Penguatan Kurikulum, SDM, dan Kemitraan Strategis Mendukung Arah Technopreneurship UM dalam Dialog Asesmen BAN-PT

,

Balikpapan, 23 November 2025 — Pelaksanaan asesmen lapangan Akreditasi Institusi Universitas Mulia selama 20–22 November 2025 menghadirkan tiga asesor BAN-PT: Prof. Dr. Ir. Ansar Suyuti, M.T. (Universitas Hasanuddin), Prof. Dr. Pupung Purnamasari, S.E., M.Si., Ak., CA. (Universitas Islam Bandung), dan Dr. Aan Listiana, S.Pd., M.Pd. (Universitas Pendidikan Indonesia). Kehadiran para pakar nasional tersebut menempatkan proses visitasi bukan hanya sebagai penilaian formal, tetapi sebagai ruang evaluasi strategis arah pengembangan Universitas Mulia dalam beberapa tahun ke depan.

Tampak dari sebelah kiri: Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung sakti Pribadi, S.H., M.H.; Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si.; serta para asesor BAN-PT — Prof. Dr. Ir. Ansar Suyuti, M.T. (Universitas Hasanuddin), Prof. Dr. Pupung Purnamasari, S.E., M.Si., Ak., CA. (Universitas Islam Bandung), dan Dr. Aan Listiana, S.Pd., M.Pd. (Universitas Pendidikan Indonesia) — berdiri tegap menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia pada pembukaan asesmen lapangan Akreditasi Institusi Universitas Mulia.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si., menyampaikan bahwa akreditasi institusi menjadi milestone penting dalam perjalanan transformasi perguruan tinggi. Ia menegaskan bahwa akreditasi bukan semata penilaian dokumen, melainkan cermin objektif yang memperlihatkan konsistensi penyelenggaraan perguruan tinggi berbasis technopreneurship dan pelaksanaan fase Teaching University yang kini sedang dijalankan. Melalui proses ini, kata Rektor, seluruh unsur kampus dapat melihat secara jernih apa yang telah berjalan baik dan apa yang perlu disempurnakan sebagai agenda perbaikan berikutnya.

Dalam paparannya kepada asesor, Rektor menekankan identitas Universitas Mulia sebagai kampus technopreneurship yang tumbuh di tengah ekosistem industri dan Ibu Kota Negara baru. Menurutnya, kedekatan kampus dengan dunia usaha dan dunia kerja bukan slogan, melainkan prinsip yang diwujudkan dalam kurikulum, proyek mahasiswa, dan pelaksanaan Tridharma. Ia menegaskan bahwa lulusan UM dipersiapkan tidak hanya untuk mencari pekerjaan, tetapi juga mampu menciptakan peluang melalui penguasaan teknologi dan jiwa kewirausahaan.

Direktur Eksekutif BPH Yayasan Airlangga, Dr. Agung sakti Pribadi, S.H., M.H. dan Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifai, M.Si. tampak memanjatkan doa dengan khusyuk sebelum dimulainya asesmen lapangan Akreditasi Institusi sebagai wujud harapan akan kelancaran dan kemudahan seluruh rangkaian kegiatan.

Terkait capaian lima tahun terakhir, Rektor menjelaskan bahwa penguatan tata kelola dan sistem penjaminan mutu berbasis data dan digital menjadi langkah paling signifikan. Universitas Mulia membangun dan menyempurnakan SPMI, AMI, dan kebijakan akademik yang mengikuti regulasi nasional, bersamaan dengan transformasi digital melalui penguatan sistem informasi dan layanan administrasi terpadu. Langkah tersebut berjalan paralel dengan peningkatan kapasitas SDM melalui studi lanjut, sertifikasi, pelatihan pedagogik, serta pembentukan budaya penelitian dan publikasi ilmiah di kalangan dosen.

Komitmen pengembangan institusi, menurutnya, tercermin dalam empat bentuk nyata:

  1. keberadaan roadmap pengembangan jangka panjang hingga 2045 dengan tahapan terukur,
  2. investasi berkelanjutan pada peningkatan kualifikasi akademik dan kompetensi profesional dosen serta tenaga kependidikan,
  3. kurikulum adaptif berbasis OBE yang memberi ruang pembelajaran kolaboratif, proyek nyata, dan penguatan karakter, serta
  4. perluasan jejaring kemitraan dengan industri, pemerintah, dan lembaga pendidikan nasional maupun internasional untuk memperkuat daya saing global.

Rektor menilai bahwa akreditasi institusi berperan sebagai bentuk pengakuan eksternal bahwa proses dan hasil penyelenggaraan pendidikan di Universitas Mulia telah melewati standar mutu tertentu. Bagi publik dan dunia industri, status akreditasi yang baik menjadi sinyal kredibilitas sistem pendidikan, sehingga memperkuat peluang kerja sama, magang, penelitian terapan, rekrutmen lulusan, dan kolaborasi strategis lainnya.

Rektor Universitas Mulia berdialog akademik dengan tim asesor BAN-PT, membahas implementasi technopreneurship, tata kelola mutu, dan arah pengembangan institusi dalam sesi asesmen lapangan.

Pada bagian akhir wawancara, Rektor menyampaikan harapan agar seluruh sivitas akademika semakin memiliki kesadaran bahwa mutu bukan tugas satu unit, melainkan tanggung jawab bersama. Ia menekankan pentingnya budaya kerja kolaboratif, disiplin, terbuka terhadap evaluasi, serta berbasis data. Dalam pembelajaran, Rektor berharap dosen semakin kreatif dan adaptif terhadap teknologi dengan tetap menempatkan mahasiswa sebagai pusat proses belajar. Untuk layanan mahasiswa, ia menginginkan layanan yang cepat, ramah, transparan, dan solutif sehingga kampus benar-benar dirasakan sebagai ruang belajar yang nyaman.

Menutup penjelasannya, Rektor menegaskan bahwa keberlanjutan mutu akan terus dijaga melalui siklus SPMI yang berjalan sistematis: menetapkan standar, melaksanakan, mengevaluasi, dan menindaklanjuti. Peran unit penjaminan mutu di semua level terus diperkuat, indikator kinerja diintegrasikan ke dalam perencanaan dan evaluasi tahunan, serta capaian mutu dipantau melalui sistem informasi. Ia juga menekankan pentingnya budaya refleksi melalui rapat kinerja, forum akademik, dan pemberian penghargaan bagi unit maupun individu yang menunjukkan komitmen mutu, sehingga akreditasi bukan menjadi proyek lima tahunan, tetapi menjadi cara kerja dan cara berpikir seluruh keluarga besar Universitas Mulia. (YMN)