Tag Archive for: Kampung Keluarga Mandiri

Balikpapan, 18 September 2025 – Program Studi Farmasi Universitas Mulia menjalin kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui dua agenda akademik yang digelar pada Rabu–Kamis, 16–17 September 2025 di Cheng Hoo. Agenda tersebut membahas Studi Pembiayaan Program Penanggulangan Stunting dan Pengembangan Model Intervensi Kampung Keluarga Mandiri dalam Penanganan Stunting dan Gangguan Perkembangan pada Anak Baduta di Daerah Pedesaan.

PLT Kaprodi Farmasi Universitas Mulia, Apt. Eka Kumala Retno, S.Farm., M.Si., menjelaskan bahwa keterlibatan Prodi Farmasi dalam isu stunting berangkat dari sifat masalahnya yang multidimensi. Menurutnya, stunting tidak hanya terkait gizi, tetapi juga berhubungan dengan ketersediaan, keamanan, serta efektivitas intervensi kesehatan. “Farmasi memiliki peran strategis dalam riset bahan alam, pengembangan sediaan suplemen, dan edukasi masyarakat terkait penggunaan obat, vitamin, serta produk kesehatan yang tepat. Karena itu, kolaborasi dengan BRIN diinisiasi sebagai langkah sinergis lintas disiplin,” ujarnya.

PLT Kaprodi Farmasi Universitas Mulia, Apt. Eka Kumala Retno, S.Farm., M.Si., (kiri) saat menunggu acara dimulai.

Ia menegaskan bahwa ilmu farmasi dapat memberikan kontribusi nyata melalui tiga aspek utama. Pertama, riset dan pengembangan, misalnya menciptakan suplemen gizi, produk herbal, atau formula farmasi yang mendukung pertumbuhan anak. Kedua, aspek keamanan dan efektivitas, yaitu memastikan setiap intervensi kesehatan yang digunakan masyarakat terbukti aman, stabil, dan efektif. Ketiga, edukasi dan advokasi, dengan mendampingi masyarakat agar penggunaan obat, vitamin, atau suplemen lebih rasional.

Dalam pandangannya, kegiatan ini juga memiliki relevansi langsung dengan kurikulum, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pada kurikulum, isu stunting dapat diintegrasikan ke berbagai mata kuliah, antara lain farmasi klinik, farmasi komunitas, farmakognosi, dan farmakoekonomi. Pada bidang penelitian, kerja sama ini membuka peluang kajian interdisipliner, mulai dari formulasi sediaan suplemen hingga evaluasi cost-effectiveness intervensi gizi dan kesehatan. Sementara itu, untuk pengabdian masyarakat, kegiatan ini dapat dijadikan media edukasi langsung mengenai kesehatan, gizi, dan penggunaan produk farmasi yang aman di desa.

Para tamu undangan menyimak pemaparan dalam agenda kolaborasi Prodi Farmasi Universitas Mulia dan BRIN

Lebih jauh, Eka menyebutkan peluang keterlibatan mahasiswa dalam agenda ini cukup luas. Mahasiswa dapat mengikuti survei status gizi masyarakat desa, praktik formulasi sediaan sederhana, hingga edukasi langsung mengenai pola konsumsi, sanitasi, dan penggunaan produk kesehatan. “Mahasiswa juga bisa menuliskan hasil penelitian sebagai skripsi atau publikasi ilmiah, sehingga mereka memperoleh pengalaman nyata dalam menghubungkan teori dengan praktik lapangan,” jelasnya.

Terkait harapan jangka panjang, Eka menekankan pentingnya pembangunan model desa percontohan yang mandiri dalam aspek gizi, kesehatan, dan pemanfaatan produk farmasi berbasis potensi lokal. “Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya berdampak pada penurunan angka stunting, tetapi juga memperkuat kapasitas riset, publikasi, serta inovasi produk farmasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, kegiatan ini menjadi ajang peningkatan kompetensi mahasiswa dan dosen dalam riset aplikatif,” pungkasnya. (YMN)

Balikpapan, 18 September 2025 – Universitas Mulia kembali melanjutkan rangkaian kegiatan Studi Pembiayaan Program Penanggulangan Stunting bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Setelah sehari sebelumnya, Rabu (17/9), dilakukan penandatanganan Implementation Arrangement (IA) antara Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Universitas Mulia dengan BRIN di Ruang Eksekutif Gedung White Campus, agenda Kamis (18/9) diisi dengan pemaparan materi substantif yang menghadirkan peneliti BRIN.

