Tag Archive for: Ekonomi Pembangunan

Foto bersama usai Kuliah Umum tentang IKN untuk Indonesia di Universitas Mulia, rabu (24/4). Foto: Media Kreatif

UM – Sivitas Universitas Mulia menggelar Kuliah Umum bersama tiga orang narasumber guru besar membahas pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk Indonesia, Rabu (24/4). Ketiga guru besar tersebut antara lain Prof. Dr. Juajir Sumardi, SH. MH, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si dan Prof. Dr. Suhartono, M.M serta moderator Dr. Agung Sakti Pribadi.

Kuliah umum dibuka oleh Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H dan diikuti ratusan peserta, terdiri atas dosen dan mahasiswa, bertempat di Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani.

Dalam sambutannya, Dr. Agung Sakti Pribadi mengatakan bahwa keberadaan IKN di Provinsi Kalimantan Timur seolah tiba-tiba berdiri.

“Kita ini kan semacam tidak diajak ngobrol, IKN itu punyanya Pusat, atau punyanya Kaltim, atau punyanya Balikpapan, atau punyanya PPU. Kalau memang punyanya Balikpapan, kita ini enggak pernah diajakin ngomong, tiba-tiba jadi,” tutur Dr. Agung.

“Apalagi PPU kemudian tiba-tiba ada yang digusur tanahnya. Jadi ini sebenarnya seperti apa sih?” tambah Dr. Agung.

Oleh karena itu, pada kuliah umum ini, Dr. Agung mengajak para guru besar untuk memberikan sejumlah pandangan terkait pembangunan IKN yang berdampak secara lebih luas di seluruh Indonesia, dan bukan hanya Provinsi Kalimantan Timur saja.

Dalam kesempatan ini, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Juajir Sumardi mengawali pembahasan tentang keberadaan NKRI berdiri, terutama terkait kebutuhan lahan IKN yang sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 dan perubahannya pada UU Nomor 21 tahun 2023.

“Saya ingin berangkat dengan sebuah statement bahwa sebelum NKRI ini ada, telah ada terlebih dahulu kedaulatan-kedaulatan dari para pemangku-pemangku adat itu. Kami ada sebelum kamu ada. Kamu ada karena kami akui kamu ada,” tutur Prof. Juajir.

“Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kamu NKRI, untuk tidak mengakui keberadaan kami. Inilah spirit dan semangat masyarakat adat Nusantara. Jangan dinafikan, jangan ditinggalkan bahwa masyarakat adat Nusantara telah ada sebelum Republik ini ada. Oleh karena itu, Republik ini ada karena ada pengakuan dari para masyarakat adat Nusantara,” terangnya.

Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar Prof. Dr. Juajir Sumardi dan Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Media Kreatif

Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar Prof. Dr. Juajir Sumardi dan Dr. Agung Sakti Pribadi. Foto: Media Kreatif

Ketua STIEPAN Prof. Dr. Suhartono saat menjadi narasumber Kuliah Umum di Universitas Mulia. Foto: Media Kreatif

Ketua STIEPAN Prof. Dr. Suhartono saat menjadi narasumber Kuliah Umum di Universitas Mulia. Foto: Media Kreatif

Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa'i saat memaparkan materi Kuliah Umum tentang Agri Mina Techno Park. Foto: Media Kreatif

Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i saat memaparkan materi Kuliah Umum tentang Agri Mina Techno Park. Foto: Media Kreatif

Foto bersama panitia dan narasumber. Foto: Media Kreatif

Foto bersama panitia dan narasumber. Foto: Media Kreatif

Sedangkan Prof. Dr. Suhartono membahas IKN dalam sudut pandang ekonomi, dampak dan risiko yang ditimbulkannya.

“Tujuan utama IKN itu adalah pemerataan dari sisi ekonomi pembangunan dan penyebaran penduduk. Nah, yang saya garis bawahi itu adalah mengenai sisi ekonomi,” tutur Prof. Suhartono.

Lebih lanjut, Prof. Suhartono kemudian menerangkan perihal gini rasio antara Jakarta, Kalimantan Timur, dan Kota Balikpapan. Gini rasio menggambarkan kesenjangan distribusi pendapatan di masyarakat.

“Artinya, semakin kecil gini rasio, maka kesenjangan itu juga semakin kecil. Angkanya itu antara 0 dan 1,” tutur Prof. Suhartono.

