Tag Archive for: Pelatihan

Narasumber kedua, Dr. Marlina Achmad, S.Pi, M.Si, dari Universitas Hasanuddin Makassar, pada Workshop PKM yang digelar di Ballroom Cheng Ho, Kamis (13/3/2025). Foto: Vio/Media Kreatif

UM – Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan ajang bergengsi yang tidak hanya menjadi wadah menuangkan ide kreatif, tetapi juga menjadi gerbang menuju pendanaan dan pengakuan. Namun, untuk lolos seleksi PKM bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan perpaduan antara ide brilian, proposal yang solid, dan ketelitian administrasi.

Hal ini seperti yang diungkapkan narasumber kedua, Dr. Marlina Achmad, S.Pi, M.Si, dari Universitas Hasanuddin Makassar, pada Workshop PKM yang digelar di Ballroom Cheng Ho, Kamis (13/3/2025). Ia membagikan kiat-kiat sukses menyusun proposal PKM yang memikat reviewer.

“Sebelum saya memulai, izinkan saya menyampaikan sebuah pantun,” ujarnya mengawali paparan.

Jalan-jalan ke Balikpapan,
Jangan lupa beli kepiting.
Jauh-jauh kami dari Makassar,
Untuk berbagi ilmu dengan mahasiswa Universitas Mulia yang hebat.

Dr. Marlina kemudian mengajak para mahasiswa untuk mengikuti permainan sebagai salah satu cara menarik perhatian. Ia meminta seluruh peserta membayangkan satu atau dua kata yang menggambarkan hal paling menarik.

Setelah itu, Dr. Marlina meminta salah seorang mahasiswi, Suci Ramadani dari Fakultas Ekonomi Bisnis, untuk menyampaikan kata yang dipikirkannya. Suci menjawab “liburan”, dan setelah digali lebih lanjut, ternyata ia membayangkan “jalan-jalan ke luar kota”.

Ternyata, di balik kata ‘liburan’, ada keinginan untuk menjelajah tempat baru. Dari sini, kita bisa melihat bagaimana sebuah ide sederhana bisa berkembang menjadi gagasan yang lebih besar.

“Mengapa saya meminta Anda memikirkan hal yang menarik? Karena biasanya, hal yang menarik adalah hal yang ingin kita ketahui lebih dalam. Itulah benih dari sebuah ide kreatif,” terangnya.

Dr. Marlina mencontohkan bagaimana ide “liburan” Suci bisa dikembangkan menjadi proposal PKM tentang aplikasi atau platform yang memudahkan pencarian destinasi wisata.

“Sebelum kita masuk ke teknis penulisan proposal, saya ingin membangkitkan semangat Anda semua. Ingatlah, ide-ide brilian itu ada di sekitar kita. Jangan pernah merasa minder atau takut untuk menuangkan gagasan, sekecil apa pun itu,” ujarnya.

Dr. Marlina kemudian kembali meminta mahasiswa yang lebih spesifik. Ia menunjuk dua orang mahasiswa, Ade dari Fakultas Ilmu Komputer dan Desmi, untuk menyebutkan kata yang sedang dipikirkan. Ade menyampaikan “kesehatan mental” dan Desmi menyampaikan “sampah”.

“Dua kata yang sangat berbeda, tapi sama-sama menarik. Ade tertarik pada kesehatan mental, khususnya emosi manusia. Desmi tertarik pada isu sampah. Dari sini, kita bisa melihat beragamnya minat dan kepedulian mahasiswa. Sekarang, bagaimana kita bisa mengubah ketertarikan ini menjadi ide proposal PKM?” tanya dia.

Dr. Andi Aliah Hidayani, S.Si., M.Si dan Dr. Marlina Achmad, S.Pi, M.Si, dari Universitas Hasanuddin Makassar menerima cenderamata dari Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Sumardi, S.Kom., M.Kom bersama panitia lainnya. Foto: Vio/Media Kreatif

Dr. Andi Aliah Hidayani, S.Si., M.Si dan Dr. Marlina Achmad, S.Pi, M.Si, dari Universitas Hasanuddin Makassar menerima cenderamata dari Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Sumardi, S.Kom., M.Kom bersama panitia lainnya. Foto: Vio/Media Kreatif

Cara Mengembangkan Ide

Dr. Marlina kemudian memberikan contoh bagaimana ide “kesehatan mental” Ade bisa dikaitkan dengan ilmu komputer, misalnya, dengan mengembangkan aplikasi untuk mendeteksi atau mengelola emosi. Sedangkan ide “sampah” Desmi bisa diarahkan pada inovasi pengelolaan sampah berbasis teknologi.

“Perhatikan, bagaimana dua ide yang sangat berbeda ini bisa dikaitkan dengan bidang ilmu masing-masing mahasiswa. Inilah pentingnya menghubungkan minat pribadi dengan keahlian yang Anda miliki,” terangnya.

Pentingnya Format dan Administrasi

Setelah ide tercipta, menurutnya, yang tidak kalah penting adalah memahami format penyusunan proposal dan administrasi.

“Percayalah, sebagus apapun ide Anda, jika tidak memenuhi format yang ditentukan, proposal Anda akan langsung ditolak. Jadi, patuhi panduan penulisan PKM 100%! Jangan ada diskon, jangan ada toleransi,” tandasnya.

Dr. Marlina menjelaskan secara rinci poin-poin penting yang harus diperhatikan mahasiswa dalam format penulisan proposal, seperti:

  1. Halaman: Penggunaan angka Romawi dan angka Arab yang tepat, letak nomor halaman.
  2. Font: Jenis (Times New Roman) dan ukuran font.
  3. Spasi: 1.5 spasi, bukan 1,5 spasi.
  4. Judul: Atraktif, maksimal 20 kata, hindari judul ala skripsi.
  5. Referensi: Minimal 20 referensi, 80% dari 5 tahun terakhir, gunakan gaya sitasi Harvard.
  6. Tanda Tangan: Tanda tangan basah, bukan hasil scan terbatas.
  7. Biodata: Lengkap, sesuai format, termasuk biodata dosen pendamping.
  8. Tidak ada cover.
  9. RAB Harus Realistis.

Mengapa Proposal Ditolak?

Menurut Dr. Marlina, ada beberapa alasan mengapa proposal PKM ditolak. Di antaranya disebabkan sebagai berikut.

  • Ketidaksesuaian Format. Menurutnya, ini yang paling sering terjadi.
  • Kurang Kreatif. Idenya terlalu umum atau sudah banyak dilakukan.
  • Masalah Tidak Jelas. Perumusan masalah lemah, kurang tajam, atau tidak relevan.
  • Dana Tidak Realistis. Terlalu besar atau tidak sesuai dengan panduan.
  • Plagiarisme. Meniru proposal lain. Hati-hati, ada aplikasi pendeteksi plagiarisme!
  • Tidak Sesuai Bidang Ilmu. Misalnya, mahasiswa ilmu komputer mengajukan proposal tentang pengobatan tradisional.
  • Salah Memilih Mitra. Pemilihan Mitra juga harus dicermati, hindari menggunakan mitra non-produktif saat mengajukan PKM-M, begitu pula sebaliknya.

