Roadmap Universitas Mulia

PERJALANAN PANJANG 25 TAHUN MENUJU GLOBAL TECHNOPRENEUR CAMPUS

Ketika sebuah kapal hendak berlayar, maka hal penting yang harus ditentukan pertama kali adalah ke mana tujuannya. Penentuan tujuan ini akan berpengaruh pada perbekalan yang harus dipersiapkan agar pelayaran berjalan dengan baik. Jika tujuannya cukup jauh maka nakhoda perlu menentukan pelabuhan-pelabuhan yang akan disinggahi. Pada tiap pelabuhan tersebut, perbekalan akan ditinjau ulang dan dilengkapi untuk memastikan perjalanan ke tujuan berjalan lancar.

ANGKA-ANGKA CANTIK

Universitas Mulia yang berdiri dengan tanggal yang cantik, 18-12-18, lahir dalam situasi yang unik. Ada beberapa peristiwa besar yang terjadi dan mengiringi. Pertama adalah Industry 4.0 sedang gencar-gencarnya memberikan dampak kepada kehidupan masyarakat. Kedua, sistem akreditasi perguruan tinggi di Indonesia dalam proses perubahan dari 7 standar ke 9 kriteria. Ketiga, pemerintah menerapkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Terakhir, datangnya pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan mengubah banyak hal dalam kehidupan termasuk dunia akademik.

Secara kebetulan, peristiwa-peristiwa tersebut memiliki kesamaan yang menarik. Industry 4.0 hadir dengan didukung 9 pilar. Akreditasi berubah menjadi 9 kriteria. MBKM hadir dengan 9 pilihan kegiatan, 1 kegiatan di dalam kampus dan 8 kegiatan di luar kampus. Gambaran tentang hal ini dapat dilihat sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 1: Angka 9 Dalam Tiga Peristiwa Besar

Tentu saja, ini bukan soal tentang mengapa kebetulan ada 3 peristiwa yang di dalamnya terkandung angka 9. Ini tentang bagaimana seharusnya perguruan tinggi menyikapi. Hal yang penting adalah bagaimana mengintegrasikan 9 pilar Industry 4.0 dalam kegiatan tridarma perguruan tinggi, memenuhi ketentuan akreditasi berdasarkan 9 kriteria, serta mengadopsi 9 kegiatan MBKM dalam kegiatan akademik.

VISI UNIVERSITAS MULIA

Seperti kapal yang hendak berlayar dan perlu menentukan pelabuhan tujuan, Universitas Mulia juga telah menentukan ke mana tujuan pelayaran yang akan ditempuh. Tujuan yang dicanangkan akan dicapai dalam 25 tahun tersebut dirumuskan dalam sebuah narasi Visi yaitu: Menjadi perguruan tinggi berbasis technopreneurship yang terdepan dan unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di tingkat global pada tahun 2043.

ROADMAP UNIVERSITAS MULIA

Perjalanan 25 tahun adalah sebuah perjalanan panjang. Seperti kapal layar yang perlu untuk singgah di beberapa pelabuhan sebelum sampai tujuan, Universitas Mulia juga menetapkan tahapan atau milestones setiap 5 tahun. Tahapan-tahapan tersebut sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut:

Gambar 2: Roadmap 25 Tahun Universitas Mulia

Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa untuk menuju pada visi 25 tahun, ada lima tahapan yang akan dilewati, yaitu: Teaching University, Researh and Innovation University, National Technopreneur Campus, Regional Technopreneur Campus, dan Global Technopreneur Campus. Tiga tahapan yang terakhir memiliki kesamaan yaitu berbasis technopreneurship, namun berbeda dalam jenjang target ruang lingkup. Dalam terminologi akademik, lima tahapan dalam roadmap sesungguhnya dapat dibagi menjadi 3 tahapan besar yaitu Teaching University, Researh University, dan Entrepreneural University. Teaching University bermakna bahwa perguruan tinggi mengutamakan aspek pengajaran, Research University artinya mengutamakan penelitian, dan Entrepreneural University artinya perguruan tinggi akan fokus pada penerapan hasil penelitian untuk kepentingan dunia usaha dan masyarakat luas.