Berdasarkan data kesenjangan yang diperolehnya, gini rasio Kaltim lebih kecil, yakni 0,322 jika dibanding Jakarta yang 0,431 atau Kota Balikpapan 0,325.

“Kemudian kita lihat lagi, angka keparahan kemiskinan Kaltim itu di posisi nomor 4 di Indonesia,” jelasnya. Jadi, lanjutnya, tingkat keparahannya itu lebih kecil jika dibanding Jakarta.

“Saya hanya ingin bahwa ketika kita mulai realistis melihat hal itu, bukan berarti kita itu antipati, kemudian menjadi bagian yang tidak mendukung, bukan, tapi yang jauh lebih penting, apalagi kita dunia pendidikan, kita nanti kalau melihat dampak itu harapannya dunia pendidikan ini harus mampu menjadi inisiator untuk mengatasi risiko tersebut,” terangnya..

Menurutnya, dengan melihat risiko jangka panjang dan jangka pendek, ia mengajak peserta kuliah umum untuk realistis melihat sesuatu, kemudian berpikir konstruktif untuk memitigasi atau meminimalisir risiko.

“Risiko itu kalau dihilangkan nggak mungkin, tapi kita bisa me-minimize. Itu kesiapan kita sebenarnya di sana,” ujar Prof. Suhartono.

Sementara itu, Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Muhammad Ahsin Rifa’i mengapresiasi ulasan Prof. Juajir dan Prof. Suhartono.

“Narasumber pada hari ini luar biasa, Prof Juajir Sumardi dari Unhas, materinya tentang Pertanahan, tentang kebijakan dan konflik Pertanahan. Kemudian Prof. Suhartono ini juga luar biasa memberikan hubungan pembangunan IKN dengan ekonomi yang nanti berdampak terhadap kita semua,” tutur Prof. Ahsin.

Sedangkan Prof. Ahsin mengulas pembahasan yang lebih spesifik tentang Agri Mina Technopark (AMTP) di kawasan pengembangan IKN.

“Mungkinkah? Ini pertanyaannya,” ujar Prof. Ahsin.

Menurut Prof. Ahsin, yang dimaksud Agri adalah kawasan pertanian. Sedangkan Mina itu adalah perikanan. Ia mengusulkan Agri Mina dapat diterapkan di kawasan pengembangan IKN.

Dengan mencermati banyaknya polemik yang terjadi terkait pengembangan kawasan IKN, Prof. Ahsin mengingatkan bahwa suka atau tidak suka, Presiden dan Wakil Presiden terpilih sebentar lagi akan segera dilantik.

“Dan Presiden yang akan dilantik itu berkomitmen akan melanjutkan IKN. Sekarang kita masih suka berpolemik? Lebih baik kita berpikir bersama bagaimana caranya agar kita ini ikut serta berkontribusi terutama untuk pembangunan masyarakat Kalimantan,” terangnya.

(SA/Kontributor)

Dari kiri Prof. Dr. Ch. Whidya Utami, M.M., CLC., CPM.(A), DR. Agung Sakti Pribadi, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sinjai Lukman Dahlan S.IP , M.Si dan Kepala Badan Litbang Sinjai Arifuddin. Foto: Mundzir

UM – Universitas Mulia bekerja sama dengan Universitas Ciputra Surabaya dalam bidang penelitian dan pengabdian pada masyarakat menyusun prospektus ekonomi pembangunan daerah Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan. Kerja sama ini ditandai dengan melakukan kunjungan ke Kabupaten Sinjai bertemu dengan pejabat setempat, Kamis (18/11).

Kerja sama ini merupakan tindak lanjut sebelumnya pada 29 April 2021 yang lalu dengan mengajak Dekan Fakultas Manajemen dan Bisnis Universitas Ciputra, Prof. Dr. Dra. Christina Whidya Utami, S.E., M.M., CLC., CPM (Asia) untuk terlibat dalam mengembangkan potensi Kabupaten Sinjai.

“Kerjasama kolaboratif penelitian ini tentang potensi investasi Kabupaten Sinjai di Sulawesi Selatan. Kami ingin menggandeng peneliti yang memiliki pengalaman yang luas di bidang Ekonomi Pembangunan, dan Prof. Utami menyambut baik penelitian ini untuk bekerja sama,” ungkap Dr. Agung Sakti Pribadi.