Seleksi Proposal PKM

Seleksi proposal PKM nantinya biasanya terdiri dari dua tahap.

  1. Tahap Pertama (Administrasi). Paling banyak proposal gugur di tahap ini.
  2. Tahap Kedua (Substansi). Penilaian ide, kreativitas, inovasi, dan potensi kebermanfaatan.

Contoh Ide Kreatif dan Inovatif

Dr. Marlina memberikan beberapa contoh ide PKM yang kreatif dan inovatif, di antaranya sebagai berikut.

  1. Metode belajar membaca untuk anak-anak di pulau terpencil dengan cara memancing huruf.
  2. Alat pendeteksi dan pengelola emosi berbasis aplikasi.
  3. Inovasi pengelolaan sampah berbasis teknologi.
  4. Mengangkat isu SDGs (Sustainable Development Goals), isu terkini, dan kondisi up-to-date).

Sebagai penutup, Dr. Marlina mengingatkan kembali tentang pentingnya kepatuhan format administrasi 100%, memperhatikan substansi seperti ide kreatif, orisinalitas, inovatif, dan kebermanfaatan bagi masyarakat.

Namun, apabila proposal ditolak, ia mengingatkan untuk melakukan refleksi dan tidak putus asa, memperbaiki dan mencoba kembali di waktu berikutnya.

“Mahasiswa Universitas Mulia, saya yakin Anda semua memiliki potensi besar. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Manfaatkan PKM sebagai wadah untuk mengembangkan diri, berkontribusi bagi masyarakat, dan meraih prestasi,” pungkas Dr. Marlina.

(SA/Kontributor)

Dr. Andi Aliah Hidayani, S.Si., M.Si di hadapan mahasiswa Universitas Mulia, dalam rangka Pembekalan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025, yang berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Kamis (13/2). Foto: Vio/Media Kreatif

UM – Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan ajang bergengsi bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri, berinovasi, dan berkontribusi dalam memecahkan masalah bangsa. Meraih pendanaan PKM bukanlah hal yang mustahil, asalkan dengan strategi yang tepat.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Dr. Andi Aliah Hidayani, S.Si., M.Si di hadapan mahasiswa Universitas Mulia, dalam rangka Pembekalan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025, yang berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Kamis (13/2).

Dr. Andi menyajikan panduan lengkap berdasarkan pengalaman dan praktik baik dari Universitas Hasanuddin (Unhas). Ia sendiri merupakan dosen di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Program Studi Budidaya Perairan.

Dr. Andi mengatakan, berdasarkan pengalamannya, perguruan tinggi harus memiliki komitmen kuat dalam mendukung mahasiswanya untuk berprestasi di ajang PKM.

Dukungan ini diwujudkan dalam berbagai bentuk, mulai dari pelatihan public speaking gratis, pendanaan transportasi dan akomodasi bagi tim yang lolos ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), hingga reward bagi dosen pembimbing dan mahasiswa yang berprestasi.

Di tingkat fakultas, dukungan serupa juga diberikan, termasuk pendampingan intensif dalam penyusunan proposal,” ujarnya.

Dr. Andi Aliah Hidayani, S.Si., M.Si di hadapan mahasiswa Universitas Mulia, dalam rangka Pembekalan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025, yang berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Kamis (13/2). Foto: Vio/Media Kreatif

Dr. Andi Aliah Hidayani, S.Si., M.Si di hadapan mahasiswa Universitas Mulia, dalam rangka Pembekalan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025, yang berlangsung di Ballroom Cheng Ho, Kamis (13/2). Foto: Vio/Media Kreatif

Tantangan dan Solusi dalam Memotivasi Mahasiswa PKM

Menurutnya, salah satu tantangan utama adalah menarik minat mahasiswa untuk berpartisipasi dalam PKM. Mahasiswa seringkali merasa PKM hanya bermanfaat bagi dosen atau universitas.

Untuk mengatasi hal ini, Unhas mengandalkan testimoni dan pengalaman positif dari kakak tingkat yang pernah lolos PKM.

Selain itu, dosen juga aktif memberikan motivasi dan meyakinkan mahasiswa bahwa PKM dapat menjadi sarana pengembangan diri, bahkan menjadi dasar untuk penyusunan skripsi.

Peran Prodi dan Dosen dalam Pendampingan Intensif dari Awal hingga Akhir

Dr. Andi menerangkan, program studi (prodi) dan dosen memainkan peran krusial dalam membimbing mahasiswa meraih kesuksesan PKM. Pendampingan intensif diberikan sejak awal, mulai dari.

  1. Pemilihan Judul, yakni dosen membantu mahasiswa menemukan ide orisinal dan relevan, bahkan terkadang menyediakan daftar judul sebagai inspirasi.
  2. Pencarian Referensi. Dosen membimbing mahasiswa dalam mencari sumber-sumber pustaka yang kredibel dan relevan dengan topik PKM.
  3. Penyusunan Proposal. Dosen memberikan masukan, koreksi, dan bahkan membuatkan outline proposal untuk memastikan proposal memenuhi kriteria dan panduan PKM.
  4. Persiapan Presentasi. Dosen melatih mahasiswa dalam menyampaikan presentasi yang efektif, baik untuk seleksi internal maupun PIMNAS.

Penyelesaian laporan. Dosen membimbing dan memberi masukan pada laporan akhir PKM.

Berpikir Kreatif dan Inovatif adalah Kunci Utama Proposal PKM

Dr. Andi menjelaskan, proposal PKM yang unggul harus mencerminkan pemikiran kreatif dan inovatif. Hal ini berarti mahasiswa bersama tim penyusun proposal harus memperhatikan sebagai berikut.

  1. Orisinalitas. Ide PKM harus asli, bukan hasil plagiasi atau menjiplak ide orang lain.
  2. Kreativitas. Ide PKM harus menawarkan solusi baru atau pendekatan yang berbeda dalam memecahkan masalah.
  3. Kebaruan. Ide PKM sebaiknya belum banyak diteliti atau diimplementasikan sebelumnya.

Oleh karena itu, untuk memastikan hal ini, mahasiswa disarankan untuk.

  • Melakukan penelusuran, seperti di Google Scholar dan mesin pencari lainnya untuk mengetahui apakah ide tersebut sudah pernah diteliti.
  • Mencari inspirasi dari permasalahan di lingkungan sekitar atau isu-isu global yang relevan dengan Sustainable Development Goals (SDGs).
  • Memanfaatkan perkembangan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI) dan Internet of Things (IoT), untuk menciptakan solusi yang inovatif.

Dr. Andi kemudian memberikan beberapa contoh ide PKM di bidang perikanan yang relevan dengan konteks lokal, seperti.

  • Penelitian tentang cara menurunkan kandungan kolesterol pada kepiting dengan memanfaatkan tanaman lokal.
  • Pengembangan produk olahan inovatif dari sumber daya perikanan yang kurang dimanfaatkan.
  • Penerapan teknologi digitalisasi untuk monitoring kualitas air budidaya.

Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana potensi lokal dapat diangkat menjadi ide PKM yang menarik dan berpotensi lolos pendanaan. Tentu saja mahasiswa didorong untuk menemukan ide lokal yang sesuai dengan bidangnya.

Memanfaatkan AI dan IoT

Dr. Andi mengatakan, saat ini Generasi Z sangat akrab dengan teknologi. Hal ini dapat menjadi modal besar dalam menyusun proposal PKM. Kehadiran kecerdasan artifisial (AI) dan Internet of Things (IoT) dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal, seperti.

  • Mengembangkan aplikasi mobile untuk deteksi dini penyakit pada tanaman atau hewan.
  • Membangun sistem monitoring berbasis sensor untuk mengoptimalkan proses produksi.
  • Menganalisis data dalam jumlah besar (big data) untuk mendapatkan insight yang berharga.

Langkah-Langkah Persiapan Proposal PKM yang Efektif

Dr. Andi memberikan langkah-langkah penting dalam mempersiapkan proposal PKM, sebagai berikut.

Bentuk Tim yang Solid. Pilih anggota tim yang memiliki komitmen, kemampuan bekerja sama, dan keahlian yang saling melengkapi. Usahakan tim terdiri dari mahasiswa dari berbagai angkatan dan, jika memungkinkan, dari prodi yang berbeda.

  1. Temukan Ide Orisinal. Lakukan brainstorming, observasi lingkungan, dan penelusuran literatur untuk menemukan ide yang unik dan relevan.
  2. Cari Dosen Pembimbing. Pilih dosen yang memiliki keahlian dan pengalaman di bidang yang sesuai dengan ide PKM.
  3. Susun Proposal Sesuai Panduan. Baca dan pahami panduan PKM dengan cermat. Pastikan proposal Anda memenuhi semua persyaratan format dan substansi.
  4. Ikuti Seleksi Internal. Universitas biasanya mengadakan seleksi internal sebelum proposal diunggah ke sistem Belmawa.
  5. Unggah Proposal ke Belmawa. Jika lolos seleksi internal, unggah proposal ke sistem Belmawa (Simbelmawa) sesuai jadwal yang ditentukan.
  6. Lakukan kegiatan PKM yang sudah direncanakan.
  7. Buat laporan pertengahan dan laporan akhir PKM.

Kriteria dan Tips Membangun Tim PKM yang Solid

Dr. Andi yang telah berpengalaman dalam membimbing mahasiswa menyusun PKM ini memberikan kriteria dan tips membangun tim PKM yang solid. Menurutnya, hal ini menjadi fondasi kesuksesan.

Berikut adalah kriteria dan tips dalam membangun tim.

  1. Komitmen. Pastikan semua anggota tim memiliki komitmen yang sama untuk menyukseskan PKM.
  2. Kerja Sama. Anggota tim harus mampu bekerja sama dengan baik, berbagi tugas, dan saling mendukung.
  3. Keberagaman. Tim yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai angkatan, prodi, dan keahlian akan lebih kaya ide dan perspektif.
  4. Komunikasi. Bangun komunikasi yang terbuka, efektif, dan teratur antar anggota tim.
  5. Tidak Baperan. Hindari konflik pribadi dan fokus pada tujuan bersama.
  6. Bertanggung Jawab. Pastikan semua pekerjaan dan tugas terlaksana tepat waktu.

Cara Menemukan Ide PKM sebagai Sumber Inspirasi dan Strategi

Berikut adalah beberapa sumber inspirasi dan strategi untuk menemukan ide PKM.

  • Artikel Ilmiah. Baca artikel-artikel ilmiah terbaru di bidang yang diminati.
  • Google Scholar. Gunakan Google Scholar untuk mencari penelitian-penelitian terkait.
  • Observasi Lingkungan. Amati permasalahan atau potensi di sekitar Anda yang dapat diangkat menjadi ide PKM.
  • Tradisi Lokal. Identifikasi tradisi atau kearifan lokal yang dapat dikembangkan atau dilestarikan.
  • Diskusi dengan Dosen. Konsultasikan ide-ide Anda dengan dosen pembimbing atau dosen lain yang ahli di bidangnya.
  • Isu-isu terkini yang sedang trending.

Jenis-Jenis PKM Pendanaan dan Insentif

PKM terbagi menjadi dua kategori utama.

  1. PKM Pendanaan. Terdiri dari 8 bidang, yaitu PKM Riset Eksakta (PKM-RE), PKM Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH), PKM Kewirausahaan (PKM-K), PKM Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM), PKM Penerapan Iptek (PKM-PI), PKM Karsa Cipta (PKM-KC), PKM Karya Inovatif (PKM-KI), dan PKM Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK).
  2. PKM Insentif. Terdiri dari PKM Gagasan Futuristik Tertulis (PKM-GFT) dan PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI).

Setiap jenis PKM memiliki karakteristik dan persyaratan yang berbeda. Pilihlah jenis PKM yang paling sesuai dengan ide dan minat Anda.

Kriteria Ide PKM yang Unggul Orisinalitas, Kreativitas, dan Kebaruan

Ide PKM yang berpeluang lolos pendanaan harus memenuhi kriteria berikut.

  1. Orisinal. Ide harus asli, bukan hasil plagiasi.
  2. Kreatif. Ide harus menawarkan solusi atau pendekatan baru.
  3. Inovatif. Ide harus memiliki unsur kebaruan, baik dari segi konsep, metode, maupun implementasi.
  4. Relevan. Ide harus relevan dengan permasalahan yang ada atau potensi yang dapat dikembangkan.
  5. Bermanfaat. Ide harus memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat, lingkungan, atau ilmu pengetahuan.
  6. Layak. Ide harus dapat dilaksanakan dengan sumber daya yang tersedia dan dalam jangka waktu yang ditentukan.

Mengangkat Potensi Lokal Balikpapan dalam PKM

Dr. Andi mengatakan, Kota Balikpapan memiliki banyak potensi yang dapat diangkat menjadi ide PKM, antara lain.

  1. Keanekaragaman Hayati. Potensi buah belimbing darah, kepiting kenari, dan flora fauna lainnya.
  2. Tradisi dan Budaya. Upacara adat di Bumi Banua dan tradisi lokal lainnya.
  3. Pariwisata. Potensi ecotourism, wisata kuliner, dan wisata bahari.
  4. Isu Lingkungan. Pengelolaan limbah, konservasi mangrove, dan adaptasi perubahan iklim.

Mahasiswa Balikpapan dapat menggali potensi-potensi ini dan menjadikannya sebagai dasar untuk menyusun proposal PKM yang kreatif dan inovatif.

Contoh Judul PKM Lolos Pendanaan dari Unhas

Berikut contoh judul PKM yang lolos pendanaan dari FIKP Unhas.

  • Pemanfaatan Ekstrak Daun X untuk Menurunkan Kadar Kolesterol pada Kepiting Bakau (Scylla serrata) sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Produk Perikanan.”
  • Sistem Monitoring Kualitas Air Tambak Berbasis IoT untuk Meningkatkan Produktivitas Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei).
  • Pengembangan Aplikasi Mobile Berbasis AI untuk Deteksi Dini Penyakit pada Tanaman Padi.

