Bimbingan teknis ini diikuti 101 orang mahasiswa, yang tercatat aktif pada Semester Ganjil tahun akademik 2024/2025 sebagai peserta. Panitia kemudian membagi seluruh peserta menjadi dua kelompok dengan tujuan untuk memaksimalkan efektivitas kegiatan.

Dalam sambutannya, Dekan FEB Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M berharap kegiatan ini dapat memotivasi mahasiswa untuk segera menyelesaikan studinya tepat waktu. “Semoga kegiatan ini membangkitkan semangat mahasiswa untuk menuntaskan skripsi dan lulus tepat waktu,” ujarnya.

Perwakilan Prodi Manajemen, Dr. Pudjiati, S.E., M.M menjelaskan bahwa tujuan dari sosialisasi ini adalah agar mahasiswa memahami alur dan sistematika penulisan skripsi. Dengan adanya pedoman skripsi yang jelas, diharapkan mereka tidak mengalami kendala berarti dalam penyusunan tugas akhir.

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa foto bersama di Ruang Eksekutif Gedung Putih. Foto: Istimewa

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa foto bersama di Ruang Eksekutif Gedung Putih. Foto: Istimewa

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa. Foto: Istimewa

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa. Foto: Istimewa

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M salah seorang pemateri bimbingan penulisan skripsi. Foto: Istimewa

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M salah seorang pemateri bimbingan penulisan skripsi. Foto: Istimewa

Sosialisasi ini juga dirangkai dengan bimbingan teknis oleh dosen Prodi Manajemen yang menjelaskan penginputan data statistik menggunakan perangkat lunak SPSS. Aplikasi ini umum digunakan oleh mahasiswa Manajemen dalam menyusun analisis data pada skripsi mereka.

Usai kegiatan, salah seorang peserta mengucapkan rasa terima kasih atas materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut. “Kami sangat terbantu dengan penjelasan ibu tentang tips dan trik menyusun skripsi secara efektif,” katanya mewakili rekan-rekannya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi bekal yang kuat bagi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi mereka dengan baik, tepat waktu, dan sesuai standar akademik yang ditetapkan Prodi Manajemen FEB.

(SA/Kontributor)

Foto bersama saat penutupan ToF pada Sabtu (7/9). Foto: Istimewa

Berharap Lahir Wiramuda seperti Nadiem Makarim dan Sandiaga Uno

UM – Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) menyelenggarakan Training of Facilitator (ToF) Dosen Kewirausahaan di Hotel Sagita Horison Balikpapan selama tiga hari, mulai Kamis (5/9) sampai dengan Sabtu (7/9).

Dalam kesempatan ini, tiga orang dosen Universitas Mulia mendapat penugasan untuk mengikuti hingga selesai, antara lain Dr. Linda Fauziyah Ariyani, Istia Budi, S.T., M.M dan Subur Anugerah, S.T., M.Eng. Selengkapnya, kegiatan ini diikuti 45 orang dosen dari 22 perguruan tinggi di Kalimantan Timur.

Acara dibuka oleh Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora Dr. Ir. Hendro Wicaksono, M.Sc., Eng. Mengutip pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, Hendro mengatakan masa depan Indonesia yang cemerlang ada di tangan wirausaha muda, yang bermimpi dan bergerak untuk meraihnya.

“Bukan tidak mungkin kita bisa menjadi seperti Nadiem Makarim (Mendikbudristek) dan Sandiaga Uno (Menparekraf). Dengan begitu, Indonesia Emas 2045 bisa diwujudkan oleh pemimpin muda,” tutur Hendro.

Hendro mengatakan, ToF Dosen Kewirausahaan ini merupakan lanjutan dari program kuliah penumbuhan minat kewirausahaan pemuda yang digelar Kemenpora pada tahun sebelumnya. Program tersebut diikuti 14 ribu mahasiswa dari 37 kampus.

Namun, tambahnya, target penumbuhan minat kewirausahaan mahasiswa atau pemuda tersebut dinilai kurang menjangkau seluruh pemuda Indonesia yang berjumlah 64 juta.

