FEB Universitas Mulia Revisi Kurikulum Berbasis OBE dan SKKNI
Dekan FEB UM, “Kurikulum OBE FEB Universitas Mulia dirancang tidak hanya untuk membekali mahasiswa dengan kompetensi teknis dan nonteknis yang terintegrasi, tetapi juga untuk menyiapkan lulusan yang adaptif, inovatif, dan siap bersaing di dunia kerja modern yang terus berubah”.
Humas Universitas Mulia, 4 Juni 2025— Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mulia melakukan langkah strategis dengan merevisi kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang terintegrasi dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Revisi ini dilakukan sebagai respons terhadap dinamika dunia bisnis dan ekonomi yang terus berubah dengan cepat, seperti digitalisasi, disrupsi model bisnis, serta pergeseran kompetensi tenaga kerja yang dibutuhkan di pasar.

Dekan FEB Universitas Mulia, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., tengah fokus menyiapkan materi pemaparan penyusunan kurikulum berbasis OBE dan SKKNI.
Dekan FEB Universitas Mulia, Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M., menjelaskan bahwa kurikulum OBE FEB dirancang untuk menyiapkan lulusan yang unggul dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Salah satu elemen penting dalam kurikulum ini adalah penyusunan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang mengintegrasikan kompetensi teknis (hard skills) dan nonteknis (soft skills). Kompetensi teknis yang dikembangkan mencakup analisis keuangan, perencanaan strategis, audit, riset pasar, serta pemanfaatan teknologi informasi. Sementara itu, kompetensi nonteknis mencakup kepemimpinan, komunikasi bisnis, pemecahan masalah, dan etika profesional.

Sejumlah dosen FEB tampak aktif terlibat dalam proses penyusunan kurikulum yang menekankan integrasi kompetensi teknis dan nonteknis.
“Penggabungan ini dirancang secara sistematis dalam struktur kurikulum, mulai dari mata kuliah inti program studi, serta pengalaman praktis berbasis proyek,” jelasnya.
Lebih lanjut, kurikulum OBE di FEB juga menargetkan pengembangan jiwa kewirausahaan dan kepemimpinan mahasiswa. Hal ini tercermin dalam profil lulusan seperti wirausaha, manajer, analis manajemen, serta analis pemasaran digital dan media sosial. Mahasiswa dirancang untuk memiliki kompetensi adaptif terhadap dunia bisnis modern.

Para kaprodi dan dosen serius menyimak pemaparan dari Wakil Rektor I Bidang Akademik dalam sesi pembukaan workshop kurikulum.
“Lulusan diarahkan untuk mampu menciptakan usaha mandiri, memimpin organisasi, menganalisis dan menyelesaikan masalah manajerial, serta merancang strategi pemasaran digital yang efektif,” ujarnya.
Proses penyusunan kurikulum ini melibatkan partisipasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk mitra industri, asosiasi profesi, alumni, dan pelaku usaha. Kegiatan seperti focus group discussion (FGD), tracer study, dan benchmarking dengan perusahaan serta institusi pendidikan ternama akan menjadi bagian penting dari proses pengembangan kurikulum.

Peserta workshop membentuk lingkaran diskusi, berdialog hangat dan kritis dalam merumuskan arah kurikulum yang relevan dan berdaya saing.
“Masukan dari praktisi memberikan insight yang tajam terhadap kebutuhan pasar kerja saat ini dan masa depan,” pungkas Dr. Ivan.
Humas UM (YMNI)