Dekan Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas Mulia, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., menandatangani dokumen Implementation Arrangement (IA) bersama perwakilan BRIN.

Materi utama disampaikan oleh Hadi Ashar, S.K.M., M.Ph., Peneliti Madya BRIN, dengan tajuk “Pengembangan Model Intervensi Kampung Keluarga Mandiri dalam Penanganan Stunting dan Gangguan Perkembangan pada Anak Baduta di Daerah Perdesaan”. Acara dipandu oleh Safri selaku moderator, dengan partisipasi sivitas akademika Universitas Mulia serta perwakilan dari BRIN.

Foto bersama usai penandatanganan Implementation Arrangement antara Fakultas Humaniora dan Kesehatan Universitas Mulia dan BRIN, dengan menampilkan dokumen kerja sama yang telah ditandatangani.

Dalam paparannya, Hadi menjelaskan bahwa penelitian ini merupakan riset jangka panjang (multi-year research) yang telah dimulai sejak 2023 di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Latar belakang riset ini berawal dari undangan resmi Bupati Magelang melalui Bappeda, menyusul tingginya prevalensi stunting yang menjadikan Magelang peringkat pertama di Jawa Tengah pada 2022.

“Riset ini bisa disebut riset titipan. Karena berangkat dari keprihatinan pimpinan daerah, kami diminta untuk menyusun rancangan intervensi berbasis kajian akademik dan implementasi lapangan,” jelas Hadi.

Hadi Ashar, S.K.M., M.Ph., Peneliti Madya BRIN, menyampaikan kuliah umum bertema “Pengembangan Model Intervensi Kampung Keluarga Mandiri dalam Penanganan Stunting dan Gangguan Perkembangan pada Anak Baduta di Daerah Perdesaan.”

Penelitian ini dirancang sebagai Research and Development (R&D) dengan tiga tahapan: asesmen, uji coba, dan implementasi. Tahun 2023 menjadi fase penyusunan proposal dan kajian awal. Memasuki 2024, tim peneliti melakukan studi kualitatif terhadap berbagai pemangku kepentingan dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa. Hasil studi tersebut melahirkan prototype model intervensi “Kampung Keluarga Mandiri” yang telah dipublikasikan di jurnal bereputasi internasional Q1.

Tahun 2025, riset memasuki tahap kuasi-eksperimen dengan desain kelompok kontrol. Fokus penelitian diarahkan pada pengembangan Keluarga Kawal Baduta (KKB), yakni program pendampingan intensif kepada keluarga yang memiliki anak berusia di bawah dua tahun. Dari fase ini dihasilkan tiga keluaran utama: Modul KKB, Buku Pedoman Kader Pendamping, dan Booklet Milestone perkembangan anak.

Suasana pemaparan materi oleh BRIN di Universitas Mulia yang diikuti sivitas akademika dan tamu undangan.

Lebih jauh, Hadi menargetkan pada 2026 riset akan diperluas dengan pendampingan menyasar Wanita Usia Subur, calon pengantin, dan ibu hamil. Sementara pada 2027, hasil penelitian akan diformulasikan sebagai rekomendasi kebijakan bagi Pemerintah Kabupaten Magelang, sebelum direplikasi ke daerah lain.

“Tujuan akhir kami bukan sekadar publikasi ilmiah, tetapi memastikan hasil riset dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan daerah. Dengan demikian, penanganan stunting dan gangguan perkembangan anak dapat berjalan berbasis bukti (evidence-based policy),” tegasnya.

Dekan FHK UM, Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M., menyampaikan bahwa kolaborasi ini memperkuat komitmen Universitas Mulia untuk menghadirkan kontribusi nyata dalam isu kesehatan masyarakat. “Kemitraan dengan BRIN memungkinkan kampus kita terlibat langsung dalam riset strategis nasional, khususnya di bidang penanggulangan stunting yang merupakan masalah prioritas,” ujarnya.

Foto bersama dosen farmasi, dan perwakilan BRIN setelah rangkaian acara penandatanganan dokumen IA selesai

Rangkaian kegiatan dua hari ini tidak hanya memperkuat jejaring akademik Universitas Mulia dengan lembaga riset nasional, tetapi juga membuka ruang bagi sivitas akademika untuk belajar langsung dari penelitian lapangan berskala nasional. (YMN)