“Atas dasar itu, pimpinan membuat inisiatif kegiatan Training of Facilitator untuk memberikan pelatihan kepada dosen kewirausahaan, yang kemudian meneruskan kepada mahasiswanya,” terang Hendro.

Hendro menerangkan, ToF bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dosen atau tenaga kependidikan yang mengampu mata kuliah kewirausahaan. Diharapkan, dosen dapat memberikan bimbingan yang lebih efektif kepada mahasiswanya dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Selain itu, lanjutnya, ToF juga bertujuan menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Dengan demikian, diharapkan para lulusan perguruan tinggi tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan di bidang akademik saja, tetapi juga memiliki semangat dan kemampuan menjadi wirausahawan muda yang berhasil.

Di kesempatan lain, Hendro memaparkan, berdasarkan data yang diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, kecenderungan Kegiatan Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, terungkap paradigma baru lulusan pendidikan di Indonesia.

Berdasarkan data BPS terungkap, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula kecenderungan memilih untuk menjadi pegawai (76,55%). Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan, maka semakin tinggi kecenderungan memilih untuk berwirausaha.

Hendro berharap, melalui ToF Dosen Kewirausahaan, peran pengembangan kewirausahaan di kalangan pemuda bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga tanggung jawab bersama dengan perguruan tinggi.

“Melalui kolaborasi ini, ekosistem kewirausahaan di Indonesia dapat tumbuh dengan lebih pesat, dan pada akhirnya mampu menghasilkan wiramuda yang tidak hanya sukses di tingkat nasional tetapi juga mampu bersaing di pasar global,” jelasnya.

Tiga orang dosen Universitas Mulia, dari kanan Subur Anugerah, Linda Fauziyah, Istia Budi, Dr. Hendro Wicaksono dan Founder Gue Girang Afiat Rasyid serta dua dosen lainnya. Foto: dok. Linda

Tiga orang dosen Universitas Mulia, dari kanan Subur Anugerah, Linda Fauziyah, Istia Budi, Dr. Hendro Wicaksono dan Founder Gue Girang Afiat Rasyid serta dua dosen lainnya. Foto: dok. Linda

Dosen Istia Budi (tiga dari kanan) foto bersama dengan narasumber Dr. Herawati, Afiat Rasyid, Kukuh Prasena dan Bastian serta anggota kelompok kerjanya. Foto: Istimewa

Dosen Istia Budi (tiga dari kanan) foto bersama dengan narasumber Dr. Herawati (tengah), Afiat Rasyid (dua dari kanan), Kukuh Indra Prasena (empat dari kiri) dan Bastian Saputra (paling kiri) serta dosen lainnya. Foto: Istimewa

Dr. Linda Fauziyah saat presentasi tugas. Foto: Panitia

Dr. Linda Fauziyah saat presentasi tugas. Foto: Panitia

Para peserta ToF sedang megerjakan tugas bersama Framework Inkubator Bisnis. Foto: Bastian

Para peserta ToF sedang mengerjakan tugas membuat Inkubator Bisnis menggunakan Framework. Foto: Bastian

Sementara itu, tampil sebagai narasumber dalam ToF Dosen Kewirausahaan di Balikpapan ini antara lain Dr. Susetya Herawati, S.T., M.Si, yang berprofesi sebagai dosen Universitas Krisnadwipayana dan penggiat kewirausahaan dan kebudayaan.

Kemudian Afiat Rasyid Rustamadji, pelaku usaha Gue Girang, yang memproduksi buah tangan khas Jakarta. Produk yang dihasilkan berupa karya unik dalam bidang fesyen dan kriya dengan menampilkan ikon-ikon Jakarta.

Narasumber berikutnya adalah Kukuh Indra Prasena, S.Si selaku Direktur tatainsan.org. Kemudian Bastian A Saputra, seorang wiramuda yang menjadi Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) Bandung, Jawa Barat.

Selama mengikuti pelatihan, seluruh peserta dosen mendapatkan buku kerja (Workbook) bagi fasilitator. Buku kerja ini merupakan modul dasar pengayaan pengalaman kewirausahaan.