Contoh-contoh ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dalam menyusun judul PKM yang menarik dan relevan.

Sebagai penutup, untuk meraih pendanaan PKM membutuhkan kerja keras, tanggung jawab, dan kolaborasi yang baik antar anggota tim dan dengan dosen pembimbing.

Jangan ragu untuk bertanya, berdiskusi, dan meminta masukan dari berbagai pihak. Ingatlah bahwa PKM adalah kesempatan emas untuk belajar, berkarya, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

(SA/Kontributor)

Foto bersama seluruh peserta bersama narasumber dan perwakilan KPw BI Kaltim Sheila Reswari. Foto: PSDKU Samarinda

Menggelar Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Kreator Konten

UM – Kantor Universitas Mulia Samarinda berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Timur menggelar pelatihan dan sertifikasi kompetensi untuk skema kreator konten, yang dibuka pada Jumat (17/1).

Pelatihan yang berlangsung dalam tiga hari ini difasilitasi Universitas Mulia Kampus Samarinda, Jalan Pahlawan 2A. Tercatat 75 orang peserta, baik mahasiswa maupun pelaku usaha UMKM mengikuti pelatihan.

Perwakilan BI Sheila Reswari, dalam sambutannya secara daring mengatakan, BI selalu concern terhadap peningkatan pengembangan UMKM.

Mainstream dari program ini adalah UMKM, yang selalu kami lakukan dalam bentuk sosialisasi atau program pengembangan sosial lainnya,” tutur Sheila.

Sheila menambahkan, dalam program pengembangan sosial terdapat tiga poin utama, yakni mendorong inklusi finansial, meningkatkan perekonomian UMKM, dan mengembangkan SDM UMKM, yang salah satunya melalui pelatihan dan sertifikasi konten kreator.

Untuk itu, perwakilan BI Kaltim menggandeng Universitas Mulia Samarinda dalam bentuk kolaborasi dan dedikasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pelaku usaha UMKM lewat pelatihan.

Sedangkan, untuk pelaksanaan sertifikasi kompetensi pada Selasa (21/1), BI bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Teknologi Digital yang telah mendapatkan lisensi BNSP.

Perwakilan Bank Indonesia Sheila Reswari saat membuka pelatihan dan sertifikasi secara daring. Foto: Tangkapan layar Zoom

Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Sheila Reswari saat membuka pelatihan dan sertifikasi secara daring. Foto: Tangkapan layar Zoom

Foto bersama seluruh peserta bersama narasumber. Foto: PSDKU Samarinda

Foto bersama seluruh peserta bersama narasumber. Foto: PSDKU Samarinda

Lebih lanjut, Sheila mengatakan, tujuan dari pelatihan dan sertifikasi konten kreator ini, pertama, adalah untuk meningkatkan kompetensi di bidang digital bagi pelaku UMKM.

“Kedua, memberikan sertifikasi kompetensi berstandar nasional. Dan ketiga, mendukung peningkatan digitalisasi dan transformasi UMKM di Kota Samarinda,” tuturnya.

“Kami berharap, dengan program ini, akan mampu memberikan dampak yang positif bagi UMKM, khususnya yang ada di Samarinda,” tambahnya.

Sheila mengatakan, Bank Indonesia selalu berupaya untuk terus dan akan melanjutkan program pengembangan UMKM, termasuk digitalisasi UMKM.

“Sebagai informasi, Ibu Tina, kami di Bank Indonesia secara rutin menyelenggarakan yang namanya Digital Kaltimpreneurs, yaitu program onboarding untuk UMKM Go Digital,” ujarnya.

Meski demikian, untuk saat ini, Sheila mengatakan program tersebut belum sampai pada tahap sertifikasi.

“Dalam program Digital Kaltimpreneurs tersebut, UMKM didampingi dari proses onboarding hingga berjualan di media sosial, dan bahkan sampai live selling,” terangnya.

Dalam pelatihan yang berlangsung selama tiga hari tersebut, beberapa materi yang dibahas antara lain pengenalan hardware dan software editing, menyusun creative brief, menggunakan aplikasi media sosial, hingga publikasinya.

Sheila berharap, seluruh peserta, baik para pelaku usaha UMKM maupun mahasiswa mengikuti seluruh pelatihan dengan sebaik-baiknya.

“Gunakan kesempatan ini dengan baik, karena belum tentu ada kesempatan seperti ini lagi ke depan, karena program ini baru pertama kali diadakan, dan kami belum tahu apakah akan ada lagi ke depannya,” tuturnya.

Sheila juga mengingatkan, apabila peserta mengalami kesulitan terkait dengan pelatihan, ia mengajak peserta untuk bertanya kembali kepada para instruktur pelatihan.

“Namun, mungkin ada kendala ataupun tantangan, atau mungkin ada yang bertanya, Kok belum viral ya? Nah, itu bisa ditanyakan kepada para ahlinya, para pelatihnya,” ujar Sheila.

Pelatihan Hari Pertama

Hari pertama pelatihan dipandu oleh Tina Tri Wulansari, S.Kom., M.T.I., dan Deddy Kurniawan, S.Kom., M.Kom. Keduanya memberikan pembekalan teori fundamental serta wawasan tentang tren konten digital masa kini.

Kemudian ditutup oleh Istiqomah Wulandari, S.E., M.E. dengan pemaparan tentang teknik penyusunan Creative Brief dan teori dasar tentang pentingnya perencanaan konten yang terstruktur.

(SA/Kontributor)

Humas Universitas Mulia 14 Januari 2025—Universitas Mulia Balikpapan bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang sukses menggelar Pelatihan Pendampingan Proses Halal dan Sertifikasi Halal. Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan UIN Walisongo, Prof. Dr. H. Muhammad Muhsin Jamil, M.Ag., Direktur Walisongo Halal Center
Dr. Hj. Malikhatul Hidayah, S. T, M. Pd, M. T.,  serta Kepala Inkubator Bisnis Universitas Mulia, Dr. Linda Fauziah, M.Pd.

Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., memberikan plakat penghargaan kepada Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan UIN Walisongo, Prof. Dr. H. Muhammad Muhsin Jamil, M.Ag.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., mengapresiasi kolaborasi ini sebagai wujud nyata upaya mendukung program pemerintah terkait pengembangan produk halal di Indonesia. “Kami sangat berterima kasih kepada UIN Walisongo yang telah mempercayakan pelatihan ini di Universitas Mulia. Apalagi, kegiatan ini diberikan secara gratis kepada mahasiswa, yang seharusnya berbayar,” ujar beliau.

