Technofest IT FIKOM, Seminar Teknologi AI untuk Mendorong Inovasi dan Produktivitas
UM – Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) bekerja sama dengan NVIDIA dan Bitracom Balikpapan menggelar seminar dengan tema NVIDIA Powers the World’s AI and Yours, bertempat di Ballroom Cheng Ho, Kamis (19/12). Seminar ini merupakan rangkaian Festival Teknologi Informasi atau Technofest IT yang digelar FIKOM.
Pada kesempatan ini, para narasumber, yakni Irwan Chandra dan Ilham Subki Wijaya, memperkenalkan produk-produk AI terbaru yang dapat digunakan untuk efisiensi dan produktivitas inovasi perguruan tinggi.
Chandra, Direktur CV. Bitracom Informatika mengawali sambutan, mengucapkan terima kasih kepada Rektor Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, Wakil Rektor, Dekan, Kepala Lembaga beserta seluruh jajaran pimpinan, dosen, dan mahasiswa Universitas Mulia.
“Kalau saya boleh cerita sedikit, nama gedung yang kita pakai ini adalah Cheng Ho. Sejarah Cheng Ho itu secara ringkas tahun 1400, yaitu memimpin tujuh ekspedisi mengarungi lautan sampai ke Asia dan Afrika,” ujar Chandra.
Tujuan Cheng Ho ditugaskan untuk melakukan ekspedisi, lanjutnya, adalah untuk mencari wilayah baru, destinasi baru, dan kesempatan baru.
“Kami berharap kolaborasi antara Universitas Mulia dan Bitracom dapat membuka peluang baru untuk mengembangkan teknologi AI, menjadikannya sebagai ‘Cheng Ho Teknologi’ yang membawa inovasi dan dampak nyata bagi masa depan,” harap Chandra.
AI: Dari Masa Lalu ke Masa Depan
Irwan Chandra, pembicara pertama, membuka diskusi dengan menggambarkan perjalanan teknologi AI. “Perkembangan AI mulai terlihat signifikan sejak tahun 2012-2013, tetapi lonjakan besar terjadi pada 2018-2019,” jelasnya.
AI, menurutnya, adalah kemampuan komputer untuk meniru kecerdasan manusia, dan teknologi ini berkembang pesat sejak hadirnya Neural Processing Unit (NPU), yang memungkinkan komputer memproses tugas AI secara lebih efisien.
Tak hanya itu, Irwan menyoroti bagaimana AI telah menjadi bagian dari komputasi modern. Teknologi NVIDIA RTX, misalnya, memungkinkan akselerasi komputasi hingga tingkat yang sebelumnya tidak terbayangkan.
Dengan kemampuan menjalankan aplikasi AI secara lokal, perangkat modern kini mampu memberikan respons cepat tanpa tergantung server jarak jauh.
AI dalam Dunia Kreatif
Dalam sesi yang menggugah minat para kreator konten, Irwan menyoroti peran NVIDIA dalam mendukung lebih dari 125 aplikasi berbasis AI, mulai dari pengeditan video hingga broadcasting. Teknologi seperti NVIDIA DLSS, Broadcast, dan Omniverse dirancang untuk mempercepat proses kreatif hingga beberapa kali lipat dibandingkan perangkat standar.
“Bayangkan, laptop dengan RTX 4090 dapat menyelesaikan tugas delapan kali lebih cepat dibandingkan MacBook Pro dalam beberapa skenario,” katanya.
Ia juga memamerkan teknologi Canvas, yang memungkinkan kreator membuat sketsa dan elemen visual dengan mudah, dan NVIDIA Broadcast yang mampu meningkatkan kualitas meeting online dengan fitur noise reduction dan eye contact adjustment.
AI untuk Gaming dan Pengembangan
Industri gaming juga tidak luput dari pembahasan. Dengan lebih dari 150 juta gamer di Indonesia, NVIDIA membawa inovasi seperti RTX Remix, alat gratis untuk memodifikasi game lama, dan NVIDIA ACE for Gamers, yang memberikan kecerdasan pada karakter dalam game.
“Karakter dalam game kini dapat berinteraksi lebih dinamis dengan pemain, memberikan pengalaman gaming yang lebih imersif,” tambah Irwan.
Selain itu, teknologi DLSS telah meningkatkan performa lebih dari 400 game, membuktikan bahwa AI tidak hanya mendukung kreator tetapi juga komunitas gamer secara luas.
Teknologi GPU: Pendukung Revolusi AI
Semua inovasi AI yang dibahas tidak terlepas dari peran GPU RTX. NVIDIA menawarkan pilihan GPU dengan performa beragam, seperti RTX 4060 hingga RTX 4090, yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna dari berbagai kalangan.
GPU ini kini tersedia di laptop dan desktop, memberikan fleksibilitas bagi pengguna untuk menjalankan aplikasi berbasis AI sesuai kebutuhan.
AI: Alat untuk Manusia Super
Irwan menutup presentasinya dengan pesan yang menginspirasi dari CEO NVIDIA Jensen Huang, yang mengatakan, “AI adalah alat untuk membantu manusia menjadi lebih baik, bukan untuk menggantikan manusia.”
