Mengupas Teknologi AI: Jawaban atas Kekhawatiran dan Potensi Masa Depan
Technofest IT FIKOM, Seminar Membahas Dampak, Peluang, dan Inovasi AI dalam Berbagai Aspek Kehidupan
UM – Kamis, (19/12), Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia menjadi saksi perhelatan seminar Teknologi AI yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) bekerja sama dengan NVIDIA dan Bitracom.
Seminar ini tidak hanya menyoroti kecanggihan teknologi AI, tetapi juga menjawab berbagai pertanyaan seputar dampaknya pada kehidupan profesional dan pendidikan.
Sesi tanya jawab menjadi sorotan utama. Sejumlah mahasiswa dari berbagai program studi melontarkan pertanyaan kritis kepada dua narasumber, Irwan Chandra dari NVIDIA Indonesia dan konten kreator Ilham Subki Wijaya.
Kekhawatiran tergantikannya manusia oleh AI hingga peluang AI di masa depan menjadi tema diskusi yang menarik.
Berikut ini ringkasan beberapa pertanyaan menarik dan relevan yang diajukan oleh para mahasiswa dan dosen Universitas Mulia.
AI itu Membantu, Bukan Menggantikan Kreativitas Manusia
Diko, mahasiswa Prodi Informatika, mempertanyakan nasib pekerja kreatif di era AI.
“AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi akan menjadi alat yang memaksimalkan kreativitas. AI membutuhkan input dari manusia. Pekerja seni, misalnya, bisa menggunakan AI untuk mempercepat proses kreatif tanpa kehilangan sentuhan personal,” kata Irwan Chandra.
Penjelasan ini menggarisbawahi bahwa teknologi AI adalah mitra, bukan pesaing.
Efisiensi Energi dan Lingkungan
Farhan, mahasiswa yang bekerja yang sebagai Software Engineer, mengangkat isu efisiensi energi GPU NVIDIA di tengah krisis global warming.
Irwan Chandra menjelaskan bahwa teknologi GPU generasi terbaru sudah didesain untuk konsumsi daya lebih rendah dengan performa lebih tinggi.
“Kami tidak hanya fokus pada inovasi performa tetapi juga efisiensi energi, mengurangi dampak lingkungan,” tegasnya.
Peluang Kolaborasi Lintas Bidang
Mahasiswa non-IT pun turut serta dalam diskusi, mempertanyakan relevansi AI bagi bidang mereka, seperti Farmasi.
Ilham Subki Wijaya memberikan contoh kolaborasi antara farmasi dan informatika dalam riset obat dan manajemen stok obat menggunakan AI.
“Kolaborasi lintas disiplin dapat menghasilkan solusi inovatif, seperti sistem diagnosis berbasis AI untuk kesehatan,” jelasnya.
Pemanfaatan AI untuk Pendidikan dan Penelitian
Moderator seminar, Richki Hardi, menyoroti potensi AI seperti ChatRTX untuk penelitian ilmiah.
Ilham Subki menjelaskan keunggulan ChatRTX yang menggunakan dataset spesifik, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih terverifikasi dibandingkan AI generik lainnya.
“Sebagai contoh, tadi saya tunjukkan bahwa di dataset terdapat 115 jurnal yang tersimpan. Jadi, jawaban yang diberikan ChatRTX akan merujuk hanya pada jurnal-jurnal tersebut. Dengan pendekatan ini, setiap tanggapan yang diberikan oleh ChatRTX selalu berdasarkan referensi valid yang telah kita simpan,” ujarnya.
Kabar ini menjadi angin segar bagi mahasiswa maupun dosen yang menghadapi tantangan besar dalam penyusunan skripsi dan jurnal ilmiah.
Peluang Mahasiswa dalam Membangun Ibu Kota Nusantara (IKN)
Syanisa Mutho’an Nafil, mahasiswa Prodi Informatika, bertanya tentang peran mahasiswa dalam memanfaatkan AI untuk mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ilham Subki mengatakan, AI memiliki peluang luas, seperti penggunaan computer vision untuk memprediksi kemacetan dan teknologi scan wajah yang meningkatkan efisiensi transportasi.
“AI bisa diterapkan di banyak hal, dari prediksi kemacetan hingga manajemen real estate,” ujarnya.
Irwan Chandra menambahkan, pentingnya penguasaan dasar STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) oleh mahasiswa untuk memahami dan memanfaatkan AI secara optimal.
Ia mendorong mahasiswa memanfaatkan teknologi AI untuk mempercepat pembelajaran dan mengadaptasi solusi dari negara lain.
Pandangan ini memotivasi mahasiswa untuk menjadikan AI sebagai pendorong utama pembangunan IKN yang lebih canggih dan efisien.
AI sebagai Pemberdaya Konten Kreator
Hadrian, seorang konten kreator, bertanya tentang peran AI dalam mengatasi tantangan dunia kreatif.
Irwan Chandra menerangkan bagaimana AI, seperti teknologi noise cancellation, membantu meningkatkan kualitas audio dan efisiensi produksi. “Dengan AI, biaya produksi bisa ditekan tanpa mengorbankan kualitas,” ujarnya.
Seminar ini tidak hanya memberikan jawaban atas berbagai pertanyaan kritis, tetapi juga menanamkan pemahaman bahwa AI adalah alat yang mampu memberdayakan manusia di berbagai bidang.
Seperti yang dikatakan Irwan Chandra, “AI tidak akan menjadi manusia super, tetapi kita bisa menjadi manusia super dengan memanfaatkan AI.”
(SA/Kontributor)