BNPT Pilih UM dalam Jaga Kampus dari Radikalisme
UM – Universitas Mulia terpilih menjadi tuan rumah dalam road show Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) “Jaga Kampus Kita” dari radikalisme melalui FKPT Kalimantan Timur pada Kamis (15/8). Sebanyak 460 mahasiswa dari berbagai universitas di Balikpapan memenuhi Ballroom Cheng Ho.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Timur, Ahmad Jubaidi, melaporkan bahwa kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman civitas akademika terkait pencegahan radikalisme. Selain itu, ia juga berpesan “Jadilah penjaga kedamaian Indonesia terutama Balikpapan sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).”
Rektor Universitas Mulia, Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i dalam sambutannya berterima kasih kepada BNPT dan FKPT atas acara ini. Menggalang kebersamaan menghadang ideologi radikalisme dan penetrasi terorisme ke perguruan tinggi. Rektor menyatakan akan mengembangkan mode pembelajaran berbasis proses berpikir kognitif.
Masuk pada sesi diskusi panel, Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Kolonel (sus) Dr. Harianto, tampil sebagai moderator. Diskusi ini menghadirkan dua pemateri.
Prof. Irfan Idris, Direktur Pencegahan BNPT, membahas “Tren Aksi Terorisme dan Program Pencegahan BNPT”. Irfan menekankan peningkatan gerakan ideologi di bawah permukaan yang menargetkan perempuan, anak, dan remaja. Ia menggarisbawahi pentingnya kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi, dan perlunya pemantauan kampus.
Belajar langsung dari guru terbaik. Mohamad Nasir Abbas, Mitra Deradikalisasi BNPT, berbagi pengalamannya direkrut oleh organisasi radikal pada usia 16 tahun dan dilatih di Afghanistan. Saat itu, organisasi radikal menugaskannya untuk mendirikan negara khilafah di Indonesia dengan cara menghalalkan segala cara.
Ia telat menyadari bahwa Pancasila tidak bertentangan dengan Islam. “Jangan ulangi kesalahan saya”, pesan Nasir Abbas kepada mahasiswa.
Usai diskusi panel, Mayjen TNI Roedy Widodo, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi hadir memberikan pidato kunci. Ia mendorong pemerintah daerah memasukkan penanggulangan terorisme dalam Rencana Aksi Daerah (RAD).
Lebih lanjut dalam pidatonya, Roedy Widodo menyampaikan langkah-langkah yang perlu diambil kampus dalam penguatan daya tangkal & daya tahan paparan radikalisme. Langkah-langkah ini mencakup mulai dari kebijakan kampus yang mendorong wawasan kebangsaan dan agama yang moderat, sampai kurikulum dan aktivitas kampus yang steril dari infiltrasi paham radikalisme.
Dengan demikian, “Jaga Kampus Kita” yang menjadi upaya BNPT dalam perkuat public resilience dari radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus diharapkan menghasilkan urgensi kolektif bagi civitas akademika.
(Shafyra Amalia/Kontributor)