Tag Archive for: Idulfitri

Halal Bihalal Yayasan Airlangga yang digelar di Hall Cheng Ho, Selasa (16/4). Foto: Media Kreatif

UM – Sivitas akademika Universitas Mulia menghadiri halal bihalal yang diselenggarakan Yayasan Airlangga, bertempat di Hall Cheng Ho, Jalan Letjen Zaini Azhar Maulani Balikpapan, Selasa (16/4). Turut hadir para pimpinan, guru, dan dosen lembaga pendidikan, baik dari Samarinda maupun Balikpapan.

Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi mengatakan, halal bihalal dihadiri bukan hanya oleh karyawan tetap, guru tetap, ataupun dosen tetap, tetapi juga yang lain. “Dengan harapan kita itu bisa saling membaur untuk bersinergi,” harap Dr. Agung.

“Yang kedua, Bapak-Ibu. Tugas seorang guru maupun dosen itu pekerjaan yang sangat mulia kalau kita betul-betul bekerja dengan baik, bukan sekedar amalnya saja, gajinya saja yang kita terima, tapi pahalanya kita terima nanti ketika kita sudah tidak ada,” imbuhnya.

Menurutnya, kemuliaan menjadi seorang pendidik yang bekerja dengan baik akan menjadi sedekah dan amal ibadah yang akan bermanfaat di akhirat kelak.

Untuk itu, ia terus mendorong agar baik guru maupun dosen meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya sebagai pendidik profesional.

Sebagai salah seorang pendiri lembaga pendidikan di Yayasan Airlangga, Dr. Agung juga memberikan perhatian kepada anak-anak yang putus sekolah yang tinggal di lingkungan sekitarnya.

“Kalau ada tetangganya Bapak Ibu yang tidak sekolah. Ayo kita diskusikan. Sekolah kan di tempat kami. Karena itu menjadi bagian amal kita,” tutur Dr. Agung kepada para guru.

Tampak Kepala PSDKU Universitas Mulia Samarinda Drs. Suprijadi, M.Pd menerima ucapan selamat Idulfitri dan maaf lahir batin. Foto: Subur/Kontributor

Tampak Kepala PSDKU Universitas Mulia Samarinda Drs. Suprijadi, M.Pd menerima ucapan selamat Idulfitri dan maaf lahir batin. Foto: Subur/Kontributor

Suasana halal bihalal sivitas akademika Universitas Mulia, Selasa (16/4). Foto: Subur/Kontributor

Suasana halal bihalal sivitas akademika Universitas Mulia, Selasa (16/4). Foto: Subur/Kontributor

Senada, Dr. Sartono, M.M yang hadir memberikan tausiyah turut mendorong para pendidik untuk membuat dirinya selalu sehat dan bahagia.

“Orang bahagia itu insya Allah sehat. Makanya, pak dosen, pak guru, kalau mau sehat itu bahagia selalu dan menjalin silaturahmi,” tutur Dr. Sartono.

Menurutnya, orang sehat dan bahagia berbeda dengan orang yang suka mengeluh, suka bermusuhan melihat orang lain mendapatkan nikmat.

“Coba orang gini di tensi, berapa tekanannya? 200 per 190? Tinggal satu lagi, stroke dia tuh,” katanya.

Dengan berkumpul bersama untuk halal bihalal, misalnya, ia berharap dapat meningkatkan hormon endorphin, yakni hormon bahagia yang ada secara alami pada tubuh manusia.

Menurut Dr. Sartono, peran guru sangat penting bagi perkembangan pendidikan di sekolah itu sendiri. Hal ini mengingatkan pengalaman dirinya ketika memimpin Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) di Kel. Manggar Balikpapan.

“Saya jadi kepala MIN, nggak ada yang mau masuk sekolah di Manggar itu. Sekarang sudah 24 Rombel (rombongan belajar),” ungkapnya.

Menurutnya, ia bukan saja memperbaiki kurikulum dan metode pengajaran saja, tetapi yang lebih penting adalah memperbaiki para guru.

Oleh karena itu, ia mendorong para guru dan dosen untuk selalu menjaga ukhuwah atau ruh persaudaraan, mempererat tali silaturahmi, baik di sekolah maupun di universitas. “Insya Allah dipanjangkan umur semuanya, karena endorfinnya banyak disini,” pungkasnya.

(SA/Kontributor)

Rektor dan segenap sivitas akademik Universitas Mulia turut mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Foto: Media Kreatif

UM – Pemerintah RI lewat Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan tanggal 1 Syawal 1445 H atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Rabu, 10 April 2024. Penetapan disampaikan pada sidang isbat yang digelar di kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (9/4).

