Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Wali Kota Usul Wajibkan Mahasiswa Baru dan Wisudawan Sumbang Pohon

Wali Kota Rizal Effendi, Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi foto bersama usai penanaman pohon. Kamis (5/11). Foto: Biro Media Kreatif

UM – Wali Kota Balikpapan H. Rizal Effendi, S.E. berserta Forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) maupun Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional bersama Rektor dan civitas academica berpusat di Kampus Cheng Ho Universitas Mulia, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani BDS, Kamis (5/11).

Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian, perlindungan, pelestarian puspa dan satwa nasional serta untuk menumbuhkan dan mengingatkan pentingnya puspa dan satwa dalam kehidupan manusia.

Pada kesempatan ini, Universitas Mulia berpartisipasi dalam program pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Hijau, dengan melakukan penanaman pohon di lingkungan kampus, baik oleh Wali Kota, Rektor, Kepala OPD, beserta seluruh undangan.

Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. mengatakan mengapresiasi langkah mahasiswa menggelar kegiatan ini untuk mengingatkan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan.

“Hari ini bukan sakadar acara seremonial, tapi esensi menjaga lingkungan dari pentingnya menyadari bahwa kita hidup dengan lingkungan yang kita pelihara,” tutur Rektor.

“Kampus kita ini akan hijau, maka ini akan dapat dinikmati, barangkali bukan oleh mahasiswa yang sekarang, tetapi 10 tahun lagi mereka akan datang dan melihat ini tanaman yang ditanam pada 5-10 tahun yang lalu,” ungkapnya.

Rektor berharap kegiatan menanam pohon tidak berhenti saat ini. “Ini sekaligus mendorong kami tidak berhenti di sini. Ayo kita menanam pohon, dibuat rimbun kampus ini karena mahasiswa suka belajar di luar gedung, apalagi saat ini dalam suasana pandemik Covid-19,” tuturnya.

Wali Kota Rizal Effendi bersama Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. saat menanam pohon di belakang Kampus Cheng Ho, Kamis (5/11). Foto: Biro Media Kreatif

Wali Kota Rizal Effendi bersama Rektor Universitas Mulia Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. saat menanam pohon di belakang Kampus Cheng Ho, Kamis (5/11). Foto: Biro Media Kreatif

Wali Kota Rizal Effendi, Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi foto bersama usai penanaman pohon. Kamis (5/11). Foto: Biro Media Kreatif

Wali Kota Rizal Effendi, Rektor Dr. Agung Sakti Pribadi foto bersama usai penanaman pohon. Kamis (5/11). Foto: Biro Media Kreatif

Mahasiswa bersama Rektor dan Wali Kota serta panitia usai kegiatan peringatan HAri Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Kamis (5/11). foto: Biro Media Kreatif

Mahasiswa bersama Rektor dan Wali Kota serta panitia usai kegiatan peringatan HAri Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Kamis (5/11). foto: Biro Media Kreatif

Sementara itu, Wali Kota Balikpapan H Rizal Effendi mengatakan bahwa ia khawatir dengan kekayaan alam di Kalimantan yang bisa punah beberapa tahun mendatang. “Hutan kita ini termasuk tropica basah, sangat kaya dengan keragaman puspa dan satwa,” tutur Rizal Effendi.

“Dunia hanya ada dua, satu di Kalimantan, satu lagi di Amazon Brazil,” katanya. Ia ingin mengingatkan bahwa kepedulian masyarakat terhadap kelestarian hutan saat ini perlu terus ditingkatkan.

Rizal prihatin pohon-pohon di Kalimantan hampir habis, bisa jadi 10 – 20 tahun yang akan datang masyarakat tidak memiliki hutan karena banyak ditebang untuk diambil kayunya.

“Kita larang pun orang masih membutuhkan, kalau membangun rumah tiang-tiangnya menggunakan kayu ulin, sekarang ini ulin sudah hampir punah,” terang Rizal.

Ia menyayangkan kayu ulin maupun meranti, misalnya, banyak habis ditebang, padahal untuk dapat memanfaatkan kayu tersebut dibutuhkan waktu yang lama. Oleh karena itu, menurutnya, saat ini ada kesepakatan pemimpin dunia untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

“Jadi, (berdasarkan kesepakatan tersebut) kalau kita berhasil mempertahankan kelestarian hutan yang menghasilkan udara segar, kita akan dibayar oleh negara yang merusak, (yaitu) negara-negara industri,” ungkap Rizal Effendi.

Dari jenis satwa yang ada di Kalimantan Timur, menurutnya, banyak yang sudah habis.

“Makanya Balikpapan itu mempertahankan maskotnya, Beruang Madu, itu beruang terkecil di dunia, dari 8 jenis beruang di dunia, paling kecil beruang madu,” tuturnya. Beruang Madu, lanjutnya,  dilestarikan di kilometer 23 Balikpapan.

Wali Kota juga memberikan perhatian pada pentingnya pelestarian Pesut Mahakam di Samarinda, Orang Utan yang banyak diperdagangkan dan dibunuh, serta perhatian pada satwa lainnya di Kalimantan.

Oleh karena itu, Wali Kota mengatakan menaruh hormat dan berterima kasih kepada mahasiswa yang menggelar peringatan Hari Cinta Puspa ini dengan gerakan menanam pohon.

“Saya usul ke pak Rektor, tidak ada salahnya pada mahasiswa baru dan yang diwisuda harus menyumbang satu pohon. Jadi kalau masuk Universitas Mulia salah satu kewajibannya menyumbang pohon. Kalau lulus diwisuda, tidak boleh diwisuda kalau belum menyumbang pohon,” tutur Wali Kota.

Ia mengatakan bahwa saat ini sudah ada kerjasama dengan salah satu Kantor Urusan Agama di Balikpapan. “Saya minta yang akan menikahkan anaknya salah satu mas kawinnya harus pohon. Waktu saya nikahkan putri saya, mas kawinnya lima pohon mangga,” tuturnya.

Wali Kota mengingatkan agar tidak hanya sekadar menanam pohon saja dan tidak disertai dengan memelihara. “Tidak boleh menanam saja, tapi harus disertai dengan memelihara. Penyakit kita kan cuman menanam saja, setelah itu diserahkan dengan alam, kalau hidup ya nasibnya, kalau mati ya sudah,” ingatnya.

Acara kemudian diikuti dengan penanaman pohon secara simbolis di belakang kampus Cheng Ho yang diikuti seluruh undangan dan civitas academica. (SA/PSI).