Universitas Mulia Dorong Integritas dan Literasi Digital Polri Melalui Pembekalan di Polda Kaltim
Balikpapan, 28 Oktober 2025— Universitas Mulia memperluas peran akademiknya dalam penguatan kapasitas etika dan profesionalisme aparatur kepolisian. Melalui keterlibatan Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Yusuf Wibisono, S.E., M.T.I., sebagai salah satu narasumber pada Post Assessment Center Polda Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2025, universitas ini berkontribusi dalam memperkuat budaya integritas di lingkungan Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Kaltim. Kegiatan berlangsung di Hotel Grand Jatra Balikpapan, Kamis (23/10).
Dalam sesi bertema “Peningkatan Kompetensi Integritas Polri dan Komitmen terhadap Organisasi Polri,” Universitas Mulia menampilkan kekuatan akademik melalui pendekatan konseptual dan etis terhadap pembangunan karakter institusi kepolisian. Yusuf Wibisono menyampaikan bahwa profesionalisme dalam pelayanan publik harus berakar pada kesadaran moral, bukan semata pada kepatuhan administratif.
“Integritas bukan slogan institusi, melainkan napas kepercayaan publik,” ujarnya. Ia menekankan bahwa di era keterbukaan digital, setiap tindakan aparat dapat direkam dan dinilai masyarakat, sehingga penguatan karakter menjadi syarat utama bagi keberlangsungan kepercayaan publik terhadap Polri.

Para narasumber dan peserta Post Assessment Center Polda Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2025 berfoto bersama usai sesi pembekalan di Hotel Grand Jatra Balikpapan.
Integritas dan Literasi Digital Sebagai Pilar Reputasi Institusi
Dalam pemaparannya, Wibisono memperkenalkan konsep Emotional Bank Account (EBA), sebuah metafora tentang “tabungan kepercayaan” antara Polri dan masyarakat. Ia menjelaskan bahwa sikap sopan, pelayanan yang adil, dan empati merupakan setoran positif bagi kepercayaan publik, sedangkan penyalahgunaan wewenang atau perilaku arogan menjadi penarikan besar yang menggerus legitimasi moral institusi.
“Di era digital, kehormatan kita tidak hanya dijaga di kantor, tetapi juga di layar ponsel keluarga,” tegasnya. Ia menilai bahwa edukasi digital bagi keluarga anggota Polri merupakan langkah penting dalam menjaga marwah dan kredibilitas lembaga penegak hukum.
Perspektif tersebut sejalan dengan arah pengembangan Universitas Mulia yang menempatkan literasi digital dan etika komunikasi publik sebagai bagian dari pengabdian intelektual. Melalui riset dan pelatihan yang dirancang berbasis kebutuhan sosial, Universitas Mulia terus membangun jembatan antara pengetahuan akademik dan praktik profesional di lapangan.
Refleksi Moral dan Tanggung Jawab Sosial
Dalam bagian lain, Yusuf Wibisono menyoroti prinsip Begin with the End in Mind dari Stephen R. Covey sebagai kerangka berpikir etis dalam pengambilan keputusan. Ia menjelaskan bahwa setiap tindakan anggota Polri harus diarahkan pada tujuan akhir pengabdian, yaitu menjaga rasa aman masyarakat dan martabat institusi hukum.
“Begin with the End in Mind berarti bekerja dengan kesadaran moral yang jelas. Polri yang berintegritas adalah Polri yang tahu mengapa ia berdiri dan untuk siapa ia mengabdi,” tuturnya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa rasa aman publik tumbuh bukan karena teknologi pengawasan, melainkan karena kedekatan sosial yang dibangun aparat di tengah masyarakat. “Kadang masyarakat merasa aman bukan karena kamera pengawas, tetapi karena tahu tetangganya seorang anggota polisi yang peduli. Itulah bentuk integritas yang hidup,” ujarnya.
Kolaborasi Akademik dan Penguatan Institusi Negara
Kegiatan ini dibuka oleh Karo SDM Polda Kaltim Kombes Pol Dr. Irvan Prawira Satyaputra, S.I.K., M.Si., dan dihadiri oleh para pejabat di lingkungan Biro SDM. Dalam sambutannya, Kombes Irvan menyampaikan bahwa kegiatan Post Assessment Center menjadi sarana pembinaan dan pengembangan karier agar setiap personel dapat bekerja dengan kompeten, profesional, dan berintegritas.

Para narasumber menerima cendera mata berupa plakat penghargaan dari Biro SDM Polda Kalimantan Timur sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi dalam kegiatan pembekalan integritas dan komitmen organisasi Polri.
Selain Universitas Mulia, kegiatan ini turut menghadirkan narasumber dari PT Pertamina, HIMPSI, dan Bank BRI. Keempat lembaga tersebut memberikan kontribusi lintas bidang untuk memperkuat aspek kepemimpinan, motivasi, dan etika kerja di lingkungan Polri.
Keterlibatan Universitas Mulia dalam forum strategis ini mencerminkan kapasitas perguruan tinggi untuk berperan aktif dalam penguatan kelembagaan publik. Melalui kolaborasi akademik dan pendekatan berbasis nilai, Universitas Mulia membuktikan bahwa institusi pendidikan tinggi dapat menjadi mitra penting dalam membangun budaya kerja yang berintegritas dan berorientasi pada pelayanan publik.
Integritas Sebagai Keputusan Harian
Menutup sesi pembekalan, Yusuf Wibisono menegaskan bahwa integritas adalah proses yang menuntut konsistensi dan ketulusan. “Integritas adalah keputusan harian, keputusan untuk tetap jujur, tetap melayani, dan tetap peduli, bahkan ketika tidak ada yang melihat,” ungkapnya.
Partisipasi Universitas Mulia dalam kegiatan ini mempertegas posisi kampus sebagai pusat pengembangan intelektual yang berkomitmen pada pendidikan karakter dan penguatan moral publik. Melalui sinergi antara dunia akademik dan lembaga negara, Universitas Mulia terus mengukuhkan diri sebagai kampus yang aktif, inovatif, dan diisi oleh sumber daya manusia berkualitas yang berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa. (YMN)







Media Kreatif UM