Dalam pandangannya, AI seharusnya digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas hidup manusia, layaknya kalkulator yang mempermudah penghitungan.
AI: Alat untuk Animasi dan Gaming
Narasumber kedua, Ilham Subki Wijaya, mengawali dengan mengucapkan terima kasih untuk NVIDIA Indonesia, Bitracom, dan Universitas Mulia.
“Saya baru tahu kalau universitas ini umurnya belum begitu tua dan kampusnya bagus sekali. Dari sekian banyaknya roadshow, jujur, aula di sini adalah yang paling keren yang pernah saya temui,” kata Ilham.
Ilham memperkenalkan diri dari Gadgets.id sebagai Content Creator di YouTube. “Kerjaan saya biasanya nyobain beberapa komponen-komponen komputer, baik PC desktop ataupun laptop. Kebetulan lagi ngulik-ngulik AI dan sering diundang beberapa vendor untuk mendemokan AI,” katanya.
Hardware untuk AI PC (Khususnya 3D Content)
Karena kerjaan saya biasanya nge-review hardware, di sini saya ingin memperkenalkan hardware-hardware yang memang digunakan, terutama untuk AI PC dan spesifik untuk 3D content (animasi dan gaming).
Hardware untuk AI di antaranya adalah NPU, GPU, dan AI Cloud. Ketiganya, menurutnya, adalah prosesor. Jadi, AI dikerjakan oleh CPU, tapi GPU, NPU, dan GPU di cloud adalah akselerator.
“AI akselerator adalah chip yang spesifik untuk perhitungan matematis. Jadi, belajar matriks dan statistik itu penting untuk develop AI,” ujar Ilham.
Ia kemudian menjelaskan perbedaan NPU, GPU, dan Cloud GPU.
NPU biasa terdapat di laptop, tujuannya untuk efisiensi. NPU mengerjakan hal-hal basic seperti background blur. Contoh, jika laptop ada fitur Microsoft Studio Effect, berarti ada NPU di prosesornya.
“Aplikasi Audacity juga bisa jalan di NPU,” ujarnya.
GPU (RTX) memiliki kemampuan lebih luas lagi. Bisa untuk ComfyUI (generative image dengan node workflow), realtime generative image, dan DLSS (Deep Learning Super Sampling).
Sedangkan Cloud yang digunakan untuk AI seperti ChatGPT, Suno, Hagen, Copilot yang tidak berjalan lokal. Ada yang gratis dan berbayar. “Tetapi dengan RTX, karena jalannya lokal, jadi gratis, kecuali software yang memerlukan subscription,” ujarnya.
Pemanfaatan AI dalam Animasi
“Di sini saya mendemokan pembuatan animasi 30 detik dalam satu hari dengan ComfyUI (untuk still image, texturing), Cloud AI dengan Tripo (untuk membuat aset 3D), Blender (untuk pose, bukan untuk bikin animasi), dan live portrait (untuk dialog). Lalu, untuk merangkai videonya dapat memanfaatkan CapCut,” terang Ilham.
Nvidia Chat RTX
Ilham menerangkan penggunaan Nvidia Chat RTX, yang merupakan LLM (Large Language Model) lokal.
“Saya sudah menyiapkan satu folder jurnal berisi 115 jurnal yang dijadikan dataset. Apapun yang ditanya mengenai supply chain dan management risk, jawaban diberikan dan juga referensi jurnalnya,” ujar Ilham.
Model Chat RTX baru bisa berjalan dengan Bahasa Inggris, tapi bisa dilakukan finetuning jika ingin menggunakan Bahasa Indonesia.
Perbandingan Generate Image dengan CPU dan GPU RTX
Ilham kemudian mendemokan dua stable diffusion dengan prompt yang sama “one car in the mountain“.
Satu menggunakan CPU core i7 13700H yang memakan waktu sekitar 5 menit untuk 1 gambar dengan load 100%. Sementara, stable diffusion yang menggunakan RTX 4070 memakan waktu sekitar 26 detik untuk 10 gambar.
“Jadi, GPU RTX lebih cepat dan efisien untuk generative image. CPU tidak dioptimalkan untuk tugas tersebut,” ujarnya.
Sedangkan implementasi AI pada Gaming, NVIDIA dengan DLSS bisa memperkecil resolusi lalu di-upscale. Dengan adanya AI, kualitas gambar bisa tetap dipertahankan, performa pun lebih tinggi.
Ilham mengakhiri presentasi dengan pesan yang bijak. “AI adalah tools tambahan untuk memaksimalkan dan membuat pekerjaan kita lebih efisien. Pintar-pintarlah belajar matematika agar jago develop AI,” ujarnya.
Semua hal tentang AI perlu akselerator yang tepat dan software perlu di-coding untuk memaksimalkan GPU, Tensor Core, dan CUDA.
“Jika kita menggunakan RTX, maka banyak fitur AI yang dapat digunakan secara lokal, tanpa berbayar. Hal ini juga dapat menjaga privasi data perusahaan atau kampus,” pungkasnya.
(SA/Kontributor)