Adapun materi ToF setara dengan 30 jam pelatihan, meliputi konsep pengembangan ekosistem kewirausahaan, fondasi kurikulum kewirausahaan, Framework Bisnis UKM dan Bisnis Digital, perancangan kurikulum pendampingan wirausaha, Framework Inkubator Bisnis hingga gamifikasi pengembangan kewirausahaan.

Dr. Herawati, dalam salah satu pesannya mengucapkan terima kasih atas partisipasi para peserta. “Tetap semangat, mohon dapat dilengkapi lembar Workbook ToF dan semoga hasil ToF dapat lebih dikembangkan dan diimplementasikan di kampus dan masyarakat sekitar,” tuturnya.

Terpisah, Dr. Linda Fauziyah mengatakan ToF sangat menarik dan banyak memberi inspirasi terkait model pengembangan kewirausahaan di lingkungan kampus.

“Semoga perguruan tinggi semakin memahami pentingnya peran inkubator bisnis bagi mahasiswa dan dapat memberi perhatian lebih,” ujar Linda.

Sedangkan Istia Budi menambahkan, dirinya berharap ilmu yang telah didapatkan bisa implementasikan di kampus dan lingkungan sekitar.

“Inkubasi Bisnis Kampus UM bisa dioptimalkan sebaik mungkin agar muncul pengusaha hebat dari UM. Ilmunya bisa diterapkan di kurikulum kampus UM,” tutup Istia Budi.

(SA/Kontributor)

Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa'i, Wakil Rektor Wisnu Hera, Wakil Rektor Yusuf Wibisono, Kepala PSDKU Samarinda Suprijadi, dekan dan narasumber OBE Dr. Mohammad Iqbal serta para peserta workshop. Foto: PSDKU Samarinda

UM – Universitas Mulia menggelar workshop Kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) bertempat di Hotel Midtown Samarinda selama dua hari, Rabu (7/8) dan Kamis (8/8). Dr. Muhammad Iqbal, S.Kom., MMSI dan Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D tampil sebagai narasumber.

Workshop diikuti oleh Dekan, Ketua Program Studi, dosen, dan tenaga kependidikan. OBE atau Pembelajaran Berorientasi Luaran adalah metode pembelajaran yang fokus pada luaran atau capaian pembelajaran.

OBE menekankan pada proses pendidikan yang mencapai hasil yang ditentukan, baik dalam sisi pengetahuan, kemampuan, maupun perilaku peserta didik atau mahasiswa dan berorientasi pada hasil.

Pada kesempatan ini, Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si turut hadir membuka pelaksanaan workshop dan menyaksikan jalannya pelatihan. Dalam sambutannya, Rektor mengingatkan pentingnya penyesuaian kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan industri dan perkembangan zaman.

Narasumber OBE Dr. Muhammad Iqbal, S.Kom., MMSI. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber OBE Dr. Muhammad Iqbal, S.Kom., MMSI. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber PjBL dan Case Method Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber PjBL dan Case Method Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D foto bersama peserta workshop. Foto: PSDKU Samarinda

Narasumber Ir. Sutrisno, S.T., M.Sc., Ph.D foto bersama peserta workshop. Foto: PSDKU Samarinda

“OBE menekankan pada hasil belajar yang diinginkan, dan ini akan membantu kami memastikan bahwa lulusan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja,” tutur Prof. Ahsin.

Memasuki pelaksanaan workshop hari pertama, pakar dalam bidang pendidikan berbasis OBE Dr. Muhammad Iqbal, memberikan materi tentang Reorganisasi Kurikulum Berbasis Outcome-Based Education (OBE) dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Materi yang dipaparkan meliputi berbagai macam contoh praktis penerapan OBE dalam program studi tertentu, kemudian diikuti dengan sesi diskusi dan tanya jawab.

Dalam sesi ini, seluruh peserta terbagi dalam kelompok kerja diskusi dan merancang rencana implementasi OBE, yang diterapkan program studi masing-masing.

Setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusi mereka, yang mencakup identifikasi hasil belajar yang diinginkan, strategi pembelajaran, dan metode evaluasi yang akan digunakan.