Gambaran proses trasformasi Universitas Mulia, dapat dilihat dalam Gambar 3 berikut:

Gambar 3. Tahapan Pencapaian Misi Universitas Mulia

Tahap 1: Teaching University (2019-2023)

Pada tahap ini, Universitas Mulia fokus pada hal-hal dasar yang dibutuhkan dalam proses pengajaran. Ada tiga hal mendasar yang dibangun yaitu Tata Kelola, Tridarma Perguruan Tinggi, dan Publikasi. Pada Tata Kelola, Universitas Mulia fokus pada penyelenggaraan Good University Governance, yang terdiri atas prinsip-prinsip: Transparency (keterbukaan), Accountability (akuntabilitas), Responsibility (pertanggungjawaban), Independency (kemandirian), dan Fairness (kesetaraan dan kewajaran). Tridarma fokus pada kegiatan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sedangkan Publikasi, kampus mendorong semua dosen untuk memperbanyak publikasi hasil tridarma: menulis buku, artikel di media, serta mempublikasikan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam jurnal ilmiah.

Secara persentase, pada tahap Teaching University diharapkan berjalan sebagai berikut: pengajaran 70%, penelitian 20%, dan layanan 10%.

Tahap 2: Research & Innovation University (2024-2028)

Pada tahap kedua ini, Universitas Mulia bergeser pada fokus penelitian dan inovasi. Topik penelitian yang dilakukan oleh dosen, harus benar-benar memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ilmu pengetahuan serta masyarakat. Hasil penelitian tidak boleh lagi sekedar menjadi tumpukan kertas. Inisiatif terhadap technopreneurship mulai dilakukan dengan pembentukan inkubator bisnis sebagai wadah penampung dan memfasilitasi ide bisnis dari mahasiswa dan dosen.

Selain upaya peningkatan akreditasi institusi dari BANPT serta program studi dari Lembaga Akreditasi Mandiri, Universitas Mulia juga sudah mulai fokus pada pencapaian akreditasi penelitian dan pengembangan dari KNAPP (Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian Dan Pengembangan)

Secara persentase, pada tahap Research & Innovation University diharapkan berjalan sebagai berikut: penelitian 50%, pengajaran 30%, technopreneurship 10%, dan layanan 10%. Penurunan angka persentase bidang pengajaran dari tahap awal yang 70% menjadi 30% bukan berarti kegiatan pengajaran menurun. Kegiatan pengajaran tetap seperti biasa, hanya saja aktivitas penelitian dan inovasi yang dilakukan dosen diharapkan meningkat secara signifikan.

Tahap 3: National Technopreneur Campus (2029-2033)

Pada tahap ketiga ini, kegiatan technopreneurship telah mendapatkan fokus dengan lebih serius. Secara institusi, diharapkan Universitas Mulia telah dikenal di tingkat nasional sebagai salah satu perguruan tinggi berbasis Technopreneurship yang layak menjadi rujukan. Kuantitas kegiatan pengajaran, penelitian, dan layanan dilakukan seperti sebelumnya dengan peningkatan kualitas, tetapi kegiatan technopreneurship ditingkatkan secara signifikan. Kegiatan technopreneurship sesungguhnya adalah lanjutan dari kegiatan penelitian, dengan fokus penerapan hasil penelitian untuk kepentingan dunia usaha dan masyarakat luas. Setiap Prodi diharapkan telah memiliki industri, bisa secara internal maupun kemitraan, yang berfungsi untuk menindaklanjuti hasil penelitian menjadi produk yang benar-benar dapat dinikmati oleh masyarakat.

