Wakil Rektor Bidang Sumberdaya Universitas Mulia Pastikan Profesionalisme Pejabat Struktural
Balikpapan, 19 Agustus 2025 – Pelantikan pejabat struktural Universitas Mulia pada 15 Agustus 2025 lalu menjadi titik strategis dalam penguatan tata kelola sumber daya manusia. Wakil Rektor Bidang Sumberdaya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., mengatakan bahwa setiap penetapan pejabat dilakukan melalui seleksi berbasis data yang ketat, dengan menimbang rekam jejak akademik, pengalaman relevan, serta wawancara mendalam untuk menguji kapasitas kepemimpinan.

Tujuh pejabat struktural Universitas Mulia yang baru dilantik berfoto bersama usai pembacaan SK dan penyebutan nama oleh Wakil Rektor Bidang Sumberdaya.
“Kami tidak hanya melihat prestasi akademik, tetapi juga menilai pengalaman profesional yang menunjukkan kedewasaan manajerial. Wawancara diperlukan untuk mengukur kesiapan mereka menghadapi tantangan organisasi,” jelasnya.
Wibisono menekankan bahwa ukuran keberhasilan pejabat struktural tidak dapat direduksi menjadi capaian administratif semata. Rencana kerja tahunan memang penting, tetapi substansi sesungguhnya terletak pada kemampuan seorang pemimpin membangun kohesi tim, mengarahkan energi kolektif, dan menghadirkan kepemimpinan yang visioner. “Seorang pejabat harus mampu menciptakan iklim kerja yang sehat, sekaligus memastikan arah unit tetap sejalan dengan tujuan universitas,” ujarnya.
Lebih jauh, ia menolak gagasan bahwa pejabat hanya berperan sebagai pengelola administrasi. Mereka dituntut tampil sebagai penggerak utama yang menyalurkan nilai-nilai universitas sekaligus membuka ruang inovasi. “Tugas mereka bukan sekadar menjaga kelancaran administrasi, melainkan membawa perubahan yang relevan dengan kebutuhan dan perkembangan organisasi. Karena itu, kami menyiapkan pengembangan yang mencakup kompetensi teknis, penguatan keilmuan, dan latihan manajerial,” terangnya.

Rektor Universitas Mulia Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si. secara resmi melantik tujuh pejabat struktural baru di lingkungan UM.
Menyinggung aspek efisiensi, Wibisono menjelaskan bahwa desain organisasi Universitas Mulia telah dirumuskan untuk menghindari tumpang tindih peran antara dosen dan tenaga kependidikan. Posisi yang menuntut ketersediaan tinggi dialokasikan kepada tenaga kependidikan, sementara jabatan strategis lain diisi oleh dosen tetap. Dengan skema ini, dosen tetap dapat menjalankan kewajiban akademik tanpa mengorbankan fungsi administratif universitas.
Selain itu, ia menegaskan bahwa pembinaan pejabat struktural tidak berhenti pada saat pelantikan. Universitas telah merancang evaluasi berkala yang disertai mekanisme pengembangan berkesinambungan. “Evaluasi tidak hanya menilai hasil kerja, tetapi juga memantau konsistensi kepemimpinan. Kami melengkapi pembinaan dengan rotasi, mutasi, dan promosi, agar SDM potensial memiliki jalur untuk tumbuh dan mengasah kepemimpinannya,” ungkap Wibisono.
Wawancara ini memperlihatkan bahwa Universitas Mulia menempatkan jabatan struktural sebagai arena kepemimpinan strategis. Penetapan pejabat tidak dipandang sebagai distribusi administratif, melainkan sebagai investasi jangka panjang untuk menjaga kesinambungan visi institusi. Dengan seleksi berbasis kompetensi, program pengembangan yang terarah, distribusi peran yang proporsional, dan evaluasi yang disiplin, universitas berupaya membangun ekosistem kepemimpinan yang berkarakter dan berdaya tahan.

Seluruh pimpinan Universitas Mulia bersama pimpinan Yayasan Airlangga berfoto bersama usai prosesi pelantikan pejabat struktural.
Bagi para pejabat yang baru dilantik, amanah ini bukanlah sekadar jabatan, melainkan kesempatan untuk mengukir jejak kepemimpinan yang bermakna. Di pundak mereka terletak tanggung jawab untuk menjaga kualitas, menegakkan integritas, dan menghadirkan inovasi. Universitas berharap, setiap pejabat dapat menjadikan kepercayaan ini sebagai panggilan pengabdian, bukan hanya untuk institusi, tetapi juga untuk generasi yang akan datang. (YMN)