Beliau juga menekankan pentingnya sertifikasi halal, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan produk halal di masyarakat. “Kita perlu memastikan bahwa produk yang ada di negara ini, baik makanan maupun barang lainnya, telah tersertifikasi halal,” tambahnya.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Muhammad Muhsin Jamil, M.Ag., menjelaskan bahwa halal kini telah menjadi gaya hidup global dan bersifat mandatory berdasarkan Undang-Undang No. 33 Tahun 2014. “Hal ini menjadi kewajiban negara untuk memastikan produk halal tersedia di masyarakat. Oleh karena itu, UIN Walisongo membentuk Halal Center untuk mendukung masyarakat, khususnya pelaku UMKM, dalam menghasilkan produk halal,” jelasnya.

Pelatihan Pendampingan Proses Halal dan Sertifikasi Halal di Ruang Executive, White Campus

Pelatihan ini diikuti oleh mahasiswa Universitas Mulia yang tergabung dalam incubator business. Kepala Incubator Bisnis Universitas Mulia, Dr. Linda Fauziah, M.Pd., menyampaikan bahwa pelatihan ini memberikan pemahaman mendalam mengenai proses produksi halal dan sertifikasi halal. “Kami berharap mahasiswa tidak hanya mengurus sertifikasi halal untuk produk mereka sendiri, tetapi juga dapat membantu UMKM di Balikpapan dan sekitarnya,” katanya.

Dukungan terhadap pelatihan ini juga diungkapkan oleh salah satu pemateri yang akrab disapa Pak Joko. Menurutnya, pelatihan ini merupakan langkah awal untuk mempersiapkan generasi muda, khususnya mahasiswa, sebagai pendamping produk halal. “Kami percaya, mahasiswa dapat menjadi ujung tombak untuk mendukung pelaku usaha dalam proses produk halal, terutama di Kalimantan Timur,” ucapnya.

Kegiatan ini tidak hanya sebatas pelatihan, tetapi juga membuka peluang kolaborasi jangka panjang. Salah satunya adalah pelatihan penyelia halal, yang akan digelar secara berkala untuk mendukung kebutuhan sertifikasi halal di Indonesia.

Dengan pelatihan ini, Universitas Mulia dan UIN Walisongo berharap dapat terus berkontribusi dalam membangun ekosistem produk halal yang berkelanjutan, khususnya di Kalimantan Timur.

Humas UM (YMN)

Seminar diisi oleh Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom., Dosen Teknologi Informasi Universitas Mulia, sebagai narasumber. Foto: Istimewa

Kerjasama PT. Telkom Indonesia Wilayah Balikpapan

UM – Dosen Prodi S1 Teknologi Informasi Universitas Mulia bersama PT Telkom Indonesia Wilayah Balikpapan menggelar seminar pada Jumat, (15/11). Seminar yang berlangsung di Aula SMK Airlangga Balikpapan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para pelajar tentang pentingnya keamanan data di era digital.

Kegiatan ini merupakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang diselenggarakan PT Telkom Indonesia Wilayah Balikpapan, dengan tema “Cyber Security untuk Generasi Muda“.

Seminar diisi oleh Agus Wijayanto, S.Kom., M.Kom., Dosen Teknologi Informasi Universitas Mulia, sebagai narasumber.

Dalam sesi informatif ini, Agus memaparkan berbagai ancaman dunia maya seperti malware, phishing, ransomware, dan serangan DDoS serta langkah-langkah untuk melindungi diri dari serangan tersebut.

“Kesadaran tentang ancaman siber adalah langkah awal yang sangat penting untuk melindungi diri dan organisasi,” kata Agus.

Agus juga memberikan tips seperti menggunakan antivirus terbaru, menghindari tautan mencurigakan, membuat sandi yang kuat, dan rutin mencadangkan data.

Acara dibuka oleh GM WITEL Balikpapan, Wahyu Jati, yang menekankan pentingnya literasi digital.

“Kami berharap peserta seminar ini dapat lebih waspada dan siap menghadapi ancaman siber di masa mendatang,” ujarnya.

Pada kesempatan ini, PT. Telkom Indonesia juga memberikan bantuan perangkat digital dan platform untuk mendukung digitalisasi di SMK Airlangga dan SMK Kesehatan Airlangga Balikpapan.

Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih modern dan aman dari ancaman siber.

Sesi tanya jawab yang interaktif menjadi salah satu daya tarik acara ini, memberikan kesempatan bagi peserta untuk berkonsultasi langsung mengenai masalah keamanan siber.

Seminar juga menawarkan doorprize bagi peserta aktif yang mampu menyelesaikan posttest di akhir sesi untuk menambah antusiasme para peserta.

PT. Telkom Indonesia bersama Universitas Mulia berkomitmen untuk terus mendukung literasi digital dan keamanan siber melalui berbagai inisiatif. Dengan edukasi ini, diharapkan generasi muda lebih siap menghadapi tantangan keamanan di dunia maya.

(SA/Kontributor)

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia bersama seluruh anggota Pekka Kota Balikpapan. Foto: Istimewa

Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat di Bidang Pemberdayaan Perempuan

UM – Komunitas Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) Kota Balikpapan mengadakan pelatihan manajemen usaha yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan wawasan bisnis bagi para anggotanya.

Kegiatan ini berlangsung di ruang rapat Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan, Senin (11/11).

Hadir seluruh anggota Pekka beserta pendamping kelompok, Dyah Retnani dan Iin Indah Prianti.

Menurut Dyah Retnani, pelatihan ini merupakan upaya Pekka untuk memperkuat kemandirian ekonomi anggotanya. Ia menegaskan pentingnya keterampilan dalam manajemen usaha sebagai landasan dalam membangun dan mengembangkan bisnis mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Upskilling dalam hal memulai usaha, manajemen usaha, mengelola keuangan, pengembangan produk dan lainnya untuk membuka mindset berbisnis aktif dinamis, menghasilkan passive income dan active income,” ujar Dyah, seperti dikutip dari Kaltim Post, Selasa (12/11).

Dalam pelatihan tersebut, anggota Pekka diajarkan berbagai aspek kewirausahaan, termasuk manajemen keuangan, pengembangan produk, dan teknik pemasaran digital.

Dyah menambahkan bahwa penguasaan teknologi, khususnya dalam hal Digital Marketing dan sistem keuangan berbasis aplikasi, sangat penting untuk mendorong peningkatan efisiensi dan jangkauan usaha mereka.

“Dengan kemampuan memanfaatkan digital marketing, anggota Pekka bisa lebih aktif memasarkan produknya dan meningkatkan keterampilan teknologi, yang pada akhirnya diharapkan mampu mendongkrak pendapatan,” lanjutnya.

Digitalisasi usaha menjadi langkah penting bagi Pekka Balikpapan agar anggotanya dapat bersaing di pasar modern.

Selain aspek digital, kegiatan ini juga menitikberatkan pada pemahaman branding produk, bisnis matching, dan diversifikasi produk.

Menurut Dyah, memiliki strategi branding yang tepat akan membantu produk UMKM anggota Pekka menjadi lebih mudah dikenal dan dipercaya oleh konsumen.

Kegiatan ini bertujuan memperluas jaringan dan membuka peluang bagi anggota untuk kolaborasi bisnis yang saling menguntungkan.