Secara komposisi persentase, pada tahap National Technopreneur Campus diharapkan berjalan sebagai berikut: penelitian 40%, technopreneurship 30%, pengajaran 20%, dan layanan 10%.

Tahap 4: Regional Technopreneur Campus (2034-2038)

Tahap keempat ini secara umum adalah peningkatan kualitas dari tahap ketiga dengan cakupan yang lebih luas serta peningkatan aspek technopreneurship. Secara institusi, diharapkan Universitas Mulia telah dikenal di tingkat regional Asia sebagai salah satu perguruan tinggi berbasis Technopreneurship yang layak menjadi rujukan.

Secara komposisi persentase, pada tahap Regional Technopreneur Campus diharapkan berjalan sebagai berikut: technopreneurship 40%, penelitian 30%, pengajaran 20%, dan layanan 10%. Terlihat bahwa persentase kegiatan technopreneurship telah melampaui kegiatan penelitian. Produk-produk technopreneurship yang merupakan kelanjutan dari penelitian, mulai dipasarkan tidak hanya di tingkat nasional tetapi di negara-negara tetangga.

Tahap 5: Global Technopreneur Campus (2039-2043)

Ini adalah tahap puncak yang ingin dicapai dalam perjalanan 25 tahun. Pada titik ini diharapkan Universitas Mulia telah dikenal di tingkat global sebagai salah satu perguruan tinggi berbasis Technopreneurship yang layak menjadi rujukan.

Secara komposisi persentase, pada tahap Global Technopreneur Campus diharapkan berjalan sebagai berikut: technopreneurship 50%, penelitian 20%, pengajaran 20%, dan layanan 10%. Pada tahap ini, terlihat bahwa 50% kegiatan di kampus adalah technopreneurship. Ciri technopreneurship ini akan terlihat dalam semua lini, baik fasilitas, suasana, dan kegiatan kampus. Produk-produk technopreneurship yang merupakan kelanjutan dari penelitian, mulai dipasarkan tidak hanya di tingkat nasional dan regional, tetapi di tingkat global.

DINAMIKA DALAM PERJALANAN

Ketika sebuah kapal berlayar untuk tujuan jauh, maka ada banyak hal yang dapat terjadi dalam perjalanan. Akan ada hal-hal yang dapat menghambat perjalanan. Misalnya adanya gelombang besar atau badai dalam jalur lintasan, kondisi air laut yang surut di pelabuhan singgah, dan lainnya. Di sisi lain bisa juga muncul hal-hal yang dapat mempermudah dan mempercepat pelayaran. Misalnya kondisi angin dan gelombang yang mendukung, adanya terusan buatan yang memotong jalur lintas pelayaran sehingga jauh lebih singkat, dan sebagainya. Kondisi yang terjadi di perjalanan dapat mempengaruhi jalur pelayaran kapal. Nakhoda akan selalu memilih cara terbaik dan jalur tercepat untuk menuju pelabuhan akhir.

Dalam pencapaian Visi Universitas Mulia tentunya juga demikian. Ada tantangan-tantangan baru yang muncul dan harus dihadapi. Misalnya perubahan regulasi, kondisi pasar, pergeseran minat, dan sebagainya. Di sisi lain juga akan muncul hal-hal baru yang memungkinkan kecepatan tercapainya Visi. Misalnya perkembangan teknologi, kemudahan akses dan regulasi, dan sebagainya. Kondisi ini akan mempengaruhi rencana dan strategi yang diterapkan.

Tantangan yang muncul, maupun hal-hal yang memudahkan, akan berpengaruh pada strategi dan kecepatan dalam pencapaian Visi. Disrupsi yang terjadi sebagai dampak dari Industry 4.0, adalah salah satu contoh faktor yang dapat mempercepat pencapaian Visi. Dalam setiap perubahan dan dinamika yang terjadi, maka Universitas Mulia harus selalu bisa menyikapi dengan menyempurnakan strategi yang telah disiapkan.