Kegiatan ini diakhiri dengan penyusunan rekomendasi untuk langkah-langkah selanjutnya dalam proses reorganisasi kurikulum di Universitas Mulia. Rekomendasi ini akan menjadi panduan bagi tim pengembang kurikulum dalam memperbaharui kurikulum agar lebih sesuai dengan pendekatan OBE.

Workshop Hari Kedua

Materi hari kedua diisi oleh Sutrisno, Ph.D, seorang akademisi dan praktisi yang memiliki pengalaman luas dalam penerapan metode pembelajaran berbasis proyek dan studi kasus.

Dalam workshop kali ini, ia memaparkan materi tentang Model Pembelajaran Berbasis Project Base Learning (PjBL) dan Case Method.

Sutrisno menekankan pentingnya kedua metode ini untuk mendorong mahasiswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Mahasiswa juga didorong untuk tergerak meningkatkan kemampuan analitis dan problem-solving yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.

“Model pembelajaran seperti PjBL dan Case Method memungkinkan mahasiswa untuk belajar tidak hanya dari teori, tetapi juga dari pengalaman langsung menyelesaikan masalah-masalah nyata,” tutur Sutrisno.

Ketua Panitia Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I menambahkan, dirinya berharap pelaksanaan workshop merupakan langkah awal untuk melakukan perubahan positif dan lebih maju dalam penyusunan kurikulum di masa yang akan datang.

“Dengan penerapan OBE, PjBL, dan Case Method, kami yakin lulusan kami akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja dan masyarakat,” tutup Tina.

Reportase: Deddy Kurniawan
Editor: Subur Anugerah

Sebagian mahasiswa S1 Manajemen yang berhasil membuat produk kerajinan tangan menggunakan kayu. Foto: Istimewa

UM – Program Studi S1 Manajemen FEB mengikutsertakan sembilan orang mahasiswanya mengikuti Pelatihan Kecakapan Hidup. Pelatihan diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kaltim, bertempat di Aula Kantor Kelurahan Manggar Baru, Balikpapan, 11-15 Juni 2024.

Pelatihan dibuka Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik diwakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kaltim, H. M. Agus Hari Kesuma dan dihadiri mewakili Wali Kota Balikpapan, Staf Ahli Wali Kota Balikpapan Bidang Sosial, Kesejahteraan dan Pengembangan SDM Adamin Siregar, didampingi Kepala Disporapar C.I. Ratih Kusuma W, di Aula Kantor Disporapar Kota Balikpapan, Selasa (11/6).

Ketua Prodi S1 Manajemen Pudjiati, S.E., M.M mengatakan bahwa pelatihan yang bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan dalam menciptakan peluang kerja bagi dirinya dan memiliki jiwa Entrepreneurship ini sesuai dengan visi Prodi S1 Manajemen

“Yakni, menjadi program studi unggulan dalam ilmu manajemen dan bisnis berbasis Technopreneurship yang berjiwa kewirausahaan serta berperan aktif dalam pengembangan, dan pembangunan bangsa hingga tingkat global,” ungkap Pudjiati.

Peserta pelatihan kecakapan hidup berhasil membuat produk kerajinan tangan. Foto:

Peserta pelatihan kecakapan hidup berhasil membuat produk kerajinan tangan. Foto:

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin pemotong kayu. Foto: Istimewa

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin pemotong kayu. Foto: Istimewa

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin penghalus kayu. Foto: Istimewa

Seorang mahasiswa S1 Manajemen sedang belajar menggunakan mesin penghalus kayu. Foto: Istimewa

Selesai mengikuti pelatihan, mahasiswa diharapkan bisa menularkan apa yang sudah didapatkannya kepada mahasiswa lain dan memiliki jiwa Entrepreneurship.

“Dengan begitu, kami berharap akan terbangun inkubator bisnis di tingkat prodi dengan memanfaatkan keterampilan yang dimiliki oleh mahasiswa, sehingga mereka mampu menciptakan produk lewat karyanya sendiri,” ujarnya.

