Puskemas Kel. Damai Menggelar Pemeriksaan PTM di Universitas Mulia
UM – Dalam rangka pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular (PM) dan Tidak Menular (PTM), Dinas Kesehatan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Kel. Damai Kec. Balikpapan Selatan menggelar kegiatan Deteksi Dini Penyakit Menular dan Tidak Menular di Universitas Mulia, Selasa (20/6).
Kepala Kepegawaian Drs. H. Akhmad Priyanto mengundang seluruh dosen, karyawan, dan mahasiswa untuk ikut memeriksakan diri di Aula Cheng Ho. “Gratis. Silakan Bapak Ibu, yang sudah ada waktu luang bisa ikut antrean,” ajaknya.
Beberapa dosen dan karyawan tampak ikut mengantre untuk memeriksakan diri, seperti yang dilakukan oleh dosen Prodi S1 Farmasi Apt. Warrantia Citta Citti Putri, M.Sc. “Segera merapat ke Gedung Cheng Ho bagi yang menginginkan pemeriksaan. Gratis,” ajak Citta kepada rekan-rekannya.
Salah satu karyawan, Siti Sorah, usai melakukan pemeriksaan mengatakan dirinya bersyukur hasil pemeriksaan menunjukkan semuanya dalam keadaan normal. “Alhamdulillah, semua normal,” katanya.
Beberapa orang tampak mengurungkan niatnya lantaran kuatir memeriksakan diri, meski diiming-imingi gratis. ”Aduh, baru saja makan eh, pasti gulanya naik,” kata salah seorang karyawan yang enggan disebut namanya. Ia mengaku setiap bulan melakukan kontrol pada dokter dan pemeriksaan rutin laboratorium medis.
Sementara itu, selain pemeriksaan PM dan PTM, Dinkes Kota Balikpapan UPTD Puskesmas Damai menyebut kegiatan ini juga dalam rangka Gerakan Pengendalian Penyakit Prioritas seperti Kardiovaskuler, Diabetes Mellitus, dan Tuberkulosis serta Kebugaran Jasmani.
Kegiatan pemeriksaan yang berlangsung mulai pukul 9.00 Wita dan berakhir pukul 12.00 Wita ini, menurut informasi, berhasil memeriksakan lebih dari 100 orang.
Kementerian Kesehatan RI menyebut, peningkatan kasus PTM di Indonesia akan menambah beban masyarakat dan pemerintah.
Peningkatan beban akibat PTM sejalan dengan meningkatnya faktor risiko yang meliputi meningkatnya tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh atau obesitas, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok serta alkohol.
Penanganan PTM tidak sebentar, tapi membutuhkan waktu yang panjang, memerlukan biaya yang besar serta membutuhkan teknologi tinggi. Perubahan pola penyakit dipengaruhi perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, transisi demografi, teknologi, ekonomi dan sosial budaya.
Kasus PTM memang tidak ditularkan secara langsung dari manusia ke manusia, tetapi cukup mematikan dan mengakibatkan individu menjadi tidak atau kurang produktif.
Meski demikian, PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko melalui deteksi dini seperti melalui pemeriksaan yang dilakukan UPTD Puskesmas Damai.
(SA/Puskomjar)