Tag Archive for: Bimtek

Henny Oktapia (paling kiri) dalam peresmian Mulia Press, (18/10/2024). Foto: dok. Media Kreatif

Humas Universitas Mulia, 10 Juni 2025 – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, (LPPM) Universitas Mulia menyelenggarakan Bimbingan Teknis (BIMTEK) Penyusunan Proposal Program Kosabangsa sebagai upaya mendorong keterlibatan aktif dosen dalam pengabdian kepada masyarakat berbasis teknologi dan inovasi.

Program Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat) merupakan program pengabdian nasional dari Ditjen Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditjen Risbang) melalui DPPM. Program ini mengutamakan kolaborasi antarperguruan tinggi untuk menyelesaikan persoalan strategis di masyarakat berbasis inovasi. Tahun ini, pendanaan yang disediakan mencapai Rp300 juta per proposal.

Sekretaris LPPM Universitas Mulia, Henny Okta Piyani, S.E., M.Ak. menjelaskan bahwa keterlibatan kampus dalam Program Kosabangsa merupakan bentuk tanggung jawab moral dan ilmiah sebagai perguruan tinggi berbasis teknologi di Kalimantan Timur. “Keikutsertaan Universitas Mulia menunjukkan komitmen dalam menyelesaikan persoalan riil di masyarakat sekaligus meningkatkan positioning kampus dalam peta pengabdian nasional,” ujarnya.

Lebih lanjut, LPPM memandang Kosabangsa sebagai peluang strategis untuk membuka ruang kolaborasi dosen dengan mitra eksternal, mendorong keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian, serta menghasilkan luaran berupa inovasi sosial maupun teknologi tepat guna.

Pemetaan Potensi Dosen dan Strategi Pendampingan Proposal

Sebagai bentuk fasilitasi internal, LPPM Universitas Mulia menyelenggarakan BIMTEK proposal sebagai forum diskusi dan klinik proposal. “Melalui BIMTEK ini, kami ingin mendorong dosen untuk mengusulkan ide-ide sesuai potensi mitra dan daerah binaan mereka,” jelasnya. Pendekatan ini dinilai penting agar proposal yang disusun lebih terarah dan kompetitif.

Pemetaan dosen dilakukan berdasarkan bidang kepakaran dan relevansi program studi terhadap isu lokal. LPPM juga mengidentifikasi program studi strategis serta menjalin komunikasi aktif dengan perguruan tinggi mitra, baik di lingkungan LLDIKTI maupun nasional, termasuk melalui forum LPPM se-Kalimantan.

Dari sisi pendampingan, LPPM menyiapkan mekanisme berjenjang mulai dari pelatihan teknis hingga menghadirkan narasumber berpengalaman. “Dalam BIMTEK ini, kami hadirkan narasumber yang memahami pedoman terbaru, struktur proposal, serta contoh proposal yang telah lolos, agar dosen mendapatkan gambaran konkret,” ungkapnya.

Penguatan Jejaring Mitra Eksternal

Dukungan terhadap program Kosabangsa juga diperkuat melalui jejaring kemitraan. LPPM bersama seluruh fakultas dan program studi telah membangun kerja sama, baik formal maupun informal, dengan pemerintah daerah, UMKM, startup lokal, sekolah, dan komunitas.

“Kami tidak sekadar menjalin kemitraan simbolis, tetapi sudah menjadikannya bagian dari aktivitas nyata seperti pengabdian, MBKM, dan kini disiapkan untuk mendukung proposal Kosabangsa yang kontekstual dan berdampak,” tegas Sekretaris LPPM.

Tantangan dan Antisipasi di Lapangan

Dalam pelaksanaannya, pengabdian berbasis teknologi diakui tidak lepas dari tantangan. Di antaranya adalah kesenjangan literasi digital mitra, hambatan administratif, lemahnya dokumentasi luaran teknologi, serta kesulitan menjaga keberlanjutan program.

Untuk itu, LPPM menyusun strategi antisipatif, antara lain melalui pendekatan kolaboratif sejak tahap perencanaan, penyusunan proposal yang berbasis kebutuhan riil, serta pendampingan berkelanjutan kepada mitra.

