BNPB Ajak Universitas Mulia Kurangi Risiko Bencana
UM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan kuliah umum sekaligus mengajak perguruan tinggi di Balikpapan menandatangani komitmen bersama pengurangan risiko bencana. Kegiatan ini berlangsung di Ballroom Putri Aji Karangmelenu Gedung G, Universitas Balikpapan, Kamis (13/10).
Di hadapan sekitar 400 orang mahasiswa, dosen, dan undangan dari beberapa perguruan tinggi di Balikpapan, Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Dr. Raditya Jati, S.Si, M.Si memberikan kuliah umum tentang Peran Perguruan Tinggi sebagai Satuan Pendidikan Dalam Pengurangan Risiko Bencana.
Raditya Jati mengatakan, seluruh daerah di Indonesia memiliki risiko bencana. “Ada 12 jenis ancaman bencana di Indonesia. Seluruh Kabupaten/Kota memiliki risiko bencana. Lebih dari 204 juta penduduk tinggal di daerah rawan bencana,” tuturnya.
Untuk itulah, Jati mengajak perguruan tinggi membentuk dan meningkatkan kapasitas melalui penelitian dan pengembangan teknologi terapan. Perguruan tinggi juga diajak menjadi pusat pendidikan dan latihan, asistensi, program studi, dan pusat studi bencana. Selain itu bisa diterapkan melalui program peningkatan kesadaran masyarakat tentang bencana melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam upaya pengurangan risiko bencana.
Jati mendorong mahasiswa berperan aktif sebagai “Agent of Change” atau agen pembawa perubahan budaya yang adaptif untuk pengurangan risiko bencana di sekitarnya.
Sementara itu, Direktur Mitigasi Bencana BNPB Dr. Ir. Taufik Kartiko M.Si memaparkan tentang Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). SPAB adalah salah satu program yang termasuk dalam agenda pembangunan nasional ke-6 dalam RPJMN 2020-2024.
Paparan berikutnya disampaikan Ridwan Yunus terkait aplikasi inaRISK. Aplikasi ini tersedia di Play Store maupun App Store. Aplikasi inaRISK digunakan untuk membantu melihat wilayah mana saja yang terdampak banjir. Pengguna dapat berperan memberikan informasi seperti memotret dan mengunggah foto bencana di aplikasi tersebut untuk membantu pemantauan titik lokasi bencana.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan Penandatanganan Komitmen Pentahelix dengan Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB Dr. Raditya Jati, S.Si.,M.Si dengan lima perguruan tinggi di Balikpapan serta penyerahan buku SPAB oleh Taufik Kartiko kepada lima perwakilan perguruan tinggi antara lain dari Institut Teknologi Kalimantan, Universitas Balikpapan, Universitas Mulia, STT Migas, dan Politeknik Balikpapan.
Riski Zulkarnain selaku Humas Universitas Mulia yang mewakili kegiatan tersebut mengatakan Kerja sama Pentahelix melibatkan kerja sama dari lima elemen masyarakat, yakni pemerintah, kalangan pengusaha, komunitas, media, dan akademisi. Masing-masing elemen memberikan sumbangsihnya dalam pemecahan masalah bencana secara kolaboratif, dengan mengesampingkan perbedaan-perbedaan.
Komitmen bersama ini kemudian disebut dengan SIGAB atau Sinergi Antisipasi Bencana Balikpapan. SIGAB merupakan inovasi strategis BPBD Kota Balikpapan untuk membangun sinergi dan kolaborasi antar elemen masyarakat dan pemerintah dalam rangka mewujudkan ketahanan dan kesiapan dalam menghadapi terjadinya bencana.
Proyek perubahan ini ingin mewujudkan konsep lebih baik mencegah terjadinya bencana dan kesiapan masyarakat apabila terjadi bencana. Secara terpisah, di ruang kerjanya, Rektor Universitas Mulia Dr. Muhammad Rusli, M.T turut membubuhkan tanda tangan pada dokumen SIGAB sebagai bentuk dukungan.
(SA/Puskomjar)