Mada Aditia Raih Gelar Doktor Ilmu Ekonomi Angkat Disertasi Workplace Learning

Mada Aditia Wardhana berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi dalam Rapat Ujian Terbuka Promosi Doktor, Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untag Surabaya, Rabu (5/7). Foto: dok. Untag

UM – Mada Aditia Wardhana berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi setelah melakukan penelitian Disertasi tentang Workplace Learning (WPL) atau pembelajaran di tempat kerja. Disertasinya berhasil dipertahankan dalam Rapat Ujian Terbuka Promosi Doktor, Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untag Surabaya, Rabu (5/7).

“Disertasi saya mengeksplorasi praktik Workplace Learning (WPL) atau pembelajaran di tempat kerja pada perusahaan menggunakan data sekunder terkait dengan pengakuan, daya saing, dan karir karyawan dengan fokus pada peluang Kesetaraan Kualifikasi Nasional Indonesia,” tutur Mada kepada media ini, Minggu (8/7).

Menurut Mada, karyawan yang selama ini melaksanakan pekerjaannya di tempat kerja atau di perusahaan, secara teori merupakan bentuk WPL.

“WPL itu adalah bentuk pembelajaran dan menurut Perpres 8 tahun 2012 tentang KKNI, capaian pembelajaran karyawan melalui pengalaman pekerjaan ini dapat disetarakan dengan jenjang pendidikan melalui sertifikasi kompetensi,” tutur Mada.

Hal ini, lanjutnya, menjadi peluang dan strategi pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) yang layak diterapkan oleh karyawan dan perusahaan. “Orisinalitas penelitian ini, mendetailkan teori WPL oleh Stern dan Sommerlad berupa satu proposisi mayor, dua puluh proposisi minor, dan satu model,” ungkapnya.

Salah seorang promotor Dr. Ida Aju Brahma Ratih, MM. Foto: dok. Untag

Ko. promotor Dr. Ida Aju Brahma Ratih, MM. Foto: dok. Untag

Mada aditia bersama promotor dan dewn penguji Doktor Ilmu Ekonomi Untag. Foto: dok. Untag

Mada Aditia bersama promotor dan dewan penguji Doktor Ilmu Ekonomi Untag. Foto: dok. Untag

Mada Aditia Wardhana saat sidang promosi Doktor Ilmu Ekonomi Untag, Rabu (5/7). Foto: dok. Untag

Promovenda Mada Aditia Wardhana saat sidang promosi Doktor Ilmu Ekonomi Untag, Rabu (5/7). Foto: dok. Untag

Mada Aditia saat sidang promosi Doktor mendapat dukungan dari keluarga. Foto: dok. Untag

Mada Aditia saat sidang promosi Doktor mendapat dukungan dari keluarga. Foto: dok. Untag

Untuk itu, berdasarkan Disertasinya, Mada memberikan saran, baik kepada pemerintah Indonesia, praktisi pendidikan tinggi maupun industri harus mulai memperhatikan bersama bahwa penyelarasan kurikulum pembelajaran di perguruan tinggi dan pembelajaran di tempat kerja di perusahaan.

Dengan penyelarasan tersebut, menurut Mada, dapat mendorong wacana strategi pembelajaran yang bervariasi dan dinamis serta mempromosikan keselarasan pada skema sertifikasi yang sama.

“Sehingga peluang penyetaraan kualifikasi hasil belajar yang dihasilkan dari pendidikan, pelatihan kerja, atau pengalaman kerja melalui sertifikasi dapat menjadi salah satu alternatif bagi tenaga kerja Indonesia,” ungkap Mada.

Di bawah promotor Prof. Dr. drg. Hj. Ida Aju Brahmasari, Dipl. DHE, MPA dan ko. promotor Dr. Ida Aju Brahma Ratih, MM, Mada berhasil mempertahankan Disertasinya.

Keberhasilan Mada Aditia ikut menambah deretan dosen tetap yang bergelar Doktor di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulia. Di antaranya adalah Dr. Hety Devita, S.E., M.M yang berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Mulawarman Samarinda.

Kemudian Dr. Linda Fauziyah Ariyani, S.Pd., M.Pd dan Dr. Ivan Armawan, S.E., M.M. Keduanya meraih Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Malang serta Dr. Mada Aditia Wardhana, S.Sos., M.M yang meraih gelar Doktor Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

“Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah dapat menyelesaikan studi S3 dan juga rasa terima kasih kepada seluruh pihak, khususnya Yayasan Airlangga dan Universitas Mulia yang telah memberikan dukungan,” tutur Mada.

Mada juga mendorong para dosen untuk meraih pendidikan tertinggi guna mendorong peningkatan kualitas perguruan tinggi seiring dengan tuntutan perkembangan zaman dan kebutuhan.

“Semoga dengan semangat belajar dan menemukan novelty yang selanjutnya dikembangkan saat kembali mengabdi di program studinya, dosen-dosen FEB memiliki penciri dan keunggulan keilmuan pada masing-masing prodinya, dan mendorong pada tingkat guru besar,” pungkas Mada.

(SA/Puskomjar)