Inkubator Bisnis UM Dorong Mental Wirausaha Maba Lewat Siniar Culinary & Techno Festival

, , , , , ,

Balikpapan, 15 September 2025—Universitas Mulia melalui Inkubator Bisnis turut terlibat dalam Siniar Culinary & Techno Festival 2025 yang berlangsung dua hari, 13–14 September. Kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) yang menghadirkan perlombaan antar SMA, seminar kewirausahaan untuk mahasiswa baru, serta bazar kuliner yang melibatkan UMKM dan tenant bisnis mahasiswa.

Kepala Inkubator Bisnis, Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd., menyebut keterlibatan inkubator merupakan bagian dari inisiasi bersama dengan HMM untuk mendukung visi Global Technopreneur Campus. “Pengembangan kemampuan wirausaha dan manajemen menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam mewujudkan kampus berbasis technopreneur,” ungkapnya.

Menurut Dr. Linda, festival ini tidak hanya menjadi ruang kreativitas mahasiswa, tetapi juga sarana nyata bagi tenant inkubator untuk memasarkan produk yang telah diinkubasi, membangun jejaring, sekaligus melakukan benchmarking dengan usaha sejenis. “Acara ini adalah wadah membangun networking dan juga media pembanding yang penting bagi pengembangan bisnis mahasiswa,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa pesan utama yang ingin disampaikan kepada mahasiswa baru melalui festival ini adalah bahwa wirausaha bukan sekadar membangun bisnis. “Menjadi wirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Yang paling utama bagi mahasiswa adalah membangun mental wirausaha,” tegas Dr. Linda.

Sesi foto bersama usai seremonial pembukaan Siniar Culinary & Techno Festival 2025 yang melibatkan pimpinan Universitas Mulia, panitia, dan mitra kolaborasi

Dampak nyata yang diharapkan, lanjutnya, adalah munculnya motivasi baru bagi mahasiswa tenant untuk mengembangkan usaha sekaligus menginspirasi mahasiswa lain untuk memulai langkah wirausaha. Dr. Linda menekankan perbedaan penting antara teori dan praktik. “Teori bisnis memberi arahan dalam setiap langkah wirausaha. Sementara praktik lapangan memperkuat sikap dan mental mereka sebagai seorang wirausaha,” paparnya.

Untuk memastikan tenant mampu bersaing di pasar nyata, Inkubator Bisnis terus memberikan pembinaan berupa coaching, mentoring, membangun networking, hingga memfasilitasi business matching. “Banyak anggota inkubator yang akhirnya memiliki kemandirian finansial setelah berwirausaha, bahkan mampu memberi manfaat lebih kepada orang lain,” tambah Dr. Linda.

Ia menilai keberlanjutan setelah festival menjadi kunci penting. Karena itu, inkubator berkomitmen menumbuhkan engagement yang semakin erat di antara tenant, agar keterlibatan mereka tidak berhenti pada event, melainkan berkembang menjadi usaha riil.

Menutup keterangannya, Dr. Linda menyampaikan harapannya kepada mahasiswa baru yang menyaksikan langsung dinamika bisnis di festival ini. “Saya berharap mahasiswa dapat termotivasi menjadi bagian dari pelaku usaha. Tidak hanya mampu secara akademis, tetapi juga memberi manfaat ekonomis untuk dirinya sendiri dan orang lain,” pungkasnya. (YMN)