“Program Kosabangsa bukan sekadar pengabdian biasa, tetapi bentuk gotong royong keilmuan dalam menyelesaikan persoalan masyarakat secara sistemik,” tutupnya.

Humas UM (YMN)

 

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Ivan Armawan di sela Bimtek penyusunan MUK LSP, Selasa (11/2). Foto: SA/Kontributor

Bimtek MUK LSP Tingkatkan Kualitas Lulusan Universitas Mulia

UM – Universitas Mulia terus berupaya meningkatkan kualitas lulusannya agar mampu bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan memacu sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa lewat Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia Dr. Ivan Armawan mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah menyusun Materi Uji Kompetensi (MUK) LSP untuk usulan skema sertifikasi profesi yang relevan dengan kebutuhan industri.

Hal ini dikatakan di sela mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) penyusunan MUK LSP dengan narasumber Dr. Mada Aditya Wardhana, diikuti 32 dosen Universitas Mulia pada hari kedua, bertempat di Ruang Eksekutif, Selasa (11/2).

Poin pentingnya adalah bagaimana kita membekali mahasiswa agar ketika lulus nanti, mereka memiliki sertifikat keahlian yang diakui secara nasional melalui BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi),” ujar Ivan Armawan.

Ivan mengatakan, bersama timnya, tengah mengembangkan tiga skema sertifikasi utama, antara lain skema Analis Pemasaran, skema Manajemen Sumber Daya Manusia untuk kualifikasi level 3 dan 4, dan skema Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajerial, dan Informasi Pajak.

Menurut Ivan Armawan, sertifikasi kompetensi ini tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa yang ingin langsung bekerja setelah lulus, tetapi juga bagi mereka yang ingin berwirausaha atau menjadi Entrepreneur.

“Skema pemasaran, misalnya, itu sangat relevan bagi mahasiswa yang ingin memulai bisnis sendiri. Mereka akan dibekali dengan pengetahuan tentang riset pasar, analisis kompetitor, dan strategi branding yang efektif,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ivan menjelaskan bahwa Universitas Mulia juga akan membuka kesempatan bagi para alumni untuk mengikuti sertifikasi kompetensi.

Bagi alumni yang sudah lulus dan ingin mendapatkan sertifikasi, kami tetap membuka pintu. Tentunya, ada mekanisme dan biaya tersendiri yang perlu diperhatikan,” tambahnya.

Proses sertifikasi kompetensi nantinya akan berlangsung di Universitas Mulia yang dapat dilakukan melalui tiga jalur, yakni jalur pendidikan formal, rekognisi pembelajaran lampau (RPL), dan asesmen mandiri. Setiap jalur memiliki persyaratan dan mekanisme yang berbeda.

Suasana Bimbingan Teknis penyusunan MUK LSP Universitas Mulia di Ruang Eksekutif, Senin (10/2/2025). Foto: SA/Kontributor

Suasana Bimbingan Teknis penyusunan MUK LSP Universitas Mulia di Ruang Eksekutif, Senin (10/2/2025). Foto: SA/Kontributor

Sementara itu, ditemui terpisah, Dekan Fakultas Ilmu Komputer Djumhadi, S.T., M.Kom mengatakan, memasuki hari kedua ini tim dari fakultas telah berhasil menyusun usulan 18 skema sertifikasi.

Delapan belas,” katanya singkat, ketika ditanya berapa jumlah usulan skema yang tengah diajukan. Tidak tertutup kemungkinan jumlah skema ini akan bertambah seiring dengan perkembangan selanjutnya.

Dengan demikian, Fakultas Ilmu Komputer akan memiliki lebih banyak skema sertifikasi kompetensi yang diharapkan akan menguntungkan mahasiswa untuk menentukan pilihan sesuai dengan yang diminati.

Menurutnya, melalui sertifikasi kompetensi, ia berharap mahasiswa akan mendapatkan pendidikan dan pelatihan  di bidang teknologi informasi yang lebih terarah dan relevan dengan kebutuhan industri.

