KKN Universitas Mulia 2025 Jawab Kesenjangan Literasi Digital Anak SD Balikpapan Selatan

, , , ,

Humas Universitas Mulia, 1 Agustus 2025 — Di tengah derasnya arus digitalisasi global, kesenjangan literasi teknologi di tingkat dasar masih menjadi persoalan krusial. Berangkat dari kenyataan tersebut, sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mulia melaksanakan pelatihan dasar Microsoft Office dan desain grafis berbasis Canva kepada siswa kelas VI di SDN 003 Balikpapan Selatan. Alih-alih sekadar pengabdian formalitas, kegiatan ini menghadirkan pertemuan substansial antara kebutuhan lapangan dan pendekatan pendidikan berbasis problem nyata.

Dosen Pembimbing Lapangan M. Asyharuddin, S.H., M.H., memberikan arahan kepada mahasiswa Universitas Mulia sebelum pelaksanaan program KKN 2025 di Balikpapan Selatan.

Pelatihan ini tidak berdiri di ruang hampa. Ketua kelompok KKN 18, Khusnul Hasanah, menyatakan bahwa tema sosialisasi melek teknologi dipilih sebagai respons terhadap minimnya akses langsung siswa SD terhadap perangkat digital yang selama ini hanya diperkenalkan secara teoritis. “Kami ingin mereka familiar menggunakan teknologi secara positif dan produktif, bukan hanya sebagai penonton pasif perkembangan zaman,” ujarnya.

Pendekatan Pedagogis yang Kontekstual

Kegiatan berlangsung dengan pendekatan pedagogis berbasis pengalaman—gabungan antara demonstrasi langsung, pendampingan individual, dan metode belajar sambil bermain. “Kami tidak hanya mengajar, tapi membangun suasana yang membuat anak-anak nyaman bereksperimen dan tidak takut mencoba,” tutur Khusnul.

Dua mahasiswi KKN UM 2025 berfoto bersama siswa SDN 003 Balikpapan Selatan di sela-sela sesi pelatihan literasi digital.

Respons siswa pun menunjukkan indikator keberhasilan yang menjanjikan. Selain antusias mengikuti setiap sesi, para siswa bahkan mencoba kembali di rumah dengan aplikasi yang telah mereka kenal, terutama Canva dan Microsoft Word. Guru di SDN 003 mengonfirmasi bahwa sebelumnya belum pernah ada pelatihan teknologi semacam ini di sekolah tersebut. “Dampaknya jelas terasa: anak-anak bukan hanya tertarik, tapi juga menunjukkan keberanian untuk mencoba hal baru,” kata salah satu guru.

Mahasiswi KKN bersama beberapa siswa menunjukkan hasil desain grafis yang dibuat menggunakan aplikasi Canva dalam sesi pelatihan kreatif.

Relevansi terhadap Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), M. Asyharuddin, S.H., M.H., menilai kegiatan ini sebagai contoh nyata penerapan prinsip Merdeka Belajar yang tidak berhenti pada jargon. Menurutnya, mahasiswa terlibat secara langsung dalam dinamika sosial masyarakat, mengalami pembelajaran kontekstual, dan menanamkan nilai-nilai kepemimpinan serta empati dalam praktik. “Mereka belajar bukan dari modul, tapi dari kehidupan nyata—ini adalah proses pendidikan karakter yang otentik,” tegasnya.

Seorang mahasiswi KKN Universitas Mulia 2025 tengah membimbing siswa dalam memahami dasar-dasar literasi digital di ruang kelas.

Lebih dari itu, kegiatan ini dinilai relevan dalam membentuk dimensi Profil Pelajar Pancasila, terutama pada aspek kreativitas, bernalar kritis, dan kemampuan beradaptasi. Mahasiswa juga dituntut untuk tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga merancang strategi komunikasi yang sesuai dengan kapasitas kognitif anak-anak usia sekolah dasar.

Bukan Sekadar Pelatihan

Yang menarik, sekolah tempat kegiatan berlangsung menunjukkan komitmen untuk menindaklanjuti inisiatif ini melalui program kokurikuler dan pengenalan coding sebagai bagian dari kurikulum pendamping. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan tersebut bukan sekadar intervensi temporer, melainkan berpotensi menjadi katalisator perubahan jangka panjang.

Para mahasiswi KKN antusias membimbing siswa SDN 003 Balikpapan Selatan dalam praktik desain grafis menggunakan Canva.

Khusnul sendiri menilai pengalaman ini sebagai proses pembelajaran dua arah. “Kami belajar bahwa dengan pendekatan yang tepat, anak-anak cepat tanggap terhadap teknologi. Yang penting bukan canggihnya materi, tapi relevansi dan kesiapan kami dalam membimbing,” ungkapnya.

Beberapa siswa berfoto bersama dua mahasiswi KKN Universitas Mulia usai mengikuti pelatihan teknologi di kelas.

Ketika mahasiswa universitas mampu menyentuh ekosistem pendidikan dasar secara substansial, maka pengabdian masyarakat tidak lagi sekadar memenuhi kewajiban akademik, tetapi bertransformasi menjadi bentuk kepemimpinan transformatif. Dalam konteks ini, Canva dan Microsoft Word bukan lagi sekadar aplikasi—melainkan pintu masuk bagi anak-anak untuk mengenali peran mereka dalam dunia digital yang semakin kompleks.

Humas UM (YMN)