Universitas Mulia Siap Lanjutkan Semangat Kampus Merdeka Menuju Diktisaintek Berdampak

Rektor UM: Kami Siap Sambut Program Diktisaintek Berdampak

Humas Universitas Mulia, 6 Mei 2025 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktisaintek) baru-baru ini mengumumkan arah baru pengembangan pendidikan tinggi melalui program bertajuk “Diktisaintek Berdampak”. Program ini dinilai sebagai kelanjutan dari semangat Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MBKM) yang telah digagas sebelumnya, bukan sebagai bentuk penggantian.

Hal ini ditegaskan oleh Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, dalam wawancara eksklusif terkait respons kampus terhadap arah kebijakan baru tersebut. Menurutnya, semangat program Diktisaintek Berdampak adalah menjadikan capaian-capaian Kampus Merdeka lebih bermakna melalui penguatan outcome dan impact, khususnya bagi masyarakat dan dunia industri.

“Kalau mengganti itu seakan-akan program yang sudah dilakukan menteri sebelumnya tidak berdampak. Tapi ini saya lihat sebagai kelanjutan dari Kampus Merdeka menjadi Kampus Berdampak,” ujar Prof. Ahsin.

Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i

Ia menilai bahwa meskipun secara formal belum ada juklak, juknis, atau kebijakan turunan resmi, namun filosofi yang dibawa program ini cukup jelas. Fokusnya adalah memastikan proses pendidikan yang sudah bermutu di perguruan tinggi mampu menghasilkan dampak nyata dan terukur—baik melalui penelitian, inovasi, maupun kontribusi lulusan di masyarakat.

“Selama ini riset hanya sampai pada jurnal atau laporan. Nah sekarang riset itu harus menjawab masalah nyata dan berdampak sosial-ekonomi. Teknologi harus masuk ke industri, penelitian harus bisa meningkatkan kesejahteraan,” lanjutnya.

Universitas Mulia sendiri disebut telah berada pada jalur yang tepat. Program MBKM seperti KKN, magang, hingga pengalaman belajar di luar kampus telah dilaksanakan. Dalam aspek kurikulum, Universitas Mulia juga telah menerapkan pendekatan Outcome Based Education (OBE) yang menjadi arah penjaminan mutu internasional dan dinilai sejalan dengan semangat Diktisaintek Berdampak.

Namun demikian, Prof. Ahsin menekankan pentingnya kejelasan kebijakan dari kementerian untuk menjamin implementasi yang solid di lapangan.

“Dulu MBKM ada buku saku. Nah, sekarang kami juga menunggu pedoman resmi. Seperti soal 20 SKS lintas prodi dan 40 SKS di luar kampus, itu masih jadi tantangan karena belum semua perguruan tinggi siap melakukan rekognisi,” jelasnya.

Dengan kesiapan yang telah dimiliki dan komitmen untuk terus adaptif, Universitas Mulia menyatakan siap menyambut arah baru pendidikan tinggi Indonesia yang lebih berdampak dan akuntabel.

Humas UM (YMN)