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia, menjadi narasumber utama. Foto: Istimewa

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia, menjadi narasumber utama. Foto: Istimewa

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia, menjadi narasumber utama. Foto: Istimewa

Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia, menjadi narasumber utama. Foto: Istimewa

 

Sementara itu, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia, menjadi narasumber utama. Linda memaparkan tentang bagaimana memulai, mempertahankan, dan mengembangkan usaha.

Linda menekankan bahwa seorang wirausahawan, meskipun memiliki usaha kecil, tetap memiliki peran besar sebagai pemimpin usahanya.

“Sekecil apapun usaha yang Anda miliki, Anda tetap bosnya,” ujar Linda, memberikan motivasi kepada peserta.

Linda juga memberikan tips untuk mengembangkan usaha yang mencakup peningkatan produk, promosi yang efektif, dan pengelolaan keuangan yang bijak.

Ia menyoroti pentingnya memperluas jaringan dan membangun hubungan dengan stakeholder serta mitra strategis guna membuka peluang kolaborasi.

“Kolaborasi dengan pihak eksternal bisa membuka lebih banyak pintu untuk pengembangan bisnis Anda,” tambahnya.

Pelatihan ini mendapatkan respons positif dari anggota Pekka, yang merasa kegiatan ini bermanfaat dan aplikatif.

Anggota Pekka diharapkan mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dalam mengelola usaha masing-masing, sehingga dapat berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan mereka dan keluarga.

Kegiatan ini bukan hanya menjadi sarana pemberdayaan, tetapi juga sebagai bentuk dukungan Pekka Balikpapan dalam mencetak generasi perempuan yang tangguh dan mandiri secara ekonomi.

Melalui keterampilan manajemen usaha dan keuangan yang mumpuni, Pekka berupaya menciptakan komunitas perempuan yang tidak hanya berdikari, tetapi juga mampu menginspirasi lingkungan sekitar.

Dengan pelatihan seperti ini, Pekka Balikpapan berharap mampu menumbuhkan rasa percaya diri dan kemandirian bagi perempuan kepala keluarga, sehingga mereka dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

(SA/Kontributor)

Humas UM, 4 November 2024 — Kecamatan Bontang Selatan, Kota Bontang, baru saja melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepemimpinan bagi Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidik Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD. Berlangsung di Hotel Neo by Aston Balikpapan, kegiatan ini diikuti oleh 48 kepala sekolah PAUD se-Kecamatan Bontang Selatan. Kegiatan ini semakin istimewa dengan kehadiran narasumber dari kalangan akademisi, yakni Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd., dosen dari Fakultas Pendidikan Guru (PG) PAUD Universitas Mulia, yang juga merupakan pakar dalam bidang pendidikan anak usia dini.

Dalam sesi yang disampaikan oleh Lisda Hani Gustina, para peserta mendapatkan wawasan baru terkait kepemimpinan yang efektif dan pengelolaan pendidikan anak usia dini yang berbasis kualitas. Lisda, yang dikenal berpengalaman dalam mengajar dan melatih tenaga pendidik PAUD, memaparkan berbagai strategi kepemimpinan dan teknik manajemen yang dapat diterapkan di lingkungan pendidikan PAUD. Didukung oleh narasumber lain, Pak Sahril, Lisda Hani memberikan pandangan mendalam tentang pentingnya peran kepala sekolah sebagai pemimpin yang inspiratif dan inovatif.

 

“Universitas Mulia sangat berkomitmen untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik di segala jenjang, termasuk PAUD. Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan pendidikan usia dini yang lebih berkualitas,” ungkap Lisda Hani Gustina di sela-sela sesi pelatihan.

Acara ini dibuka oleh Camat Bontang Selatan, Bapak Kamsal, S.Pd., yang didampingi oleh Bunda PAUD Bontang Selatan. Dalam sambutannya, Camat Bontang Selatan menyampaikan apresiasi tinggi terhadap Universitas Mulia yang turut mendukung peningkatan kualitas pendidikan di wilayahnya melalui partisipasi dosen sebagai narasumber dalam kegiatan ini.

Peserta Bimtek mengaku antusias mengikuti pelatihan yang dibimbing oleh dosen Universitas Mulia ini. Selain menambah wawasan, materi yang disampaikan sangat aplikatif dan relevan dengan tantangan yang mereka hadapi di lapangan. “Dengan bimbingan dari Ibu Lisda Hani, kami mendapatkan banyak ilmu baru yang akan kami terapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di PAUD masing-masing,” ujar salah satu peserta.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi tonggak awal dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas pengelolaan PAUD di Kecamatan Bontang Selatan. Peran dosen Universitas Mulia sebagai narasumber menambah nilai lebih pada Bimtek ini, memperlihatkan bagaimana kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dan pemerintah dapat membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan.

Humas UM (YMN)

Foto bersama seluruh peserta pelajar SMA/SMK di Balikpapan yang mengikuti pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Testimoni Mahasiswa Menjadi MC Profesional Berawal dari Kampus

UM – Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia menggelar Pelatihan Public Speaking untuk pelajar SMA dan SMK se-Kota Balikpapan. Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Cheng Ho Kampus Utama, Jumat (1/11), ini diikuti kurang lebih 40 orang pelajar.

Ketua Prodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati mengatakan, kegiatan ini membahas pentingnya komunikasi dan bagaimana public speaking dapat membantu dalam mencapai beberapa tujuan dalam bersosialisasi.

Ia pun mengungkap beberapa keunggulan yang dimiliki Prodi S1 Manajemen, yang membahas Public Speaking pada mata kuliah Komunikasi Bisnis, Manajemen Umum, Kewirausahaan, hingga Pemasaran dan Sumber Daya Manusia.

“Jadi, masuknya nanti di Prodi S1 Manajemen ya, ketemu sama Ibu Puji, banyak banget di situ materi atau perkuliahan atau mata kuliah-mata kuliah yang nanti akan menunjang ketika kalian nanti mau bekerja,” ajak Pudjiati kepada pelajar yang hadir.

Dalam paparannya, Pudjiati mengenalkan dan memberikan kiat bagaimana belajar public speaking. Ia juga mengajak seorang mahasiswa Prodi S1 Manajemen, Nabila Tsabitha Saptaningtyas, untuk berbagi pengalaman karir public speaking sebagai Master of Ceremony (MC).

Menariknya, dalam paparannya, Pudjiati mengajak para pelajar untuk bagaimana memulai belajar public speaking lewat belajar dari video pembicara yang sukses dan menganalisis gayanya.

“Perhatikan bagaimana mereka menyampaikan pesan, berinteraksi dengan audiens, dan menggunakan bahasa tubuh,” ujarnya.

Dengan begitu, mahasiswa akan belajar berbagai teknik dan strategi dalam public speaking, seperti cara menyusun materi, penggunaan bahasa tubuh, dan cara menarik perhatian audiens. Buku dan sumber online juga bisa menjadi referensi yang baik.

Selain itu, Pudjiati mendorong para pelajar mengatasi rasa takut dan rasa gugup saat berbicara di depan umum. Teknik relaksasi, seperti pernapasan dalam, dapat membantu menenangkan diri sebelum tampil di atas panggung.

