Budaya Mutu di FIKOM Universitas Mulia Diperkuat Melalui Pelatihan Sertifikasi AMI
Balikpapan, 11 September 2025 – Dekan Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Mulia, Djumhadi, S.T., M.Kom., menegaskan bahwa pelatihan sertifikasi Auditor Mutu Internal (AMI) yang tengah berlangsung di kampus merupakan langkah strategis untuk memperkuat sistem penjaminan mutu di seluruh program studi di bawah naungan fakultas.
Menurutnya, sertifikasi AMI bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah investasi jangka panjang. “Dengan asesor yang tersertifikasi, proses audit mutu internal menjadi lebih profesional, sistematis, dan obyektif. Hasil audit bisa memberikan masukan nyata untuk memperbaiki kurikulum, pembelajaran, maupun layanan akademik di setiap prodi. Jadi, sertifikasi ini membantu fakultas menjaga standar mutu yang konsisten,” ujarnya.
Tantangan utama dalam menjaga mutu akademik, lanjut Djumhadi, terletak pada konsistensi penerapan standar mutu. Ia menilai bahwa sering kali standar hanya dipenuhi menjelang akreditasi, padahal semestinya menjadi praktik sehari-hari. “Pelatihan AMI membantu dengan memberi pemahaman metodologi audit yang tepat, sehingga asesor bisa mengidentifikasi celah mutu sejak dini dan memberikan rekomendasi yang realistis,” jelasnya.

Peserta mengikuti pemaparan materi Pelatihan Sertifikasi Auditor Mutu Internal (AMI) di Universitas Mulia dengan penuh perhatian.
Hasil audit mutu internal di tingkat fakultas, kata Djumhadi, ditindaklanjuti melalui rapat evaluasi yang melibatkan dekanat, kaprodi, dan unit terkait. Dari temuan auditor, fakultas menyusun corrective action plan yang kemudian dimonitor pelaksanaannya secara rutin agar tidak berhenti pada dokumen semata.
Lebih lanjut, sertifikasi AMI dipandang mendukung secara langsung pencapaian akreditasi unggul di program studi. “Akreditasi unggul menuntut bukti penerapan sistem penjaminan mutu yang konsisten. Dengan asesor tersertifikasi, audit mutu internal menjadi lebih kredibel dan berkualitas. Hasil audit bisa menjadi data dukung yang kuat saat prodi mengajukan akreditasi, sekaligus menunjukkan bahwa budaya mutu benar-benar berjalan,” tegasnya.
Djumhadi juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan LPMPP Universitas Mulia. Bentuk kerja sama itu meliputi koordinasi jadwal audit, penyusunan instrumen, hingga pendampingan tindak lanjut. Menurutnya, LPMPP berperan dalam supervisi dan fasilitasi, sementara fakultas memastikan implementasi hasil audit di tingkat prodi.
Dari sisi penguatan budaya mutu, pelatihan ini dinilai memberi dampak langsung bagi dosen dan mahasiswa. “Pelatihan ini menumbuhkan kesadaran bahwa mutu bukan hanya tanggung jawab lembaga penjaminan mutu, tetapi juga semua dosen dan mahasiswa. Dosen lebih disiplin menyusun dokumen pembelajaran sesuai standar, dan mahasiswa terbiasa mendapatkan layanan akademik yang terukur. Lama-kelamaan, hal ini membentuk budaya mutu yang melekat dalam keseharian akademik,” ungkapnya.
Lebih jauh, ia memandang auditor mutu internal memiliki kontribusi nyata dengan berfungsi sebagai “cermin” bagi fakultas. “Dengan audit yang jujur dan obyektif, fakultas punya dasar yang jelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, penelitian, dan layanan. Ini lebih dari sekadar administrasi; auditor membantu fakultas tetap berada di jalur menuju visi unggul,” tutur Djumhadi.
Menutup wawancara, ia menyampaikan pesan khusus bagi seluruh civitas akademika FIKOM. “Budaya mutu adalah tanggung jawab bersama. Dosen diharapkan konsisten memberikan pembelajaran terbaik sesuai standar, dan mahasiswa diharapkan disiplin serta aktif berpartisipasi. Dengan semangat bersama menjaga mutu, fakultas kita bisa menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga siap bersaing secara nasional maupun internasional,” pungkasnya. (YMN)