Tag Archive for: Kurikulum OBE

“Outcome-Based Education bukan soal mengganti dokumen, tapi mengganti cara berpikir tentang pendidikan itu sendiri. Di Universitas Mulia, kami tidak hanya menyusun kurikulum—kami sedang membangun budaya belajar yang berorientasi pada hasil nyata.”
Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Mulia, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng.

Humas Universitas Mulia, 4 Juni 2025 — Universitas Mulia kembali menunjukan komitmennya dalam merespons perubahan paradigma pendidikan tinggi melalui penerapan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE). Dalam wawancara eksklusif bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik, disampaikan bahwa transformasi kurikulum ini bukan sekadar perubahan administratif, melainkan pergeseran cara pandang terhadap seluruh proses pembelajaran.

“Transformasi kurikulum dengan pendekatan OBE bukan soal dokumen semata, melainkan soal cara pandang terhadap proses pembelajaran itu sendiri,” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik. “Kami memulai langkah strategis ini dengan membangun pemahaman mendasar terlebih dahulu—bahwa Outcome-Based Education berangkat dari kemampuan akhir pembelajaran, bukan sekadar menghabiskan materi pembelajaran.”

Selama empat hari penyelenggaraan workshop kurikulum, para ketua program studi dan dosen tidak hanya menyusun dokumen kurikulum, tetapi juga didampingi untuk memahami filosofi OBE secara menyeluruh. Peserta diajak untuk mengidentifikasi profil lulusan, menyusun capaian pembelajaran, hingga memetakannya secara hierarkis.

Peserta workshop dari berbagai program studi tampak menyimak serius pemaparan materi kurikulum berbasis OBE yang disampaikan oleh narasumber.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap dosen memahami bahwa perubahan ini menyentuh cara kita merancang, menyampaikan, dan menilai pembelajaran secara menyeluruh,” tegasnya.

Salah satu fondasi penting dalam implementasi OBE adalah sistem asesmen yang akurat dan terstruktur. Universitas Mulia menegaskan bahwa kesiapan sistem informasi pembelajaran menjadi langkah awal yang vital.

“Kami memastikan bahwa sistem informasi pembelajaran kami siap untuk mendukung pelaksanaan asesmen yang mengacu langsung pada setiap sub-CPMK di tiap mata kuliah,” terang beliau.

Melalui sistem ini, dosen didorong untuk merancang, melaksanakan, dan merekam asesmen secara terdokumentasi. Di samping itu, peran Gugus Kendali Mutu di tingkat program studi diaktifkan kembali untuk memantau kesinambungan antara capaian dan penilaian.

Peserta membentuk Focus Group Discussion (FGD) dalam kelompok kecil berdasarkan fakultas masing-masing untuk mendiskusikan penyusunan profil lulusan dan capaian pembelajaran.

Sebelum workshop berlangsung, seluruh fakultas dan program studi telah lebih dulu melakukan lokakarya internal serta FGD eksternal bersama pemangku kepentingan strategis, termasuk mitra industri, asosiasi profesi, dan alumni. Masukan mereka dijadikan acuan langsung dalam menyusun profil lulusan dan struktur mata kuliah.

“Beberapa mata kuliah bahkan disesuaikan berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan langsung di lapangan kerja, termasuk penambahan CPMK berbasis problem solving dan kemampuan praktis,” jelasnya.

Lebih jauh, Universitas Mulia juga mulai merancang kurikulum yang selaras dengan skema sertifikasi nasional. Kolaborasi aktif dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) internal yang terafiliasi dengan BNSP menjadi langkah konkret untuk memudahkan mahasiswa memperoleh sertifikasi kompetensi.

“Beberapa unit kompetensi sudah mulai dipetakan agar terintegrasi langsung dalam mata kuliah tertentu, sehingga proses sertifikasi tidak menjadi beban tambahan, tetapi bagian dari proses belajar,” ungkapnya.

Terkait kesiapan sumber daya manusia, khususnya dosen, penguatan kapasitas menjadi prioritas berikutnya. Universitas membuka ruang partisipasi dosen dalam berbagai program pelatihan dan sertifikasi yang relevan.

“Kami percaya bahwa dosen perlu terus upgrading tidak hanya dalam hal pedagogi, tetapi juga pada perkembangan teknologi, industri, dan standar kompetensi yang terus bergerak cepat,” jelasnya.