Rektor dan segenap sivitas akademik Universitas Mulia turut mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Di hari yang penuh suka cita ini, umat Islam di seluruh dunia turut merayakan. Ucapan selamat, semoga kebahagiaan, kedamaian, dan keberkahan diucapkan di antara sesama.

Selain ucapan selamat, Rektor Prof. Muhammad Ahsin Rifa’i mengajak sivitas akademika menjadikan Idul Fitri sebagai momentum untuk mempererat persaudaraan, menghapus kesalahpahaman, dan merajut kebersamaan yang kokoh di tengah perbedaan.

Rektor juga mengajak menjadikan Hari Raya Idul Fitri sebagai titik tolak baru untuk meningkatkan prestasi, mempererat kebersamaan dan pengabdian kepada bangsa, agama, dan negara, bersama-sama membangun peradaban yang bermartabat.

Berikut ucapan selamat Rektor selengkapnya.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillahirabbil alamin. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalawat serta salam kepada Baginda Rasul Muhammad sallallahu alaihi wasallam bersama para keluarga sahabat dan pengikut beliau hingga yaumil akhir.

Mari kita jadikan Idul Fitri sebagai momentum untuk mempererat persaudaraan, menghapus kesalahpahaman, dan merajut kebersamaan yang kokoh di tengah-tengah perbedaan

Saya mengajak seluruh sivitas akademika Universitas Mulia untuk menjadikan Hari Raya Idul Fitri ini sebagai titik tolak baru dalam meningkatkan prestasi, kebersamaan, dan pengabdian kita kepada bangsa, agama, dan negara.

Mari kita bersama-sama membangun peradaban yang bermartabat berlandaskan nilai-nilai keIslaman kejujuran dan keadilan.

Sebelum mengakhiri ini, marilah kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memberikan keberkahan, keselamatan serta kebahagiaan bagi kita semua, keluarga, dan sahabat-sahabat kita di seluruh penjuru dunia.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah
Mohon maaf lahir dan batin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pengurus Yayasan Airlangga bersama kepala devisi dan seluruh karyawan pria. Foto: Media Kreatif

UM – Universitas Mulia menjadi tuan rumah Halalbihalal yang digelar Yayasan Airlangga bersama seluruh karyawan. Kegiatan yang berlangsung di Aula Kampus Cheng Ho pada Senin (17/5) ini berlangsung sederhana dan cukup hikmat. Pasalnya, masing-masing karyawan datang dengan membawa makanan sendiri untuk kemudian ditukarkan dengan makanan karyawan yang lain.

“Kali ini agak berbeda. Belum pernah kita sekalipun Hahalbihalal membawa makanan dari rumah kemudian ditukarkan mengambil makanan dari teman yang lain, walaupun juga disiapkan tumpeng,” tutur Manager Pendidikan Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H.

Menurut Pak Agung, yang juga Rektor Universitas Mulia ini, dengan tukar menukar makanan antar karyawan dimaksudkan untuk mempererat jalinan silaturahmi, mengembangkan sikap dan kepedulian pada sesama yang sesuai dengan kultur budaya di Indonesia. Menurutnya, tidak ada Halalbihalal di luar negeri kecuali hanya ada di Indonesia.

“Mereka (di luar negeri) tidak mengenal Halalbihalal, hanya silaturahmi yang ada. Kemudian berkembang lagi kata mudik, orang Jawa mengatakan mudik itu muleh disik, tapi kalau orang Betawi bilang ‘udik’ atau kampung,” tuturnya.

Selaku Manager Pendidikan, Pak Agung berpesan terutama kepada guru dan dosen di lingkungan Yayasan Airlangga agar tidak terlalu fokus pada sekadar bekerja dan mengajar saja, tapi juga seharusnya memperhatikan kesulitan siswa maupun mahasiswa.

Menurut Pak Agung, saat ini penguasaan ilmu pengetahuan guru dan dosen kalah jika dibanding adanya teknologi informasi yang semakin canggih. “Siapa guru atau dosen yang paling hebat, kalah di sini (sambil menunjukkan Smartphone),” tuturnya. Ia mengatakan, segala informasi pengetahuan dapat langsung terjawab oleh teknologi informasi dan komunikasi tersebut.