Pelatihan kecakapan hidup tersebut meliputi tata rias kecantikan, event organizer, kerajinan tangan (Handycraft), Barista (peracik kopi), Pastry, dan Content Creator.

Sembilan orang perwakilan mahasiswa yang mengikuti pelatihan seluruhnya berasal dari Prodi S1 Manajemen semester dua, antara lain Nabila Tsabitha Saptaningtyas, Nursiti Aisyah, Chinta Syafirna Ramadhani Budi, Rinda Syaharani, Najla Na’ilah Manggabarani, Nadya Putri Aulia, Najwa Divanny Dwi Shasyia, Andi Hilda Yani, dan Bintang Chairunnisa Azizah.

Tampak mahasiswa yang keseluruhannya wanita ini menggunakan alat-alat bermesin yang biasa digunakan pria untuk memotong kayu. Mereka berlatih bagaimana membuat produk kerajinan tangan dari kayu dan berhasil memamerkan karyanya.

(SA/Kontributor)

Foto bersama peserta Bimbingan Teknis Kewirausahaan UMKM, Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kota Bontang, di Hotel Grand Tiga Mustika Balikpapan, Kamis, 30 Mei 2024. Foto: Istimewa

Pelatihan Entrepreneurship dan Pemasaran Digital pada UMKM Kota Bontang

UM – Dosen Universitas Mulia melaksanakan Bimbingan Teknis Kewirausahaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kota Bontang, bertempat di Hotel Grand Tiga Mustika Balikpapan, Kamis (30/5). Dosen itu adalah Istia Budi, S.T., M.M dan Gabriela Sibarani, S.Kom., M.Ds.

Dalam pengantarnya, Istia Budi yang juga sebagai Trainer pada Layanan UMKM Naik Kelas (LUNAS) ini mengatakan bahwa dalam bimbingan teknis ini dirinya membahas materi tentang membangun kewirausahaan.

“Diantaranya adalah memahami kewirausahaan, melakukan perencanaan bisnis, latihan-latihan serta umpan balik dari seluruh peserta,” ujar Istia Budi.

Menurutnya, seorang wirausahawan sukses memiliki karakter kreatif, mampu menangkap peluang, berani mengambil resiko, dan dapat memanfaatkan potensi di sekitarnya.

Bukan hanya itu, ia menambahkan, menjadi wirausahawan juga harus menyukai tantangan, memiliki daya tahan yang tinggi, memiliki visi jauh ke depan serta mampu memberikan yang terbaik dan adaptif terhadap perkembangan teknologi dan zaman.

“Pola pikir kita menentukan keberhasilan nasib kita,” ujarnya. Pasalnya, menurutnya, bermula dari pikiran, maka perkataan seseorang itu muncul. Kemudian turun menjadi perbuatan, kebiasaan, karakter, lalu kemudian nasib.

Oleh karena itu, di dalam mengembangkan Entrepreneurship, Istia Budi mengajak seluruh peserta untuk mengawalinya dengan pikiran yang sehat, percaya diri, dan sikap optimis.

Seorang entrepreneur, menurutnya, harus bermimpi tentang meraih kesuksesan bisnis. Ini membantu mengarahkan fokus membangun bisnis yang kuat dan berkelanjutan.

Istia Budi menerima sertifikat penghargaan sebagai pemateri, diberikan oleh Muh. Takwin, M.Si Kabid Koperasi dan Usaha Mikro DKUMPP Kota Bontang. Foto: Istimewa

Istia Budi menerima sertifikat penghargaan sebagai pemateri, diberikan oleh Muh. Takwin, M.Si Kabid Koperasi dan Usaha Mikro DKUMKMP Kota Bontang. Foto: Istimewa

Gabriela Sibarani menerima sertifikat penghargaan sebagai pemateri, diberikan oleh Zulkifli, SE Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi Kota Bontang. Foto: Istimewa

Gabriela Sibarani menerima sertifikat penghargaan sebagai pemateri, diberikan oleh Zulkifli, SE Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi Kota Bontang. Foto: Istimewa

Sesi bimbingan teknis kewirausahaan. Foto: Istimewa

Sesi bimbingan teknis kewirausahaan. Foto: Istimewa

Sementara itu, Gabriela mengatakan, tujuan kegiatan ini merupakan kontribusi kedua dosen dalam tridharma perguruan tinggi, yakni dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, terutama dalam hal pendidikan dan pelatihan.