Lewat sertifikasi ini diharapkan akan memberdayakan lulusan dengan memberikan bukti konkret atas kompetensi yang dimiliki, sehingga meningkatkan kepercayaan diri dan daya saing mereka di pasar kerja,” tuturnya.

Ia berharap, dengan menjalani proses sertifikasi, mahasiswa akan terbuka wawasan tentang standar kompetensi yang berlaku di industri, sehingga lebih siap menghadapi tantangan dunia kerja.

Sertifikasi kompetensi diharapkan akan memperkaya pengalaman belajar mahasiswa dan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi karir mereka di masa depan.

Dengan memacu sertifikasi kompetensi, Universitas Mulia berkomitmen menghasilkan lulusan berkualitas, berkompeten, dan siap bersaing di era industri yang dinamis. Upaya ini diharapkan berkontribusi positif bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

(SA/Kontributor)

Suasana Bimbingan Teknis penyusunan MUK LSP Universitas Mulia di Ruang Eksekutif, Senin (10/2/2025). Foto: Vio/Media Kreatif

Peran Strategis LSP dalam Menjawab Kebutuhan Industri

UM – Sebanyak 32 dosen dari berbagai program studi menjadi peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) penyusunan Materi Uji Kompetensi (MUK) untuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) di Universitas Mulia, Senin (10/2/2025).

Bimtek yang digelar selama tiga hari ini berlangsung di Ruang Eksekutif Kampus Utama Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Balikpapan. Narasumber utama Mada Aditya Wardhana, selaku Kepala Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Mulia.

Bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dosen dalam menyusun MUK yang relevan dengan kebutuhan industri, sekaligus meningkatkan daya saing lulusan di era global.

Dalam paparannya, Mada menekankan pentingnya sertifikasi kompetensi berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), sebagai solusi strategis meningkatkan daya saing lulusan dan pekerja di era global.

Mada membuka sesi dengan menjelaskan posisi strategis sertifikat kompetensi dalam sistem pendidikan dan ketenagakerjaan.

Dalam paparannya, Mada Aditya Wardhana menekankan pentingnya sertifikasi kompetensi sebagai pengakuan formal atas keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Ia bahkan menyebut sertifikasi kompetensi sebagai “mata uang” di pasar kerja internasional.

Sertifikasi kompetensi itu seperti mata uang yang mudah dikonversi di berbagai negara. Lebih mudah daripada mengkonversi ijazah, karena ijazah hanya diakui di negara di mana lembaga pendidikannya berada,” ujarnya.

Mada menjelaskan, sertifikasi kompetensi yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), memiliki kedudukan yang setara dengan ijazah. Hal ini sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), yang mengakui pengalaman kerja sebagai salah satu jalur untuk mencapai kompetensi.

Jangan sampai kita menyebut sertifikat BNSP itu sebagai SKPI. Sertifikat BNSP itu setara dengan ijazah. SKPI itu hanya surat keterangan,” tegasnya.

Lantaran sertifikat kompetensi setara dengan ijazah, Mada mengatakan apabila ditemukan penyelewengan dalam penerbitannya, dampaknya sangat serius seperti memalsukan ijazah.

Ia mengingatkan peserta untuk memandang sertifikasi sebagai proses yang etis dan akuntabel, mengingat sertifikat BNSP dilengkapi fitur keamanan seperti hologram, barcode, dan nomor seri yang terintegrasi dengan database nasional.

Kepala LSP Universitas Mulia Mada Aditya Wardhana. Foto: Vio/Media Kreatif

Kepala LSP Universitas Mulia Mada Aditya Wardhana. Foto: Vio/Media Kreatif

Dosen dari Fakultas Ilmu Komputer tampak menyusun MUK LSP. Foto: Vio/Media Kreatif

Dosen dari Fakultas Ilmu Komputer tampak menyusun MUK LSP. Foto: Vio/Media Kreatif

Kelompok dosen Farmasi tengah menyusun dokumen MUK LSP. Foto: Vio/Media Kreatif

Kelompok dosen Farmasi tengah menyusun dokumen MUK LSP. Foto: Vio/Media Kreatif

Dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis menyusun MUK LSP. Foto: Vio/Media Kreatif

Dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis menyusun MUK LSP. Foto: Vio/Media Kreatif

Mada mendorong para dosen memanfaatkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) sebagai acuan dalam menyusun kurikulum dan RPS (Rencana Pembelajaran Semester).

