Al-Izzah Universitas Mulia Tekankan Dakwah Sebagai Sarana Membangun Karakter
“Momentum 1 Muharram mengingatkan kita bahwa dakwah bukan sekadar menyampaikan, tetapi menghidupkan nilai Islam dalam sikap sehari-hari—sebuah hijrah dari apatis menjadi peduli, dari konsumtif menjadi produktif, dan dari egois menjadi kontributif.”— Isa Rosita, S.Kom., M.Cs.
Humas Universitas Mulia, 28 Juni 2025 — Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram, Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Izzah Mahasiswa Universitas Mulia (UM) menggelar Tabligh Akbar bertema “Generasi Berhijrah: Dari Kebiasaan Buruk Menuju Keberkahan Hidup.” Kegiatan ini tak hanya menjadi agenda rutin keagamaan, tetapi juga bagian dari upaya membangun karakter mahasiswa berbasis nilai-nilai Islam.

Para jama’ah perempuan melakukan registrasi peserta Tabligh Akbar, disambut ramah oleh panitia akhwat pejuang dakwah LDK Al-Izzah.
Isa Rosita, S.Kom., M.Cs., selaku Dosen Pembina LDK Al-Izzah, menegaskan bahwa filosofi utama dalam membimbing mahasiswa adalah menempatkan kegiatan keagamaan bukan sekadar ritual, melainkan sarana pembentukan karakter.

Ketua LAZ Nurul Hayat Kota Balikpapan, Kang Adib, memberikan sambutan pada pembukaan Tabligh Akbar. Semoga Nurul Hayat semakin luas menebar manfaat dan terus berkolaborasi di jalan dakwah bersama Al-Izzah UM. Aamiin.
“Saya berusaha mengajak mahasiswa melihat program kerja mereka sebagai media belajar bertanggung jawab, memperkuat akhlak mulia, dan membangun ukhuwah. Dakwah bukan hanya menyampaikan, tetapi juga menghidupkan nilai Islam dalam sikap sehari-hari,” ujar Ibu Isa.
Ia mencontohkan, kolaborasi menjadi kunci dakwah yang berdampak. Tabligh Akbar kali ini turut melibatkan tiga lembaga sekaligus: DKM Masjid Jami’ Nurul Iman, LAZ Nurul Hayat Kota Balikpapan, dan Human Initiative. “Semakin banyak pihak yang diajak berkolaborasi, semakin luas jangkauan dakwahnya. Dakwah itu kerja bersama, amal jama’i,” tambahnya.

Para akhwat pejuang dakwah LDK Al-Izzah berpose bersama sesaat sebelum Tabligh Akbar 1 Muharram dimulai.
1 Muharram: Momentum Hijrah Mahasiswa
Dalam konteks pendidikan tinggi, Isa menekankan bahwa 1 Muharram harus dimaknai lebih dari sekadar penanggalan baru. “1 Muharram adalah simbol hijrah, bukan hanya secara geografis, tetapi juga spiritual dan moral. Di kampus, momentum ini relevan untuk mengajak mahasiswa hijrah dari apatis menjadi peduli, dari konsumtif menjadi produktif, dan dari egois menjadi kontributif,” terangnya.

Ketua LDK Al-Izzah Universitas Mulia menyampaikan sambutan sebagai Ketua Panitia Tabligh Akbar.
Tema yang diangkat, “Generasi Berhijrah,” menurutnya sejalan dengan visi membangun generasi muda kuat karakter dan tangguh secara intelektual.
Tantangan Dakwah di Era Digital
Meskipun demikian, Isa tak menutup mata terhadap tantangan dakwah di era digital yang penuh disrupsi nilai. Menurutnya, tantangan terberat adalah menjaga keseimbangan antara substansi dakwah dan penyajian yang relevan bagi generasi digital.
“Informasi sekarang cepat tapi seringkali dangkal. Kami berusaha agar dakwah tetap mendalam, solutif, tapi juga menarik. Tantangan lain adalah menjaga ukhuwah di tengah kecenderungan individualisme digital dan apatisme mahasiswa,” ungkapnya.
Strategi Agar Dakwah Merangkul Semua
Agar kegiatan spiritual tak hanya diminati oleh mahasiswa yang aktif rohani, strategi inklusif diterapkan melalui tema universal dan pendekatan kreatif. “Kami selalu mengangkat tema yang lintas disiplin atau isu sosial. Kegiatan dakwah juga kami kolaborasikan dengan media digital, sosial media, hingga teknologi interaktif agar lebih merangkul semua mahasiswa,” jelasnya.

Para aktivis dakwah dari Nurul Hayat turut hadir mendukung Tabligh Akbar di Masjid Nurul Iman.
Peran Strategis LDK
Lebih jauh, Ibu Isa melihat LDK berperan strategis dalam mendukung misi UM sebagai institusi pencetak intelektual beretika dan bermoral.
“LDK adalah ruang pembinaan karakter yang mendalam. Mahasiswa belajar kepekaan sosial, integritas, dan tanggung jawab moral. Ini sejalan dengan misi universitas: mencetak intelektual yang kompeten, berjiwa pemimpin, dan berakhlak mulia,” ujarnya.
Sinergi Berkelanjutan
Agar agenda dakwah kampus tak hanya insidental, Ibu Isa menekankan pentingnya sinergi pembina, kampus, dan mahasiswa. “Sinergi ideal terbentuk jika ada komunikasi terbuka dan dukungan struktural dari kampus. Pembina menjadi jembatan antara idealisme mahasiswa dan kebijakan kampus. Ketika visi kita sama, maka keberlanjutan bukan hal yang sulit dicapai,” pungkasnya.

Jamaah ikhwan dari kalangan mahasiswa, pengurus masjid, dan warga sekitar hadir memenuhi shaf Tabligh Akbar.
Kegiatan Tabligh Akbar 1 Muharram ini menjadi bukti nyata komitmen Al-Izzah UM, bersama mitra seperti LAZ Nurul Hayat, untuk menanamkan nilai hijrah dan semangat perubahan di hati generasi muda—bahwa dakwah bukan hanya panggung ceramah, tetapi panggilan hidup untuk berbuat nyata.
Humas UM (YMN)