Pada kesempatan ini, kedua belah pihak, baik Universitas Mulia maupun Universitas Ciputra membentuk tim untuk bersama-sama menyusun prospektus ekonomi pembangunan daerah dengan melakukan kajian, riset, maupun pengumpulan data terkait yang diperlukan untuk keperluan prospektus tersebut.

Dari kiri Prof. Dr. Ch. Whidya Utami, M.M., CLC., CPM.(A), DR. Agung Sakti Pribadi,  Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sinjai Lukman Dahlan S.IP , M.Si dan Kepala Badan Litbang Sinjai Arifuddin. Foto: Mundzir

Dari kiri Prof. Dr. Ch. Whidya Utami, M.M., CLC., CPM.(A), DR. Agung Sakti Pribadi, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sinjai Lukman Dahlan S.IP , M.Si dan Kepala Badan Litbang Sinjai Arifuddin. Foto: Mundzir

Pertemuan Tim Penyusun Prospektus dengan Kepala Dinas Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Foto: Mundzir

Pertemuan Tim Penyusun Prospektus dengan Kepala Dinas Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Foto: Mundzir

Pertemuan Tim Penyusun Prospektus dengan Kepala Dinas Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Foto: Mundzir

Pertemuan Tim Penyusun Prospektus dengan Kepala Dinas Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Foto: Mundzir

“Sinjai ini memiliki potensi yang luar biasa, membuat Kita berpikir apa yang bisa Kita lakukan. Luasnya saja mengalahkan Kota Makassar,” tutur DR. Agung Sakti Pribadi. Dengan potensi tersebut, sebagai putra daerah ia berkeinginan untuk lebih memajukan Kabupaten Sinjai makin berkembang.

Kerja sama kemudian dilakukan dengan Pemerintah Kabupaten Sinjai untuk memaksimalkan potensi yang ada di Kabupaten Sinjai agar dapat dikembangkan berdasarkan keunggulan yang ada di berbagai sektor ekonomi. Ini dilakukan agar membantu Sinjai menarik para investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Sinjai.

“Terakhir saya melihat makin lama makin berkembang, potensi wisata makin berkembang, tapi masih tersembunyi sehingga Kami mengajak Prof. Utami untuk meneliti potensi apa saja yang dimiliki Sinjai agar semakin berkembang,” ungkap DR. Agung.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sinjai Lukman Dahlan S.IP, M.Si mengatakan bahwa penelitian yang akan dilakukan tersebut memiliki latar belakang kedekatan hubungan antara Balikpapan dengan Kabupaten Sinjai. Menurutnya, sebagian penduduk Kota Balikpapan yang berasal dari Sulawesi merupakan warga Sinjai.

“Fokus penelitian yang akan dilakukan di Sinjai kali ini ada hal yang perlu diungkapkan. Dan Kami pemerintah daerah percaya bahwa hasil penelitian ini akan bermanfaat,” ungkap Lukman Dahlan. Pada kesempatan ini tampak Kepala Badan Litbang Arifuddin beserta dengan sembilan orang Kepala Dinas Kabupaten Sinjai.

Di antaranya tampak pula Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, Kepala Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan, Kepala Dinas Perikanan, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian serta para camat se-Kabupaten Sinjai.

Sementara itu, Prof. Utami mengatakan bahwa dirinya baru pertama kali berada di Kabupaten Sinjai. “Kemarin saya tanya, berapa jauh dari Makassar? Katanya 100 kilo lebih sedikit. Tidak tahunya sedikitnya 100 kilometer lagi,” tuturnya sembari tertawa.

Meski demikian, Prof. Utami mengungkapkan dirinya senang sekali mengingat pernah memiliki pengalaman melakukan riset di Manado, Gorontalo, Poso, Makassar, Pare Pare serta beberapa daerah lainnya di Sulawesi.

“Sekarang terakhir di Sinjai ini, kalau orang Jawa bilang ‘matur nuwun‘ ya Pak, terima kasih diberi kesempatan untuk terlibat di dalam pengembangan (daerah),” tutur Prof. Utami.

Pada kesempatan ini, rombongan Tim Universitas Mulia di Kabupaten Sinjai dipimpin Rektor DR. Agung Sakti Pribadi dan istri. Tampak turut mendampingi antara lain Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Mundzir S.Kom., M.T., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ivan Armawan, S.E., M.M., dosen yang asli Sulawesi Rizqi Zulkarnain, S.Pd., M.Pd. serta lainnya.