Akhirnya, semua inisiatif akademik ini tidak berjalan dalam ruang hampa, tetapi dirancang secara selaras dengan roadmap institusi. Dengan Universitas Mulia yang saat ini berada pada fase Research and Innovation, strategi akademik diarahkan untuk membentuk budaya riset dan integrasi dengan dunia industri.

Wakil Rektor I Bidang Akademik, Wisnu Hera Pamungkas, S.T.P., M.Eng., saat memaparkan konsep dan arah strategis pengembangan kurikulum di lingkungan Universitas Mulia.

“Kami mendorong program studi untuk memperbanyak mata kuliah berbasis proyek, kolaborasi riset dosen-mahasiswa, serta integrasi pembelajaran dengan studi kasus riil dari dunia kerja,” pungkasnya.

Transformasi kurikulum ini bukan sekadar langkah teknis, melainkan representasi dari visi Universitas Mulia dalam mencetak lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap berkarya dan memimpin perubahan.

Humas UM (YMN)

Dekan FEB UM, “Kurikulum OBE FEB Universitas Mulia dirancang tidak hanya untuk membekali mahasiswa dengan kompetensi teknis dan nonteknis yang terintegrasi, tetapi juga untuk menyiapkan lulusan yang adaptif, inovatif, dan siap bersaing di dunia kerja modern yang terus berubah”.

Humas Universitas Mulia, 4 Juni 2025— Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia melakukan langkah strategis dengan merevisi kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang terintegrasi dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Revisi ini dilakukan sebagai respons terhadap dinamika dunia bisnis dan ekonomi yang terus berubah dengan cepat, seperti digitalisasi, disrupsi model bisnis, serta pergeseran kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan di pasar.

Dekan FEB Universitas Mulia, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., tengah fokus menyiapkan materi pemaparan penyusunan kurikulum berbasis OBE dan SKKNI.

Dekan FEB Universitas Mulia, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., menjelaskan bahwa kurikulum OBE FEB dirancang untuk menyiapkan lulusan yang unggul dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Salah satu elemen penting dalam kurikulum ini adalah penyusunan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang mengintegrasikan kompetensi teknis (hard skills) dan nonteknis (soft skills). Kompetensi teknis yang dikembangkan mencakup analisis keuangan, perencanaan strategis, audit, riset pasar, serta pemanfaatan teknologi informasi. Sementara itu, kompetensi nonteknis mencakup kepemimpinan, komunikasi bisnis, pemecahan masalah, dan etika profesional.

Sejumlah dosen FEB tampak aktif terlibat dalam proses penyusunan kurikulum yang menekankan integrasi kompetensi teknis dan nonteknis.

“Penggabungan ini dirancang secara sistematis dalam struktur kurikulum, mulai dari mata kuliah inti program studi, serta pengalaman praktis berbasis proyek,” jelasnya.

Lebih lanjut, kurikulum OBE di FEB juga menargetkan pengembangan jiwa kewirausahaan dan kepemimpinan mahasiswa. Hal ini tercermin dalam profil lulusan seperti wirausaha, manajer, analis manajemen, serta analis pemasaran digital dan media sosial. Mahasiswa dirancang untuk memiliki kompetensi adaptif terhadap dunia bisnis modern.

Para kaprodi dan dosen serius menyimak pemaparan dari Wakil Rektor I Bidang Akademik dalam sesi pembukaan workshop kurikulum.

“Lulusan diarahkan untuk mampu menciptakan usaha mandiri, memimpin organisasi, menganalisis dan menyelesaikan masalah manajerial, serta merancang strategi pemasaran digital yang efektif,” ujarnya.

Proses penyusunan kurikulum ini melibatkan partisipasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk mitra industri, asosiasi profesi, alumni, dan pelaku usaha. Kegiatan seperti focus group discussion (FGD), tracer study, dan benchmarking dengan perusahaan serta institusi pendidikan ternama akan menjadi bagian penting dari proses pengembangan kurikulum.

Peserta workshop membentuk lingkaran diskusi, berdialog hangat dan kritis dalam merumuskan arah kurikulum yang relevan dan berdaya saing.

“Masukan dari praktisi memberikan insight yang tajam terhadap kebutuhan pasar kerja saat ini dan masa depan,” pungkas Dr. Ivan.

Humas UM (YMNI)