ruangrupa Ajak Anak Muda Balikpapan Angkat Sejarah Kota

Lokakarya Direktori dan Riset Artistik Cagar Budaya Rumah Dahor Balikpapan yang diungkap komunitas ruangrupa asal Jakarta di Ruang Domain Universitas Mulia, Rabu (26/6). Foto: SA/Kontributor

UM – Komunitas seniman ruangrupa asal Jakarta datang ke Kota Balikpapan menggelar proyek seni yang diberi nama program Lumbung Bersambung, yakni sebuah metode dalam usaha memajukan ekosistem seni-budaya alternatif.

Program ini juga termasuk dalam rangkaian ulang tahun ruangrupa ke-25 pada tahun 2025, termasuk juga akan mempresentasikan karya-karya terdahulu yang belum dipamerkan di Indonesia.

Dalam kesempatan ini, media ini bertemu dengan komunitas ruangrupa yang menggelar aktivitasnya di Ruang Domain Universitas Mulia selama dua hari, 26 – 27 Juni 2024.

Greistina Kusumaningrum, salah seorang dari empat anggota ruangrupa asal Jakarta dan satu dari Makassar ini, mengatakan kegiatan ruangrupa bermula dari seni rupa.

“Tapi, lama-kelamaan akhirnya kami juga tidak hanya terfokus ke seni sebagai objek, tapi lebih ke manusianya serta aktivitas di program-program seni,” tutur wanita yang disapa Greis ini.

Greis mengatakan, pemilihan Kota Balikpapan sebagai tempat kegiatan merupakan salah satu usahanya memperluas network atau jejaring yang lebih luas di seluruh Indonesia.

Ia mengatakan, kegiatannya mendapatkan dukungan dana Indonesia dari kolaborasi Kemendikbud dengan Kementerian Keuangan dalam program LPDP.

“Jadi, sebenarnya kenapa akhirnya memilih Balikpapan untuk diadakan program Lumbung Bersambung itu, kami ingin punya koneksi dengan teman-teman yang di Kalimantan, karena sebelumnya di tahun 2020-2021 itu kami punya koneksi namanya Lumbung Indonesia,” ujarnya.

Lumbung Indonesia, lanjut Greis, merupakan jejaring yang ada di 12 kota di beberapa daerah di Indonesia. “Dan yang belum ada itu di Kalimantan,” ungkap Greis.

Oleh karena itu, pada program Lumbung Bersambung ini, Greis dan kawan-kawan menggelar di Pontianak Kalimantan Barat dan Balikpapan Kalimantan Timur.

“Kami memang memilih tempat-tempat yang ujung-ujung, tapi dengan salah satu navigasi yang sama, yaitu bagaimana kesenian berkembang di kota yang dekat dengan ke pesisir,” terang Greis.

Mengenalkan cagar budaya Rumah Dahor kepada peserta oleh komunitas ruangrupa di Ruang Domain Universitas Mulia, Rabu (26/6). Foto: SA/Kontributor

Mengenalkan cagar budaya Rumah Dahor kepada peserta oleh komunitas ruangrupa di Ruang Domain Universitas Mulia, Rabu (26/6). Foto: SA/Kontributor

Setelah melakukan riset dan melakukan kontak dengan para pemuda Balikpapan yang tergabung dengan Bpn Tempo Doeloe, Greis merasakan surprise dengan respons mereka.

“Jadi, akhirnya terus ngobrol-ngobrol dengan mereka, mereka juga sharing struggle bagaimana membuat program, akhirnya jadi bertukarlah bagaimana kondisi di Balikpapan dan bagaimana kami biasanya di ruangrupa membuat program seni,” ujarnya.

Dari diskusi tersebut, Greis melakukan riset sehingga didapat informasi penting seputar kegiatan yang akan dilaksanakan di Balikpapan.

“Banyak teman-teman yang senang berkonsentrasi dengan arsip, arsip sejarah, budaya yang ada di sini. Jadi, lahirlah program yang kemarin sudah dilaksanakan kelas praktik spasial. Terus, kalau yang hari ini itu lokakarya directory dan riset artistik, dan nanti ada bermain dengan arsip,” terangnya.

Lebih lanjut, Greis mengatakan, Balikpapan sebenarnya sangat kaya dengan arsip-arsip sejarah yang bisa diartikulasikan lebih aksesibel untuk anak muda, khususnya untuk orang-orang pada umumnya.

Misalnya, Greis mengaku cukup kaget ketika mengetahui ternyata banyak pemuda Balikpapan belum pernah datang ke Rumah Cagar Budaya Dahor. Padahal, menurutnya Rumah Dahor menyimpan banyak cerita dan sejarah kota.

“Itu akhirnya kami cari tahu kenapa ya? Kenapa ini bukan hal yang menarik? Sementara kita yang dari jauh melihat itu, jadi hal yang menarik,” ujarnya dengan rasa heran.

“Nah itu, makanya kenapa ada direktori dan riset artistik ini. Bagaimana kita bisa memancing atau membuat output yang bikin orang tertarik untuk mengetahui sebenarnya baik,” tambahnya.

Dalam kegiatan ini, komunitas ruangrupa berusaha mengumpulkan output berupa arsip audio, audio visual, maupun text terkait sejarah Kota Balikpapan.

Baginya, Balikpapan bukan sekadar menarik dengan sumber daya minyaknya saja, tetapi banyak hal yang bisa dipelajari dari sejarahnya.

Ketika ditanya apa yang menarik dari sejarah Rumah Dahor, misalnya, Greis menjawab dengan diplomatis.

“Maksudnya, ini kan sejarah kota dimana kita tinggal, pengetahuan itu menjadi seakan tidak penting. Dan bagi orang-orang yang berdiam di sini, lahir dan tumbuh di sini, penting untuk mengetahui di mana tempat dia ada,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)