“Setelah melakukan presentasi, mintalah umpan balik dari audiens atau mentor. Ini membantu kalian memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki,” ujar Pudjiati.

Dr. Pudjiati saat berbicara di depan para pelajar Pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Dr. Pudjiati saat berbicara di depan para pelajar Pelatihan Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen Nabila Tsabitha saat berbicara berbagi pengalaman Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Mahasiswa Prodi S1 Manajemen Nabila Tsabitha saat berbicara berbagi pengalaman Public Speaking. Foto: Media Kreatif

Salah seorang pelajar, Gracia Chelsea Afrilia dari SMA 4 Balikpapan berbagi pengalaman. Foto: Media Kreatif

Salah seorang pelajar, Gracia Chelsea Afrilia dari SMA 4 Balikpapan berbagi pengalaman. Foto: Media Kreatif

Dengan terus berlatih, menurutnya, akan menjadi kunci untuk meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum. “Cobalah untuk berbicara di depan cermin, merekam diri sendiri, atau berlatih di depan teman dan keluarga untuk mendapatkan kepercayaan diri,” ujarnya.

Cara lainnya adalah dengan bergabung dengan pelatihan atau kursus public speaking yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan atau organisasi. Hal ini akan memberikan kesempatan untuk belajar dari instruktur yang berpengalaman dan mendapatkan umpan balik langsung.

Apabila tidak memungkinkan, aktif mengikuti organisasi atau klub yang fokus pada public speaking, seperti Toastmasters, akan memberikan kesempatan untuk berlatih secara teratur dan mendapatkan dukungan dari anggota lain.

Testimoni Karir Public Speaking

Nabila Tsabitha membagikan pengalamannya mengasah kemampuan public speaking hingga menjadi seorang MC. Kemampuannya diawali ketika menjadi mahasiswa baru Universitas Mulia dan berbicara di depan Wali Kota Balikpapan 2011-2021 Rizal Effendi.

Pengalamannya itu membuat Nabila terus mendapatkan kesempatan dan kepercayaan sebagai MC di internal kampus untuk belajar dan mengembangkan diri, hingga dirinya bertemu dengan MC senior di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan.

“Saya ikut pelatihan MC yang kebetulan diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Olahraga. Pada saat itu, ternyata saya bertemu dengan MC-MC senior yang ternyata dia ikut pelatihan juga pada saat itu,” ujarnya.

“Di situ kita mulai bertukar pikiran, bercerita, terus beliau juga cerita, ternyata jadi MC itu susah ya mbak. Karena pandangan orang itu jadi MC enak, cuma ngomong doang,” tambahnya.

Nabila menjelaskan bahwa seorang MC dituntut untuk memiliki perbendaharaan kata yang luas dan kepercayaan diri yang tinggi. Dia juga menekankan pentingnya untuk tidak terlihat lelah di depan audiens, meskipun sebenarnya merasa capek.

Mau belajar public speaking? Yuk, masuk Prodi S1 Manajemen.

(SA/Kontributor)

Foto bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati dan Made Ayu Lestariani bersama panitia mahasiswa dan pelajar SMA/SMK Balikpapan. Foto: Media Kreatif

Membangkitkan Jiwa Kewirausahaan dan Memanfaatkan Inkubator Bisnis

UM – Program Studi S1 Manajemen menggelar Pelatihan Kewirausahaan dan Digital Marketing untuk pelajar SMA dan SMK se-Kota Balikpapan, Kamis (31/10). Setidaknya 50 orang pelajar mengikuti pemaparan bagaimana membangkitkan jiwa kewirausahaan dan memanfaatkan Inkubator Bisnis di Universitas Mulia.

Ketua Prodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati mengatakan, kegiatan ini membahas tentang pentingnya jiwa kewirausahaan dan bagaimana cara membangkitkannya dalam diri mereka.

Selain itu, para pelajar diajak untuk mendengar langsung testimoni para mahasiswa yang telah memulai usaha dan belajar tentang inkubator bisnis yang ada di Universitas Mulia.

“Saya juga beritahukan bahwa kami di sini punya yang namanya inkubator bisnis. Jadi, inkubator bisnis ini wadah tempatnya teman-teman mahasiswa ini berkumpul menjadi satu komunitas di situ untuk berkegiatan terkait dengan kewirausahaan, dan ada kegiatan-kegiatan, ketika ada event-event,” ujar Pudjiati.

Menurutnya, kewirausahaan atau Entrepreneurship didefinisikan sebagai kemampuan untuk menciptakan nilai tambah melalui keterbatasan serta melalui peluang usaha yang kreatif, inovatif, dan adaptif dalam mengelola sumber daya.

“Selain itu, kewirausahaan juga melibatkan keberanian untuk mengambil risiko, di mana setiap usaha pasti memiliki risiko yang harus dihadapi, baik itu keuntungan maupun kerugian,” tambahnya.

Oleh karena itu, menurutnya, untuk membangkitkan jiwa kewirausahaan dalam diri seseorang, beberapa langkah yang dapat diambil. Simak paparannya berikut ini.

Pertama, membangun Mindset Kewirausahaan, yakni dengan mengubah pola pikir untuk melihat diri sebagai bos dan bukan hanya sebagai pekerja. Ini melibatkan pemikiran tentang bagaimana menciptakan peluang dan bukan hanya mencari pekerjaan.

Kedua, mengikuti Pendidikan dan Pelatihan. Menurut Pudjiati, mengikuti pelatihan kewirausahaan dan program inkubator bisnis yang disediakan oleh institusi pendidikan dapat memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memulai usaha.

Ketiga, Pengelolaan dan Manajemen. Memiliki pengetahuan tentang manajemen, katanya, sangat penting. Ini mencakup pengelolaan keuangan, pemasaran, dan produksi. Pelatihan dalam manajemen dapat membantu seseorang untuk lebih siap dalam menjalankan usaha.

Keempat, memiliki kemampuan melihat peluang pasar. Bagi Pudjiati, penting untuk menganalisis kebutuhan pasar dan prospek usaha. Memahami apa yang dibutuhkan oleh konsumen dapat membantu dalam menentukan jenis usaha yang akan dijalankan.

Kelima, menciptakan Inovasi. Menurutnya, untuk bersaing dengan kompetitor, seseorang harus berinovasi. Ini berarti menciptakan sesuatu yang baru atau memberikan nilai tambah pada produk atau layanan yang ada.

Dan keenam, menyenangkan diri sendiri. Pudjiati mengatakan, pilih usaha yang sesuai dengan hobi dan minat pribadi. “Jika seseorang menikmati apa yang mereka lakukan, mereka akan lebih termotivasi untuk berusaha,” ujarnya.

Meski demikian, bagi pelajar yang ingin belajar Entrepreneurship ketika menjadi mahasiswa, di Universitas Mulia disediakan Inkubator Bisnis.

Pudjiati menerangkan, Inkubator Bisnis adalah sebuah wadah atau program yang dirancang untuk mendukung pengembangan usaha baru, terutama bagi para mahasiswa atau pengusaha pemula.