Menurutnya, SKKNI dapat menjadi SOP (Standard Operating Procedure) di industri, MUK dalam sertifikasi, dan kurikulum berbasis kompetensi di pendidikan formal.

Apa yang diajarkan? Unit kompetensi. Apa yang disertifikasi? Unit kompetensi. Apa yang dilakukan di dunia kerja? Unit kompetensi,” tandas Mada.

Mada menekankan perlunya integrasi KKNI dalam penyusunan MUK. Menurutnya, KKNI tidak hanya menjadi acuan kurikulum, tetapi juga peta karir berbasis level kualifikasi (1-9) yang harus selaras dengan kebutuhan industri.

Di industri, kenaikan jabatan harus linier sesuai rumpun kompetensi. Misal, dari marketing ke keuangan itu tidak mungkin. Ini harus tercermin dalam skema sertifikasi,” jelasnya.

Ia mencontohkan kode okupasi internasional (misal: 2419 untuk Asesor Kompetensi) yang memudahkan rekognisi sertifikat di luar negeri.

Dalam Bimtek ini, seluruh peserta diajak menyusun MUK dengan memetakan tiga jalur pembelajaran, yakni jalur formal, pelatihan kerja, dan pengalaman kerja.

Multi entry multi exit system memungkinkan mahasiswa keluar masuk sesuai capaian pembelajaran. Jika putus studi, mereka tetap punya sertifikat kompetensi untuk bekerja,” ujarnya.

Peluang dan Tantangan LSP di Era Industri 5.0

Mada menyoroti pesatnya pertumbuhan LSP di sektor industri, seperti Pupuk Kaltim, FORNAS, dan PAMA. Ia mendorong perguruan tinggi untuk tidak ketinggalan dalam menyusun skema sertifikasi berbasis SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia).

Industri sudah mulai banyak memiliki LSP. Jika kampus tidak segera beradaptasi, lulusan kita akan kalah saing,” tandasnya.

Ia juga mengkritisi prodi seperti Hukum dan PAUD yang belum memiliki skema sertifikasi kuat serta mendorong asosiasi profesi untuk mengambil peran.

Di akhir sesi, Mada berpesan agar peserta memanfaatkan pelatihan ini untuk menyusun MUK yang terstruktur, relevan, dan berorientasi masa depan.

Bekali mahasiswa dengan sertifikat kompetensi sejak dini. Ini adalah bentuk tanggung jawab kita agar mereka siap kerja, bahkan jika tidak menyelesaikan studi,” tuturnya.

Ia juga mengajak dosen mengadopsi SKKNI dalam penyusunan RPS (Rencana Pembelajaran Semester). “Dengan merujuk SKKNI, tugas-tugas perkuliahan bisa langsung selaras dengan unit kompetensi yang diuji di industri,” tambahnya.

Bimtek ini tidak hanya memperkuat kapasitas dosen dalam penyusunan MUK, tetapi juga menjadi momentum transformasi pendidikan tinggi yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar kerja.

Melalui integrasi KKNI, sertifikasi kompetensi diharapkan menjadi jembatan yang menghubungkan dunia akademik, pelatihan, dan industri. Di hari pertama pelaksanaan Bimtek MUK ini berhasil terkumpul usulan 21 skema sertifikasi kompetensi.

