Tag Archive for: Farmasi Universitas Mulia

Tim FHK yang dipimpin Dekan Dr. Mada Aditia Wardhana mengunjungi pelaku usaha madu herbal Madsant, Ridwansyah, di Kel. Margomulyo Balikpapan, Kamis (19/12). Foto: Istimewa

UM – Fakultas Humaniora dan Kesehatan (FHK) Universitas Mulia terus memperluas kemitraan dengan pelaku usaha lokal untuk mendukung pelaksanaan tridharma perguruan tinggi. Salah satu langkah nyata adalah kunjungan ke usaha lebah madu yang dikelola oleh Ridwansyah, pemilik merek Madu Madsant, di Kel. Margomulyo, Balikpapan, Kamis (19/12).

Kunjungan ini bertujuan untuk menjajaki peluang penelitian herbal dan edukasi lapangan, sekaligus mengembangkan produk berbasis propolis dan madu lokal.

“Kunjungan ini merupakan langkah awal untuk mengembangkan produk lebah madu melalui penelitian yang dilakukan oleh Program Studi S1 Farmasi,” kata Dekan FHK, Dr. Mada Aditia Wardhana.

Ia menjelaskan bahwa upaya ini tidak hanya untuk kepentingan riset, tetapi juga untuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di FHK.

Dalam kunjungan tersebut, tim FHK Universitas Mulia melihat secara langsung proses pemanenan propolis dari lebah jenis Biroi menggunakan teknik budidaya berbasis rekayasa.

Pelaku usaha madu juga memperkenalkan inovasi berupa modifikasi pada tutup kotak budidaya untuk meningkatkan kualitas propolis.

Tim FHK sedang mengamati produk madu herbal Madsant di Kel. Margomulyo Balikpapan, Kamis (19/12). Foto: Istimewa

Tim FHK sedang mengamati produk madu herbal Madsant di Kel. Margomulyo Balikpapan, Kamis (19/12). Foto: Istimewa

Sebagian produk madu herbal yang baru dipanen dan dalam bentuk kemasan yang siap dikonsumsi. Foto: Istimewa

Sebagian produk madu herbal yang baru dipanen dan dalam bentuk kemasan yang siap dikonsumsi. Foto: Istimewa

“Proses ini memberikan wawasan baru bagi kami, terutama dalam mengintegrasikan riset Farmasi dengan praktik industri. Selain itu, objek ini juga sangat cocok untuk edukasi lapangan bagi anak usia dini,” tambah Dr. Mada.

Menurutnya, FHK berencana mengembangkan riset lanjutan di bidang Farmasi dan menjadikan peternakan lebah sebagai tempat edukasi bagi anak-anak.

Prodi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGAUD) direncanakan akan memanfaatkan objek ini untuk memperkenalkan anak usia dini pada dunia peternakan lebah dan manfaatnya.

Kegiatan ini bukanlah langkah awal, melainkan tindak lanjut dari kunjungan sebelumnya yang dilakukan Ridwansyah ke Prodi S1 Farmasi pada September 2024. Kala itu, ia berdiskusi tentang potensi pengembangan produk madu, propolis, herbal, dan kosmetik berbasis bahan lokal.

“Propolis, herbal, dan kosmetik di Balikpapan masih didominasi oleh produk luar daerah. Dengan dukungan Universitas Mulia, kami berharap dapat memproduksi sendiri dan meningkatkan kualitas produk lokal,” ujar Ridwansyah.

Ia juga menyampaikan harapan besar untuk menjalin kerjasama lebih erat dengan Universitas Mulia. “Kami optimis bahwa kolaborasi ini dapat mengembangkan sektor UMKM dan menciptakan produk unggulan yang bermanfaat bagi masyarakat,” tambahnya.

Selain mendorong riset dan inovasi, kegiatan ini juga sejalan dengan visi Universitas Mulia untuk memperkuat kontribusi dalam pengembangan sektor UMKM lokal.

Melalui penguatan kerjasama dengan pelaku usaha seperti Madu Madsant, Universitas Mulia berupaya mendorong terciptanya ekosistem inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Dalam kunjungan ini, tim FHK mendapat wawasan tentang manfaat propolis sebagai bahan baku herbal dengan nilai tambah tinggi. Propolis dikenal memiliki kandungan antimikroba dan antioksidan yang bermanfaat untuk kesehatan.