“Inkubator Bisnis berfungsi sebagai komunitas di mana mahasiswa dapat berkumpul untuk berkolaborasi dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan,” ujarnya.

Dr. Pudjiati. Foto: YouTube

Dr. Pudjiati. Foto: Media Kreatif

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M pemateri Digital Marketing. Foto: YouTube

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M pemateri Digital Marketing. Foto: Media Kreatif

Rinda Syaharani, salah seorang mahasiswa yang memberikan pengalaman menjalankan usaha. Foto: YouTube

Rinda Syaharani, salah seorang mahasiswa yang membagikan pengalaman menjalankan usaha. Foto: Media Kreatif

Ia kemudian memberikan kiat agar para mahasiswa menggunakan Inkubator Bisnis untuk membantunya menjadi Entrepreneur pemula yang sukses.

Pertama, dengan bergabung dalam inkubator bisnis, mahasiswa dapat membangun jaringan dengan sesama pengusaha, berbagi pengalaman, dan saling mendukung dalam perjalanan kewirausahaan mereka.

Kedua, Inkubator bisnis sering mengadakan event-event yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempresentasikan ide-ide bisnisnya, mendapatkan umpan balik, dan berinteraksi dengan calon investor atau pelanggan.

Ketiga, mahasiswa yang terlibat dalam inkubator bisnis dapat mengakses berbagai sumber daya, termasuk mentor, jaringan profesional, dan fasilitas yang mendukung pengembangan usahanya.

Keempat, Inkubator Bisnis menyediakan pelatihan-pelatihan yang membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk memulai dan mengelola usaha mereka. Ini termasuk pelatihan dalam manajemen, pemasaran, dan aspek-aspek lain dari kewirausahaan.

“Jadi, inkubator bisnis berfungsi sebagai platform yang membantu mahasiswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan dan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan dalam dunia usaha,” terangnya.

Testimoni Mahasiswa Entrepreneur

Beberapa mahasiswa memberikan testimoni mengenai pengalaman mereka dalam kewirausahaan. Salah seorang di antaranya adalah Rinda Syaharani, seorang mahasiswa dari Prodi S1 Manajemen semester tiga.

Rinda berbagi tentang produk yang ia buat, yaitu keripik pisang coklat dan keripik pangsit. Ia menceritakan bagaimana ia memulai usaha tersebut setelah menyadari bahwa seorang temannya tidak lagi menjual produk yang sama. Ia kemudian memutuskan untuk membuat dan menjual produknya sendiri.

Selain Rinda, beberapa mahasiswa lainnya memberikan testimoni telah mempraktekkan apa yang diajarkan dalam perkuliahan di Program Studi S1 Manajemen dan berhasil memiliki pelanggan tetap.

Pemaparan tentang Digital Marketing

Memasuki sesi tentang Digital Marketing, dipaparkan oleh Made Ayu Lestariani, S.E., M.M, salah seorang dosen Prodi S1 Manajemen.

Menurut Made Ayu, Digital Marketing merupakan alat yang sangat penting dalam dunia kewirausahaan modern saat ini. Mahasiswa diajarkan untuk memanfaatkan berbagai platform digital untuk mempromosikan usaha.

Dengan mempraktekkan secara langsung Digital Marketing, mahasiswa diharapkan akan memahami bagaimana cara menarik pelanggan dan membangun basis konsumen yang loyal.

Mahasiswa juga diberikan pemahaman tentang pentingnya packaging atau pengemasan yang menarik untuk produk. Dengan pengemasan menarik akan membantu dalam menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan.

Menurut Made Ayu, dalam sesi pembelajaran, mahasiswa diajarkan tentang bagaimana cara berjualan dalam jaringan online, termasuk teknik-teknik pemasaran yang efektif.

“Contoh-contoh penggunaan platform digital seperti TikTok dan marketplace juga diberikan untuk menunjukkan bagaimana produk dapat dipasarkan secara efektif,” ujarnya.

Baginya, Digital Marketing tidak hanya terbatas pada promosi, tetapi juga mencakup berbagai aktivitas pemasaran yang bertujuan untuk mengkomunikasikan produk kepada konsumen.

“Hal ini termasuk penggunaan media sosial, iklan online, dan strategi pemasaran lainnya untuk menarik perhatian pelanggan,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Dekan Dr. Ivan Armawan saat memberikan sambutan di ruang S1 Manajemen FEB. Foto: Istimewa

UM – Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) berkomitmen meningkatkan mutu kelulusan mahasiswa dengan menyelenggarakan sosialisasi pedoman penulisan tugas akhir (skripsi) dan bimbingan teknis penulisan tugas akhir. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, pada Jumat dan Sabtu, 4- 5 Oktober 2024.

Bimbingan teknis ini diikuti 101 orang mahasiswa, yang tercatat aktif pada Semester Ganjil tahun akademik 2024/2025 sebagai peserta. Panitia kemudian membagi seluruh peserta menjadi dua kelompok dengan tujuan untuk memaksimalkan efektivitas kegiatan.

Dalam sambutannya, Dekan FEB Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M berharap kegiatan ini dapat memotivasi mahasiswa untuk segera menyelesaikan studinya tepat waktu. “Semoga kegiatan ini membangkitkan semangat mahasiswa untuk menuntaskan skripsi dan lulus tepat waktu,” ujarnya.

Perwakilan Prodi Manajemen, Dr. Pudjiati, S.E., M.M menjelaskan bahwa tujuan dari sosialisasi ini adalah agar mahasiswa memahami alur dan sistematika penulisan skripsi. Dengan adanya pedoman skripsi yang jelas, diharapkan mereka tidak mengalami kendala berarti dalam penyusunan tugas akhir.

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa foto bersama di Ruang Eksekutif Gedung Putih. Foto: Istimewa

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa foto bersama di Ruang Eksekutif Gedung Putih. Foto: Istimewa

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa. Foto: Istimewa

Dekan FEB Dr. Ivan Armawan bersama Kaprodi S1 Manajemen Dr. Pudjiati bersama dosen pemateri dan mahasiswa. Foto: Istimewa

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M salah seorang pemateri bimbingan penulisan skripsi. Foto: Istimewa

Made Ayu Lestariani, S.E., M.M salah seorang pemateri bimbingan penulisan skripsi. Foto: Istimewa

Sosialisasi ini juga dirangkai dengan bimbingan teknis oleh dosen Prodi Manajemen yang menjelaskan penginputan data statistik menggunakan perangkat lunak SPSS. Aplikasi ini umum digunakan oleh mahasiswa Manajemen dalam menyusun analisis data pada skripsi mereka.

Usai kegiatan, salah seorang peserta mengucapkan rasa terima kasih atas materi yang disampaikan dalam kegiatan tersebut. “Kami sangat terbantu dengan penjelasan ibu tentang tips dan trik menyusun skripsi secara efektif,” katanya mewakili rekan-rekannya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi bekal yang kuat bagi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi mereka dengan baik, tepat waktu, dan sesuai standar akademik yang ditetapkan Prodi Manajemen FEB.

(SA/Kontributor)