Kemenpora RI Menggelar ToF Dosen Kewirausahaan Berharap Lahir Banyak Entrepreneur dari Kampus

,
Foto bersama saat penutupan ToF pada Sabtu (7/9). Foto: Istimewa

Berharap Lahir Wiramuda seperti Nadiem Makarim dan Sandiaga Uno

UM – Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) menyelenggarakan Training of Facilitator (ToF) Dosen Kewirausahaan di Hotel Sagita Horison Balikpapan selama tiga hari, mulai Kamis (5/9) sampai dengan Sabtu (7/9).

Dalam kesempatan ini, tiga orang dosen Universitas Mulia mendapat penugasan untuk mengikuti hingga selesai, antara lain Dr. Linda Fauziyah Ariyani, Istia Budi, S.T., M.M dan Subur Anugerah, S.T., M.Eng. Selengkapnya, kegiatan ini diikuti 45 orang dosen dari 22 perguruan tinggi di Kalimantan Timur.

Acara dibuka oleh Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Kemenpora Dr. Ir. Hendro Wicaksono, M.Sc., Eng. Mengutip pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, Hendro mengatakan masa depan Indonesia yang cemerlang ada di tangan wirausaha muda, yang bermimpi dan bergerak untuk meraihnya.

“Bukan tidak mungkin kita bisa menjadi seperti Nadiem Makarim (Mendikbudristek) dan Sandiaga Uno (Menparekraf). Dengan begitu, Indonesia Emas 2045 bisa diwujudkan oleh pemimpin muda,” tutur Hendro.

Hendro mengatakan, ToF Dosen Kewirausahaan ini merupakan lanjutan dari program kuliah penumbuhan minat kewirausahaan pemuda yang digelar Kemenpora pada tahun sebelumnya. Program tersebut diikuti 14 ribu mahasiswa dari 37 kampus.

Namun, tambahnya, target penumbuhan minat kewirausahaan mahasiswa atau pemuda tersebut dinilai kurang menjangkau seluruh pemuda Indonesia yang berjumlah 64 juta.

“Atas dasar itu, pimpinan membuat inisiatif kegiatan Training of Facilitator untuk memberikan pelatihan kepada dosen kewirausahaan, yang kemudian meneruskan kepada mahasiswanya,” terang Hendro.

Hendro menerangkan, ToF bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dosen atau tenaga kependidikan yang mengampu mata kuliah kewirausahaan. Diharapkan, dosen dapat memberikan bimbingan yang lebih efektif kepada mahasiswanya dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan.

Selain itu, lanjutnya, ToF juga bertujuan menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Dengan demikian, diharapkan para lulusan perguruan tinggi tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan di bidang akademik saja, tetapi juga memiliki semangat dan kemampuan menjadi wirausahawan muda yang berhasil.

Di kesempatan lain, Hendro memaparkan, berdasarkan data yang diolah dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, kecenderungan Kegiatan Penduduk berumur 15 tahun ke atas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, terungkap paradigma baru lulusan pendidikan di Indonesia.

Berdasarkan data BPS terungkap, semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula kecenderungan memilih untuk menjadi pegawai (76,55%). Sebaliknya, semakin rendah tingkat pendidikan, maka semakin tinggi kecenderungan memilih untuk berwirausaha.

Hendro berharap, melalui ToF Dosen Kewirausahaan, peran pengembangan kewirausahaan di kalangan pemuda bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga tanggung jawab bersama dengan perguruan tinggi.

“Melalui kolaborasi ini, ekosistem kewirausahaan di Indonesia dapat tumbuh dengan lebih pesat, dan pada akhirnya mampu menghasilkan wiramuda yang tidak hanya sukses di tingkat nasional tetapi juga mampu bersaing di pasar global,” jelasnya.

Tiga orang dosen Universitas Mulia, dari kanan Subur Anugerah, Linda Fauziyah, Istia Budi, Dr. Hendro Wicaksono dan Founder Gue Girang Afiat Rasyid serta dua dosen lainnya. Foto: dok. Linda

Tiga orang dosen Universitas Mulia, dari kanan Subur Anugerah, Linda Fauziyah, Istia Budi, Dr. Hendro Wicaksono dan Founder Gue Girang Afiat Rasyid serta dua dosen lainnya. Foto: dok. Linda

Dosen Istia Budi (tiga dari kanan) foto bersama dengan narasumber Dr. Herawati, Afiat Rasyid, Kukuh Prasena dan Bastian serta anggota kelompok kerjanya. Foto: Istimewa

Dosen Istia Budi (tiga dari kanan) foto bersama dengan narasumber Dr. Herawati (tengah), Afiat Rasyid (dua dari kanan), Kukuh Indra Prasena (empat dari kiri) dan Bastian Saputra (paling kiri) serta dosen lainnya. Foto: Istimewa

Dr. Linda Fauziyah saat presentasi tugas. Foto: Panitia

Dr. Linda Fauziyah saat presentasi tugas. Foto: Panitia

Para peserta ToF sedang megerjakan tugas bersama Framework Inkubator Bisnis. Foto: Bastian

Para peserta ToF sedang mengerjakan tugas membuat Inkubator Bisnis menggunakan Framework. Foto: Bastian

Sementara itu, tampil sebagai narasumber dalam ToF Dosen Kewirausahaan di Balikpapan ini antara lain Dr. Susetya Herawati, S.T., M.Si, yang berprofesi sebagai dosen Universitas Krisnadwipayana dan penggiat kewirausahaan dan kebudayaan.

Kemudian Afiat Rasyid Rustamadji, pelaku usaha Gue Girang, yang memproduksi buah tangan khas Jakarta. Produk yang dihasilkan berupa karya unik dalam bidang fesyen dan kriya dengan menampilkan ikon-ikon Jakarta.

Narasumber berikutnya adalah Kukuh Indra Prasena, S.Si selaku Direktur tatainsan.org. Kemudian Bastian A Saputra, seorang wiramuda yang menjadi Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) Bandung, Jawa Barat.

Selama mengikuti pelatihan, seluruh peserta dosen mendapatkan buku kerja (Workbook) bagi fasilitator. Buku kerja ini merupakan modul dasar pengayaan pengalaman kewirausahaan.

Adapun materi ToF setara dengan 30 jam pelatihan, meliputi konsep pengembangan ekosistem kewirausahaan, fondasi kurikulum kewirausahaan, Framework Bisnis UKM dan Bisnis Digital, perancangan kurikulum pendampingan wirausaha, Framework Inkubator Bisnis hingga gamifikasi pengembangan kewirausahaan.

Dr. Herawati, dalam salah satu pesannya mengucapkan terima kasih atas partisipasi para peserta. “Tetap semangat, mohon dapat dilengkapi lembar Workbook ToF dan semoga hasil ToF dapat lebih dikembangkan dan diimplementasikan di kampus dan masyarakat sekitar,” tuturnya.

Terpisah, Dr. Linda Fauziyah mengatakan ToF sangat menarik dan banyak memberi inspirasi terkait model pengembangan kewirausahaan di lingkungan kampus.

“Semoga perguruan tinggi semakin memahami pentingnya peran inkubator bisnis bagi mahasiswa dan dapat memberi perhatian lebih,” ujar Linda.

Sedangkan Istia Budi menambahkan, dirinya berharap ilmu yang telah didapatkan bisa implementasikan di kampus dan lingkungan sekitar.

“Inkubasi Bisnis Kampus UM bisa dioptimalkan sebaik mungkin agar muncul pengusaha hebat dari UM. Ilmunya bisa diterapkan di kurikulum kampus UM,” tutup Istia Budi.

(SA/Kontributor)