Dr. Mada menegaskan bahwa penelitian Farmasi Universitas Mulia ke depan akan difokuskan pada pengembangan bahan herbal lokal, termasuk propolis, untuk menghasilkan produk farmasi yang kompetitif.

“Kami ingin memastikan bahwa Balikpapan memiliki produk herbal berkualitas yang mampu bersaing di pasar nasional,” katanya.

Kolaborasi antara FHK Universitas Mulia dan pelaku usaha lokal seperti Madu Madsant menjadi langkah penting dalam memadukan dunia akademik dengan kebutuhan industri.

Kunjungan ini tidak hanya membuka peluang riset, tetapi juga memberikan dampak positif bagi edukasi anak usia dini dan pengembangan UMKM.

Dengan dukungan Universitas Mulia, diharapkan Balikpapan dapat menjadi pusat inovasi produk herbal lokal yang berkualitas.

Sinergi ini tidak hanya akan memperkuat sektor pendidikan, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi masyarakat melalui produk unggulan berbasis bahan lokal.

(SA/Kontributor)

Humas UM- Health Innovation Festival 2024 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada tanggal 7-9 November 2024 di Jakarta Convention Center dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 adalah sebuah acara besar yang mempertemukan berbagai inovasi terbaru di bidang kesehatan, teknologi medis, dan gaya hidup sehat.Health Innovation Festival 2024 juga memiliki area khusus untuk produk kesehatan alami, makanan organik, dan produk perawatan diri yang berfokus pada kesehatan holistik. Produk-produk ini termasuk suplemen herbal, bahan pangan superfood, dan produk perawatan diri yang ramah lingkungan. Pengunjung bisa merasakan langsung manfaat dari produk-produk ini, serta mendapatkan informasi lengkap dari para ahli mengenai gaya hidup sehat yang seimbang.

Salah satu team Apoteker Praktik Herbal Indonesia (APHI) mengenalkan Teh herbal Daun Sengkuang Dari Universitas Mulia

Dalam Health Innovation Festival 2024 di Jakarta Convention Center, Apoteker Praktik Herbal Indonesia (APHI) menjadi salah satu peserta yang menarik perhatian. APHI hadir untuk memperkenalkan peran apoteker dalam pengembangan dan pemanfaatan produk herbal di Indonesia, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat, keamanan, dan efektivitas penggunaan obat-obatan herbal sebagai alternatif atau pelengkap dari terapi konvensional.Di stan APHI, pengunjung dapat berkonsultasi langsung dengan apoteker yang bersertifikasi praktik herbal mengenai pemilihan dan penggunaan produk herbal yang sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing. Mereka juga menampilkan beragam produk herbal yang diproduksi dengan standar mutu tinggi dan telah melalui uji keamanan serta efektivitas, termasuk jamu, suplemen herbal, dan minyak atsiri.

Teh herbal Daun Sengkuang Dari Universitas Mulia

Salah satu produk yang ditampilkan adalah teh daun sengkuang yang merupakan hasil karya dari Universitas Mulia Balikpapan. Daun Sengkuang merupakan salah satu kearifan lokal khas suku dayak Kalimantan yang berkhasiat untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh. Selain daun Sengkuang produk ini juga ditambahkan dengan Jahe dimana secara tradisional telah terbukti untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Beberapa pengunjung Health Innovation Festival 2024 di Jakarta Convention Center

Selain pameran produk, APHI juga mengadakan seminar dan workshop tentang pemanfaatan bahan-bahan herbal lokal, cara pengolahan herbal yang tepat, serta panduan kombinasi herbal untuk kesehatan harian dan terapi pendukung. APHI berharap, melalui partisipasinya di festival ini, masyarakat semakin memahami bahwa pengobatan herbal yang benar dan aman memerlukan pengetahuan yang mendalam serta didukung oleh apoteker profesional.

Keikutsertaan APHI dalam festival ini menunjukkan komitmen mereka untuk mendorong praktik kesehatan berbasis herbal yang aman, berkualitas, dan berbasis ilmiah.

Humas UM (WN)