Menurutnya, 80% pengetahuan dapat ditemukan di perangkat genggam tersebut. 50% keterampilan juga dapat ditemukan di perangkat teknologi informasi. “Tapi yang namanya Softskills, etika, perilaku itu dari bapak ibu guru dan dosen langsung,” tuturnya.

Sebagai lembaga pendidikan, Pak Agung berpesan kepada seluruh guru dan dosen agar tidak saja sekadar mengajar dan memberikan keterampilan saja, tapi juga diharapkan membekali siswa satu per satu agar mengetahui permasalahan anak didik dengan baik sehingga tetap semangat dan senang giat mencari ilmu.

Pengurus Yayasan Airlangga bersama kepala devisi dan seluruh karyawan pria. Foto: Media Kreatif

Pengurus Yayasan Airlangga bersama kepala devisi dan seluruh karyawan pria. Foto: Media Kreatif

Pengurus Yayasan Airlangga bersama kepala devisi dan seluruh karyawan wanita. Foto: Media Kreatif

Pengurus Yayasan Airlangga bersama kepala devisi dan seluruh karyawan wanita. Foto: Media Kreatif

Manager Pendidikan Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. bersama Ketua Yayasan Airlangga Ibu Hj. Mulia Hayati Deviantie dan Ibu Ririn Kusdiawaty. Foto: Media Kreatif

Manager Pendidikan Yayasan Airlangga Dr. Agung Sakti Pribadi, S.H., M.H. bersama Ketua Yayasan Airlangga Ibu Hj. Mulia Hayati Deviantie dan Ibu Ririn Kusdiawaty. Foto: Media Kreatif

Sesepuh Yayasan Airlangga H. Hasyim Machmud bersama istri. Foto: Media Kreatif

Sesepuh Yayasan Airlangga H. Hasyim Machmud bersama istri. Foto: Media Kreatif

Salah satu tumpeng nasi kuning dari SMK Kesehatan Airlangga Balikpapan. Foto: Media Kreatif

Salah satu tumpeng nasi kuning dari SMK Kesehatan Airlangga Balikpapan. Foto: Media Kreatif

Tampak hadir sesepuh Yayasan Airlangga H. Hasyim Machmud beserta istri, Ketua Yayasan Hj. Mulia Hayati Deviantie, Bendahara Yayasan Hj. Elly Amalia, Hj. Ririn Kusdiawaty, beserta seluruh karyawan yang berada di Yayasan Airlangga, di Kampus Utama Universitas Mulia Balikpapan, SMK Airlangga, SMK Kesehatan Airlangga, dan SMP Plus Airlangga.

Sementara itu, Richki Hardi, S.T., M.Eng. yang tengah menggantikan Ustadz Yamani, memberikan tausiyah terkait amaliyah pasca bulan Ramadan. “Ciri-ciri ahli surga adalah wajah yang elok, ceria, dan cerah. Yang kedua lisan yang fasih/lisan yang omongannya/janjinya bisa dipegang. Ketiga hati yang bersih. Dan keempat tangan yang senang menolong/memberi,” ujar Richki.

Begitu pula ciri ahli neraka, ia menyebut ada empat ciri seperti muka yang selalu masam cemberut, lisan yang keji atau kotor, hati yang keras, dan tangan yang pelit.

Berkaitan dengan ibadah di bulan Ramadan, Richki juga menyebut beberapa tanda diterimanya amal ibadah di bulan suci Ramadan antara lain semakin kuatnya iman seseorang sehingga takut untuk berbuat dosa. Jika sebelum bulan Ramadaan seseorang sering berbuat dosa, maka setelah melewati bulan Ramadan dirinya menjadi seseorang yang takut untuk berbuat dosa.

Kedua, adanya perubahan atau perbaikan ibadah dalam diri seseorang. Perubahan ini juga bisa terlihat oleh orang lain. Ketiga, seseorang akan kembali melanjutkan puasa di bulan lain selain Ramadan.

Keempat, seseorang akan kembali mengerjakan ibadah yang biasa dia lakukan di bulan Ramadan. Kelima, tidak membeda-bedakan bulan Ramadan dengan bulan-bulan lainnya. Tidak menjadikan bulan Ramadan sebagai satu-satunya kesempatan untuk beramal baik dan menumpuk pahala. Sedangkan pada bulan-bulan lain selain bulan Ramadan malah justru lalai.

Keenam, selalu diberi kemudahan untuk berbuat baik. Dan ketujuh, menjadi pribadi lebih baik. Memiliki hatinya yang lebih lembut, tutur katanya selalu terjaga, dan menjadi lebih dermawan.

(SA/PSI)