“Diharapkan hasil kajian ini membantu Pemerintah Kabupaten Sinjai mampu memetakan potensi investasi yang tepat di kecamatan masing-masing,” pungkas Dekan FEB Ivan Armawan menambahkan.

(SA/PSI)

 

Dekan FMB Universitas Ciputra Surabaya Prof. Dr. Dra. Christina Whidya Utami, S.E., M.M. saat memberikan paparan penelitiannya pada dosen Universitas Mulia secara daring, Rabu (10/3). Foto: tangkapan layar

UM – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia menjalin kerjasama di bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat dengan Fakultas Manajemen dan Bisnis (FMB) Universitas Ciputra Surabaya. Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. dengan Dekan FMB Prof. Dr. Dra. Christina Whidya Utami, S.E., M.M., CLC., CPM (Asia), Senin (29/3) yang lalu.

“Kerjasama kolaboratif penelitian ini tentang potensi investasi Kabupaten Sinjai di Sulawesi Selatan. Kami ingin menggandeng peneliti yang memiliki pengalaman yang luas di bidang Ekonomi Pembangunan, dan Prof. Utami menyambut baik penelitian ini untuk bekerja sama,” ungkap Dr. Agung Sakti Pribadi kala itu.

Ruang lingkup kolaborasi ini terkait potensi investasi di Kabupaten Sinjai, yang hasilnya diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada Dinas Penanaman Modal dan para investor untuk melakukan investasi dan pengembangan daerah.

“Dalam penelitian ini kita akan melibatkan dosen kedua belah pihak untuk menggali potensi investasi yang ada,” tambahnya.

Sementara itu, Prof. Utami mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan ini besar sekali. “Effort-nya itu luar biasa karena kita itu sampai membuat nobel sampai memetakan. Jadi peta geografisnya itu menunjukkan potensi investasi ini itu layak diletakkan di daerah mana, sampai seperti itu,” tutur Prof. Utami saat diskusi daring dengan tim peneliti Universitas Mulia, Rabu (10/3) yang lalu.

Menurutnya, ia telah melakukan penelitian serupa di Surabaya yang memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih tinggi. “Nilai Project-nya yang kemarin itu hampir 300 juta untuk 6 survey. Ini kalau pemerintah Surabaya tidak bisa disamakan dengan Kabupaten Sinjai, tapi ini untuk gambaran saja,” tuturnya.

Prof. Utami memaparkan bahwa dalam penelitian yang dilakukan di Kabupaten Ngawi, misalnya, tujuan yang hendak ia capai adalah melakukan observasi dan eksplorasi daya tarik investasi di tiap kecamatan. Selain itu, ia melakukan pemetaan potensi daya tarik investasi di 19 kecamatan dalam usulan usaha bisnis yang layak ditawarkan pada investor.

“Tadi yang disampaikan Pak Rektor, potensi bisnis itu bisa macam-macam bidangnya, sektor perdagangan, sektor pertanian, perkebunan, pertambangan sesuai dengan PDRB masing-masing daerah,” tuturnya.

Kemudian melakukan penyusunan prospektus usaha yang mencakup studi kelayakan dari sisi pasar dan keuangan untuk tiga usulan bisnis. “Jadi, kami itu sampai menghitung, misalnya, ada investor yang akan investasi hotel bintang tiga, misalnya, di Surabaya Timur, bahwa kebutuhannya akan kembali dalam periode berapa tahun, kemudian net-present-value-nya semua dihitung sampai lokasinya dipotret,” paparnya.

Dengan demikian, menurutnya, pada akhirnya daerah tersebut dinilai berdasarkan penelitian tersebut sebagai daerah yang layak untuk investasi di bidang perhotelan bintang tiga.

“Hasil akhirnya itu nanti berupa Prospektus. Jadi kalau ada investor yang datang pada pemerintah daerah, pemerintah daerah tinggal memberi Prospektus-nya,” tutur Prof. Utami.

Ia mengatakan, Prospektus ini berisi Analisis Kelayakan Usaha, Studi Kelayakan Usaha dengan menghitung Return/Cost Ratio (R/C Ratio), Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate Return (IRR). “Nah ini semua dipakai untuk Rencana Prospektus Analisis Kelayakan Usaha, kita bisa melakukan identifikasi potensi investasi dan sektor dan sub sektor unggulan yang perlu dipromosikan oleh daerah tersebut,” terangnya.

Kerjasama penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 5 bulan atau berakhir pada 31 Juli 2021 mendatang.

(SA/PSI)