(SA/Kontributor)

Humas UM, 4 November 2024 — Kecamatan Bontang Selatan, Kota Bontang, baru saja melaksanakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepemimpinan bagi Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidik Tenaga Kependidikan (PTK) PAUD. Berlangsung di Hotel Neo by Aston Balikpapan, kegiatan ini diikuti oleh 48 kepala sekolah PAUD se-Kecamatan Bontang Selatan. Kegiatan ini semakin istimewa dengan kehadiran narasumber dari kalangan akademisi, yakni Lisda Hani Gustina, S.Ag., M.Pd., dosen dari Fakultas Pendidikan Guru (PG) PAUD Universitas Mulia, yang juga merupakan pakar dalam bidang pendidikan anak usia dini.

Dalam sesi yang disampaikan oleh Lisda Hani Gustina, para peserta mendapatkan wawasan baru terkait kepemimpinan yang efektif dan pengelolaan pendidikan anak usia dini yang berbasis kualitas. Lisda, yang dikenal berpengalaman dalam mengajar dan melatih tenaga pendidik PAUD, memaparkan berbagai strategi kepemimpinan dan teknik manajemen yang dapat diterapkan di lingkungan pendidikan PAUD. Didukung oleh narasumber lain, Pak Sahril, Lisda Hani memberikan pandangan mendalam tentang pentingnya peran kepala sekolah sebagai pemimpin yang inspiratif dan inovatif.

 

“Universitas Mulia sangat berkomitmen untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik di segala jenjang, termasuk PAUD. Melalui kegiatan seperti ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan pendidikan usia dini yang lebih berkualitas,” ungkap Lisda Hani Gustina di sela-sela sesi pelatihan.

Acara ini dibuka oleh Camat Bontang Selatan, Bapak Kamsal, S.Pd., yang didampingi oleh Bunda PAUD Bontang Selatan. Dalam sambutannya, Camat Bontang Selatan menyampaikan apresiasi tinggi terhadap Universitas Mulia yang turut mendukung peningkatan kualitas pendidikan di wilayahnya melalui partisipasi dosen sebagai narasumber dalam kegiatan ini.

Peserta Bimtek mengaku antusias mengikuti pelatihan yang dibimbing oleh dosen Universitas Mulia ini. Selain menambah wawasan, materi yang disampaikan sangat aplikatif dan relevan dengan tantangan yang mereka hadapi di lapangan. “Dengan bimbingan dari Ibu Lisda Hani, kami mendapatkan banyak ilmu baru yang akan kami terapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di PAUD masing-masing,” ujar salah satu peserta.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi tonggak awal dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas pengelolaan PAUD di Kecamatan Bontang Selatan. Peran dosen Universitas Mulia sebagai narasumber menambah nilai lebih pada Bimtek ini, memperlihatkan bagaimana kolaborasi antara institusi pendidikan tinggi dan pemerintah dapat membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan.

Humas UM (YMN)

Narasumber Rektor Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari (UNISKA) Banjarmasin Prof. Ir. Abdul Malik, M.Si., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. saat memberikan materi bimbingan.

UM – Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Koordinator Wilayah XI-B Kalimantan Timur bersama dengan Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (FORSILADI) Kaltim dan LLDIKTI 11 menggelar Bimbingan Teknis Percepatan Jabatan Fungsional (Jafung) di Hall Cheng Ho Universitas Mulia, Sabtu (17/12).

Tampil sebagai narasumber Rektor Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari (UNISKA) Banjarmasin Prof. Ir. Abdul Malik, M.Si., Ph.D., IPU, ASEAN Eng yag juga Tim Penilai Angka Kredit (PAK) Nasional. Narasumber kedua Dr. H. Sudarmo, S.H., M.M selaku Ketua DPW FORSILADI Kalimantan Timur, dan dimoderatori oleh Dr. Esti Royani, S.H., S.Pd., M.Pd., M.H., C.Ps., C.Me., C.HTc., C.Mt.

Tampak Dr. M. Lukman, S.T., M.T selaku Ketua APTISI XI-B Kalimantan Timur dan Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H selaku Ketua APTISI XI-B Komisariat Selatan dan Rektor Universitas Mulia Dr. Muhammad Rusli, M.T serta dosen-dosen dari perguruan tinggi swasta di Balikpapan.

