Mahasiswa Universitas Mulia Kembangkan Sistem Aquaponik Pintar

,
Afriza Maulana dan kawan-kawannya pada Prodi S1 Informatika menciptakan Sistem Aquaponik Pintar, Kontrol Pakan Lele dan Kualitas Air Lewat Ponsel. Foto: Istimewa

Berfungsi untuk Kontrol Pakan Lele dan Kualitas Air Lewat Ponsel

UM – Sekelompok mahasiswa Prodi S1 Informatika Universitas Mulia berhasil mengembangkan sebuah inovasi berbasis Internet of Things (IoT) untuk sistem budidaya ikan lele secara aquaponik.

Alat yang dirancang sebagai proyek mata kuliah ini, memungkinkan pengguna untuk memberi pakan ikan dan mengontrol filter air secara otomatis. Cukup lewat aplikasi di ponsel pintar.

Proyek bertajuk “Implementasi Pemberi Pakan Ikan dan Kontrol Air Filter Otomatis Aquaponik” ini mendapatkan apresiasi dari dosen pengampu mata kuliah, Muhammad Safi’i, S.Kom., M.Kom., Selasa (15/7/2025).

Menurut Safi’i, alat ini tidak hanya menjadi bukti pemahaman teori, tetapi juga memberikan solusi praktis bagi masyarakat.

“Alat ini dipasang di salah satu pengurus Posyantek (Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna) Kaltim yang juga menjabat sebagai ketua RT. 31 Klandasan Ilir, Kecamatan Balikpapan Kota,” ujar Safi’i.

Dalam video paparan proyek, Afriza Maulana Sari selaku perwakilan kelompok menjelaskan secara rinci mekanisme kerja sistem tersebut.

Aquaponik Pintar, Kontrol Pakan Lele dan Kualitas Air Lewat Ponsel karya tugas akhir mahasiswa S1 Informatika Semester 4. Foto: Istimewa

Aquaponik Pintar, Kontrol Pakan Lele dan Kualitas Air Lewat Ponsel karya tugas akhir mahasiswa S1 Informatika Semester 4. Foto: Istimewa

Alat ini terdiri dari empat galon untuk budidaya lele, satu galon penampungan, serta sistem aquaponik dua tingkat untuk menanam sayuran.

Jantung dari sistem otomasi ini adalah sebuah control box yang berisi mikrokontroler ESP32, relay, dan komponen elektronik lainnya. Pengguna dapat mengontrol dua fungsi utama melalui aplikasi RemoteXY di ponsel.

Pertama, fungsi pemberian pakan yang digerakkan oleh empat motor servo. “Ketika slider pada aplikasi kita naikkan, maka servo akan bekerja dan mengeluarkan makanan menuju ke galon lele,” jelas Afriza dalam paparannya.

Kedua, fungsi penyaringan dan sirkulasi air. Dengan menekan tombol switch pada aplikasi, pompa air akan aktif.

Pompa ini bertugas menyedot air kotor dari kolam lele, menyaringnya, lalu mengalirkannya ke media tanam aquaponik. Air yang sudah lebih bersih dan kaya nutrisi dari tanaman kemudian kembali ke kolam lele.

Meskipun alat ini masih dalam bentuk proyek tugas akhir mata kuliah, Safi’i optimistis bahwa mahasiswanya berhasil dalam meraih Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) yang ditargetkan.

“Keberhasilan proyek ini menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu IoT untuk memecahkan masalah nyata di lingkungan sekitar,” tutupnya.

(SA/Kontributor)