Filantropi Kampus dan Solidaritas Kemanusiaan: Partisipasi LDK Al-Izzah Universitas Mulia dalam Penggalangan Dana untuk Korban Bencana di Sumatra
Balikpapan, 8 Desember 2025—Mahasiswa Universitas Mulia melalui LDK Al-Izzah mengadakan aksi solidaritas penggalangan dana untuk membantu korban bencana di Sumatra. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari dengan menyisir seluruh gedung kampus, kelas pagi maupun malam. Total dana yang terhimpun mencapai Rp7.739.000, terdiri dari Rp5.032.000 donasi tunai melalui kotak infaq dan Rp2.707.000 melalui QRIS yang masuk langsung ke rekening Human Initiative.

Aktivis LDK Al-Izzah UM mengumpulkan donasi dari mahasiswa kelas malam sebagai bentuk solidaritas untuk korban bencana Sumatra.
Koordinator aksi sekaligus Ketua LDK Al-Izzah UM, Qolby Zakin, mengatakan pemicu kegiatan ini adalah rasa kemanusiaan dan ukhuwah. Menurutnya, kabar mengenai korban jiwa dan kerusakan di Sumatra memunculkan keinginan untuk ikut membantu.
“Rasanya pilu melihat saudara-saudari kita di Sumatra kehilangan nyawa, harta, dan tempat tinggal. Hati kami tergerak; kami ingin membantu tidak hanya lewat doa, tapi juga ikhtiar nyata dengan menggalang dana keliling kampus,” ujarnya.
Selain mengumpulkan donasi, aksi ini juga dimaksudkan untuk menumbuhkan empati di lingkungan kampus. Aksi dilakukan dengan mendatangi kelas saat pergantian jam kuliah, menyampaikan maksud secara singkat setelah memperoleh izin dari dosen.

Penggalangan dana berlangsung di Fakultas Hukum Kelas Pagi, dengan antusiasme mahasiswa dalam mendukung aksi kemanusiaan.
Aksi ini digelar setelah adanya tawaran kerja sama dari Human Initiative Kaltim. Seluruh dana yang terkumpul dari penggalangan di kelas akan diserahkan penuh kepada lembaga tersebut untuk disalurkan ke lokasi bencana. LDK Al-Izzah juga tetap bekerja sama dengan Nurul Hayat sebagai pihak yang sudah memiliki hubungan resmi dengan kampus, membuka kesempatan donasi bagi civitas akademika melalui jalur tersebut.
Untuk memaksimalkan penggalangan, anggota UKM dibagi menjadi dua tim besar untuk menyisir fakultas: Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Humaniora dan Kesehatan, dan Fakultas Teknik. Setiap tim memiliki peran yang jelas, dari dokumentasi, pembawa kotak donasi, hingga anggota yang bertugas meminta izin masuk kepada dosen atau ketua kelas.

Seorang dosen menyerahkan donasinya kepada aktivis LDK Al-Izzah di area parkir kampus sebagai wujud kepedulian.
Respons kampus dinilai positif. Banyak dosen memberikan dukungan dan memberi kesempatan bagi relawan Al-Izzah untuk masuk ke kelas.
“Banyak dosen langsung mengeluarkan beberapa lembar merah dari dompet untuk disumbangkan. Melihat dukungan total dari para dosen itu sangat memotivasi,” tutur Qolby.
Beberapa mahasiswa juga menunjukkan antusiasme ketika mengetahui metode pembayaran tanpa tunai tersedia.
“Ada yang kecewa karena tidak bawa uang tunai, tetapi begitu kami sampaikan bisa pakai QRIS, mereka langsung teriak antusias, ‘Alhamdulillah!’,” katanya.

Seorang mahasiswi melakukan pembayaran donasi melalui QRIS untuk membantu penanganan bencana di Sumatra.
Menurut Qolby, bagi mahasiswa UM, kegiatan ini merupakan wujud persaudaraan sesama muslim dan sebangsa.
Ia mengutip sabda Nabi Muhammad tentang mukmin yang ibarat satu tubuh, di mana jika satu bagian sakit, seluruh tubuh merasakannya. Solidaritas dinilai sebagai bentuk pemenuhan tanggung jawab kemanusiaan.
Langkah setelah penggalangan adalah menyerahkan hasil donasi kepada Human Initiative. LDK Al-Izzah akan mengawal proses distribusi dan membagikan dokumentasi resmi penyaluran melalui media sosial untuk menjaga transparansi.
“Nantinya akan ada foto dan video penyaluran dari pihak Human Initiative. Kami akan publikasikan di Instagram resmi UKM Al-Izzah agar civitas akademika bisa melihat bukti penyalurannya,” ujar Qolby.

Seorang ibu kantin menyumbangkan donasi yang diterima oleh aktivis LDK Al-Izzah UM sebagai bagian dari aksi peduli bencana Sumatra.
Semangat relawan dijaga dengan mengingatkan kembali niat, memperkuat kebersamaan, dan menjadikan kegiatan ini sebagai amal jariyah.
Di akhir wawancara, Qolby menyampaikan pesan kepada masyarakat agar bencana tidak hanya menjadi berita duka yang berlalu.
“Peristiwa di Sumatra adalah panggilan hati. Doa adalah energi, tetapi aksi nyata, baik itu donasi sekecil apa pun, tenaga, adalah manifestasi keimanan kita.” (YMN)











