Mahasiswa Sistem Informasi Universitas Mulia Dedikasikan Karya Ilmiah tentang Konsep Waktu ke Perpustakaan Kampus

Humas Universitas Mulia, 15 Juli 2025 — Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Universitas Mulia, Gray Hansen Limantoro, menyerahkan karya ilmiahnya berjudul The Existence of Time ke Perpustakaan Universitas Mulia. Penyerahan ini menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam pengembangan literasi akademik di lingkungan kampus.

Gray menjelaskan, tema The Existence of Time lahir dari pertanyaan mendasar: “Apa itu waktu?” Menurutnya, satu perubahan peristiwa kecil dapat menghasilkan perubahan besar dan jangka panjang. “Setiap peristiwa saling berkaitan satu dengan lainnya, baik masa lalu, masa kini, maupun masa depan,” jelasnya melalui analogi sederhana tentang perubahan aktivitas kerja ketika kondisi cuaca tiba-tiba berubah.

Gray menilai kajian tentang waktu penting dibawa ke ranah Sistem Informasi karena teknologi masa kini telah memasuki era di mana prediksi masa depan berbasis data menjadi keniscayaan.

“Sistem informasi memiliki tools untuk memprediksi masa depan, misalnya data mining yang digunakan untuk memproyeksikan penjualan satu tahun ke depan. Ini membuktikan bahwa masa depan dapat diprediksi jika peristiwa acak tidak mengubah alur kejadian secara drastis,” ungkapnya.

Ia menekankan bahwa konsep The Existence of Time juga mengangkat gagasan hukum kausalitas waktu yang ia rumuskan selama proses penelitiannya.

“Hukum ini menyatakan bahwa setiap masa pada waktu saling terhubung: masa depan adalah hasil konsekuensi oleh masa lalu dan masa kini,” jelas Gray.

Proses penulisan karya tersebut memakan waktu satu tahun lima bulan. Gray bercerita bahwa penelitian ini dilakukan di sela kesibukan skripsi dan aktivitas organisasi. “Saya tidak lagi menghitung waktu penelitian dalam bentuk hari, tetapi jam-menit-detik,” ujarnya. Tantangan terbesarnya adalah membongkar berbagai teori yang kontradiktif. “Semakin dalam saya menggali, semakin terasa bahwa waktu terlalu susah dipahami,” katanya.

Selama penelitian, ia memanfaatkan fasilitas kampus. “Universitas Mulia sangat mendukung, seperti lab multimedia yang saya gunakan untuk mengembangkan teori dan mengkaji literatur. Dosen-dosen juga ramah dan mau berbagi pandangan,” tambah Gray.

Penyerahan karya ilmiah ke perpustakaan dilakukan sebagai bentuk apresiasi Gray kepada kampus. “Saya berharap Universitas Mulia ke depan mampu terus menerima ide sekecil apa pun, karena segala sesuatu yang besar dimulai dari satu langkah kecil, seperti pertanyaan: apa itu waktu?” ungkapnya. Ia juga menargetkan publikasi lanjutan melalui jurnal ilmiah yang lebih luas.

Ke depan, Gray tengah fokus pada skripsinya yang mengangkat tema penggunaan metode GDLC tools dalam pengembangan media arsitektural sebagai arena permainan yang dilengkapi dengan tipografi Jepang sebagai media edukasi. Ia berpesan kepada mahasiswa lain agar tidak ragu menulis dan meneliti. “Pertanyaan kecil Anda bisa menjadi ide luar biasa yang dapat melengkapi dunia akademis. Bertanya, mencari, dan menulis adalah budaya dasar untuk melatih kemampuan berpikir kritis,” pesannya.

Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni, Riski Zulkarnain, mengapresiasi capaian Gray. Menurutnya, Gray menunjukkan kualitas berpikir kritis mendalam yang membedakan dirinya dengan mahasiswa pada umumnya. “Gray ini adalah mahasiswa pekerja keras dan pemikir ulung. Sebagai mantan Ketua HIMA SI, ia berhasil menjembatani gap antara teori akademis dan aplikasi praktis,” ujarnya.

Lebih lanjut, Riski menjelaskan bahwa kampus berkomitmen agar karya ilmiah mahasiswa tidak berhenti hanya di rak perpustakaan. “Kampus mengambil langkah progresif untuk memastikan karya mahasiswa menjadi kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat,” tegasnya.

Ia juga memaparkan rencana penguatan gerakan literasi melalui pembentukan komunitas literasi di setiap fakultas. “Dapat dibentuk UKM seperti LKIM Pena, yang berfungsi sebagai wadah pengembangan literasi, penelitian, dan publikasi. Didukung dengan kompetisi rutin serta sistem mentorship untuk menciptakan tradisi akademik yang kuat,” jelas Riski.

Gray sendiri berharap pengembangan koleksi literasi Universitas Mulia semakin variatif. “Saya berharap tidak hanya menampilkan koleksi dari prodi di Universitas Mulia, tetapi juga variasi buku ilmiah dari luar rumpun keilmuwan agar mahasiswa bisa berkreasi lebih luas,” pungkasnya.

Humas UM (YMN)