Dosen memberikan pelatihan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi peserta, terutama pelaku usaha dan UMKM dalam memahami peran pentingnya meningkatkan produktivitas dan pendapatan hasil usahanya.

Ia menuturkan, dalam kesempatan ini dirinya memberikan bekal kepada para pelaku usaha Kota Bontang agar mampu melakukan Promosi dan Pemasaran melalui Digital Media.

Dosen muda yang menyebut dirinya Digipreneur dan Relawan TIK Kota Balikpapan ini menjadikan promosi dan pemasaran digital sebagai salah satu strategi yang populer dan efektif di era teknologi saat ini.

Gabriela mengungkap bagaimana saat ini memperoleh data. Ia kemudian menyajikan tools AI (Artificial Intelligence) yang dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah.

Secara teknis, Gabriela mengajak peserta memanfaatkan berbagai macam tools di Internet yang tersedia gratis. Di antaranya adalah Google Sites.

“Google Sites cocok digunakan untuk membuat situs web pribadi, situs tim, situs pendidikan, atau proyek-proyek kecil,” ujar Gabriela. Menurutnya, Google Sites mudah diakses dan dibagikan oleh pengguna dengan izin yang sesuai.

Selain itu, Gabriela mengajak para peserta untuk memanfaatkan media sosial. Salah satunya adalah memanfaatkan berbagai keunggulan yang dimiliki Facebook.

“Dua pertiga pengguna Facebook melaporkan mengunjungi halaman Facebook Bisnis lokal setidaknya sekali seminggu. Pasar digital ini benar-benar ramai,” ungkap Gabriela.

Untuk itulah, ia memberikan tips bagaimana memanfaatkan pemasaran digital dan membuat strategi pemasaran menggunakan Facebook.

“Setiap posting, setiap komentar, setiap iklan yang dibuat di Facebook pada akhirnya harus sesuai dengan tujuan Anda,” tuturnya.

Oleh karena itu, menurutnya, agar konten Facebook tetap berada pada jalurnya, ia menyarankan peserta membuat pernyataan misi Facebook yang sesuai dengan merek serta panduan gaya Facebook yang dapat menginformasikan tampilan, nuansa, dan suara yang konsisten untuk semua konten.

“Singkatnya, konten di Facebook harus konsisten dengan merek kita,” katanya.

Beberapa media sosial memiliki karakter dan cara yang berbeda dalam menyajikan konten. Instagram, misalnya, memiliki tombol untuk diklik agar audiens berinteraksi langsung di halaman profil.

Gabriela mengajak peserta bagaimana memanfaatkan dan mengeksplorasi berbagai fungsi dan fitur digital marketing pada media sosial, termasuk Search Engine Marketing yang sangat bermanfaat bagi pelaku usaha menjalankan promosi digital.

Bimbingan teknis kewirausahaan ini diikuti 29 peserta dari Anggota UMKM Kota Bontang. Dibuka sehari, mulai pukul 8.30 Wita dan berakhir pukul 16.00 Wita.

(SA/Kontributor)

Linda Fauziyah (tengah) bersama peserta pelatihan Manajemen Keuangan dari Dinas KPLH Kab. Kutai Barat, Kamis (18/4). Foto: Dok. Linda

UM – Dosen Universitas Mulia Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd melaksanakan tugas memberikan pelatihan Manajemen Keuangan untuk Keberlanjutan Bisnis. Pelatihan diikuti 12 pegawai Bagian SDM dan Keuangan, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Batu Rook Dinas Kehutanan Kab. Kutai Barat, bertempat di Hotel Zurich Balikpapan, Kamis (18/4).

“Pelatihan manajemen keuangan bisnis ini fokus pada kegiatan pengelolaan keuangan pada perencanaan jangka pendek untuk mendukung pengambilan keputusan yang efektif dalam rangka mencapai tujuan operasional,” kata Linda.

