LPPM Universitas Mulia Dorong Dosen Maksimalkan Program Kosabangsa Melalui BIMTEK Penyusunan Proposal
Humas Universitas Mulia, 10 Juni 2025 – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, (LPPM) Universitas Mulia menyelenggarakan Bimbingan Teknis (BIMTEK) Penyusunan Proposal Program Kosabangsa sebagai upaya mendorong keterlibatan aktif dosen dalam pengabdian kepada masyarakat berbasis teknologi dan inovasi.
Program Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat) merupakan program pengabdian nasional dari Ditjen Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditjen Risbang) melalui DPPM. Program ini mengutamakan kolaborasi antarperguruan tinggi untuk menyelesaikan persoalan strategis di masyarakat berbasis inovasi. Tahun ini, pendanaan yang disediakan mencapai Rp300 juta per proposal.
Sekretaris LPPM Universitas Mulia, Henny Okta Piyani, S.E., M.Ak. menjelaskan bahwa keterlibatan kampus dalam Program Kosabangsa merupakan bentuk tanggung jawab moral dan ilmiah sebagai perguruan tinggi berbasis teknologi di Kalimantan Timur. “Keikutsertaan Universitas Mulia menunjukkan komitmen dalam menyelesaikan persoalan riil di masyarakat sekaligus meningkatkan positioning kampus dalam peta pengabdian nasional,” ujarnya.
Lebih lanjut, LPPM memandang Kosabangsa sebagai peluang strategis untuk membuka ruang kolaborasi dosen dengan mitra eksternal, mendorong keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian, serta menghasilkan luaran berupa inovasi sosial maupun teknologi tepat guna.
Pemetaan Potensi Dosen dan Strategi Pendampingan Proposal
Sebagai bentuk fasilitasi internal, LPPM Universitas Mulia menyelenggarakan BIMTEK proposal sebagai forum diskusi dan klinik proposal. “Melalui BIMTEK ini, kami ingin mendorong dosen untuk mengusulkan ide-ide sesuai potensi mitra dan daerah binaan mereka,” jelasnya. Pendekatan ini dinilai penting agar proposal yang disusun lebih terarah dan kompetitif.
Pemetaan dosen dilakukan berdasarkan bidang kepakaran dan relevansi program studi terhadap isu lokal. LPPM juga mengidentifikasi program studi strategis serta menjalin komunikasi aktif dengan perguruan tinggi mitra, baik di lingkungan LLDIKTI maupun nasional, termasuk melalui forum LPPM se-Kalimantan.
Dari sisi pendampingan, LPPM menyiapkan mekanisme berjenjang mulai dari pelatihan teknis hingga menghadirkan narasumber berpengalaman. “Dalam BIMTEK ini, kami hadirkan narasumber yang memahami pedoman terbaru, struktur proposal, serta contoh proposal yang telah lolos, agar dosen mendapatkan gambaran konkret,” ungkapnya.
Penguatan Jejaring Mitra Eksternal
Dukungan terhadap program Kosabangsa juga diperkuat melalui jejaring kemitraan. LPPM bersama seluruh fakultas dan program studi telah membangun kerja sama, baik formal maupun informal, dengan pemerintah daerah, UMKM, startup lokal, sekolah, dan komunitas.
“Kami tidak sekadar menjalin kemitraan simbolis, tetapi sudah menjadikannya bagian dari aktivitas nyata seperti pengabdian, MBKM, dan kini disiapkan untuk mendukung proposal Kosabangsa yang kontekstual dan berdampak,” tegas Sekretaris LPPM.
Tantangan dan Antisipasi di Lapangan
Dalam pelaksanaannya, pengabdian berbasis teknologi diakui tidak lepas dari tantangan. Di antaranya adalah kesenjangan literasi digital mitra, hambatan administratif, lemahnya dokumentasi luaran teknologi, serta kesulitan menjaga keberlanjutan program.
Untuk itu, LPPM menyusun strategi antisipatif, antara lain melalui pendekatan kolaboratif sejak tahap perencanaan, penyusunan proposal yang berbasis kebutuhan riil, serta pendampingan berkelanjutan kepada mitra.
“Program Kosabangsa bukan sekadar pengabdian biasa, tetapi bentuk gotong royong keilmuan dalam menyelesaikan persoalan masyarakat secara sistemik,” tutupnya.
Humas UM (YMN)