BEM UM Perjuangkan Isu Strategis Bangsa di Munas BEM SI IPB Bogor

, , ,

Humas Universitas Mulia, 1 Juli 2025 — BEM Universitas Mulia menunjukan komitmennya dalam membangun kontribusi mahasiswa di tingkat nasional dengan keikutsertaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) BEM Seluruh Indonesia (SI) XVIII yang digelar di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Ketua BEM Universitas Mulia, Agung, hadir secara langsung mewakili kampus untuk mengambil peran strategis bersama ratusan perwakilan mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. MUNAS BEM SI XVIII tahun ini mengusung tema “Menakar Arah, Menguji Janji: Revitalisasi Peran Mahasiswa dalam Menjaga Demokrasi, Keadilan Sosial, dan Pembangunan Kabinet Merah Putih.”

Dalam keterangannya, Agung menjelaskan bahwa forum MUNAS ini menjadi momentum penting untuk memperkuat eksistensi Universitas Mulia pada level nasional. “Dengan keterlibatan aktif kami, Universitas Mulia bukan hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga sebagai bagian dari pengambil keputusan strategis gerakan mahasiswa Indonesia. Ini adalah bentuk positioning bahwa mahasiswa UM siap bersuara, berpikir kritis, dan berjejaring menjawab tantangan bangsa,” jelasnya.

Sejumlah isu krusial diangkat dalam forum tersebut, di antaranya akses pendidikan yang merata, digitalisasi kampus, ketimpangan pembangunan, isu lingkungan — khususnya tambang di Raja Ampat — hingga penguatan peran pemuda dalam demokrasi dan ekonomi berkelanjutan. Menurut Agung, isu-isu tersebut memiliki relevansi langsung dengan kondisi Universitas Mulia, terutama dalam mendukung transformasi digital, inklusi pendidikan, serta kesiapan mahasiswa menghadapi disrupsi teknologi. “Mahasiswa hari ini jangan hanya jadi penonton, tetapi harus aktif mengawal isu-isu strategis tersebut,” tambahnya.

Sebagai perwakilan kampus, Agung membawa tiga rekomendasi utama: pemerataan dukungan teknologi pendidikan di daerah, pentingnya kolaborasi strategis antar-BEM, serta penguatan literasi digital dan kebangsaan. “Balikpapan sebagai kota penyangga IKN harus siap dengan dukungan teknologi pendidikan yang merata. Kolaborasi antar-BEM juga menjadi kunci untuk mengawal isu daerah maupun nasional secara bersama-sama,” ujarnya.

Dalam menjawab dinamika gerakan mahasiswa di era digital, Agung menegaskan bahwa mahasiswa harus mampu bertransformasi menjadi aktor yang adaptif, inovatif, dan tetap kritis. “Gerakan mahasiswa tidak hanya turun ke jalan, tetapi juga harus mampu memengaruhi kebijakan melalui data, narasi, dan kampanye strategis di ruang digital,” tuturnya.

Selain itu, BEM UM juga memanfaatkan MUNAS ini untuk memperluas jejaring. Komunikasi aktif dilakukan dengan BEM dari Aceh, Sumatra, Balinusra, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. Beberapa rencana tindak lanjut telah dirancang, di antaranya program pertukaran gagasan, RAKERNAS, kajian strategis antar-BEM, serta proyek kolaboratif advokasi isu lingkungan dan pendidikan di wilayah pinggiran.

Agung memastikan hasil MUNAS ini tidak akan berhenti pada forum seremonial semata. Resolusi nasional akan diintegrasikan ke dalam program kerja BEM UM melalui forum diskusi kebijakan publik, penguatan literasi digital, serta gerakan kampus hijau yang mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.

“Kami juga memastikan aspirasi mahasiswa UM benar-benar terwakili melalui forum dengar pendapat sebelum keberangkatan. Aspirasi mahasiswa kami formulasikan sebagai isu prioritas, dan kami selalu terbuka menerima masukan selama forum berlangsung,” jelas Agung.

Tantangan terbesar yang dihadapi dalam forum nasional ini menurut Agung adalah bagaimana menyatukan keberagaman perspektif antar-BEM dari berbagai wilayah, terutama pada isu sensitif. Namun hal tersebut menjadi ruang pembelajaran dalam membangun konsolidasi gerakan mahasiswa yang solid dan bermakna.

Ia juga menegaskan bahwa BEM idealnya tidak hanya menjadi corong aspirasi internal kampus, tetapi juga motor penggerak perubahan sosial-politik. “Mahasiswa memiliki keistimewaan untuk berpikir bebas, kritis, dan idealis. BEM harus bisa menjembatani kepentingan mahasiswa dengan realitas kebijakan publik,” ujarnya.

Menutup keterangannya, Agung berpesan kepada mahasiswa Universitas Mulia untuk bangga dan terus mendukung kiprah BEM UM di tingkat nasional. “Partisipasi di MUNAS BEM SI ini adalah langkah awal marwah kampus dan value BEM UM terbranding secara nasional. Walau periode ini adalah periode pertama BEM UM, kami berkomitmen penuh membuka gerbong aliansi BEM dari kota, regional, hingga nasional. Semoga kepengurusan berikutnya dapat melanjutkan dan memperkuat pondasi ini dengan semangat berembuk, beraksi, bermanfaat, dan berdampak bagi mahasiswa serta masyarakat,” pungkasnya.

Musyawarah Nasional BEM SI XVIII merupakan forum musyawarah tertinggi BEM Seluruh Indonesia. Tahun ini, Institut Pertanian Bogor didaulat sebagai tuan rumah dengan menghadirkan sejumlah tokoh nasional di antaranya Menteri Pertanian Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Prof. Brian Yuliarto, Ph.D., Sekjen Kementerian ESDM, Anggota DPR RI Komisi IV Prof. Dr. Ir. H. Rakhmin Dahuri, M.S., Bupati Bogor Rudy Susmanto, S.Si., serta Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si.

Humas UM (YMN)