Dengan pelatihan manajemen keuangan, Linda berharap operasional harian perusahaan akan semakin lancar dan penggunaan sumber daya keuangan dalam jangka pendek akan optimal.

Linda menerangkan, setidaknya ada dua jenis manajemen keuangan yang dibahas pada pelatihan ini, yakni manajemen keuangan taktis yang biasa di-handle oleh manajer keuangan tingkat operasional, dan manajemen keuangan strategis yang ditangani manajer tingkat atas.

Menurut Linda, manajemen keuangan taktis menangani penganggaran dan perencanaan keuangan jangka pendek, manajemen kas dan likuiditas, pengendalian biaya, manajemen piutang dan payable, manajemen risiko keuangan, dan kepatuhan regulasi.

Sedangkan manajemen keuangan strategis, lanjutnya, lebih fokus kepada peningkatan nilai perusahaan, pengelolaan risiko, alokasi sumber daya, dan keberlanjutan.

Peserta pelatihan dari Dinas KPLH Kab. Kutai Barat serius megnikuti pelatihan. Foto: Dok. Linda

Peserta pelatihan dari Dinas KPLH Kab. Kutai Barat serius megnikuti pelatihan. Foto: Dok. Linda

 

Linda Fauziyah saat memberikan pelatihan kepada peserta. Foto: Dok. Linda

Linda Fauziyah saat memberikan pelatihan kepada peserta. Foto: Dok. Linda

“Nah, disinilah pentingnya implementasi manajemen keuangan strategis dengan menggunakan integrasi dan strategi bisnis, Teknologi dan Sistem Informasi, dan pembelajaran dan adaptasi terhadap perkembangan zaman,” terangnya.

“Misalnya, kita mendapatkan proyek pengembangan tanah warisan, tapi malah habis tak tersisa. Ini menunjukkan sebagian besar orang tidak gagal dalam memperoleh uang, tapi justru gagal mengelola keuangan,” ujarnya.

Maka, menurutnya, disinilah pentingnya memahami manajemen keuangan dengan baik untuk meningkatkan profitabilitas, kestabilan keuangan, pengambilan keputusan, kepatuhan hukum dan etika, peningkatan kepuasan stakeholder, peningkatan kinerja, hingga pengurangan risiko.

“Uang tidak merubah seseorang, namun uang menunjukkan diri seseorang yang sebenarnya,” tuturnya.

Ketika ditanya apa harapan setelah mengikuti pelatihan, Linda mengatakan dirinya berharap peserta menjadi lebih terampil melakukan pengelolaan keuangan.

“Tentu saja, saya berharap mereka lebih terampil dalam melakukan pengelolaan keuangan, baik taktis maupun strategis di bagian masing-masing. Dan semoga kerjasama dengan Universitas Mulia bisa terus ditingkatkan dalam bidang lainnya,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa'i, M.Si ketika memaparkan rubrik PO BKD dan PAK kepada dosen Universitas Mulia, Jumat (23/2). Foto: SA/Kontributor

UM – Rektor Prof. Dr. Ir Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si terus mendorong para dosen untuk meningkatkan kapasitas berdasarkan Rubrik Pedoman Operasional (PO) Beban Kerja Dosen (BKD) dan Penilaian Angka Kredit (PAK). Hal ini disampaikan dalam pelatihan daring dan luring, bertempat di Ruang Eksekutif Universitas Mulia, Jumat (23/2).

“Saya pernah melihat ketika kuliah dulu, dosen mengajar dengan materi itu. Setelah saya selesai dan sarjana, dosen itu masih mengajar dengan materi yang sama, tidak berubah. Nah, inilah pentingnya dosen harus meningkatkan kapasitas melalui penelitian dan pengabdian masyarakat,” tutur Prof. Ahsin, saat apel pagi pada Senin (19/2).

Untuk itu, Rektor mendorong agar dosen mengetahui bagaimana pentingnya meningkatkan diri dengan mengetahui penilaian BKD maupun PAK. Pada dasarnya, prinsip penilaian berdasarkan rubrik PO BKD dan PAK dilakukan oleh asesor yang berkompeten sesuai bidang keahliannya.