Koordinator LLDIKTI 11 Kalimantan Dr. Muhammad Akbar, M.Si mengatakan bahwa salah satu hal yang penting dalam laporan aktivitas dosen sehingga terhubung dengan Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) adalah dosen selalu memperbarui SISTER yang ada di perguruan tinggi masing-masing.

Sebagaimana diketahui, SISTER adalah Sistem Informasi Sumber Daya Terintegrasi merupakan salah satu program dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI lewat Ditjen Pendidikan Tinggi (DIKTI).

“Kualitas Sumber Daya Dosen perguruan tinggi dilihat dari kepangkatan. Jadi, masing-masing dosen dipersilakan untuk memiliki akunnya untuk meng-update informasi peningkatan kualitasnya melalui SISTER,” tuturnya.

Dari berbagai sistem informasi tersebut menjadi sarana bagi LLDIKTI untuk melakukan pembayaran tunjangan profesi dosen yang telah memiliki Sertifikasi. “Memenuhi atau tidak untuk diberikan tunjangan profesi tersebut,” tutur Dr. Muhammad Akbar.

Koordinator LLDIKTI 11 Kalimantan Dr. Muhammad Akbar, M.Si mengatakan bahwa salah satu hal yang penting dalam laporan aktivitas dosen sehingga terhubung dengan Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) adalah dosen selalu memperbarui SISTER yang ada di perguruan tinggi masing-masing.

Koordinator LLDIKTI 11 Kalimantan Dr. Muhammad Akbar, M.Si.

Rektor Universitas Mulia bersama moderator dan Dr. Sudarmo, yang juga Ketua STIE Balikpapan.

Rektor Universitas Mulia Dr. Muhammad Rusli, M.T bersama moderator dan Dr. Sudarmo, yang juga Ketua STIE Balikpapan.

Narasumber Rektor Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari (UNISKA) Banjarmasin Prof. Ir. Abdul Malik, M.Si., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. saat memberikan materi bimbingan.

Narasumber Rektor Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari (UNISKA) Banjarmasin Prof. Ir. Abdul Malik, M.Si., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. saat memberikan materi bimbingan.

Sementara itu, Dr. Sudarmo yang juga sebagai Ketua Panitia kegiatan mengatakan bahwa dirinya ingin berbagi tips kiat sukses kenaikan Jabatan Fungsional Dosen Tetap. “Kegiatan ini penting sekali karena kinerja utama perguruan tinggi adalah Jabatan Fungsional Dosen,” tuturnya.

Dirinya berharap, pelaksanaan Bimbingan Teknis tersebut memberikan dampak positif bagi perguruan tinggi masing-masing. Dr. Sudarmo mengaku sudah lama menjadi dosen dan tidak lama lagi pensiun.

“Oleh karena itu, Bapak Ibu sesegera mungkin mengurus Jabatan Fungsional itu secara reguler, bertahap per dua tahun,” tuturnya. Awal mula dirinya terobsesi oleh teman-teman dosen lainnya untuk meraih gelar Doktor dan lompat jabatan.

“Ternyata, lompat itu tidak seperti yang kita bayangkan, Bapak Ibu. Tahun 2010 waktu itu Lektor 200. Setelah Doktor, tahun 2014 ingin naik Lektor Kepala. Ternyata tidak semudah yang kita bayangkan,” tutur Dr. Sudarmo mengawali cerita pengalamannya.

Untuk itulah, ia mendorong seluruh peserta yang terdiri dari dosen-dosen perguruan tinggi lainnya untuk segera mengurusnya secara bertahap. “Kalau tidak kita bisa ketinggalan terus,” tuturnya.

Oleh karena, dirinya terus berusaha sebelum batas waktu usia pensiun 65 tahun tercapai. “Alhamdulillah, dalam waktu satu bulan itu tercapai karena semua syarat sudah terpenuhi. Kalau tidak begitu, tiga tahun bisa tidak terpenuhi,” tuturnya.

