Raih Akreditasi Institusi “Baik Sekali” dari BAN-PT, Rektor UM: Ini Awal Lompatan, Bukan Garis Akhir
Balikpapan, 17 Desember 2025—Universitas Mulia (UM) resmi meraih peringkat akreditasi institusi Baik Sekali dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Bagi Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, capaian ini tidak dimaknai sekadar sebagai pemenuhan standar administratif, melainkan sebagai pengakuan atas mulai matangnya sistem tata kelola dan budaya mutu institusi.
“Baik Sekali adalah pengakuan bahwa sistem kita tidak hanya patuh, tetapi sudah melampaui standar pada sejumlah aspek,” ujar Prof. Ahsin. Ia menegaskan bahwa hasil asesmen ini menjadi landasan kebijakan akademik ke depan, terutama dalam penguatan outcome pembelajaran, relevansi kurikulum, produktivitas riset, serta layanan mahasiswa yang terukur.
Menurutnya, proses akreditasi justru menghadirkan refleksi paling jujur terhadap kondisi internal universitas. Tantangan utama yang dihadapi UM terletak pada konsistensi antara data, narasi, dan bukti kinerja. Asesmen BAN-PT, kata Prof. Ahsin, menuntut setiap klaim capaian benar-benar terdokumentasi, terukur, dan dapat ditelusuri secara sistematis.

Para asesor BAN-PT—Prof. Dr. Ir. Ansar Suyuti, M.T. (Universitas Hasanuddin), Prof. Dr. Pupung Purnamasari, S.E., M.Si., Ak., CA. (Universitas Islam Bandung), dan Dr. Aan Listiana, S.Pd., M.Pd. (Universitas Pendidikan Indonesia)—menggali konsistensi data, narasi, dan bukti kinerja Universitas Mulia dalam sesi asesmen lapangan (visitasi) di Ballroom Cheng Hoo, 21 November 2025.
Dari sisi tata kelola, capaian ini menunjukkan mulai terhubungnya siklus perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut di berbagai unit. Budaya mutu tidak lagi berhenti pada dokumen formal, tetapi mulai hadir dalam ritme kerja harian.
“Budaya mutu mulai hidup, bukan hanya di level dokumen, tetapi dalam ritme kerja unit,” jelasnya.
Prof. Ahsin menekankan bahwa hasil akreditasi ini merupakan buah kerja kolektif. Dosen menjaga kualitas akademik, tenaga kependidikan memastikan layanan dan validitas data, sementara unit pendukung menutup celah sistem yang ada. Dari proses tersebut, UM memetik satu pelajaran penting: mutu hanya dapat dibangun melalui koordinasi lintas unit yang disiplin dan berkelanjutan.
Ke depan, rekomendasi hasil asesmen BAN-PT akan diterjemahkan menjadi rencana aksi yang konkret. UM menargetkan perbaikan proses pembelajaran berbasis evidence, peningkatan kapasitas riset dan kolaborasi, serta penguatan standar layanan mahasiswa dengan indikator kinerja yang dipantau secara berkala.
Dalam peta jalan jangka menengah, UM menetapkan prioritas pada penguatan sumber daya manusia dan ekosistem riset, peningkatan mutu program studi, perluasan kemitraan strategis, serta konsistensi luaran publikasi, inovasi, dan dampak pengabdian kepada masyarakat. Prof. Ahsin menegaskan target institusi: paling lambat tahun 2030, Universitas Mulia telah meraih akreditasi Unggul.

Rektor Universitas Mulia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si., didampingi para Wakil Rektor dan jajaran pimpinan, memaparkan penjelasan strategis sekaligus merespons secara komprehensif setiap pertanyaan asesor dalam proses asesmen lapangan BAN-PT.
Untuk memastikan mutu berjalan secara berkelanjutan, UM memperkuat pendekatan sistemik melalui kalender mutu tahunan, dashboard kinerja, rapat tinjauan manajemen rutin, serta mekanisme tindak lanjut yang diaudit. Dengan cara ini, mutu tidak lagi bersifat musiman, tetapi menjadi cara kerja sehari-hari.
Terkait Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Audit Mutu Internal (AMI), Prof. Ahsin menilai keduanya telah berjalan, namun masih perlu dipertajam. Fokus penguatan diarahkan pada ketajaman analisis akar masalah dan kecepatan tindak lanjut.
“AMI harus makin adaptif, fokus pada perbaikan proses, bukan hanya kepatuhan,” tegasnya.
Bagi mahasiswa dan masyarakat, peringkat Baik Sekali menandai penguatan kualitas tata kelola dan layanan UM. Rektor menekankan bahwa capaian ini merupakan komitmen jangka panjang untuk terus meningkatkan proses belajar, layanan, dan kualitas lulusan—bukan hanya untuk kebutuhan saat ini, tetapi juga untuk menjawab tantangan masa depan.
Di tengah dinamika regulasi, kompetisi antarperguruan tinggi, meningkatnya ekspektasi publik, serta tuntutan transformasi digital, UM dihadapkan pada tantangan menjaga kecepatan perubahan tanpa mengorbankan kualitas dan integritas akademik. Karena itu, Prof. Ahsin menutup dengan penegasan bahwa capaian ini bukan titik akhir.
“Baik Sekali bukan garis akhir. Ini awal lompatan,” ujarnya.
Ia mengajak seluruh sivitas akademika Universitas Mulia menjadikan mutu sebagai karakter institusi: disiplin, kolaboratif, berbasis bukti, dan berorientasi pada dampak nyata. (YMN)



Media Kreatif UM