Dosen yang sedang dinilai harus memahami bagaimana mengisi data portofolio laporan BKD/LKD (Laporan Kinerja Dosen) dalam aplikasi BKD Sister. Prof. Ahsin kemudian memaparkan beberapa poin penting berdasarkan rubrik PO BKD/PAK agar dosen membaca lebih cermat.

“Jadi, kalau misalkan Pak Zul, tiba-tiba ada orang minta tolong review makalah, maka itu nanti masuk di penunjang, karena hanya minta me-review satu makalah saja, satu artikel saja, bukan sebagai resmi di dalam lamannya itu,” terang Prof. Ahsin.

Dosen diimbau meningkatkan publikasi hasil penelitiannya, baik ke dalam jurnal internasional maupun nasional. Apalagi memiliki hak cipta atau paten. Hal ini lantaran memiliki nilai kredit yang lebih besar jika dibanding hanya sekadar mengajar kuliah dan membimbing mahasiswa.

“Jadi, gampang sekali sebenarnya mencari-cari nilai kredit ini. Kalau cari saja yang paten-paten, itu yang diusahakan. Kalau mengajar itu sedikit sekali nilainya, membimbing sedikit sekali,” ujarnya.

Oleh karena itu, dosen harus memahami bahwa setiap aktivitasnya dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat memiliki nilai yang dapat diakui sebagai portofolio.

“Yang penting ada SK-nya,” tutur Prof. Ahsin, selalu mengingatkan.

“Kadang-kadang juga dinilai oleh asesor salah. Nah, di tempat kita ada masa sanggah selama satu minggu. Kok ini dinilai keliru, atau kalau misalkan salah kamar, seharusnya buku monograf ditaruhnya di tempat lain, kan jadi nol,” terangnya. Untuk itu, ia berharap kesalahan pengisian tersebut dapat segera diperbaiki.

Dr. H. Sudarmo, S.H., M.M ketika memaparkan rubrik PO BKD dan PAK kepada dosen Universitas Mulia, Jumat (23/2). Foto: SA/Kontributor

Dr. H. Sudarmo, S.H., M.M ketika memaparkan rubrik PO BKD dan PAK kepada dosen Universitas Mulia, Jumat (23/2). Foto: SA/Kontributor

Sementara itu, Dr. Sudarmo, narasumber pelatihan yang kedua yang akan menjadi asesor internal penilaian angka kredit internal, menyarankan agar para dosen betul-betul memperhatikan pengisian BKD dan PAK masing-masing.

“Karena nanti akan dinilai oleh orang lain lagi, selain daripada asesor satu dan dua, nanti akan dinilai oleh tim PAK,” tutur Dr. Sudarmo. Ia berharap para dosen siap dinilai dalam dua kali.

Sebagai asesor untuk internal, ia akan melakukan koreksi terlebih dahulu, apakah sudah sesuai atau belum. “Tetapi koreksi itu tidak kita cantumkan di dalam rubriknya. Kita bisa screenshot, lalu kita kirimkan lewat email, ini loh diperbaiki, ini loh yang kurang,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dr. Sudarmo mengingatkan kembali agar setiap kali aktivitas dosen dalam melaksanakan tridharma perguruan tinggi harus disertai dengan surat tugas.

Ketika melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, misalnya, maka dalam menyusun laporan kegiatan harus dilengkapi halaman cover, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, isi, penutup, dan lampiran pendukung seperti surat tugas, daftar hadir, foto, materi dan/atau bukti kegiatan yang menunjukkan peran masing-masing dosen dengan jelas.

Ia menambahkan, meskipun kegiatan dilaksanakan oleh beberapa dosen, laporan harus dibuat sendiri-sendiri dan kum utuh dibagi sejumlah dosen berdasarkan jumlah maksimal kum.

“Jadi, kalau Bapak Ibu melaksanakan pekerjaan tanpa Surat Tugas, maka itu tidak berlaku di dalam BKD, penilaian tidak akan berlaku,” tutupnya.

(SA/Kontributor)