Dalam usahanya itulah, per-Oktober 2022 yang lalu dirinya mendapatkan Jabatan Fungsional Lektor Kepala 750. ”Mau naik Guru Besar itu minimal ada empat jurnal terindeks Scopus dan DOI sebagai penulis pertama,” tuturnya.

Simak paparan selanjutnya di sini.

(SA/Puskomjar)

Instruktur Bimtek SISTER Universitas Mulia Nasruddin S.Kom., M.Kom dan Pramudya Insan P, S.Kom., M.Kom di PSKDU Samarinda, Sabtu (26/3). Foto: Istimewa

UM – Program Studi Di luar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Mulia Samarinda menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengisian Beban Kerja Dosen (BKD) berbasis Sistem Informasi Sumber Daya Terintegrasi (SISTER). Bimtek ini diikuti seluruh dosen PSDKU, bertempat di Kampus Jalan Pahlawan 2A Samarinda, Sabtu (26/3).

Kepala PSDKU Samarinda Muhammad Yani, S.Kom., M.T.I mengatakan bahwa bimbingan teknis ini berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Kemdikbud No.12/E/KPT/2021 tanggal 18 Januari 2021 tentang Pengaturan Pedoman Operasional Beban Kerja Dosen dan Penyusunan Laporan Beban Kerja Dosen terintegrasi SISTER. Untuk itu, dirinya ingin memberikan pelatihan bagi seluruh dosen PSDKU terkait bagaimana menggunakan SISTER.

“Instrukturnya Pak Nasrudin dan Pak Pramudya dari Balikpapan. Beliau memberikan bimbingan teknis setelah mengikuti Bimbingan Teknis SISTER yang digelar LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan, 16 Maret 2022 yang lalu. Kami kemudian diajari pentingnya membuat laporan BKD setiap semester menggunakan SISTER ini,” tutur Muhammad Yani usai pelatihan.

SISTER sendiri singkatan dari Sistem Informasi Sumber Daya Terintegrasi yang digunakan sebagai layanan yang berisi data pendidik, yakni dosen. SISTER digunakan untuk portofolio dosen, perubahan data dosen, beban kerja dosen, dan proses-proses lain terkait dengan kepangkatan atau karier dosen.

Bimbingan Teknis Pengisian dan Penilaian BKD yang diselenggarakan PSDKU Samarinda, Sabtu (26/3). Foto: Istimewa

Bimbingan Teknis Pengisian dan Penilaian BKD yang diselenggarakan PSDKU Samarinda, Sabtu (26/3). Foto: Istimewa

Yani berharap, usai mengikuti pelatihan SISTER ini seluruh dosen PSDKU Samarinda mulai dapat menyusun laporan kegiatan tri dharma setiap awal semester.

“Bapak ibu dosen yang baru menggunakan SISTER diharapkan mulai semester ini mencicil laporan kegiatannya, mulai dari melengkapi portofolio dosen, data-data formal seperti aktivitas dosen, riwayat pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Ini penting untuk karier dosen tersebut,” tutur Muhammad Yani.

SISTER Universitas Mulia terhubung dengan sistem pada PDDIKTI Kemendikbud Ristek. SISTER kini menjadi layanan one-stop-service seluruh portofolio dan pemutakhiran data dosen, termasuk mengelola proses terkait karier dosen lewat Penilaian Angka Kredit (PAK) untuk semua jabatan fungsional.

Seluruh pendokumentasian aktivitas tridarma dan peningkatan karier dosen dengan SISTER diharapkan juga berjalan lebih mudah, lebih efisien jika dibanding mengelola sendiri, dan bisa memberikan kepastian informasi setiap pelaporan beban kerja dosen.

Berikut beberapa referensi yang dapat digunakan sebagai panduan dosen dalam mengisi dan menilai BKD SISTER.

  1. Pedoman Operasional BKD (PO BKD2021). Kep Dirjen Dikti Kemendikbud No.12/E/KPT/2021.
  2. Presentasi Kegiatan Pelatihan Bimtek SISTER 
  3. Layanan BKD SISTER PDDIKTI
  4. Rubrik Pedoman Operasional (PO) BKD Tahun 2021

(SA/PSI)